Ultimatum Papa Hadi

Darma Corp

Hadi Bagaskara Ibrahim memang bukan lagi CEO di Darma Corp karena jabatan itu telah dia berikan kepada putra sulungnya Malik Ibrahim.

Kini pria paru baya itu telah berada di lobby perusahaannya. Semua karyawan menunduk memberi hormat padanya.

Tujuannya kali ini kesini adalah bukanlah untuk bekerja tapi untuk membicarakan perjodohan Malik dan Bina.

Sesampainya di lantai 8 Hadi di sambut oleh Andra asisten pribadi Malik.

"Selamat datang Tuan" Ucap Andra dengan sangat sopan.

"Kok kamu tegang sih Ndra? Malik ada di dalamkan?" Tanya Hadi pada Andra karena terlihat jelas di mata Hadi raut ketegangan Andra.

"Tuan Malik sedang ada tamu pak" Andra berusaha untuk setenang mungkin di hadapan Hadi. Karena dia tahu bahwa pria paru bayah di hadapannya ini mempunyai telepati yang kuat terhadap lawan bicaranya.

"Kalau begitu biarkan saya masuk" Hadi memaksa masuk ke dalam ruangan anaknya itu.

"Aduh gawat" Andra sembari mengekori Hadi masuk ke ruangan Malik.

BRAK

Pemandangan yang sama kini terlihat lagi. Persis dengan yang dilihat oleh Aldita siang tadi.

Malik mencumb* Ghea dengan rakus sambil membaringkannya di sofa. Hal itu membuat Hadi murka terhadap putranya.

"MALIK" Muka Hadi memerah, tangannya terkepal menahan emosi yang telah terlanjur mendidih.

Untuk kedua kalinya mereka berdua tertangkap basah. Sepertinya urat malu yang ada pada diri Malik dan Ghea telah terputus semua.

"Papa"

"---Tuan Hadi"

Keduanya terkejut melihat kedatangan seorang Hadi Bagaskara Ibrahim. Mungkin saja ketika kedatangan Aldita sebelumnya bisa mereka kendalikan tapi tidak dengan kedatangan petinggi Darma Corp ini.

"Ini kantor Malik bukan hotel kalau ini sampai diketahui oleh pemegang saham papa pastikan kamu akan kehilangan jabatan kamu" Ucapan Hadi bagaikan halilintar yang menerjam Malik.

"Tuan ini ngak seperti yang anda lihat?" Ghea berusaha memberi pembenaran atas semua ini.

"Kamu pikir saya buta? Mata saya masih berfungsi dengan baik" Ghea tertunduk lesuh mendengar ucapan Hadi.

"Pah aku sayang dengan Ghea tolong restui kami pa?" Malik mulai melemah dia memohon restu kepada pria paru bayah yang telah membesarkannnya itu.

"Restu kamu bilang? Dia bahkan adalah wanita beristri malik kamu sadar itu? Kamu mau memperpendek umur papa?" Deretan pertanyaan Hadi lontarkan kepada anaknya itu.

"Papa akan restui kalian" Imbuhan Hadi ibarat oase di padang pasir gersang bagi Malik dan Ghea. Bukan hanya mereka yang terkejut Andra yang sedari tadi berdiri di belakang Hadi pun terkejut.

"Serius papa akan merestui kami?" Malik mengulang pertanyaan sang papa untuk meyakinkan bahwa mereka bertiga tidak salah dengar atas ucapan Hadi beberapa detik yang lalu.

"Tapi kamu harus meletakkan jabatanmu dan melepaskan semua fasilitas yang papa berikan selama ini" Syarat dari papanya kembali memurungkan wajah Malik dan Ghea.

"Papa beri kamu waktu satu kali dua puluh empat jam untuk memikirkan ini my boy" Ucapan Hadi di selingi tepukan di pundak sang anak.

Belum sampai di ujung pintu Hadi kembali menghentikan langkahnya.

"Dan untuk kamu Ghea, segera ke HRD (Human Resource Departement) untuk mengambil uang pesangonmu" Ghea terhenyak mendengar ucapan Hadi.

"Papa jangan salahin Ghea ini itu salah aku, aku yang ngajak Ghea ke dalam cinta terlarang ini" Sekali lagi Malik berusaha memohon kepada sang papa.

"Kalau dia memang wanita baik-baik dan berpendidikan dia akan memilih suaminya dibandingkan kamu" Ghea diam membisu mendengar pernyataan Hadi dia tidak punya pembenaran atas ini karena yang diucapkan Hadi seratus persen benar.

