• Vol 1 – Ch 2 : DUA INSAN #1

5 bulan setelah kejadian tersebut,

kami berdua menjadi sangat

akrab. Biasanya setelah pulang

berkerja, atau sedang cuti.

Aku selalu membantunya dalam

bernyanyi, supaya tidak terulang

lagi kejadian kriminal seperti

kemarin. Dan Aku juga membantu

perkerjaan sampingannyaa,

yakni berjualan minuman dingin.

Selama 5 bulan terakhir ini, Aku

juga telah mengetahui berberapa

Hal tentang dirinya. Salah

satunya, adalah alasan mengapa

kakinya menjadi lumpuh. Alasan

mengapa kedua matanya

telah menjadi buta. Dan terakhir,

a l a s a n mengapa i a

tinggal hanya seorang diri.

Karena ini merupakan takdir, yang

telah di tentukan oleh sang

ilahi. Yakni sebuah, kematian dari

seluruh keluarganya. Ketika

bus besar datang, dan menghantam

mobil mereka. Yang pada akhirnya, meninggalkan anak satu-satunya,

yang hanya selamat seorang diri.

Namun, meninggalkan luka berupa kelumpuhan dan kebutaannya.

Dan pada saat masa-masa yang

berat tersebut, ia pernah tinggal

beberapa tahun di panti asuhan.

Lalu memutuskan pergi dari sana,

saat masih berumur 17 tahun.

Pergi untuk mewarisi harta keluarga

satu-satunya, yakni rumah ini.

Ya, sebuah rumah yang berada di

komplek sebelah barat. Dengan

no 57 dan berada paling ujung. Dan

sering Aku datangin. Baik dalam

mengantarkannya pulang, atau hanya

sekedar menemaninya s a j a.

Karena Aku rasa ia kesepian, berada

di rumah yang sebesar ini.

Sebagai teman bicaranya, dan sebagai

teman makan malamnya. Dan

inilah yang membuat Aku terkejut. Ia

bisa memasak dengan sangat

enak, padahal keadaannya seperti itu.

Tidak ada kata yang cocok untuknya,

s e l a i n l u a r - b i a s a.

“ Glup.. ( menelan ludah ).”

Ia sungguh, tidak pernah

menunjukan kesedihannya. Hanya

tersenyum dan selalu

tersenyum. Membuat semua orang,

mungkin akan berpikir.

Bahwasannya ia adalah o r a n g

yang paling bahagia.

Namun….Namun…. Aku yakin, di

balik senyumannya tersebut.

Penuh luka yang tak akan pernah,

bisa di sembuhkan.

“ Violet…. Katakan kepadaku! Apa

kau pernah kecewa, pernah

menangis, dan pernah marah

kepada-Nya. Yang semuanya, telah

d i rengut darimu. Apakah

kau pernah marah, Violet? ”

Di meja makan ini sebagai saksi, ia

tidak menjawab. Malahan berganti,

dengan menundukan kepalanya

ke arah bawah. Namun tak lama, ia

kembali mengangkat kepalanya

dan mulai bicara.

“…. Sebagai seorang wanita, tentu saja

Aku pernah kecewa. Kecewa

hingga Hati ini, terasa tidak sanggup

lagi. Sebagai seorang wanita,

tentu saja Aku pernah menangis.

Bahkan saat sendiri, Aku

selalu menangis hingga terisak. Dan

sebagai seorang w a n i t a,

tentu saja Aku pernah marah. Marah

kepada diriku sendiri, yang

cengeng ini, yang keras kepala ini, dan

kepada Dunia ini. Walaupun

begitu, Aku tak membenci kepada-Nya.”

“ Ti, Tidak membenci? Mengapa?

Padahal semua yang berharga bagimu

t e l a h d i r e g u t.”

