4. Ditolak

Berusaha mempertahankan wajah dinginnya, Erick menghampiri Alexa yang sibuk membenahi map dalam pelukannya. "Duuuhh.. Berat banget sih ! Engga kira-kira si Tonggos itu ngasih kerjaan. Mana mesti bolak balik ke lantai dua. Kenapa engga sekalian aja sih ngasih kerjaannya jadi kan aku engga perlu turun naek lift dan desak-desakan berjubel dengan yang lainnya. Untung engga di suruh pake tangga ke lantai dua nya. Bisa tambah kurus aku !" dumel Alexa tanpa menyadari jika Erick telah berada di sampingnya, ikut menunggu datangnya lift. Akhirnya pintu lift terbuka dan untungnya lift tidak terlalu penuh, menyisakan ruang kosong untuk mereka bertiga.Alexa meringis kesakitan sambil berusaha menyeimbangkan tumpukan map yang semakin berat. Bahunya terasa nyeri karena beban yang harus ditanggungnya. "Duuuhh.. Tonggos itu kenapa sih, sih? Ngasih kerjaan segambreng gini," gumamnya kesal sambil memasuki lift, tanpa menyadari beberapa orang melirik geli kearahnya. "Untung ada lift, kalau enggak, bisa-bisa tangan aku copot," lanjutnya, sambil mengelus lengannya yang mulai terasa pegal. Erick yang berdiri di sampingnya hanya tersenyum geli melihat ekspresi kesal Alexa. Para wanita yang berada di dalam lift terpaku dan terpana melihat Erick yang ikut masuk kedalam lift. Mereka saling berbisik dengan rekan sebelahnya yang dengan refleks membenahi tatanan rambut mereka yang telah rapi. Dewa yang berdiri di samping Erick hanya tersenyum geli melihat reaksi para wanita. "Sepertinya kita punya penggemar baru, Pak,"gumamnya.

Perlahan orang-orang keluar dari lift ketika mencapai lantai yang dimaksud, akhirnya hanya menyisakan Alexa, Erick dan Dewa di dalam lift itu. Suara kertas yang bergesekan dan helaan nafas lelah Alexa mengisi keheningan didalam lift itu. Erick dengan jantung berdebar kencang, kerap mencuri pandang ke arah Alexa. Dewa yang berpura-pura sibuk memeriksa handphonenya, tertunduk sambil menyeringai melihat kegugupan Erick yang amat jarang dilihatnya.

" Sibuk ya ?" Tanya Erick memberanikan diri memulai percakapan. "Engga, lagi duduk santai di bar sambil menikmati segelas cocktail ditemani cowo ganteng, dan seorang bartender dengan lesung pipi dan barisan gigi putih " jawab Alexa ketus.Dewa yang berdiri di belakang mereka hampir tersedak air liurnya mendengar jawaban Alexa. Erick pun hanya bisa mengusap tengkuknya, jujur saja baru kali ini dia dihadapkan pada seorang wanita yang tidak terpesona oleh wajahnya.

"Eh Bapak tadi pasti menawarkan produk asuransi pada para jajaran petinggi ya ? Sayang banget, cakep-cakep gini jadi sales asuransi. Tapi engga apa-apa, lebih baik jadi sales asuransi daripada jadi sales handphone atau sales perumahan. Cape nya sama cuma penilaian dan duitnya doang yang beda." ucap Alexa menganggukkan kepalanya. Erick dan Dewa saling pandang, takjub dengan jawaban polos Alexa.

Ting...

Pintu lift terbuka di lantai dua, lantai yang menjadi tujuan Alexa. Alexa pun bergegas keluar dari lift dan berkata " Semangat cari pelanggan ya Pak !" kemudian pintu lift pun tertutup dan lift pun terus turun ke lobby. Pintu lift kembali terbuka dan Erick pun keluar dari kotak besi itu diikuti oleh Dewa, kembali mereka berdua menjadi pusat perhatian ketika melewati lobby kantor. Resepsionis dan juga para pegawai wanita yang kebetulan berada di lobby, terpaku dan hampir meneteskan air liur mereka ketika mereka melihat ketampanan Erick dan juga Dewa yang berjalan tegap dengan wajah dingin mereka.

