Seorang pria paruh baya
terlihat duduk di sebuah meja.
Di depannya ada sebuah
buku, berserta pena bulunya dan
secangkir tinta. Tak lama,
Iapun mengambil pena tersebut
dan mulai menuliskannya,
d i a t a s sebuah buku harian.
Perlahan - lahan, Kata demi kata,
Dengan seluruh jiwa
dan raganya. Ia menulis dengan
s e l u r u h Hatinya.
~ Untuk anakku terkasih, Sherly
Aurelia Emilio ~
****************
Parasnya Bagaikan Mutiara.
Senyumannya Bagaikan Rembulan.
Semangatnya Bagaikan Karang.
Dan Ia Bernama, Violet Niferia.
Ia Bukanlah, Seorang Artis Terkenal.
Bukan Pula, Seorang Wanita
Kaya Yang Penuh Linangan Harta.
Apa Lagi Wanita, Dengan
Berbagai Kesempurnaan Tubuhnya.
Sama Sekali Bukan!
Melainkan ia hanya wanita biasa,
yang mengalami kebutaan lagi
kelumpuhan, dan selalu memakai
kursi roda untuk kemana-mana.
Dan ia adalah istriku, dan Aku akan
selalu menjadi Sayap Pelindungnya.
Biarkan Aku ceritakan sedikit,
tentang bagaimana
Aku bisa bertemu dengannya.
Suatu takdir, yang bahkan Aku
sendiri tidak menduganya. Yakni
mendengar suara seperti Malaikat.
Ya, sebuah suara sangat indah dan
anggun. Membuat seluruh
tubuh ini, reflek bergerak dengan
sendirinya. Bergerak cepat
k e a r a h asal suara tersebut.
Setelah puluhan kali kaki ini
melangkah. Akhirnya Aku sampai,
dan melihat seorang wanita
yang tengah duduk di kursi roda.
Dan sedang bernyanyi di
pinggir jalan, dengan suaranya yg
anggun seperti Malaikat.
Senyuman yang cerah dan lembut
meresapi cinta Keibuan.
Saat itu juga, Aku tak bisa berpikir.
Betapa cantiknya dan betapa
menawan dirinya saat bernyanyi.
Namun, saat yang sama Aku baru
menyadari, bahwa ia bernyanyi
dengan kedua matanya terpejam.
Dan seketika saja terlintas di
benakku, bahwasannya ia bukan
h a n y a s e k e d a r lumpuh
saja, tetapi kedua matanya juga
telah menjadi buta.
Saat semua orang kehilangan sebuah
harapan, apalagi kehilangan
salah satu anggota tubuhnya. Mereka
akan langsung jatuh dalam
keputusasaan, dan berpikir bahwa
harapan terakhir mereka
adalah menjadi seorang peminta.
Namun, saat Aku melihat dirinya.
Aku sama sekali tidak merasakan, aura kesedihan ataupun keputuasaan.
Melainkan hanya terdapat aura
kehangatan dan harapan. Mungkin ini
memang aneh. Tapi saat itu
juga, Akupun jatuh Cinta kepadanya.
Terus bernyanyi tanpa kenal lelah,
dan hasilnya ia berhasil membuat
semua orang kagum dengan
keindahan suara Nyanyiannya. Dan
sedikit demi sedikit uangnya
mulai bertumpuk tinggi, di dalam
wadah yang telah ia sediakan.
Namun, saat Aku mau memberinya
sebagian uangku. Tiba-tiba saja
Aku di kejutkan, dengan seseorang
l e l a k i paruh baya mencuri
sebagian uangnya, yang ada di
dalam wadah tersebut. Lelaki
berengsek itu memanfaatkan
kelumpuhannya dan kebutaannya,
untuk mencuri sebagian uangnya.
Tentu saja, Aku yang melihat itu
tidak tinggal diam. Aku
langsung mencari lelaki itu yang
lari entah kemana setelah
m e n c u r i. Setelah cukup lama
mencari. Akhirnya Akupun
menemukannya, di dalam gang
yang sempit sedang menghitung
uang yang bukan miliknya.
Tak bisa di maafkan !
“ Kembalikan uangnya, dasar pencurii.”
“ Ohhh... Rupanya ada sesosok
pahlawan ya.” Pria tersebut berbicara,
seraya membunyikan jari-jarinya.
Namun sayangnya, Aku tidak
jago dalam berkelahi. Dan
hasilnya pun terlihat, Aku yang
jadi babak belur. Parahnya
setelah ia membuat diriku menjadi
bubur, ia juga mengambil
j u g a seluruh uangku yang ku
simpan di dalam dompetku.
“Terima-kasih banyak, bocah. Hahaha.”
