Bab 1 : U Can’t Remember (2)

Pukul 06.30 tepat Mara telah tiba di sekolah. Ia berdiri di depan lokernya. Dengan malas ia membuka pintu loker itu. Diambilnya beberapa buku dari dalam sana dengan enggan. Ia diam sejenak sebelum mengunci kembali lokernya yang bernuansa merah muda itu.

Kepala Mara menoleh ketika ada seseorang masuk ke ruangan itu. Mara terpaku. Hingga tanpa ia sadari, kedua bola matanya telah mengikuti ke mana orang itu melangkah.

Riga? Dia ngelihat ke arah gue? Batin Mara sambil buru-buru mengalihkan pandangan, ketika tatapannya saling bertemu.

Buru-buru Mara berbalik badan dan mulai berjalan menuju koridor. Ia begitu tergesa-gesa. Hingga ia lupa untuk menyapa orang tersebut.

Ah! Kenapa ketemu dia sih disaat gue lagi kacau gini! Gue kan jadi inget waktu dia nolak gue tujuh bulan lalu. Umpat Mara di dalam hati, sambil memegangi jantungnya yang mulai berdegup tak karuan.

● ● ●

Chia masih menyembunyikan wajahnya di atas kedua tangan yang terlipat di atas meja. Ia memejamkan mata. Bahkan keributan yang terjadi pagi ini pun tidak mampu mengusiknya. Seolah-olah ia tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya saat ini.

"Chia! bangun! Lo yakin gak mau ikut serta buat acara penyambutan Riga?" Suara lembut Sani membuat Chia semakin merapatkan matanya yang sudah terpejam.

Ah! Chia berharap dengan tindakannya itu, Sani memilih pergi bersama teman-teman lainnya yang telah berkumpul di koridor daripada mengurusi dirinya. Sayangnya, Chia tahu Sani tak akan menyerah semudah itu.

"Chia! Tuh denger! Mereka yang bukan ceweknya Riga aja teriaknya sampe histeris gitu buat nyambut Riga! Nah elo yang pacarnya malah meringkuk di sini sendirian kayak orang bego! Ayo bangun! Bentar lagi Riga ngelewatin kelas kita! Chia! ayo banguuuunnn!!!!"

Chia memutar kedua bola matanya meski dalam keadaan terpejam. Uh! Menyebalkan. Ia paling benci jika statusnya dengan laki-laki bernama Utaraka Meteoriga itu dijadikan alasan oleh sahabatnya.

"Males," jawab Chia pelan.

"Gak bisa! Gak ada males-malesan! Ayo bangun! Bentar lagi Riga lewat kelas kita! Gue gak mau kehilangan momen yang sangat berharga nih! Jadi cepet bangun! Sebelum gue buat lo nyesel!" ancam Sani.

Emangnya apa bagusnya nyambut cowok es itu? Chia berkata di dalam hati.

"Ayo Chia bangun! Lo gak kangen apa sama Riga? Enam bulan loh lo gak ketemu dia." Suara lain menyerukan nama Chia. Meski terpejam, Chia tahu gadis yang sedang menggoyang-goyangkan lengannya itu adalah Hana.

"Nggak," jawab Chia cepat dengan nada datar.

"Ah lo kebangetan Chia! Masa nyambut pacar sendiri gak mau? Gue jamin Riga pasti bakalan seneng kalo ngelihat lo nanti. Ayo dong Chia! Bangun!"

Chia menghela napas. Entah kenapa ia bisa bersahabat dengan orang-orang yang lebih keras kepala dari dirinya.

"Nggak! Males!"

"Riga bentar lagi lewat kelas kita. Cepetan!" Terdengar suara teriakan dari Krisha. Chia bisa memperkirakan bahwa sahabatnya itu pasti sedang berdiri di depan pintu dengan wajah semringah.

"Tuh! Lo denger kan, Chia? Ayo buruan! Riga udah datang tuh!" Sani terdengar sangat bersemangat.

Chia terkejut ketika tangannya tiba-tiba ditarik seseorang. Tidak! Bukan seorang! Melainkan tiga orang sekaligus! Chia ingin memberontak. Namun sayangnya, ketiga sahabatnya itu telah menggiring tubuhnya yang lemas menuju koridor di depan kelas.

Chia menatap para gadis yang sedang histeris berkerumun di sepanjang koridor. Ya ampun! Apa bagusnya nyambut satu orang cowok yang udah ngilang selama enam bulan? Keluhnya.