Erick dan Dewa berdiri di pintu masuk menunggu sopir menjemput mereka. Baru saja Erick dan Dewa melangkah hendak memasuki mobil yang menjemputnya, dari arah lobby terdengar teriakan dan pertengkaran dengan suara keras sampai terdengar keluar. "Kamu sebagai bawahan seharusnya patuh dan menurut pada perintah atasan. Dan atasan kamu disini itu saya. Suka-suka saya mau menyuruh kamu bolak balik berapa kali ke lantai satu atau lantai dua." seru seorang pria dengan rambut klimis dan bergigi tonggos sambil mendorong seorang wanita yang memeluk setumpuk dokumen hingga terjatuh dan dokumen dalam pelukannya berhamburan tersebar di lantai.

" Iya bapak memang atasan saya, tapi saya juga perlu makan siang untuk mengisi energi saya. Bapak melarang saya pergi makan siang dan menyuruh saya mengambil dokumen dan menyerahkan ke departemen pemasaran di lantai dua per map. Sepagian ini saya menyerahkan map sampai sepuluh balikan dengan cara dicicil, sementara bapak ongkang-ongkang kaki di kursi kebesaran bapak sambil main game. Lu pikir ini perusahaan punya moyang lu ?" wanita itu balas berteriak bertolak pinggang sambil sesekali meniup rambutnya yang menjuntai menghalangi matanya juga sesekali menaikkan kacamatanya yang terus-menerus merosot.

Suasana lobby yang saat ini tengah ramai dengan pegawai yang hendak pergi mencari makan siang, mendadak sunyi dan perhatian mereka tertuju pada pertengkaran antara si tonggos dan wanita yang bertolak pinggang. "Pamanku sebagai manager HRD pasti akan segera mengabulkan permintaanku. Aku pecat kamu sekarang, dan besok kamu tidak usah datang lagi ke kantor. Jangan harap kamu bisa bekerja di perusahaan-perusahaan lainnya, karena hanya dengan satu kalimat dari mulutku maka semua akan tunduk pada ku." seru si tonggos sambil menepuk dadanya dengan bangga.

Erick dan Dewa tidak jadi naik ke mobil, setelah saling pandang dan dengan raut wajah kesal, Erick kembali masuk ke lobby. Dia berdiri di dekat wanita yang tengah bertolak pinggang terlindung oleh sebuah pot besar berisi tanaman yang plastik. Wanita itu ternyata Alexa, wajah Alexa terlihat merah padam dan nafasnya tersengal-sengal setelah melontarkan serentetan kalimat panjang itu.

Si tonggos yang berbadan pendek dengan perut buncit memakai pakaian yang tampak kekecilan di tubuhnya itu dengan penuh gaya menghubungi seseorang melalui handphone miliknya, "Halo paman, aku ingin paman mengeluarkan surat PHK untuk Alexa... Betul .. Dia sudah kurang ajar kepadaku dan tidak mau mematuhi perintahku.... Oke ... Terimakasih paman." lalu si tonggos mengakhiri sambungan telepon nya. "Sekarang kamu tinggal menunggu surat pemecatan dari HRD. Paman sangat sayang kepadaku dan pasti akan mengabulkan semua permintaanku. Jika kamu mau meminta maaf kepadaku dan mengakui kesalahanmu juga menuruti segala perintah ku maka aku akan membatalkan surat PHK itu ." ucap si tonggos pongah.

"Puih .. Minta maaf ? Lebaran masih lama Pak, lagipula saya tidak berbuat salah...." belum tuntas Alexa berbicara, suara keras dan menggelegar memotong omongannya. "Punya kuasa apa kamu berani memecat pegawai di perusahaan ini ?" Semua mata beralih ke sumber suara yang menggelegar itu.