Ujar pria itu, sebelum pergi
meninggalkanku yang babak belur menyedihkan di gang sempit.
“ Sialannnnnn.”
Aku perlahan bangkit berdiri, seraya
menahan rasa perih dari
sekujur tubuhku. Setelah berhasil
bangkit berdiri, Akupun
kembali ke tempat wanita yang tadi.
Tentu saja, sebelum hal itu. Aku
ke ATM terdekat terlebih
dahulu, untuk bisa mengganti
sebagian uangnya yang telah di
curi. Setelah mendapatkannya,
dan dengan uang yang
berada genggaman tanganku.
Aku terus berlari, dengan penuh
harapan dia masih ada disana.
Namun, takdir berkata lain. Dan
seketika saja, rasa kecewa
telah memenuhi diriku pada saat
itu. Karena Aku tidak melihat
l a g i d i a d i s a n a.
“ Paling tidak… Paling tidak…
Izinkanlah Aku untuk mengetahui
n a m a n y a.”
Dalam kesedihan yang mendalam.
Tiba-tiba telingaku berdengung
Nasehat dari sahabatku. “ Kau boleh
mengeluh, Kau boleh menangis.
Tapi kau, jangan pernah menyerah.”
( Sfx : Trakkkk )
Akupun menggertakan gigiku
dengan sangat keras. Kemudian
bangkit dan mencoba mencari
dia lagi. Dan tentu saja, Aku tidak
lupa untuk menanyai semua
orang. Karena Aku berpikir, ia
pasti tidak jauh di sekitar sini.
“Permisi! Apakah kau melihat
di sekitar sini, seorang wanita
m u d a berpakaian Sweater
longgar berwarna putih, dan
memakai sebuah kursi roda.”
10% orang berkata “ Oh, Iya
Aku melihatnya.” Dan 80% berkata
“Maaf, Aku tidak melihatnya.”
Namun Aku tetap tidak menyerah.
Berdasarkan kata 10% orang,
y a n g telah melihatnya. Aku
terus mencari, mencari, dan
mencari. Hingga di titik Aku
kehabisan Nafas. Pertanda
Aku telah mencapai pada batasku.
Akupun langsung duduk di salah
satu kursi taman kota, dengan
nafas berat yang terengah-engah.
Setelah merasa mendingan, Aku
l a n g s u n g menyenderkan
punggung ini, ke arah bangku
taman. Seraya menghela nafas,
dan memandangi langit sore.
“ Aaahhhhh.. “
Apa Aku tidak akan ketemu
dengannya lagi.
"Anuu... Permisiii, Tuan."
Su, Suara ini !
Akupun langsung menoleh ke arah
samping, ke arah asal suara
tersebut. Dan mendapatkan sesosok,
y a n g selama iniku cari sedang
m e n y a p a d i r i k u.
Ia masih berpenampilan, seperti
saat Aku pertama kali melihatnya.
Tidak, Aku sama sekali tidak
melihat alat-alatnya untuk bernyanyi,
seperti mic dan lain sebagainya.
Malahan berganti dengan sebuah
rak kayu kecil, yang terisi puluhan
minuman dingin di pangkuannya.
“ Dari nafas Tuan, sepertinya Tuan
sangat haus. Jadi apakah Tuan
mau membeli sebagian dagangan
saya. Ini mungkin akan membantu menghilangkan dahaga, Tuan!”
Perasaan terkejut, bahagia dan
senang menjadi satu.
Membuat diriku tidak berkata
apapun. Hanya terus
memandanginya, tanpa bicara
sepata kata apapun.
“ Hmmm.... Tuan, apakah kau
masih ada disana?”
Seketika saja aku tersadar, dari
lamunanku sendiri.
" Ohh. Te, Tentu saja. Ma, Maaf
tadi Aku habis me, melamun."
I n i s a n g a t l a h aneh. Aku yang
Hidupnya, di keliling oleh
banyak wanita cantik, lagi sempurna.
Namun, malahan gugup
tidak karuan di depan wanita yang
lumpuh dan buta???
“ Begitu ya…Hm, jadi apakah Tuan
mau membeli dagangan saya?”
" Te, Tentuuu sajaa, kenapa
tidak? Lagi pula saat ini
Aku sangatlah haus. Ya, benar
sangat haus. Hehehehe.”
“ Syukurlah. Silahkan Tuan, pilihlah
minuman dingin yang Tuan suka!”
“ Ohh. Ba, Baiklah.”
Akupun mengambil salah satu
minuman dinginnya, lalu
membayarnya. Sekalian juga Aku
diam - diam memberinya
seluruh uangku, yang Aku tarik di
ATM tadi. Tanpa sepengetahuannya.
“ Terima-kasih banyak, Tuan.
Telah membeli dagangan saya.”