“..Mungkin kamu memang

benar, Gilbert. Tuhan memang telah

mengambil kedua kakiku,

Tuhan memang telah mengambil

k e d u a mataku, Tuhan

memang telah mengambil seluruh

keluargaku. Namun, Aku

tetap sabar dan percaya. Percaya

kalo Tuhan, mempunyai

rencana di sisi-Nya yang lebih indah

untuk diriku. Aku hanya

perlu mempercayai-Nya, dan selalu

berserah diri kepada-Nya.

Karena ia tahu dan akan selalu tahu,

keadaan hamba-hambanya.”

Senyuman itu lagi.

Senyuman yang hangat darinya.

Dan senyuman yang penuh luka.

Luka yang di balut, dengan sebuah

senyuman. Ia sudah terbiasa.

Akupun tak bisa berkata apapun

lagi, dan Aku tak bisa membayangkan.

Apa yang terjadi, jika Aku berada di

dalam posisinya. Yang telah kehilangan semuanya, dan harus menanggung

s e m u a penderitaan seorang diri.

Namun Hari ini, Malam ini. Aku

tak akan, membiarkannya menanggung

semua penderitanya itu, seorang

diri lagi. Karena tekadku ini sudah

bulat, tercermin dari kepalan tanganku

y a n g s a n g a t k u a t.

“ Violet, maukah kau ikut denganku

s e b e n t a r?”

~|~|~|~|~

Di tengah rembulan.

Di tengah awan.

Dan tengah bintang-bintang.

Aku akan mengungkapkan semuanya.

Semua perasaanku.

“ Hmm, kita ada dimana Gilbert?”

“ Violet kita saat ini, sedang berada

di taman. Sebuah tempat yang

sama, seperti saat kita pertama kali

bertemu. Dan yang perlu kau

ketahui, Aku mengajakmu kemari.

Hanya Ingin memastikan sesuatu.”

“ Memastikan sesuatu?”

“ Itu benar! Jika tempat inilah, takdir

tersebut Aku temukan. Maka di tempat

ini juga, takdir tersebut akan di mulai.”

“ Takdir??? A, Apa yang sebenarnya

maksudmu, Gilbert?”

“ …Begitu ya. Fufufufu ( tertawa kecil ). Maafkan Aku, sepertinya kata-kataku

sulit di pahami ya. Baiklah, akan Aku sederhanakan. Intinya adalah, maukah

kau menikah denganku, Violet Niferia.”

( Sfx : Wushhhhh )

Hembusan angin malam, dan cahaya

rembulan yang menerangi.

Semuanya terlihat, memenuhi suasana

p a d a s a a t i t u.

Dan dalam sekian detik tersebut,

Aku bisa melihatnya. Melihat dirinya,

yang sangat terkejut dengan hal ini.

Sepertinya ia sangat tidak menduganya.

“ Apa kau sadar dengan apa yang kau

katakan itu, Gilbert?”

“ !!?? ”

Dengan berada di kursi rodanya,

ia tertunduk ke arah bawah. Seraya

melanjutkan berbicaranya dengan

meneteskan Air mata.

“ Hiks, Hiks... Menikah denganku,

yang seorang wanita buta. Hiks,

Hikss...Menikah denganku, yang

seorang wanita lumpuh. Dan

selalu memakai kursi roda, untuk kemana-mana. Hiks, Hikss…

Dan Menikah denganku, yang

bahkan tidak bisa memiliki anak.

Hikss, Hikss. Katakan kepadaku,

Gilbert! Apa kau serius mau

menikahi wanita seperti diriku?

A, Aku sama sekali tidak pantas

untuk dirimu, Gilberttttt.”

Di dalam keheningan tersebut, ia

meluapkan seluruh perasaannya.

Dengan menangis dan menangis.

“ Hiks, Hiks.. Aku tidak pantas

u n t u k d i r i m u.”

Hingga…

“ Kata siapa, Violet? Dan siapa

yang memutuskan, kalo

kamu tidak pantas untuk diriku?”

