My Slave Beauty

My Slave Beauty

Sakura

Seorang gadis tengah berlari di sebuah gang kecil, ia tampak terengah-engah. Dari arah belakang terlihat seorang lelaki setengah baya mengejar dan meneriakinya.

Bughhhh

Gadis itu menabrak seseorang hingga jatuh tersungkur.

"Hei di mana matamu? tidak lihat ada orang di depanmu sedang berjalan?" teriak pemuda itu sambil berdiri dan menggibas-gibaskan pakaiannya yang kotor.

"Maaf maafkan aku" gadis itu segera berdiri dan membungkukkan badannya meminta maaf.

"Hei sakura! mau lari kemana kamu hah!!" lelaki paruh baya itu tiba-tiba sudah memcengkram tangannya dan menariknya.

"Lepaskan aku, aku mohon tuan" pintanya sambil terisak dan berusaha melepaskan genggaman tangan yang menyakitkannya itu.

Plakkkk

Sebuah tamparan melayang pada pipi mulus sakura. Ia kembali jatuh tersungkur sambil memegang pipinya yang memerah terlihat bekas tangan lelaki yang menyakitinya.

"Beraninya kamu mencoba kabur, aku sudah memperingatkanmu. Kali ini aku akan benar-benar memberimu pelajaran!" Lelaki itu mengambil sebuah batang kayu yang berada di dekatnya dan siap mengayunkan kayu itu pada tubuh kecil sakura.

Grepp

Sebuah genggaman tangan menghentikan aksi lelaki itu. Pemuda yang sedari hanya memperhatikannya mulai marah dan menatapnya tajam setajam elang.

"Apa-apaan kau! memukul perempuan adalah tindakan seorang pengecut!" hardiknya melempar kayu tersebut kemudian ia berjongkok dan memegang kedua bahu Sakura dan membantunya berdiri.

"Apa urusanmu? dia adalah budak dan pelac*rku. Terserah padaku untuk berbuat apa pun padanya!" balas lelaki itu.

"Sudah tua kau masih tidak tahu diri! bisa-bisanya memperbudak seorang gadis belia di bawah umur"

"Dasar bocah tengik beraninya kau berkata begitu padaku, jangan mencampuri urusanku dengan budakku!"

"Kalau begitu lepaskan gadis ini, maka aku tidak akan lagi mencampuri urusanmu"

"Kalau kau mau membebaskannya kau harus membelinya. Lihat ini aku punya surat jual beli atas tubuhnya" tantang lelaki itu sambil memperlihatkan sepucuk surat yang bermaterai.

"Berapa aku harus membelinya?" entah kenapa kalimat itu mengalir begitu saja dari mulutnya.

"300 juta" lelaki tadi berfikir mana mungkin seorang pemuda yang penampilannya sederhana ini mempunyai uang sebanyak itu, ia hanya berbicara asal saja.

Tetapi tanpa di sangka pemuda itu mengeluarkan sebuah buku kecil dan menuliskan sesuatu kemudian merobek ujung kertas dan memberikannya pada lelaki dengan wajah menyeramkan itu.

"Ini pergilah ke bank, aku tidak membawa uang tunai. Kau akan mendapatkan uang sesuai angka yang tertera di sana" ucap pemuda itu menjelaskan.

Lelaki itu tercengang ia tidak menyangka pemuda ini akan dengan mudahnya mengeluarkan uang untuk membebaskan gadis ini dan jika ia tahu pemuda ini cukup kaya maka ia akan meminta lebih dari yang di sebutkannya tadi.

"Kamu tidak boleh menarik kata-katamu. Uang ini tidak akan bisa kembali" lelaki itu menerima cek tersebut dan mengancamnya.

"Iya asalkan kau tidak mengusik gadis ini dan membebaskannya, aku tidak akan mencarimu lagi" jawabnya enteng.

"Sekarang gadis ini milikmu, dia bebas" lelaki itu menggibaskan ceknya pada pemuda tersebut dan pergi melangkah meninggalkannya.

Tanpa mereka sadari, sedari tadi mereka menjadi pusat perhatian orang-orang sekitar. Pemuda itu mulai mengedarkan pandangannya dan beralih pergi dari sana tetapi gadis yang baru saja di belinya itu mengikutinya dari belakang.

Iya mengikutinya.

Pemuda itu berjalan sambil menjinjing kantong plastik belanjaannya. Sesekali ia melirik pada gadis yang mengekor padanya mencoba untuk tidak menghiraukannya.

Ia sudah mencoba berjalan cepat agar tak di kejar gadis tersebut, tetapi ia selalu berhasil menyusulnya. Lama-lama ia kesal dan kesabarannya mulai habis. Ia tiba-tiba berbalik sehingga membuat gadis itu berjengit kaget.

"Berhenti mengikutiku!" bentaknya.

"Mami Stela bilang aku harus mengikuti orang yang membeliku" ucapnya polos.

"Siapa mami Stella?" tanya sang pemuda.

"Mami stella adalah ibuku di Griya Bersama"

"Apa itu griya bersama?"

"Tempat tinggalku sebelum aku tinggal bersama tuan Satrio"

"Siapa lagi tuan Satrio?"

"Tuan Satrio adalah tuanku sebelum anda"

"Maksudmu orang yang tadi?" Sakura menganggukan kepalanya.

Pemuda itu menghela nafasnya frustasi.

"Dengarkan aku, aku membelimu untuk membebaskanmu. Sekarang pergilah kamu bebas melakukan apa pun yang kamu inginkan dan jangan mengikutiku lagi" tegasnya.

"Mami Stella bilang aku harus msngikuti orang yang telah membeliku" dengan polosnya Sakura mengulangi perkataannya.

"Kan aku sudah bilang kamu bebas"

"Tapi mami Stella bilang aku harus"

"Persetan dengan yang namanya mami Stella!! jangan ikuti aku lagi!"

Pemuda itu berjalan meninggalkan Sakura, ia berjalan sambil menghentakkan kakinya kesal menuju rumahnya.

Setelah sampai di rumahnya ia segera meletakkan barang belanjaannya dan melangkah menuju kamarnya. Ia menyambar sebuah jas putih yang tergantung di dinding. Meskipun hari minggu ia tetap harus bekerja, sudah satu tahun ia bekerja sebagai dokter di sebuah rumah sakit kenamaan di Jakarta. Dia sangat jenius sehingga lulus terlebih dahulu dari jurusan kedokteran dibanding teman-temannya.

Berikutnya ia sudah turun ke bawah menuju parkiran mobil dan meninggalkan rumah mungilnya yang ia tinggali sendiri.

***

Hai author kembali dengan cerita baru

Mohon dukungannya ya

Terima kasih

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

dukungan 5⭐, like dan fav.. merapat

2021-11-17

0

Arumm

Arumm

mampir gara2 lihat jejak'nya othor yg kata'nya soleha gurunya Bumblebee 🤭

2021-06-06

0

@azma@

@azma@

ok kliatannya menarik

2021-05-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!