Awal Balas Dendam

"Hei! taruhan apa?!" tanya Vanessa nampak curiga.

"Hmm gak ada hubungannya sama kamu kok, ayo balik ke kantor lagi!" ajak Hito sambil meninggalkan meja dengan uang yang sudah diletakkannya di atas meja tadi.

Vanessa kembali menyetir mobil dengan pertanyaan yang masih terbesit dikepalanya tentang taruhan yang dilakukan Hito dan pria yang bernama Rhen itu, Vanessa berpikir dia ada sangkut pautnya dengan masalah taruhan itu.

Sesampainya di kantor, Hito langsung masuk tanpa berbicara sepatah katapun pada Vanessa.

Vanessa tidak terlalu memikirkan perlakuan Hito dan memilih untuk melanjutkan tidurnya.

Saat itu kening Vanessa nampak berkerut dan matanya melalak tajam menatap mobil sport hitam yang menculiknya dulu, sedang parkir diperusahaan Hito.

Vanessa segera turun dari mobil dan menyusuli mobil sport hitam itu namun tak ada orang didalamnya.

Tanpa pikir panjang Vanessa langsung masuk ke kantor Hito dan menanyai ruangan Hito pada staf yang berada di luar.

Vanessa masuk dengan mudahnya ke kantor Hito dari pakaiannya dan cara berdandannya yang elegan serta banyak karyawan yang melihat Vanessa berjalan dengan Hito mempermudah Vanessa melewati Resepsionis dan sekretaris Hito.

Vanessa mendobrak pintu ruangan Hito yang bertuliskan dengan jelas RUANGAN DIREKTUR, dan seperti dugaanya ada seorang pria muda yang nampak bercakap cakap dengan hito.

Saat melihat Vanessa pria itu nampak sedikit terkejut dalam artian lain.

"Maaf apa kita pernah bertemu sebelumnya?!" tanya Vanessa dengan nada yang kesal pada pria itu.

Pria itu seakan nampak waspada dan memperhatikan kepalan tangan Vanessa yang siap untuk menumbuknya kapan saja.

"Eh maaf anda siapa? sepertinya itu hanya perasaan anda" ujar pria itu pada Vanessa "baiklah tuan Hito sepertinya saya datang dalam situasi yang kurang baik, kalo begitu biarkan saya menemui anda lagi besok" ucap pria itu sambil meninggalkan ruangan.

Tak mau kalah Vanessa pun menarik kerah kemeja cowok itu dan membanting balik tubuh cowok itu dengan mudahnya.

"Ahhh!" pekik cowok itu.

"Hei! ada apa kamu dengannya Vanessa?!" tanya Hito yang nampak marah.

"Hmm tidak ada apa apa,apakah kita pernah bertemu?" ujar Vanessa mengulang pertanyaan, "oh iya sepertinya itu hanya perasaanku saja" senyum Vanessa sinis menatap pria itu.

Hito masih diam akan perlakuan Vanessa sedangkan pria itu sedang mencoba berdiri namun tubuhnya tertahan karna injakan dari kaki Vanessa.

"Oh kok aku bisa sekeji ini ya sama orang gak dikenal? hahaha tapi gak apa apa lah ya, aku juga pernah diculik tuh sama orang gak dikenal terus dijual sama bapak bapak tua yang gendut dan jelek hampir aja keperawanan ku menghilang, dan orang yang menculikku itu dengan mobil mewahnya yang masih berani parkir dihadapanku hanya memasang wajah gak bersalah, dan bahkan sampai lupa dengan korbannya hahahah" tawa Vannessa yang sedikit puas.

Hito menghela nafasnya setelah melihat ekspresi puas Vanessa.

"Hei gri! apa kamu yang menyulik perempuan gila ini kemaren?" tanya hito pada pria itu.

"Eh bukan tuan Hito" jawab pria itu.

"Kamu tau siapa saya?!" ancam hito.

Pria itu terdiam sejenak "benar, tapi itu atas suruhan bos!" jawabnya.

"Maksud mu si tua hidung belang itu?!" kesal vanessa.

"I...iyaaa" angguk pria itu.

Vanessa melepaskan kakinya dari tubuh pria itu dan kembali menarik kerah bajunya, "kamu tau apa yang aku alami saat itu disana?! dan bagaimana jijiknya aku dengan si tua itu?!" kesal Vanessa.