“ Apa kau masih tidak mengerti,

Gilbert. Aku… Aku…”

Aku yang tidak tahu, harus bagaimana

lagi cara menyakinkannya. Hanya bisa memeluk dirinya, dengan sangat erat.

“ !!??”

“ Violet, Aku tahu kau sedang

menanggung beban yang berat. Aku

tahu, kau sedang menyimpan

rasa sakit yang berat. Dan Aku tahu

juga, kau sedang menyimpan

semua penderitaan dengan sangat

berat. Jadi Kumohon… Kumohon

padamu Violet…Jangan menanggung

semua beban itu sendirian.

Biarkan pundakku menjadi lelahmu,

Biarkan kedua mataku menjadi

matamu, Biarkan kedua kakiku

menjadi kakimu. Dan biarkan Aku,

menjadi Sayap Pelindungmu.”

 “ Hiks, Hiks. Tapi… Tapi… Aku

mungkin, hanya Akan

menjadi beban bagimu, Gilbert.”

“ Aku tak pernah menganggapmu

sebagai beban, Violet. Malahan

sebaliknya, Aku menganggapmu

sebagai anugerah Tuhan

yang terindah dalam Hidupku.”

“ A, Aku… Aku... Terima - kasih

banyak. Hiks, Hikss~”

****************

1 minggu setelah kejadian tersebut,

A k u memutuskan membawa

Violet ke rumah ke dua orang tuaku.

Karena tidak mungkin, Aku terus

menyembunyikan hal ini dari kedua

orang tuaku. Mengenalkan Violet,

dan meminta Restu kepada mereka.

Setelah kami telah sampai, di rumah

kedua orang tuaku. Tentunya

menggunakan mobil pribadiku. Aku

dan Violet, berserta Ayahku

dan Ibuku, semuanya terlihat berada

di ruang tamu. Aku duduk

di salah satu sofa yang di sediakan,

dan sebelahku terdapat Violet.

Tentu saja dengan kursi rodanya.

Sedangkan kedua orang tuaku,

duduk di hadapan kami dengan

tatapan sinis dan jijik. Hanya

melihat dari Ekpresi kedua orang

tuaku saja. Aku bisa menduga,

bahwa kami tidak akan di Restui.

Namun, apa salahnya mencoba dulu.

“ Sa, Salam kenal Om dan Bibi…

Saya bernama Vio-”

“-Kau tidak pantas, untuk anakku.

Dan Enyahlah dari hadapanku! Dasar

sampah menjijikan.”

“ Heh!!?”

Tiba-tiba saja Ibuku, menyela perkataan

Violet dan langsung menghinanya

begitu saja. Tentu saja, Aku yang melihat

hal itu menjadi Naik pitam, dan langsung

berdiri dari sofaku.

“ Paling tidak, izinkanlah Violet untuk menyelesaikan perkataannya.”

Ibuku langsung berdiri dari sofanya juga.

“ Apa? Ia bahkan menyebut

namanya, di rumah sini saja sudah

sangat tidak pantas, Gilbert.”

“ Hanya karena...”

Violet yang sedang duduk di kursi

roda tepat di sebelahku. Tiba–tiba

saja, memegang salah satu tanganku

d e n g a n sangat erat. Sebagai

suatu tanda, bahwasannya Aku harus mengendalikan emosiku.

Akupun melakukannya, dengan menarik

Nafas lalu menghembuskannya.

“ Aaaahhhhhhh.”

Seraya perlahan kembali duduk.

“ Dan kau itu ya… ”

Ibuku berkata seraya menujuk-nujuk

V i o l e t dengan seluruh

hinaanya. Namun, sebelum Ibuku

bisa menyelesaikan semua

perkataannya. Ayahku yang berada

di sebelah Ibuku, tiba-tiba

m u l a i a n g k a t b i c a r a.

