Kebiasaan Sakura

"Tuan Fidel" panggil Sakura.

"Kemarilah aku sudah membuatkanmu minuman, Akkkhhhh ke- ke - kenapa penampilanmu seperti itu!" tanya Fidel yang gelagapan melihat Sakura yang keluar dari kamar mandi tanpa sehelai pakaianpun alias telanjang. Apa? telanjang. Iya telanjang bulat.

Wajah Fidel memerah seketika, meski usianya telah menginjak usia 25 tahun dan meski ini bukan untuk pertama kalinya ia melihat seseorang telanjang, mengingat profesinya sebagai dokter tetapi tetap saja hal ini membuatnya salah tingkah. Hei meski pun dia seorang dokter, Fidel hanyalah lelaki normal biasa yang akan dag dig dug melihat pemandangan indahnya di depannya. Fidel menelan salivanya.

"Kenapa?" tanya Sakura polos.

"Ke-ken-kenapa kamu tidak pakai baju?" Fidel langsung berlari menghampiri Sakura dan menarik handuk yang di pegangnya kemudian menutupi tubuh gadis itu.

"Dia membawa handuk tapi kenapa tidak memakainya"

"Aku terbiasa seperti ini sehabis mandi" ucap Sakura dengan wajah datarnya.

"Ya ampun ini di rumahku bukan di rumahmu! kamu harus menutupi tubuhmu. Bagaimana pun aku ini juga laki-laki"

"Tapi tuan Satrio juga laki-laki dan dia menyukainya" masih dengan ekspresi tanpa dosa Sakura mengatakannya.

"Aku Tidak! Ahh cepat pakai bajumu!" teriak Fidel, dadanya naik turun, napasnya tersenggal-senggal.

"Apa yang di pikirkan gadis ini, bisa-bisanya dia telanjang di depan laki-laki dengan mudahnya"

"Tapi"

"Apa lagi?" teriaknya lagi.

"Aku tidak punya pakaian" Fidel tercengang mendengarnya.

"Kamu tidak membawa pakaian satu pun?"

Sakura menggelengkan kepalanya, Fidel menepuk jidatnya frustasi. Ia berjalan ke kamarnya dan tak berapa lama kemudian ia kembali dengan membawa sebuah pakaian.

"Pakailah, besok kita akan berbelanja pakaian untukmu" Fidel menyodorkannya dan Sakura menerimanya.

Sakura menanggalkan handuk yang di pakaikan Fidel padanya.

"Hhyyaaa kenapa kamu melepas handukmu!" Fidel kembali gelapan melihat Sakura melepas handuknya.

"Tadi tuan Fidel memintaku memakai ini" ucapnya polos.

"Kamu bisa memakainya di kamar mandi!! jangan di sini!" teriakan Fidel menggema di seluruh ruangan, tanpa memperhatikan wajah Fidel yang merah padam Sakura meninggalkannya menuju ke kamar mandi, Fidel bisa melihat dua gundukan bokong kecil berjalan di depannya dengan cueknya.

"Lama-lama aku bisa gila" Fidel menelan salivanya.

Beberapa saat kemudian Sakura keluar dari kamar mandi.

"Tuan Fidel" panggilnya lembut. Fidel belum membalikkan badannya.

"Apa kamu sudah memakai pakaian?" tanyanya gugup, ia takut jika melihatnya lagi mungkin saja ia tidak bisa lagi mengontrol dirinya.

"Ya"

Dengan ragu-ragu Fidel membalikkan badannya, ia bernapas lega saat Sakura telah berbusana. Fidel memperhatikannya, pakaian yang di berikannya terlihat besar di tubuh Sakura, entah karena tubuhnya yang kecil atau memang tubuh Fidel sendiri yang terlalu besar. Tetapi meski pakaiannya kebesaran kenapa dia tetap terlihat cantik, dengan rambut basah yang masih meneteskan sedikit air. Juga ujung dada kecil Sakura terlihat membentuk di depan pakaiannya, itu karena dia tidak memakai pakaian dalam, Fidel jadi merasa cuaca menjadi sedikit panas.

"Ini minumlah" Fidel memberikan segelas susu coklat pada Sakura. Ia sendiri langsung meminum kopi di sampingnya yang sudah menjadi hangat dan kopi itu habis dalam satu tegukan, ia merasa harus menghabiskannya padahal ia tidak merasa haus.

Sakura juga menandaskan minumannya dalam satu tenggak sama seperti Fidel, kalau Sakura memang merasa sangat haus dan lapar berbeda dengan Fidel.