"Tuh Riga, Chia! Dia tetep ganteng yah meski enam bulan di rumah sakit. Gak kelihatan habis dirawat yah."

Chia menghela napas mendengar komentar Sani. Ah ia benar-benar tak ingin berada di sana. Ia malas bertemu dengan 'pangeran sekolahnya' itu.

Chia pun berbalik badan untuk kembali ke bangkunya. Namun, ketiga sahabatnya itu tidak membiarkan ia berlalu begitu saja. Ketiganya dengan serentak mendorong Chia ke tengah koridor.

Chia membeku seketika. Ia menoleh dan mendapati Riga sedang menatapnya. Chia tak tahu bagaimana menggambarkan situasinya sekarang ini. Perasaannya terlalu campur aduk, ketika pandangannya bertemu lagi dengan bola mata berwarna coklat itu.

Beberapa detik kemudian Chia tersadar. Buru-buru ia menarik pandangannya dan mundur beberapa langkah. Ia membiarkan laki-laki yang selalu dielukan para gadis itu berjalan melewatinya tanpa berkata apa pun.

Mendadak koridor yang tadi sempat hening selama beberapa detik karena insiden Chia dan Riga yang saling tatap, kini mulai ribut kembali. Tapi bukan nama Riga atau kata-kata penyambutan untuk cowok itu yang terdengar, melainkan pertanyaan-pertanyaan aneh yang membuat kepala Chia berdenyut.

Lihat kan? Gue paling males kalau para fans Riga mulai ngegosip kayak gini! Sesalnya di dalam hati sambil berjalan masuk ke dalam kelas.

Chia langsung duduk di bangkunya sambil menatap keluar jendela. Ia terdiam dengan perasaan yang tak menentu. Masa bodoh dengan para gadis yang masih sibuk membicarakannya di luar sana.

● ● ●

Angin semilir menyibakkan rambut Chia yang dibiarkan terurai dan membuatnya sedikit berantakan. Dengan jarinya, Chia merapikan rambut meski matanya masih fokus menatap buku yang sedang dibacanya.

"Chia, hari ini kok gue ngerasa ada yang aneh sama Riga. Lo tau dia kenapa?" tanya Sani membuat dahi Chia berkerut sebentar.

"Iya. Riga aneh hari ini. Dia sih emang suka cuek sama cewek-cewek lain. Tapi, gue gak pernah lihat dia bersikap gitu sama lo kayak tadi pagi. Riga kenapa sih?" Hana memandang Chia dengan wajah lugunya.

"Jangan-jangan kalian lagi bertengkar yah?" duga Krisha dengan wajah menggoda.

"Atau jangan-jangan kalian putus?" tanya Hana lagi dengan senyuman jahil di wajahnya.

"Itu sih lo aja yang ngarep. Gak mungkin lah Riga sama Chia putus. Riga tuh cinta mati sama Chia. Gue jamin hubungan mereka bakal terus langgeng," jawab Sani yakin.

Hana terkekeh. Pipinya bersemu merah. Ia malu sendiri.

Chia menghela napas ketika mendapati ketiga sahabatnya itu menatapnya penuh harap.

"Gak ada yang salah kok sama Riga. Dia cuma hilang ingatan," jelasnya dengan sikap tenang sambil membolak-balik sebuah buku yang sedang dibacanya.

"What? Hilang ingatan? Lo serius Chia? DEMI APA COMETTA FUSCHIARA?"

Chia menatap Sani yang berekspresi berlebihan menurutnya sejenak, sebelum ia menganggukkan kepala, mengiyakan penjelasannya barusan.

"Kok bisa?" tanya Krisha polos.

Chia mendengus. Ia tidak berniat untuk menjelaskan apa pun. Namun ketiga sahabatnya itu terus menatapnya penuh harap, menuntut penjelasan.

● ● ●

"Ada yang mau gue omongin sama lo," bisik seorang gadis pada Chia yang sedang mengamati sebuah buku di perpustakaan.

Tanpa berkata apa-apa lagi, gadis yang tiba-tiba saja datang itu segera menarik tangan Chia. Ia membawa Chia keluar dari perpustakaan. Ia menuntun Chia menuju sebuah koridor yang cukup jauh dari perpustakaan.

