Rencana Malik dan Ghea

Violet Cafe and Resto

Ghea sengaja memesan private room untuk makan siangnya bersama sang kekasih. Private room adalah permintaan Malik karena ingin membicarakan sesuatu yang sangat privasi.

Ceklek

Pintu private room terbuka menampil sosok kekar Malik berbalut jas dengan warna biru navy.

"Aku sudah pesanin kamu nasi goreng cumi kesukaanmu sayang" Ucap Ghea setelah cium pipi kiri dan kanan Malik.

"Makasih yah sayang" Malik duduk berhadapan dengan Ghea.

"Kamu mau bicarain apa sama aku?" Tanya Ghea karena dia bingung melihat ekspresi Malik.

"Kita makan aja dulu yah abis itu kita ngobrol" Jawab Malik karena telah melihat pesanan mereka datang.

Ghea dan Malik makan dalam keadaan hening. Malik memang sudah terbiasa makan dengan suasana seperti ini.

Setelah menghabiskan makanan mereka masing-masing kita masuklah ke inti pembicaraan.

Malik memberikan Ghea amplop coklat yang tadi pagi papanya berikan. Sejurus dengan ekspresi Malik tadi pagi Ghea pun terkejut melihat fotonya bersama malik.

"Foto kita?" Ghea memastikan pada Malik kalau yang ada di foto itu memang mereka berdua.

"Iya ada yang fotoin kita sewaktu kita baru tiba di apartemen kemarin sore" Penjelasan dari Malik semakin membuat Ghea terkejut.

"Dan papa bilang kalau foto ini sampai diketahui oleh para pemegang saham akan diadakan RUPS untuk melengserkan aku dari kursi pimpinan Darma Corp" Jelas Malik, dan Ghea hanya menutup mulutnya saking tidak percayanya dengan apa yang dia dengar.

"Jangan sampai mereka tahu dong" Ucap Ghea setengah frustasi.

"Tapi masalahnya bukan cuma itu Ghea" Kini Malik akan menjelaskan inti dari rencana papanya.

"Terus?" Kening Ghea mengkerut mengetahui bahwa jabatan Malik bukan satu-satunya masalah di balik foto ini.

"Papa mau ngejodohin aku dengan anak temannya" Jawaban dari Malik sukses membuat seorang Ghea Paramitha menangis pilu.

"Ka-ka-mu mau ninggalin aku?" Seakan ada yang mencekik lehernya mengakibatkan Ghea kesusahan dalam berucap.

"Aku ngak tahu harus gimana posisi aku serba salah sekarang" Ucap Malik sambil tertunduk, dia tidak punya kekuatan untuk melihat tangisan Ghea.

"Aku ceraikan Mas Haris, dan kita mulai kehidupan kita dari nol. Gimana?" Usul dari Ghea memang wajib untuk dicoba.

"Aku anaknya papa, aku tahu setelah aku meletakkan jabatan dan semua fasilitas yang dia kasih pasti dia akan ngehasut semua perusahaan untuk menolak lamaran aku" Dan semesta pun kali ini setuju dengan ucapan Malik.

"Kalau gitu kamu terima perjodohan itu, setelah kamu menikah kamu buat dia menyerah dengan pernikahan kalian. Soal kita? Biarkan saja seperti ini, gimana?" Dan Malik pun kagum dengan jalan pikiran Ghea. Malik pun mengangguk setuju sebagai jawaban atas saran yang Ghea berikan.

"Kalau gitu nanti malam aku pulang ke rumah papa sekalian ngasih tahu bahwa aku bersedia dijodohkan" Ghea pun memberi izin untuk Malik malam ini pulang ke rumah papanya.

Sang surya kini telah kembali ke peraduannya. Menandakan bahwa langit akan segera gelap.

Malik saat ini telah telah berada di rumah tempat dia menghabiskan lebih dari separuh umurnya.

"Kak kamu pulang nak?" Tanya Naya pada anak sulungnya itu.

"Jadi aku ngak boleh pulang nih?" Tanya Malik sambil mengangkat satu sudut bibirnya.

"Kan biasanya kamu kabarin mama dulu minta dimasakin sesuatu" Omel Naya sambil memeluk Malik.

"Aku kesini karena ada yang mau aku bicarain ke papa, papa dimana mah?" Tanya Malik pada mamanya karena dia ingin cepat menyelesaikan masalah ini.

