Labirin Duka
"Assalamu alaikum" Teriakan gadis berbalut gamis dengan warna dusty pink terdengar dari dalam rumah berdesign klasik itu.
"Waalai---" Belum selesai Aisya menjawab salam dia terkejut melihat gadis yang berdiri di depan pintu rumahnya.
"BINA" Teriakan keras dari Ummi Aisya terdengar sangat nyaring. Dia terkejut melihat kedatangan putri semata wayangnya.
Sabrina Magfirah biasa di panggil Bina adalah putri semata wayang dari Aisya Humairah dan Afnan Rizky.
Kini Sabrina telah menyelesaikan kuliahnya di Singapore Management University. Dan meraih gelar MPA (Master Akuntansi Profesional).
Sabrina memang terlahir dari keluarga berekonomi menengah keatas. Abi Afnan adalah pengusaha sukses di bidang property.
"Assalamu alaikum ummi" Sabrina kembali mengucap salam kepada umminya.
"Waalaikum salam sayang" Ucap Ummi Aisya sambil memeluk putri semata wayangnya.
"Kita masuk yuk" Ummi Aisya menarik tangan Sabrina untuk masuk ke dalam rumah.
"Ummi, abi kemana?" Pertanyaan itu lolos dari mulut Sabrina setelah mendaratkan tubuhnya di sofa ruang keluarga.
"Yang sambut kamu datang itu ummi loh tapi yang kamu tanyain duluan abi" Nyinyir Ummi Aisya pada Sabrina.
"Ngapain aku nyari ummi kalau ummi sendiri sudah ada di depan aku" Jawab Sabrina sambil memeluk umminya.
"Abi masih di kantor sayang inikan baru jam 10 pagi" Jawab Ummi Aisya sambil meregangkan pelukannya.
"Permisi bu makan siang untuk bapak sudah siap" Bi Santi datang memecahkan kehangatan ibu dan anak yang sedang merindu satu sama lain.
"Ummi mau anterin abi makan siang kamu mau ikut?" Tanya Ummi Aisya pada Sabrina.
"Mau ummi, ayo kita pergi" Ibu dan anak itu pun beranjak dari duduknya dan menuju garasi.
"Ummi aku yang nyetir yah" Pinta Sabrina kepada umminya.
"Kamu ngak capek nak?" Tanya Ummi Aisya dijawab gelengan kepala oleh Sabrina.
"Ya udah ini kuncinya" Ummi Aisya memberi kunci mobil kepada putrinya.
Kini Ummi Aisya dan Sabrina sedang dalam perjalanan menuju Garuda Corp. Garuda Corp adalah perusahaan property milik keluarga Sabrina yang diwariskan turun menurun.
Setelah menempu perjalanan hampir setengah jam, disinilah ibu dan anak itu berada lobby Garuda Corp.
"Selamat pagi Nyonya" Sapa sopan resepsionis pada Ummi Aisya dan Sabrina.
"Tuan Afnan ada kan?" Tanya Ummi Aisya pada Linda sang resepsionis.
"Iya nyonya anda bisa langsung ke ruangan Tuan Afnan" Setelah mendapat jawaban dari Linda kini mereka menuju ruangan Afnan Rizky menggunakan lift khusus para petinggi.
Sesampainya di depan ruangan Presdir Garuda Corp.
Mita Anindya sang sekretaris menyapa mereka dengan sopan.
"Selamat siang Nyonya Aisya, Nona Sabrina" Mita menunduk sopan pada istri dan anak atasannya itu.
"Siang Mbak Mit, Abi ada di dalam?" Tanya Sabrina pada sekretaris abinya.
"Tuan Afnan sedang rapat dengan Tuan Hadi Bagaskara Ibrahim, nona" Jawab Mita.
"Ummi sini aku bisikin deh" Sabrina memdekatkan bibir mungilnya ke telinga sang ummi.
"Ide bagus itu, ya udah kamu masuk gih ummi tungguin abi kamu disini" Jawab Ummi Aisya setelah mendengar ide brilian sang anak.
Lima menit berlalu.
"Ummi" Panggil Abi Afnan pada istrinya yang sedang duduk di dekat meja sekretarisnya.
"Abi" Ummi Aisya memberikan mimik wajah murungnya pada sang suami yang baru saja kembali dari ruangan rapat. Abi Afnan datang bersama Hadi Bagaskara Ibrahim.
"Kok ngak nunggu di dalam aja ummi?" Tanya Abi Afnan sambil mengkerutkan dahinya.
"Ummi tadi sempat masuk Abi tapi aku lihat ada perempuan duduk di kursi kamu" Ummi Aisya sedikit meninggikan suaranya pada sang suami.