Ternyata di koridor itu sudah ada dua gadis yang menunggu kedatangan mereka di sana. Gadis itu pun melepaskan tangan Chia lalu ia berdiri di sebelahnya. Krisha dan Hana yang sudah menunggu mereka berdiri di hadapannya.

"Sorry gue bawa lo ke sini. Soalnya kalo kita ngomong di perpustakaan, gue takut kita bakalan diomelin pagi-pagi," ujar Sani sambil tersenyum lebar.

Chia menganggukkan kepalanya sambil tersenyum mengerti "Ada apa?" tanyanya datar.

Ketiganya tidak langsung menjawab. Chia melihat ketiga sahabatnya itu saling memandang dengan ekspresi ragu.

"Sebenernya kemaren kita bertiga udah berdiskusi soal ini. Soal hilang ingatannya Riga." Hana menjelaskan dengan ragu-ragu.

"Kita semua pengen lo ngomong sama Riga siapa lo yang sebenernya," tambahnya. "Kita tau Riga hilang ingatan ...."

"Sorry. Gue gak bisa," potong Chia seolah-olah ia tahu betul apa yang akan dikatakan sahabatnya itu.

"Please Chia. Cuma lo satu-satunya yang bisa mastiin tentang ini semua. Lo yang lebih mengenal Riga. Satu setengah tahun lo udah jadi pacarnya. Lo jelas-jelas tau dia kayak gimana," ujar Sani sambil memohon.

"Enggak!" Chia menghembuskan napas panjang.

"Ssst! Di belakang lo ada Riga. dia lagi jalan ke arah kita," bisik Krisha.

"Pas banget waktunya," seru Sani. "Riga!"

Chia melongo ketika Sani begitu mudahnya memanggil Riga tanpa berpikir panjang. Chia hanya menghela napas, ketika tubuhnya dipaksa berbalik badan untuk menghadap Riga oleh kedua sahabatnya.

"Sorry ganggu lo pagi-pagi. Tapi ada seseorang yang mau ngomong sama lo bentar aja," Sani menyenggol lengan Chia.

"Siapa lo?" Riga menatap Chia dingin.

Chia tak menjawab. Ia masih terdiam sambil menatap Riga dengan datar.

"Chia!" bisik Sani sambil menyenggol tangan Chia lagi.

Chia menghela napas panjang. Ia menatap Riga sambil seolah-olah sedang berpikir. "Gue? Bukan siapa-siapa. Gue salah satu siswi di sekolah ini," jawab Chia asal dengan santai.

"Chia!" Sani berbisik lagi sambil melotot ke arahnya, "Buruan ngomong!"

Riga berdeham, "kalo gak ada yang penting gue mau ke kelas."

"Penting kok! Penting banget!" jawab Krisha cepat. "Ayo Chia ngomong."

Chia mengembuskan napas panjang lagi. Uh, rasanya ia ingin pergi saja dari tempat itu. Ia sungguh tidak ingin melakukan hal ini. Ia tahu semuanya akan sia-sia.

"Kata mereka, dan menurut seluruh murid di sekolah ini, gue ... gue ... gue adalah pacar lo." Akhirnya Ia angkat bicara dengan kalimat yang dipotong-potong. Ia bahkan tidak yakin dengan ucapannya sendiri.

Sesaat keadaan menjadi hening. Entah apa yang sedang dipikirkan masing-masing orang yang berada di sana. Sedangkan Chia, hanya satu hal yang dipikirkannya sejak tadi, mencari celah untuk kabur dari sana.

"Lo cuma mau ngomongin hal ini?" Riga mendecakkan lidahnya.

Chia mengendikan bahu. Ia mendapati laki-laki itu sedang mengamatinya dari ujung rambut hingga kaki.

Gak ada yang spesial dari gue! Chia ikut mengamati dirinya sendiri. Rambut hitam lurus panjangnya memang sengaja dibiarkan tergerai. Setelannya normal, baju rapi dan rok selutut. Sesuai peraturan sekolah. Tak ada lagi.

"Lo bukan tipe gue! Dari segala hal."

Chia hanya terdiam mendengar pernyataan laki-laki itu, meski ia tahu ketiga sahabatnya itu tampak syok berat.

"Lo serius sama apa yang lo ucapin barusan?" tanya Sani tak percaya.

"Gue bukan tipe orang yang hobi bercanda kayak lo semua," jawab Riga dengan santai.

"Apa? Lo beneran lupa sama Chia? Sama kita-kita juga? Sama gue?" Sani masih bersikukuh.