“ Elizabeth, tenangkan dirimu! Atau

kau sudah lupa, dengan

peraturan di keluarga ini. Harus

menyelesaikan masalah

apapun, dengan kepala dingin.”

“..Tskkk.”

Ibuku kembali duduk, dengan

mendegus k e s a l.

Ayahku terlihat sengaja terbatuk

kecil, untuk memperbaiki suaranya.

"...Uhuk." Setelah ia

melakukannya, pandangannya pun

langsung berpaling menatap diriku.

“ Gilbert, apakah kau tau dampak

masalah bagi keluarga kita.

Jika kau menikahi seorang wanita

seperti dia.”

“ Ya. Tentu saja, Aku tahu Ayah.

K a r e n a satu-satunya

masalah disini adalah, Aku akan

bahagia bersama Violet,

dan kalian tidak menyukai hal itu.”

" Lancang sekali kau, nak! "

Ibuku tersentak dari sofanya, dan

berniat ingin menampar

diriku. Namun, Ayahku yang berada

di sebelahnya. Langsung

menahan ibuku, dengan menangkap

salah satu tangannya.

“ Lepaskan Akuuu!”

“ …. Ayo Violet, kita pergi dari sini.”

Merasa tidak ada gunanya,

terus-menerus

berada disini. Akupun bangkit

berdiri, seraya

mendorong kursi roda Violet.

“ Heh?... Ta, Tapi Gilbert-”

“-Mau kemana kau Gilbert, urusan

kita disini belum selesai!”

“ Tenang saja, Ayahanda. Karena

Aku akan segera kembali.”

Akupun melanjutkan mendorong kursi

rodanya Violet, hingga

beranjak pergi dari ruangan tersebut.

“ Gilbert, kita mau kemana?”

" Kembali mobil."

Setelah sampai di parkiran mobilku.

Aku membiarkan pintu depan

mobilku terbuka, lalu mengangkat

Violet dari kursi rodanya, dan  memindahkannya ke kursi bagian

d e p a n m o b i l k u.

“ Kamu tunggulah sebentar disini

y a, V i o l e t.”

Aku berkata dengan tersenyum

hangat ke arahnya. Walaupun ia tidak melihatnya. Namun, Aku p e r c a y a

ia bisa melihat senyumanku.

“.... Ta, Tapi bagaimana dengan Restu

kedua orang tuamu, Gilbert?”

“ Setelah kamu di hina begitu.

Apakah kau masih percaya, kita

akan mendapatkan Restu, Violet?”

Violetpun tak bisa membantah lagi,

hingga Aku memegang kedua

bahunya. Seraya berkata ke arahnya,

“ Tapi kau tenang saja, Violet. Karena

Aku mempunyai sebuah

rencana. Rencana Gila yang membuat

kedua orang tuaku, mau

tidak mau akan merestui kita berdua.”

“.... Re, Rencana gila?”

“ BENAR.”

****************

Silakan yang mau like, vote atau

k o m e n. Saya hanya sekedar

ingin menulis itu saja. Dan jikapun

kemudian tulisanku tidak dibaca

atau hanya sekedar dilihat tanpa

diketahui isinya, saya tak peduli.

Saya benar-benar tidak masalah.

Bagiku menulis seperti hobi lainya

seperti memancing, seperti

memelihara burung. Karena yang

t e r p e n t i n g, ruang-ruang

kosong di Hati dan pikiran terisi.

Tak menjadi soal orang lain

ikut, menikmatinya atau tidak.

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

3 jagoan yatim piatu mampir like dan fav mendarat

2023-08-09

0

Norma Yunita

Norma Yunita

jejak

2021-11-15

1

Your name

Your name

Takdir memang dapat mempertemukan kedua insan, walau jarak dan waktu memisahkannya.

Aku belajar.
kenapa kita yang sempurna tidak melakukan hal lebih dari mereka yang memiliki keterbatasan.