Tampak Erick dengan wajah dingin didampingi oleh Dewa memandang tajam ke arah si Tonggos yang terheran-heran melihat keberadaan mereka berdua. "Hah, kalian berdua siapa ? Berani sekali menyela pembicaraanku dengan perempuan bodoh ini ! Mau apa kalian berdua mencampuri urusanku dengan perempuan ini ?" seru si Tonggos dengan pandangan meremehkan. "Kamu tak apa-apa Sa? Ada yang terluka?"tanya Erick pada Alexa yang menjawab dengan gelengan kepala pelan.

" Tidak apa-apa pak. Terimakasih sudah bertanya. Saya hanya lapar, tadi pagi belum sempat sarapan dan sekarang sialnya si Tonggos tidak memberikan saya kesempatan untuk sekedar minum ataupun ngemil. Bahkan pergi makan siang pun dilarangnya. Nasib jadi pegawai kecil ya begini, atasan ongkang-ongkang kaki dan bermain game sementara kita yang dibawahnya pontang panting mengerjakan tugas yang bukan tugas kita, giliran dapat bonus eh malah masuk ke kantong si Tonggos." ucap Alexa malah curhat. Mendengar jawaban Alexa, Erick dan Dewa saling pandang dan Dewa pun segera merogoh sakunya dan mengambil handphone kemudian menghubungi beberapa orang jajaran direksi anak perusahaan yang tadi rapat menyuruh mereka mendatanginya di lobby.

"Eh, kenapa Bapak masih di sini ? Bukannya tadi mau kembali ke perusahaan asuransi tempat bapak bekerja? Kan sudah berhasil mendapatkan peserta asuransi kelas kakap. Lumayan tuh, jangan lupa bagi-bagi bonus nya ke saya karena sebentar lagi saya akan jadi pengangguran nih!" bisik Alexa pada Erick. Dari lift, keluar beberapa orang yang tampak cemas dan gugup juga ketakutan, mereka para petinggi langsung menghampiri Erick dan membungkuk hormat.

"Apa kalian tidak mengetahui kelakuan pria tampan bergigi kuda ini ? Apakah kalian semua menutup mata dengan kelakuannya? Membiarkan si gigi kuda Tonggos ini seenaknya dan semena-mena di perusahaan milikku?" bisik Erick dengan santai menyembunyikan kemarahannya. Para jajaran direksi hanya bisa menundukkan kepala mereka tanpa bisa menjawab pertanyaan Erick. Bukannya mereka tidak mengetahui sepak terjang si Tonggos, tetapi mereka takut jika si Tonggos melaporkan mereka pada sepupunya yang disebut-sebut sebagai pemilik perusahaan tempat mereka bekerja.

Mereka hanya menyangka jika Erick adalah salah satu dari dewan direksi dari perusahaan tempat mereka bekerja. " Maafkan kami Pak, kejadian ini tidak akan terulang kembali. Kami akan memecat perempuan itu dan memblokirnya dari seluruh industri." jawab salah seorang manajer memberanikan diri untuk menjawab.

Melirik tajam ke arah si Tonggos yang hanya tersenyum sinis, Erick melihat penampilan si Tonggos yang jauh dari kata berwibawa, " Yang begini kalian angkat menjadi atasan perempuan ini ? Kalian pun akan memecat perempuan ini ? Bagus sekali.. Baru tadi aku membahas masalah kinerja kalian yang sangat menurun. Rupanya memang perlu aku bereskan dari atas sampai ke akar-akarnya. Tunggu panggilan dari kantor pusat untuk kalian besok pagi." ucap Erick penuh tekanan sambil menebarkan pandangannya ke sekelompok orang-orang itu.

"Dan kamu.. Ikut saya. Saya tak ingin ada bantahan . Sekarang juga !!!" sambung Erick pada Alexa, kemudian berbalik dan berjalan dengan tegap. Aura kemarahan menguar di sekeliling Erick membuat tak seorangpun berani menghampirinya kecuali Dewa. "Kamu tuli apa bego ? Ayo ikut aku, jangan membuang waktuku !" seru Erick ketika merasa jika Alexa tidak mengikutinya. Menghela nafas panjang Alexa terpaksa mengikuti Erick dan Dewa, membiarkan kertas-kertas berserakan di lantai.