"Kamu tidak harus menghabiskannya sekaligus, nanti bisa tersedak"

"Tuan juga sama, tidak harus menghabiskannya sekaligus nanti bisa tersedak"

"Kamu ini sepertinya punya kelebihan meniru ucapan orang lain ya" Fidel mengambil gelas kosong dari tangan Sakura dan membawanya kemudian mencucinya. Sakura masih terus berdiri memperhatikan Fidel, setelah selesai dengan cucian piringnya Fidel melirik pada Sakura, matanya tertuju pada lututnya yang terluka.

Fidel meminta Sakura untuk duduk di sofa ruang keluarga, ia mengambil kotak P3K yang berada di dapur.

"Sakura" panggil Fidel, gadis yang di panggilnya menoleh padanya tetapi tak mendapat balasan karena Fidel sibuk mengobati lukanya.

"Sudah berapa lama kamu tinggal bersama pria bernama Satrio itu?" Fidel menempelkan plester di lutut Sakura.

"Sudah satu bulan"

"Apa saja yang dilakukannya padamu?" tanyanya penasaran, saat melihat tubuh telanjang Sakura tadi ia melihat beberapa lebam dan bekas luka, mungkinkah dia selalu di siksa di sana?

"Tuan Satrio selalu menyuruhku melakukan semua pekerjaan rumah, aku harus menurutinya jika tidak aku akan di pukuli dengan sebilah bambu" Fidel terkesiap mendengarnya.

"Tega sekali dia melakukan hal kejam seperti itu pada gadis lugu ini" batin Fidel.

Sepertinya membeli gadis ini adalah tindakan yang tepat, ia bisa menyelamatkan kehidupannya yang malang. Meski nanti Fidel akan terkena masalah karena pengeluaran untuk dua orang tidaklah sedikit dan ia juga harus bersiap untuk di cerca kakaknya yang selalu tahu pengeluaran bulanan Fidel.

"Bagaimana kamu bisa tinggal bersamanya?" Fidel masih berjongkok memandang Sakura.

"Dia membeliku dari mami Stella, kata mami aku sudah siap untuk di jual"

"Bukannya mami Stella adalah ibumu?"

"Semua orang memanggilnya mami di griya bersama"

"Oh jadi dia bukan ibumu yang sebenarnya, seperti apa tempat bernama griya bersama itu?"

"Mungkin orang lain berfikir itu adalah rumah singgah untuk anak yatim piatu sebenarnya itu adalah tempat diperjual belikannya budak seperti kami"

"Aha jadi griya bersama itu hanya kedok sebenarnya itu adalah tempat prostitusi dan tempat perjualbelian manusia. Benar-benar tidak manusiawi!"

"Lalu bagaimana kamu bisa ada di sana?"

"Mami Stella bilang saat aku bayi, aku di telantarkan dan di tinggalkan di depan pintu griya bersama, karena aku masih kecil mami Stella tidak tega membuangku dan akhirnya merawatku"

"Sungguh malang nasibmu Sakura, tetapi setelah di rawat kenapa kamu juga harus di jual untuk di jadikan budak hanya demi uang. Ini menurutku lebih kejam"

"Lalu kemarin kamu mencoba melarikan diri dari Satrio?" Fidel menjadi iba dan bersimpati.

"Iya aku tidak tahan selalu di suruh bekerja dan di pukuli, aku mencoba melarikan diri tapi malah ketahuan"

"Kamu tahu menjadi budak itu menyakitkan karena bisa terus bekerja dan di siksa, tapi kenapa kamu bersikeras untuk ikut denganku? apa kamu tidak takut aku akan menyiksamu seperti Satrio?"

"Saat pertama kali bertemu dengan tuan aku tahu tuan adalah orang baik, aku rasa tuan tidak akan melakukan hal itu" Fidel merasa tersentuh dan tersenyum tipis.

"Begitu ya, ini sudah malam sekarang kamu beristirahatlah" Fidel meninggalkan Sakura dan masuk ke kamarnya.

Hari ini ia merasa sangat lelah karena banyak hal terjadi padanya.

Kring Kriiing Kriiing

Suara dering alarm berhasil membangunkan pemuda yang tengah bergelamung di dalam selimut, dengan malas ia mengerjapkan matanya sambil meregangkan otot-ototnya.

Saat ia melebarkan tangannya sepertinya ia menyentuh sesuatu.

"Seperti helaian rambut?"

Fidel menolehkan wajahnya ke kiri, matanya melebar saat Sakura tengah berbaring di sampingnya. Seketika ia langsung duduk dari posisi tidurnya.

"KE- KEN KENAPA DIA SELALU TIDAK MEMAKAI BAJU!!!" teriaknya.

Terpopuler

Comments

Andini shahida m😘

Andini shahida m😘

🤣🤣🤣🤣🤣😘

2021-11-07

0

Zuliet

Zuliet

suka telanjang pas bareng satrio ap udh d emek" ya

2021-10-18

0

Ndari dania

Ndari dania

😂😂😂🤣🤣🤣

2021-08-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!