"Iya."

"Gue gak masalah lo lupa sama kita-kita. Tapi lo lupa sama Chia yang jelas-jelas pacar lo?" Hana akhirnya bersuara juga.

"Gak ada yang perlu dijelasin lagi," ujar Riga datar.

"Tipe gue tuh yang kayak cewek itu." Dengan kepalanya laki-laki itu menunjuk seorang gadis yang berdiri tidak jauh dari mereka. Dia Mara, gadis yang baru saja turun dari tangga lantai dua.

Chia menatap datar pada Mara yang tak sengaja hadir di antara perbincangan di pagi hari itu. Namun tidak dengan ketiga sahabatnya yang sedang membuka mulut mereka lebar-lebar.

"Lo semua udah ngerti kan? Jangan ganggu gue lagi!" Riga pun mulai melangkahkan kakinya.

Chia membiarkan laki-laki itu berjalan kembali melewatinya. Ia menatap pada ketiga sahabatnya yang tampak mematung di tempatnya sejenak, sebelum ia ikut pergi meninggalkan mereka.

● ● ●

Terpopuler

Comments

Miss R⃟ ed qizz 💋

Miss R⃟ ed qizz 💋

semangattt terus kak 💪💪

2020-02-03

1

Nobita_Upil(ig: blackjack_dnb)

Nobita_Upil(ig: blackjack_dnb)

Hujan...aku baca sampe sini barusan...

2020-01-31

1

Doni AS (ig: blackjack_dnb)

Doni AS (ig: blackjack_dnb)