Hadi keluar dengan pikiran buntu, rencana perjodohan Malik dan Sabrina harus tetap terwujud.

"Kamu tenangkan pikiran kamu dulu yah kita lewatin ini sama-sama" Malik menenangkan Ghea, dia yakin bahwa wanita ini sedang shock.

"Malam ini aku nginap di apartemen kamu yah temani aku malam ini" Ghea sedang kacau dia perlu bahu sebagai sandarannya.

Lalu apa kabar dengan suami Ghea? Haris Dermawan berkerja sebagai nahkoda kapal membuatnya harus terpisah jarak dan waktu.

"Iya aku beresin kerjaan aku dulu, kamu tunggu aku di pintu samping" Malik sembari mengemas berkas yang ada di mejanya.

Di Apartemen Malik

Kini Malik dan Ghea telah berada di depan unit mewah apartemen Malik.

Cekrek

Cekrek

Cekrek

Entah siapa yang memotret kebersamaan mereka. Semoga saja ini bukan halilintar untuk Ghea dan Malik.

"Kamu bersihin badan kamu dulu aku mau masakin kamu dulu" Ghea bergegas menuju dapur dan Malik masuk ke dalam kamar untuk membersihkan badannya.

Setengah jam berlalu kini Malik keluar dari kamarnya menggunakan kaos dan celana pendek dengan tetesan air turun dari rambutnya.

Malik melingkarkan tangannya di pinggang Ghea. Malik meletakkan dagunya di pundak sang kekakasih sambil mencium tengkuk Ghea.

"Jangan mancing deh, aku lagi masak nih buat makan malam" Ghea berusaha menghentikan aksi Malik.

"Abis makan malam makan kamu boleh kan?" Tanya Malik pada Ghea sesekali tangannya naik merem*s dua gundakan milik Ghea.

Nikmatilah malam hangat kalian sebelum esok badai datang memporak porandakan hati kalian.

Keesokan harinya di Darma Corp

Malik membuka pintu ruangannya, tapi kedatangannya disambut oleh Hadi Bagaskara Ibrahim sang papa.

BUG

Amplop coklat Hadi lemparkan ke hadapan Malik.

"Apa ini pah?" Ucap Malik ketika menatap amplop coklat yang papanya sodorkan.

"Papa rasa kedua tanganmu masih berfungsi dengan baik, kamu bisa membukanya sendiri kan?" Hadi menatap anak sulungnya itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

Malik kaget ternyata itu fotonya dan Ghea saat berada di depan unit apartemennya kemarin.

"Papa rasa kalau foto ini sampai kepada para pemegang saham posisimu sebagai penerus Darma Corp cukup sampai disini" Ini adalah langkah awal untuk Hadi agar Malik menyetujui perjodohannya dengan Bina.

"Papa bisa bantu kamu agar masalah ini tidak sampai ke semua pemegang saham dan posisimu sebagai penerus Darma Corp tetap aman" Langkah kedua kini telah Hadi keluarkan.

"Papa akan jodohin kamu dengan Sabrina anak Om Afnan pemilik Garuda Corp dan cucu dari pemilik pondok pesantren Darul Iman tempat kamu dan Aldita pernah mondok" Langkah Pamungkas kini telah terucap dari mulut Hadi.

"Tapi aku cintanya sama Ghea Pah" Kali ini Malik berusaha menjelaskan perasaannya ke sang papa.

"Kamu bukan cinta, tapi kamu hanya terobsesi" Percayalah Malik kalau papamu punya telepati yang tinggi.

"Papa tunggu jawaban kamu nanti malam di rumah atau besok akan diadakan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dadakan" Hadi keluar dari ruangan sang anak dengan semangat menggebu karena sebentar lagi tujuannya menjadikan Sabrina menantunya akan terwujud.

Malik meraih ponselnya yang berada di saku dalam jasnya.

"Kita makan siang bareng di tempat biasa ada hal penting yang mau aku bicarain" SEND

Setelah mengirim pesan singkat pada Ghea, Malik pun memulai pekerjaannya hari ini.

Bijaklah dalam mengambil keputusan Malik Ibrahim.

"Happy Reading💕"

Terpopuler

Comments

Atik Karyati

Atik Karyati

tolol si malik...geus puguh boga salaki...otak udang !!!

2021-05-12

0

Bunga Syakila

Bunga Syakila

visaualnya aithor biar mangkin asyik

2020-10-03

0

AYA

AYA

goodjob papa

2020-09-05

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!