"Hei Alexa.. ALEXA .. KEMBALI KE SINI ... JIKA DALAM HITUNGAN KE LIMA KAMU TIDAK KEMBALI KE SINI DAN MEMBERESKAN KERTAS-KERTAS INI MAKA JANGAN HARAP BESOK KAMU BOLEH BEKERJA !!" seru si Tonggos keras. Alexa hanya terhenti sebentar kemudian berbalik dan mengacungkan jari tengahnya kepada si Tonggos lalu dengan cepat melangkah mengikuti Erick dan Dewa yang telah masuk ke mobil mereka. Para karyawan yang menyaksikan semua itu kontan berbisik dengan rekannya, wajah mereka berubah-ubah antara rasa penasaran, takut, dan keheranan.

Suara bisikan memenuhi ruangan, menciptakan suasana yang gaduh. Sementara itu, para petinggi yang tadinya terlihat percaya diri kini tampak pucat pasi. Keringat dingin membasahi kening mereka.

"Tamat sudah karier kita," gumam Andi, salah satu karyawan.

"Siapa sih orang itu? Kok bisa setega itu?" sahut Rani.

Budi Santoso, salah satu jajaran petinggi yang baru saja diangkat, berusaha menenangkan suasana. "Mungkin saja kita salah sangka," ujarnya, meskipun suaranya terdengar gemetar. "Namanya memang sedikit familiar, tapi tak mungkin kan dia itu CEO sekaligus founder perusahaan kita? Mungkin saja hanya nama mereka yang sama, sementara Erick yang ini hanya wakil dari kantor pusat."

Di dalam mobil, Erick berusaha mempertahankan wajah dingin dan sikap tak perdulinya, bertolakbelakang dengan keadaan jantungnya yang berdetak amat cepat, ditambah dia mencium parfum milik Alexa yang telah tercampur dengan keringat, menguar dari leher jenjangnya, membuatnya ingin mencium dan menyesap leher Alexa.

" Pak, bapak ini sebenarnya pekerjaannya apa sih ? Kok bisa-bisanya mengancam Pak Budi yang jabatannya mentereng dan keningnya kinclong kaya habis di gosok pakai minyak jelantah ? Tapi aku ragu jika si Tonggos akan diam saja. Dengar-dengar sih dia sepupunya pak Erick yang punya perusahaan ini. Tapi masa iya sih, Pak Erick punya sodara dengan tampang model muka kuda dan gigi tonggos macam tikus kaya dia ?" ucapan Alexa memecahkan keheningan di mobil itu.

"Nama kamu Alexa? Bagaimana jika kamu bekerja di kantorku? Menjadi asisten Dewa ?" tanya Erick langsung. " Eh.. Iya..Engga.. Engga mau ah. Engga mau kerja jadi sales asuransi, cape. Lebih baik aku cari kerja di perusahaan lain daripada harus jadi sales asuransi. Terimakasih deh." tolak Alexa dengan cepat. " Pokoknya aku berterima kasih sudah menolong aku, tapi untuk kerjaan , aku akan berusaha sendiri mencari informasi lowongan kerja. Aku engga mau nepotisme, ntar takut kaya si Tonggos." sambungnya lagi.