2021-11-12

2

lihat semua
Episodes
1 • Volume 1 [ Prolog ] ~
2 • Vol 1 – Ch 1 : Buku Harian
3 • Vol 1 – Ch 2 : DUA INSAN #1
4 • Vol 1 – Ch 2 : DUA INSAN #2
5 • Vol 1 – Ch 3 : Penentuan Akhir
6 • Vol 1 – Ch 4 : Akhir Dari Semua [ Permulaan ]
7 • Vol 1 – Ch 5 : Perjalanan Di Dunia Lain #1
8 • Vol 1 – Ch 5 : Perjalanan Di Dunia Lain #2
9 • Catatan Seorang Penulis Biasa
10 • Vol 1 – Ch 6 : Kesenangan Pasar Malam
11 • Vol 1 – Ch 7 : Arti Dari Sebuah Kesetiaan #1
12 • Vol 1 – Ch 7 : Arti Dari Sebuah Kesetiaan #2
13 • Vol 1 – Ch 8 : Setitik Cahaya Misterius?
14 • Vol 1 – Ch 9 : Arti Dari [ Sahabat Sejati ]
15 • Vol 1 – Ch 10 : The Queen
16 • Vol 1 – Ch 11 : OBERLAND
17 • Vol 1 – Ch 12 : [ Pelindungmu ] #1
18 • Vol 1 – Ch 12 : [ Pelindungmu ] #2
19 ------- ANNOUNCEMENT -------
20 • Vol 1 – Ch 13 : Senyuman Di Panti Asuhan
21 • Vol 1 – Ch 14 : Mata Biru Dan Sebuah Janji
22 • Vol 1 – Ch 15 : [ Demi-Human ]
23 • Vol 1 – Ch 15 : [ Demi-Human ]
24 • Vol 1 – Ch 16 : Masa Lalu Yang Kelam
25 • Vol 1 – Ch 17 : [ Mitos ] Di Dalam Perpustakaan
26 • Vol 1 – Ch 18 : Kebenaran Di Dalam Kegelapan
27 • Vol 1 – Ch 19 : Aktivitas Pagi Hari
28 • Vol 1 – Ch 20 : [ Rencana ] Sang Ratu
29 • Vol 1 – Ch 21 : Di Kegelapan Yang Akan Datang
30 • Vol 1 – Ch 22 : [ Pengkhianatan ]
31 • Vol 1 – Ch 23 : Arti Dari Sebuah [ Keluarga ]
32 • Vol 1 – Ch 24 : Hati Yang Sangat Hancur #1
33 • Vol 1 – Ch 24 : Hati Yang Sangat Hancur #2
34 • Vol 1 – Ch 25 : Keinginan Dari Lubuk Hati
35 • Vol 1 – Ch 26 : Hati Yang [ Merindu ]
36 • Vol 1 – Ch 27 : Pelukan Terakhir [ End ]
37 • Tanya dan Jawab Author