"Itu...itu atas suruhan bos, ka.. katanya jika kamu diculik tak akan ada yang mencarimu karna kamu tinggal sendiri dan yatim piatu "jelas pria itu.

"Apakah di tempat itu banyak wanita yang juga kalian culik paksa?!" tanya Vanessa yang tampak marah.

"Ti... tidak hanya kamu, selebihnya meraka sendiri yang ingin masuk disana" ucapnya.

"Kamu membohongiku?!" bentak Vanessa.

"Ti... tidak sama sekali." Jawab pria itu cemas.

"lalu kenapa kalian menculikku?" tanya Vanessa geram.

"Itu... itu bos ingin memberi hadiah pada kliennya seorang wanita cantik yang masih perawan, ja... jadi karna tak ada lagi yang pe... perawan disana dan gak ada yang daftar mau gak mau kami harus menculikmu" jelas pria itu cemas.

"Kliennya bukan si tua gendut itu kan?!" kesal Vanessa.

"Bu... bukan dia laki laki tampan dan direktur muda" ucap pria itu.

"Lalu siapa yang menggantikan aku melayani laki laki tampan itu?!" tanya riani dengan membentak.

"Di...dia putri perusahaan yang mau bangkrut jadi demi uang dia rela menjual keper--"

"Sudah! jadi dimana bos mu itu sekarang?!" tanya vanessa memotong penjelasan pria itu.

Pria itu menggeleng "aku tidak tau."

"Haa?! kenapa?!" kesal Vanessa.

"Setelah menerima uang dari direktur muda itu bos mau jalan jalan tapi tidak memberitahu kami tempatnya" ucap pria tadi.

"Kamu siapanya?!aku tak pernah melihatmu" ungkap Vanessa.

"Ak... aku sekretaris nya" jelas pria tadi.

"Tolong berikan identitas bapak tua buncit itu serta si botak kekar baju abu abu yang menculik ku kemaren secepat nya!!" seru Vanessa pada pria itu.

"Eh untuk apa?" tanya pria itu heran.

Vanessa memelalakkan matanya pada pria tadi "ba..baiklah" ucap pria itu sambil mengeluarkan laptop yang ada ditasnya.

Pria itu melihatkan alamat dan data data kedua orang yang dimintainya tadi.

"Apakah kamu ingin melanjutkan ketiakpuasanmu sama bapak tua ini?" tanya Hito sambil menunjuk foto pria tua itu.

"Aku akan membunuhnya!" geram Vanessa.

"Eh kamu tak perlu membunuhnya" ucap pria tadi.

"Kenapa?!" kesal Vanessa

"Bukankah kamu sudah membuatnya sengsara?" tanya pria itu.

Vanessa nampak heran "hah?! maksud kamu apa sih?!" tanya Vanessa dengan nada sedikit membentak pada pria itu.

Dia sudah menderita tumor otak dan saat kamu memukul kepalanya waktu itu membuat penyakit nya bertambahnya dalam, dan dokter men vonis hidupnya hanya satu minggu lagi" jelas pria itu.

"Syukurlah kalo begitu, jadi aku tak perlu mengotori tanganku untuk pria itu hahahah" tawa Vanessa.

"Jadi bagaimana dengan botak ini?!" tanya Vanessa pada pria itu sambil menunjuk foto si botak.

"Di... dia sangat kuat" ucap pria itu cemas

"Bisa panggilkan dia sekarang juga kesini? eh tidak! tapi panggilkan dia sekarang juga kesini!" seru Vanessa pada pria itu.

"Ba.. baik" ucap pria itu gelagapan sambil membuka saku bajunya dan mencari kontak orang yang ada di hp-nya.

Pria itu nampak tengah menyuruh seseorang ke kantor nya hito.

"Halo? bisakah kamu kesini sekarang,ke perusahaan yang aku bilang tadi, secepatnya!karna disini ada urusan penting dan mendadak!" seru pria itu di telpon.

Vanessa berdiri didepan pria itu dengan menyilang kan kedua tangannya.

Terpopuler

Comments

Ririn

Ririn

Vanessa Hudgens bukannya artis Amrik yak

2020-05-17

1

Dian gihina

Dian gihina

bagus thorrr

2019-12-25

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!