“ Ohhh, Iya sama-sama.”
“ Kalo begitu saya permisi. Dan semoga hari-hari Tuan, selalu menyenangkan.”
Diapun langsung berjalan pergi,
dengan kursi rodanya. Menyadari
h a l itu, membuat mulutku
secara reflek berteriak ke arahnya.
“ Tungguuuuuuu!”
A k u b e r t e r i a k, seraya berlari
ke arah sisinya.
" Aah, Aah..( Nafas terengah-engah.)
Ia mungkin memang buta
dan lumpuh, tapi pendengarannya
tidak. Ia berhenti, dan
perlahan berbalik kebelakang. Yakni
ke arahku dan berbicara.
“ Hmmm... Apakah Tuan, mau
membeli dagangan saya lagi?”
“ Ti, Tidak.”
“ Jika bukan demikian. Apakah
ada hal lain, yang bisa saya bantu
u n t u k m u T u a n?”
“ Se, Sebenarnya Aku ada sebuah
p e r m i n t a a n.”
“.... Permintaan?”
Ketika itu keringatku bercucuran
deras, dari kepala
sampai ujung kaki. Namun, Aku
tetap memaksakan
bibirku untuk b e r b i c a r a.
" A, Apa kau mau me, menjadi TEMAN
HIDUPKU..Heh, maksudku TEMANKU."
Keheningan, kata itulah y a n g
cocok untuk mendeskripsikan
suasana pada saat itu. Di saat yang
sama, tepatnya di dalam
keheningan tersebut. Tiba-tiba saja
di kedua matanya yang buta
atau terpejam itu. Mengeluarkan
sebuah air mata, mengalir
dan membasahi kedua pipinya.
Tentu saja. Aku yang melihat
hal itu menjadi panik dan berpikir,
A, Apakah Aku mengucapkan
sesuatu yang salah, kepadanya?
" A, Apa yang terjadi? .... A, Apakah
tadi Aku telah mengucapkan sesuatu
yang Me, Menyakitkan bagimu?"
" Tidak, tidak ada apa-apa Tuan.
Hanya saja, saya terlalu
bahagia hingga mengeluarkan air
mata." Ia berbicara sembari
m e n g h a p u s a i r matanya.
“....Ba, Bahagia?”
" Benar, karna ini baru pertama kalinya,
saya mendapatkan seorang TEMAN."
Dengan tersenyum hangat, ia
berbicara ke arahku. Saat yang
sama, Aku tidak bisa berkata
apapun lagi. Dan juga tak bisa
membayangkan, seberapa
beratnya ia menanggung semua
penderitaan t e r s e b u t.
Membuat Aku mengepalkan
kedua tanganku sendiri.
“ Hmmm.... Sa, Salam kenal Tuan,
nama saya adalah Violet Niferia.”
“ !??? ”
Dengan raut wajahnya yang semerah
tomat. Ia terlihat, mengulurkan
tangan kanannya yang manis. Namun,
menghadap ke arah yang salah.
Akupun menghela Nafas untuk itu
“ Aahhhh...Dasar kamu ini, Aku
itu ada di sebelah sini.
Dan Mulai sekarang, panggil
Aku Gilbert Emilio ya, Violet.”
" Baik, Tuan Gilbert."
I a b e r k a t a dengan
penuh senyuman kebahagian.
Melihat senyumannya
tersebut, membuat bibir ini
ikut tersenyum bahagia.
“ Panggil saja Aku Gilbert, Violet!”
Akupun meraih tangannya, dan
kamipun bersalaman. Tangannya
yang lembut, lalu senyumannya
yang menghangatkan Hati. Hanya
dengan ini semua, Aku merasa
semua perjuanganku terbayarkan.
****************
Silakan yang mau like, vote atau
k o m e n. Saya hanya sekedar
ingin menulis itu saja. Dan jikapun
kemudian tulisanku tidak dibaca
atau hanya sekedar dilihat tanpa
diketahui isinya, saya tak peduli.
Saya benar-benar tidak masalah.
Bagiku menulis seperti hobi lainya
seperti memancing, seperti
memelihara burung. Karena yang
t e r p e n t i n g, ruang-ruang
kosong di Hati dan pikiran terisi.
Tak menjadi soal orang lain
ikut, menikmatinya atau tidak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
ÐRÄ̈QÚ́È̀È̀ñ̃••LÖVÈLɎZ
kek puisi y
2023-09-22
0
Floleanne
ciusss tor,,tulisanny bagos bed,,inspirasiny pasti ruaarbiasahh on 🙏🤩😍#
mantapuThoor
#Lanjooottt
2021-12-22
1
M.J.M
baru baca dua bab udah tersentuh.
2021-11-12
1