38 • Chapter Spesial [ OVA ] Collaboration
39 • Volume 2 [ Prolog ] ~
40 • Vol 2 – Ch 1 : Tahta Dan [ Kesetiaan ]
41 • Vol 2 – Ch 2 : Tekad Dan [ Pengukapan ]
42 • Vol 2 – Ch 3 : Hati Kecil Seorang Ayah
43 • Vol 2 – Ch 4 : [ Hati ] Sang Adik
44 • Vol 2 – Ch 5 : [ Satu Kehangatan ]
45 • Vol 2 – Ch 6 : Terdampar
46 • Vol 2 – Ch 7 : Kasih Sayang
47 • Vol 2 – Ch 8 : Terus Berjalan
48 • Vol 2 – Ch 9 : Human [ Elf ] #1
49 • Vol 2 – Ch 9 : Human [ Elf ] #2
50 • Vol 2 – Ch 10 : [ Sahabat ]
51 • Vol 2 – Ch 11 : Pengorbanan
52 • Vol 2 – Ch 12 : Hati Yang [ Lelah ]
53 • Vol 2 – Ch 13 : Petugas [ Penyelamat ] #1
54 • Vol 2 – Ch 13 : Petugas [ Penyelamat ] #2
55 • Vol 2 – Ch 14 : Suatu Yang [ Berharga ]
56 • Vol 2 – Ch 15 : Dia Segalanya
57 • Vol 2 – Ch 16 : Sebuah Awal
58 • Vol 2 – Ch 17 : The [ Maid ]
59 • Vol 2 – Ch 18 : Kejanggalan
60 ------- ANNOUNCEMENT -------
61 • Vol 2 – Ch 19 : Sebuah [ Pertanyaan? ]
62 • Vol 2 – Ch 20 : Sejarah Yang Di [ Bungkam ]
63 • Vol 2 – Ch 21 : Palace Butler
64 • Vol 2 – Ch 22 : [ ISI HATI ]
65 ---------- KONFIRMASI ----------
66 • Vol 2 – Ch 23 : Pengagum [ Rahasiamu ] #1
67 • Vol 2 – Ch 23 : Pengagum [ Rahasiamu ] #2
68 • Vol 2 – Ch 24 : Jauh Tak Terhentikan
69 • Vol 2 – Ch 25 : Awal Dari [ Semuanya ] #1
70 • Vol 2 – Ch 25 : Awal Dari [ Semuanya ] #2
71 • Vol 2 – Ch 25 : Awal Dari [ Semuanya ] #3
72 • Vol 2 – Ch 26 : [ Musuh ] Yang Sebenarnya
73 • Vol 2 – Ch 27 : Tekad Yang Bulat
74 • Vol 2 – Ch 28 : Ketulusan Dari Sang Pengagum
75 • Vol 2 – Ch 29 : Kepercayaan Yang [ Hilang ]
76 • Vol 2 – Ch 30 : Akhir Dari Perjalanan [ End ]
Episodes