lanjuuttt

2020-01-29

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 0 : It Started From a Locker (1)
2 Bab 0 : It Started From a Locker (2)
3 Bab 1 : U Can’t Remember (1)
4 Bab 1 : U Can’t Remember (2)
5 Bab 2 : Ugh! (1)
6 Bab 2 : Ugh! (2)
7 Bab 3 : Uneasy (1)
8 Bab 3 : Uneasy (2)
9 Bab 4 : U’r Mind (1)
10 Bab 4 : U'r Mind (2)
11 Bab 5 : U and The Memories (1)
12 Bab 5 : U and The Memories (2)
13 Bab 6 : U and Our Life Start to Change (1)
14 Bab 6 : U and Our Life Start to Change (2)
15 Bab 7 : U Just Watch Me and See (1)
16 Bab 7 : U Just Watch Me and See (2)
17 Bab 8 : U Bothering Me (1)
18 Bab 8 : U Bothering Me (2)
19 Bab 9 : U in Trouble (1)
20 Bab 9 : U in Trouble (2)
21 Bab 10 : U Will Get Hurt If You Try to Find Out (1)
22 Bab 10 : U Will Get Hurt If You Try to Find Out (2)
23 Bab 11 : U’r Life and My Life are Different (1)
24 Bab 11 : U’r Life and My Life are Different (2)
25 Bab 11 : U’r Life and My Life are Different (3)
26 Bab 12 : Über Uns (About Us) (1)
27 Bab 12 : Über Uns (About Us) (2)
28 Bab 13 : U’r Feeling (1)
29 Bab 13 : U’r Feeling (2)
30 Bab 14 : U’r Promise (1)
31 Bab 14 : U’r Promise (2)
32 Bab 15 : U’r Mission (1)
33 Bab 15 : U’r Mission (2)
34 Bab 15 : U’r Mission (3)
35 Bab 16 : Us and Tonight (1)
36 Bab 16 : Us and Tonight (2)
37 Bab 17 : Us and The Mask Festival (1)
38 Bab 17 : Us and The Mask Festival (2)
39 Bab 17 : Us and The Mask Festival (3)
40 Bab 18 : U Can’t Leave Me (1)
41 Bab 18 : U Can’t Leave Me (2)
42 Bab 19 : U Left Us (1)
43 Bab 19 : U Left Us (2)
44 Bab 20 : Us and Pain (1)
45 Bab 20 : Us and Pain (2)
46 Bab 21 : U Meet With Problem (1)
47 Bab 21 : U Meet With Problem (2)
48 Bab 22 : U’r Family Secrets (1)
49 Bab 22 : U’r Family Secrets (2)
50 Bab 23 : U Can Cry (1)
51 Bab 23 : U Can Cry (2)
52 Bab 24 : U and Tears (1)
53 Bab 24 : U and Tears (2)
54 Bab 25 : U'r Getting Tired of It All (1)
55 Bab 25 : U'r Getting Tired of It All (2)
56 Bab 26 : U and The Memories of Us (1)
57 Bab 26 : U and The Memories of Us (2)
58 Bab 26 : U and The Memories of Us (3)
59 Bab 27 : U’r Decision (1)
60 Bab 27 : U’r Decision (2)
61 Bab 28 : U and Me (1)
62 Bab 28 : U and Me (2)
63 Bab 29 : U Begin to Change (1)
64 Bab 29 : U Begin to Change (2)
65 Bab 30 : U Come Back (1)
66 Bab 30 : U Come Back (2)
67 Bab 31 : Us (1)
68 Bab 31 : Us (2)
69 Bab 32 : Unfair (1)
70 Bab 32 : Unfair (2)
71 Bab 33 : U and Our Relationship (1)
72 Bab 33 : U and Our Relationship (2)
73 Bab 34 : Our Story has Ended (1)
74 Bab 34 : Our Story has Ended (2)
75 Bab 34 : Our Story has Ended (3)
76 Unbeatable Season 2
77 S2-Satu
78 S2-Dua
79 S2-Tiga
80 S2-Empat
81 S2-Lima
82 S2-Enam
83 S2-Tujuh
84 S2-Delapan
85 S2-Sembilan
86 S2-Sepuluh
87 S2-Sebelas
88 S2-Dua Belas
89 S2-Tiga Belas
90 S2-Empat Belas
91 S2-Lima Belas
92 S2-Enam Belas
93 S2-Tujuh Belas
94 Pengumuman
95 S2-Delapan Belas
96 S2-Sembilan Belas
97 S2-Dua Puluh
98 S2-Dua Puluh Satu
99 S2-Dua Puluh Dua
100 S2-Dua Puluh Tiga
101 S2-Dua Puluh Empat
102 S2-Dua Puluh Lima
103 S2-Dua Puluh Enam
104 S2-Dua Puluh Tujuh
105 S2-Dua Puluh Delapan
106 S2-Dua Puluh Sembilan
107 S2-Tiga Puluh
108 S2-Tiga Puluh Satu
109 S2-Tiga Puluh Dua
110 S2-Tiga Puluh Tiga
111 S2-Tiga Puluh Empat
112 S2-Tiga Puluh Lima
113 S2-Tiga Puluh Enam
114 S2-Tiga Puluh Tujuh
115 S2-Tiga Puluh Delapan
116 S2-Tiga Puluh Sembilan
117 S2-Empat Puluh
118 S2-Empat Puluh Satu
119 S2-Empat Puluh Dua
120 S2-Empat Puluh Tiga
121 S2-Empat Puluh Empat
122 S2-Empat Puluh Lima
123 S2-Empat Puluh Enam
124 Pengumuman
125 S2-Empat Puluh Tujuh
126 S2-Empat Puluh Delapan
127 S2-Empat Puluh Sembilan
128 S2-Lima Puluh
129 S2-Lima Puluh Satu