Episodes
1 1. Kejar-kejaran dan baku tembak
2 2. Ketika Prince Casanova jatuh cinta
3 3. Penasaran
4 4. Ditolak
5 5. Dendamnya Bianca dan galau nya Erick
6 6. Kotak misterius dan kemarahan Erick
7 7. Ancaman untuk Erick
8 8. Permintaan Erick dan usaha pembunuhan Alexa
9 9. Pertarungan di lorong sempit
10 10. Tempat kerja baru
11 11. Gala dinner
12 12. Awal pembalasan: Pemusnahan keluarga Mahendra 1
13 13. Awal pembalasan: Pemusnahan keluarga Mahendra 2
14 14. Erick resah
15 15. Gosip dan dimulainya pemburuan terhadap keluarga Anderson
16 16. Usaha pembunuhan terhadap Alexa dan Mike
17 17. pertarungan di gurun
18 18. Gosip yang beredar dan kegalauan Erick
19 19. Tuan muda Anderson
20 20. Alexa beraksi.. Erick yang resah
21 21. Night club dan Tuan Muda Anderson
22 22. Daniel memaksa, Erick salah paham
23 23. menyelidiki keadaan di kediaman Anderson
24 24. Serasa mendapatkan jackpot
25 25. Rencana pembalasan dimulai
26 26. Mimpi buruk Alexa 1
27 27. mimpi buruk Alexa 2
28 28. pembalasan Alexa untuk keluarga Anderson 1
29 29. Pembalasan Alexa terhadap keluarga Anderson 2
30 30. Kehancuran keluarga Anderson 1
31 31. Kehancuran keluarga Anderson 2
32 32. Kehancuran keluarga Anderson 3
33 33. Diana berulah
34 34. Diana dipecat dan ancaman Diana untuk Alexa
35 35. Salah pilih lawan
36 36. Bianca merusuh
37 37. Amukan Bianca dan rencana Bianca mencelakakan Alexa
38 38. Pertemuan Bianca dan Diana
39 39. Mencoba Menjebak Erick dan Alexa
40 40. upaya pembunuhan terhadap Alexa 1
41 41. upaya pembunuhan terhadap Alexa 2
42 42. usaha pembunuhan terhadap Alexa 3
43 43. Ungkapan perasaan Erick dan amukan Bianca
44 44. Diana dan Bianca salah mengusik orang
45 45. Markus Jovan
46 46. Markus mulai mendekati Alexa
47 47. Usaha Markus menjerat Alexa dan cemburunya Erick
48 48. Pembunuhan yang gagal
49 49. Kurang ajar kamu...
50 50. Balasan dari Mike untuk Diana
51 51. Masuk perangkap...
52 52. Akhir hidup Diana
53 53. Memburu Markus
54 54. Mencari keberadaan Markus
55 55. Mempersiapkan jebakan untuk Markus
56 56. Memancing Markus dan Teror yang Mengintai
57 57. Membayar semua perbuatannya di masa lalu
58 58. Jebakan yang Terulang dan Senyum di Balik Racun
59 59. Bangun di Laut Lepas, Perlawanan dan Pelarian
60 60. Pertempuran di udara
61 61. Hutan Perburuan dan Arena Para Serigala
62 62. Terjebak di Arena Pertarungan
63 63. Dua Hati dalam Badai Kecemasan di Dua Benua
64 64. Arena Dendam dan Nafas yang Tertahan
65 65. Eksekusi dan Neraka di Arena
66 66. Pelarian di Lautan Badai dan di Tengah Pesta Rakyat
67 67. Kegalauan Erick dan Keputusan yang Menghancurkan
68 68. mencari kesempatan dalam kesempitan
69 69. Pulang dan Jejak yang Dihapus
70 70. Jantung yang Berdebar dan Tekad yang Membara
71 71. Air Mata dan Rencana yang Tersembunyi
72 72. Pertemuan yang Mengubah Segalanya
73 73. Badai Cemburu dan Obsesi yang Menggila
74 74. Penolakan dan Bayangan yang Mengintai
75 75. Melawan Takdir di Jalan Curam
76 76. Obsesi dan Getaran Hati
77 77. Jaring-Jaring Obsesi dan Titik Balik Kebencian
78 78. Duka yang Terbakar dan Amuk Obsesi
79 79. Tamparan Kemarahan dan Pertemuan yang Disengaja
80 80. Hujan Teh, Skandal, dan Persekongkolan Gelap
81 82. Pesta, Bayangan Dunia Bawah, dan Jebakan yang Berbalik