Updated 76 Episodes

1
• Volume 1 [ Prolog ] ~
2
• Vol 1 – Ch 1 : Buku Harian
3
• Vol 1 – Ch 2 : DUA INSAN #1
4
• Vol 1 – Ch 2 : DUA INSAN #2
5
• Vol 1 – Ch 3 : Penentuan Akhir
6
• Vol 1 – Ch 4 : Akhir Dari Semua [ Permulaan ]
7
• Vol 1 – Ch 5 : Perjalanan Di Dunia Lain #1
8
• Vol 1 – Ch 5 : Perjalanan Di Dunia Lain #2
9
• Catatan Seorang Penulis Biasa
10
• Vol 1 – Ch 6 : Kesenangan Pasar Malam
11
• Vol 1 – Ch 7 : Arti Dari Sebuah Kesetiaan #1
12
• Vol 1 – Ch 7 : Arti Dari Sebuah Kesetiaan #2
13
• Vol 1 – Ch 8 : Setitik Cahaya Misterius?
14
• Vol 1 – Ch 9 : Arti Dari [ Sahabat Sejati ]
15
• Vol 1 – Ch 10 : The Queen
16
• Vol 1 – Ch 11 : OBERLAND
17
• Vol 1 – Ch 12 : [ Pelindungmu ] #1
18
• Vol 1 – Ch 12 : [ Pelindungmu ] #2
19
------- ANNOUNCEMENT -------
20
• Vol 1 – Ch 13 : Senyuman Di Panti Asuhan
21
• Vol 1 – Ch 14 : Mata Biru Dan Sebuah Janji
22
• Vol 1 – Ch 15 : [ Demi-Human ]
23
• Vol 1 – Ch 15 : [ Demi-Human ]
24
• Vol 1 – Ch 16 : Masa Lalu Yang Kelam
25
• Vol 1 – Ch 17 : [ Mitos ] Di Dalam Perpustakaan
26
• Vol 1 – Ch 18 : Kebenaran Di Dalam Kegelapan
27
• Vol 1 – Ch 19 : Aktivitas Pagi Hari
28
• Vol 1 – Ch 20 : [ Rencana ] Sang Ratu
29
• Vol 1 – Ch 21 : Di Kegelapan Yang Akan Datang
30
• Vol 1 – Ch 22 : [ Pengkhianatan ]
31
• Vol 1 – Ch 23 : Arti Dari Sebuah [ Keluarga ]
32
• Vol 1 – Ch 24 : Hati Yang Sangat Hancur #1
33
• Vol 1 – Ch 24 : Hati Yang Sangat Hancur #2
34
• Vol 1 – Ch 25 : Keinginan Dari Lubuk Hati
35
• Vol 1 – Ch 26 : Hati Yang [ Merindu ]
36
• Vol 1 – Ch 27 : Pelukan Terakhir [ End ]
37
• Tanya dan Jawab Author
38
• Chapter Spesial [ OVA ] Collaboration
39
• Volume 2 [ Prolog ] ~
40
• Vol 2 – Ch 1 : Tahta Dan [ Kesetiaan ]
41
• Vol 2 – Ch 2 : Tekad Dan [ Pengukapan ]
42
• Vol 2 – Ch 3 : Hati Kecil Seorang Ayah
43
• Vol 2 – Ch 4 : [ Hati ] Sang Adik
44
• Vol 2 – Ch 5 : [ Satu Kehangatan ]
45
• Vol 2 – Ch 6 : Terdampar
46
• Vol 2 – Ch 7 : Kasih Sayang
47
• Vol 2 – Ch 8 : Terus Berjalan
48
• Vol 2 – Ch 9 : Human [ Elf ] #1
49
• Vol 2 – Ch 9 : Human [ Elf ] #2
50
• Vol 2 – Ch 10 : [ Sahabat ]
51
• Vol 2 – Ch 11 : Pengorbanan
52
• Vol 2 – Ch 12 : Hati Yang [ Lelah ]
53
• Vol 2 – Ch 13 : Petugas [ Penyelamat ] #1
54
• Vol 2 – Ch 13 : Petugas [ Penyelamat ] #2
55
• Vol 2 – Ch 14 : Suatu Yang [ Berharga ]
56
• Vol 2 – Ch 15 : Dia Segalanya
57
• Vol 2 – Ch 16 : Sebuah Awal
58
• Vol 2 – Ch 17 : The [ Maid ]
59
• Vol 2 – Ch 18 : Kejanggalan
60
------- ANNOUNCEMENT -------
61
• Vol 2 – Ch 19 : Sebuah [ Pertanyaan? ]
62
• Vol 2 – Ch 20 : Sejarah Yang Di [ Bungkam ]
63
• Vol 2 – Ch 21 : Palace Butler
64
• Vol 2 – Ch 22 : [ ISI HATI ]
65
---------- KONFIRMASI ----------
66
• Vol 2 – Ch 23 : Pengagum [ Rahasiamu ] #1
67
• Vol 2 – Ch 23 : Pengagum [ Rahasiamu ] #2
68
• Vol 2 – Ch 24 : Jauh Tak Terhentikan
69
• Vol 2 – Ch 25 : Awal Dari [ Semuanya ] #1
70
• Vol 2 – Ch 25 : Awal Dari [ Semuanya ] #2
71
• Vol 2 – Ch 25 : Awal Dari [ Semuanya ] #3
72
• Vol 2 – Ch 26 : [ Musuh ] Yang Sebenarnya
73
• Vol 2 – Ch 27 : Tekad Yang Bulat
74
• Vol 2 – Ch 28 : Ketulusan Dari Sang Pengagum
75
• Vol 2 – Ch 29 : Kepercayaan Yang [ Hilang ]
76
• Vol 2 – Ch 30 : Akhir Dari Perjalanan [ End ]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!