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Bab 0 : It Started From a Locker (1)
2
Bab 0 : It Started From a Locker (2)
3
Bab 1 : U Can’t Remember (1)
4
Bab 1 : U Can’t Remember (2)
5
Bab 2 : Ugh! (1)
6
Bab 2 : Ugh! (2)
7
Bab 3 : Uneasy (1)
8
Bab 3 : Uneasy (2)
9
Bab 4 : U’r Mind (1)
10
Bab 4 : U'r Mind (2)
11
Bab 5 : U and The Memories (1)
12
Bab 5 : U and The Memories (2)
13
Bab 6 : U and Our Life Start to Change (1)
14
Bab 6 : U and Our Life Start to Change (2)
15
Bab 7 : U Just Watch Me and See (1)
16
Bab 7 : U Just Watch Me and See (2)
17
Bab 8 : U Bothering Me (1)
18
Bab 8 : U Bothering Me (2)
19
Bab 9 : U in Trouble (1)
20
Bab 9 : U in Trouble (2)
21
Bab 10 : U Will Get Hurt If You Try to Find Out (1)
22
Bab 10 : U Will Get Hurt If You Try to Find Out (2)
23
Bab 11 : U’r Life and My Life are Different (1)
24
Bab 11 : U’r Life and My Life are Different (2)
25
Bab 11 : U’r Life and My Life are Different (3)
26
Bab 12 : Über Uns (About Us) (1)
27
Bab 12 : Über Uns (About Us) (2)
28
Bab 13 : U’r Feeling (1)
29
Bab 13 : U’r Feeling (2)
30
Bab 14 : U’r Promise (1)
31
Bab 14 : U’r Promise (2)
32
Bab 15 : U’r Mission (1)
33
Bab 15 : U’r Mission (2)
34
Bab 15 : U’r Mission (3)
35
Bab 16 : Us and Tonight (1)
36
Bab 16 : Us and Tonight (2)
37
Bab 17 : Us and The Mask Festival (1)
38
Bab 17 : Us and The Mask Festival (2)
39
Bab 17 : Us and The Mask Festival (3)
40
Bab 18 : U Can’t Leave Me (1)
41
Bab 18 : U Can’t Leave Me (2)
42
Bab 19 : U Left Us (1)
43
Bab 19 : U Left Us (2)
44
Bab 20 : Us and Pain (1)
45
Bab 20 : Us and Pain (2)
46
Bab 21 : U Meet With Problem (1)
47
Bab 21 : U Meet With Problem (2)
48
Bab 22 : U’r Family Secrets (1)
49
Bab 22 : U’r Family Secrets (2)
50
Bab 23 : U Can Cry (1)
51
Bab 23 : U Can Cry (2)
52
Bab 24 : U and Tears (1)
53
Bab 24 : U and Tears (2)
54
Bab 25 : U'r Getting Tired of It All (1)
55
Bab 25 : U'r Getting Tired of It All (2)
56
Bab 26 : U and The Memories of Us (1)
57
Bab 26 : U and The Memories of Us (2)
58
Bab 26 : U and The Memories of Us (3)
59
Bab 27 : U’r Decision (1)
60
Bab 27 : U’r Decision (2)
61
Bab 28 : U and Me (1)
62
Bab 28 : U and Me (2)
63
Bab 29 : U Begin to Change (1)
64
Bab 29 : U Begin to Change (2)
65
Bab 30 : U Come Back (1)
66
Bab 30 : U Come Back (2)
67
Bab 31 : Us (1)
68
Bab 31 : Us (2)
69
Bab 32 : Unfair (1)
70
Bab 32 : Unfair (2)
71
Bab 33 : U and Our Relationship (1)
72
Bab 33 : U and Our Relationship (2)
73
Bab 34 : Our Story has Ended (1)
74
Bab 34 : Our Story has Ended (2)
75
Bab 34 : Our Story has Ended (3)
76
Unbeatable Season 2
77
S2-Satu
78
S2-Dua
79
S2-Tiga
80
S2-Empat
81
S2-Lima
82
S2-Enam
83
S2-Tujuh
84
S2-Delapan
85
S2-Sembilan
86
S2-Sepuluh
87
S2-Sebelas
88
S2-Dua Belas
89
S2-Tiga Belas
90
S2-Empat Belas
91
S2-Lima Belas
92
S2-Enam Belas
93
S2-Tujuh Belas
94
Pengumuman
95
S2-Delapan Belas
96
S2-Sembilan Belas
97
S2-Dua Puluh
98
S2-Dua Puluh Satu
99
S2-Dua Puluh Dua
100
S2-Dua Puluh Tiga
101
S2-Dua Puluh Empat
102
S2-Dua Puluh Lima
103
S2-Dua Puluh Enam
104
S2-Dua Puluh Tujuh
105
S2-Dua Puluh Delapan
106
S2-Dua Puluh Sembilan
107
S2-Tiga Puluh
108
S2-Tiga Puluh Satu
109
S2-Tiga Puluh Dua
110
S2-Tiga Puluh Tiga
111
S2-Tiga Puluh Empat
112
S2-Tiga Puluh Lima
113
S2-Tiga Puluh Enam
114
S2-Tiga Puluh Tujuh
115
S2-Tiga Puluh Delapan
116
S2-Tiga Puluh Sembilan
117
S2-Empat Puluh
118
S2-Empat Puluh Satu
119
S2-Empat Puluh Dua
120
S2-Empat Puluh Tiga
121
S2-Empat Puluh Empat
122
S2-Empat Puluh Lima
123
S2-Empat Puluh Enam
124
Pengumuman
125
S2-Empat Puluh Tujuh
126
S2-Empat Puluh Delapan
127
S2-Empat Puluh Sembilan
128
S2-Lima Puluh
129
S2-Lima Puluh Satu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!