"Kamu menerima perjodohan kamu dan Bina nak?" Tanya Naya pada Malik, dia sempat berpikir bahwa Malik tidak akan setuju dengan rencana suaminya.

"Mama udah tahu?" Tanya Malik dengan raut wajah kebingungan.

"Mama adalah orang pertama papamu beri tahu soal ini, setelah itu adik kamu" Naya menceritakan tentang rencana Hadi pada putra sulungnya.

Aldita? Kenapa Malik bisa melupakan adik gadisnya itu. Aldita pasti masih kepikiran dengan apa yang dia lihat di kantor beberapa hari yang lalu.

"Papa kamu ada di ruang baca, adik kamu kayaknya lagi di taman belakang deh" Naya hampir lupa menjawab pertanyaan Malik.

"Kalau gitu aku ke Dita dulu mah" Malik pun berjalan menemui sang adik dia harus menjelaskan bahwa dia akan menerima perjodohan konyol yang papanya ciptakan.

"Dek" Malik memanggil Dita ketika Malik telah berada di taman belakang rumahnya. Tempat ini memang menjadi favorit Dita di rumahnya.

Tapi Dita masih diam membisu, dia masih kecewa dan shock melihat tingkah kakaknya kemarin.

"Kakak akan melepaskan Ghea dan menerima perjodohan yang papa rencanakan" Ucapan Malik membuat Dita berhasil membuat sadar dari lamunannya.

"Terus Mbak Ghea gimana?" Kini Dita mulai membuka mulut untuk mau berbicara dengan sang kakak.

"Cinta kita memang salah, dan betul yang kamu bilang kemarin kalau perbuatan kakak dan Mbak Ghea ngak bisa dibenarkan" Kali ini Malik memaikan perannya dengan sangat sempurna. Seorang Aldita Ibrahim sampai mempercayainya.

Mudah-mudahan Malik tidak melupakan kemampuan telepati sang papa.

"Kakak sudah mengembalikan Mbak Ghea ke keluarga nyatanya. Kakak sadar bahwa Mas Haris adalah pemilik sejati dari Mbak Ghea" Aldita semakin yakin bahwa hubungan terlarang antara sang kakak dan Mbak Ghea memang telah tertuntaskan.

"Kalau begitu kakak mau ketemu dengan papa dulu yah" Malik beranjak dari duduknya untuk menemui sang papa.

Tok.... Tok..... Tok...

"Masuk" Hadi pun senang melihat kedatangan putranya dia percaya bahwa putranya telah menerima perjodohannya dengan Bina.

"Duduk dulu kak, Kamu sudah punya jawabannya kan? Papa harap jawabanmu tidak mengecewakan" Hadi menutup bukunya dan meletakkan di meja.

"Aku setuju pah" Tapi jawaban Malik yang menerima perjodohan ini tetap harus diwaspadai.

"Ghea?" Hadi harus mengetahui apakah hubungan Malik dan mantan sekretarisnya itu memang telah usai.

"Aku sudah mengakhirinya pah, aku sadar kalau yang punya hak penuh atas dia adalah suaminya" Malik hanya memberi senyum setipis benang setelah menyakinkan sang papa.

"Papa harap kamu tidak membohongi papa, semoga kamu memang benar ridho menerima perjodohan ini" Ucap Hadi pada putranya.

"Kakak menerima ini dengan ikhlas, papa cukup mendoakan aku agar aku bisa menjadi suami terbaik untuk Bina kelak" Senyum lebar sengaja dia ciptakan agar papanya percaya dengan omongannya barusan.

"Kalau gitu kakak ke kamar dulu mau istirahat" Malik pamit meninggalkan papanya di ruang baca.

"Sekarang tinggal meminta persetujuan dari Afnan untuk Malik menikahi putrinya" Batin Hadi.

Berbahagialah engkau Hadi Bagaskara Ibrahim niatmu menjadikan Sabrina Magfirah sebagai menantu akan segera terwujud. Dan semoga rumah tangga Malik dan Sabrina kelak dipenuhi oleh cinta dan kasih sayang.

"Happy Reading💕"

Terpopuler

Comments

Sari Istiqomah

Sari Istiqomah

Assalamualikum semangat berkarya thor,

aku sudah boom like ya, singgah yuk keceritaku

Dia Untukku. Terimah Kasih

2020-10-02

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!