"Perempuan mbak?" Kini Hadi pun ikut bingung dengan pernyataan dari istri sahabatnya itu.
"Ngak ada perempuan yang punya akses bebas masuk ke ruangan aku selain Mita dan kamu sayang" Kini Abi Afnan menjelaskan dengan lembut pada sang istri.
"Nan, gimana kalau kita masuk aja untuk mastiin siapa perempuan itu" Saran Hadi memang ada benarnya. Perdebatan macam ini hanya memperpanjang masalah.
Afnan berjalan duluan masuk ke ruangannya. Dan memang ada seseorang yang sedang duduk di singgasananya sambil memutar-mutar kursinya.
Hadi bingung siapa perempuan yang sedang duduk di kursi kerja sahabatnya. Lain halnya dengan Afnan emosinya mulai terpancing.
"Siapa kamu? Berani-beraninya kamu masuk dan duduk di ruanganku" Ucap Afnan dengan lantang.
"MITA" Afnan teriak memanggil sekretarisnya dia harus bertanggung jawab atas kekacauan ini. Ini adalah masalah fatal yang dibuat oleh Mita. Pikir seorang Afnan Rizky.
"Ya Tuan" Mita masuk ke ruangan atasannya dengan pembawaan yang tenang. Karena dia ikut andil atas drama yang sedang dimainkan oleh Ummi Aisya dan Sabrina.
"Kenapa kamu izinkan orang lain masuk ke ruangan saya tanpa persetujuan saya?" Tanya Afnan pada Mita.
"Jangan emosi Afnan" Hadi ikut menasihati sahabatnya itu. Sedangkan Ummi Aisya sedang tertawa puas di dalam hatinya melihat tingkah sang suami.
"Tadi saya sedang ke toilet Tuan, maafkan saya atas kelalaian saya" Jawab Mita sambil menunduk, dia tak berani menatap seorang Afnan Rizky.
"Selain kamu, wanita yang mempunyai akses bebas masuk ruangan saya cuma istri saya, kamu paham Mita?" Tegas Afnan pada sekretarisnya.
"Jadi anak abi ini ngak punya akses bebas masuk yah bi?" Sabrina berbalik ke sang abi.
"BINA" Ucap Om Hadi dan Abi Afnan bersamaan ketika melihat gadis mungil itu.
"Assalamu alaikum Abi, Om Hadi" Sabrina mengucap salam kepada Abinya dan Om Hadi.
"Waalaikum salam nak" Abi Afnan dan Om Hadi masih kompak dalam berucap.
"Bin, kamu kan seharusnya pulang pekan depan sayang?" Abi Afnan kembali mengayakinkan dirinya bahwa putrinya kini telah kembali bersamanya setelah berkuliah 4 tahun di Singapore.
"Aku majuin bi, sengaja soalnya aku ingin memberikan kalian sedikit efek kejut" Jawab Sabrina sambil tertawa dan dia beranjak dari duduknya untuk memeluk abinya.
"Sabrina makin dewasa makin cantik, diapun telah menutup sempurna auratnya. Aku harus jadikan dia sebagai menantu keluarga Ibrahim." Batin Hadi.
"Oh iya nak ini Om Hadi kamu ingatkan?" Tanya Abi Afnan pada anak semata wayangnya.
"Ingat kok abi, Papanya Aldita kan?" Pertanyaan Sabrina dijawab anggukan kepala oleh abinya.
"Assalamu alaikum om" Ucap Sabrina sambil mencium tangan Om Hadi.
"Waalaikum salam nak" Jawab Om Hadi sambil membelai pucuk kepala Sabrina.
"Selain cantik dan sholeha dia juga sopan. Sangat cocok mendampangi Malik" Batin Om Hadi lagi.
"Abi, Sabrina, Mas Hadi kita makan siang dulu yuk aku udah bawa banyak loh" Ucapan Ummi Aisya meleburkan khayalan Hadi Bagaskara Ibrahim.
"Maaf Sya tapi aku udah janji dengan Naya mau makan siang bareng" Sebenarnya Hadi tidak memiliki janji dengan Naya istrinya untuk makan siang bersama tapi dia harus segera bertemu istrinya guna membahas perjodohan Malik dan Sabrina.
"Nan, aku balik dulu yah" Hadi keluar dari ruangan Presdir Garuda Corp setelah mendapat anggukan dari sang presdir.
"Happy Reading💕"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
melani cimel
menarik...br mampir baca
2021-04-06
0
Megadischa Putri ( gaga )
jadi inget om malik🤗🤗
2020-12-03
0
Bunga Syakila
Assalam mualaikum aothor,semangat ya aothor 💪💪💪💪💪
2020-10-03
0