82 81. Malam Penuh Cahaya dan Jebakan Terlarang
83 83. Bayangan Ular di Pulau Rahasia
84 84. Strategi Ular, dan Jebakan yang Menjadi Bumerang
85 85. Serangan Malam, dan Panggilan Pengkhianatan
86 86. Bala Bantuan Mike, Hantu di Atap, dan Perburuan Berlanjut
87 87. Pertarungan di Dua Front
88 88. Neraka Malam dan Kematian William
89 89. Api Pembalasan, Jejak Komedi, dan Kesialan Pagi
90 90. Target Baru, Jebakan Cinta, dan Kepanikan di Balik Topeng
91 91. Undangan Paksa, Jerat Keluarga, dan Ancaman Putus Asa
92 92. Tamu Tak Terduga, Jebakan Baru, dan Rayuan Tak Berbalas
93 93. Jaring-Jaring Intrik dan Jejak Bayangan
94 94. Jaring-Jaring Keluarga Beracun dan Perisai Dingin Alexa
95 95. Pertemuan Sang Predator dan Mangsa
96 96. Api Cinta yang Membakar dan Rahasia yang Terkuak
97 97. Patah Hati Sang Casanova dan Insting Predator
98 98. Penyamaran Sempurna dan Harta Karun Beracun
99 99. Tiga Bulan di Balik Bayangan dan Kepiluan
100 100. Puncak Kehancuran dan Jerat Tersembunyi
101 101. Neraka Terselubung dan Hampa yang Menyiksa
102 102. Malam di Dermaga: Kekuatan yang Terbebas
103 103. Jantung Baja yang Tunduk
104 104. Kekacauan di Atas Laut dan Detak Jantung di Balik Besi
105 105. Pelarian yang Mendebarkan
106 106. Pesta kematian di atas kapal
107 107. Lautan Api dan Darah di Pulau Terpencil
108 108. Bayangan Hutan dan Dinginnya Badai Strategis
109 109. Hutan Primer, Warisan Darah, dan Rencana Alexa
110 110. Topeng Es Sang Casanova dan Jaring Intrik Bianca
111 111. Harapan di Tengah Badai dan Godaan di Antara Reruntuhan
112 112. Dermaga Harapan, Janji di Bawah Ancaman, dan Rahasia Black Rose
113 113. Jaring Laba-laba Informasi dan Bayangan Kerinduan
114 114. Badai Mawar Hitam dan Api dalam Diam
115 115. Api dalam diam, kecerdasan dibalik amarah Erick
116 116. Kejatuhan Imperium dan Badai Pembalasan
117 117. Bisikan Mawar Hitam dan Bayangan Kematian
118 118. Topeng Kertas dan Harta Karun Tersembunyi
119 119. Jaring-Jaring Pembalasan dan Permainan
120 120. Pertemuan di Tepi Gurun
121 121. Api di Bawah Penyamaran
122 122. Jaringan Ketakutan dan Bayangan yang Bergerak
123 123. Neraka di Bawah Grand Central
124 124. Kemarahan Luke
125 125. Pertemuan di Tengah Ketenangan
126 126. Negosiasi dan Pengkhianatan Terungkap
127 127. Jaring Pengkhianatan dan Amukan Sang CEO
128 128. Jebakan untuk Pengkhianat
129 129. Akhir Pengkhianatan
130 130. Jaringan Luke dan Dampak Badai Hukum
131 131. Mawar yang Kembali Mekar
132 132. Negosiasi dan Bayangan Luka
Episodes

Updated 132 Episodes

1
1. Kejar-kejaran dan baku tembak
2
2. Ketika Prince Casanova jatuh cinta
3
3. Penasaran
4
4. Ditolak
5
5. Dendamnya Bianca dan galau nya Erick
6
6. Kotak misterius dan kemarahan Erick
7
7. Ancaman untuk Erick
8
8. Permintaan Erick dan usaha pembunuhan Alexa
9
9. Pertarungan di lorong sempit
10
10. Tempat kerja baru
11
11. Gala dinner
12
12. Awal pembalasan: Pemusnahan keluarga Mahendra 1
13
13. Awal pembalasan: Pemusnahan keluarga Mahendra 2
14
14. Erick resah
15
15. Gosip dan dimulainya pemburuan terhadap keluarga Anderson
16
16. Usaha pembunuhan terhadap Alexa dan Mike
17
17. pertarungan di gurun
18
18. Gosip yang beredar dan kegalauan Erick
19
19. Tuan muda Anderson
20
20. Alexa beraksi.. Erick yang resah
21
21. Night club dan Tuan Muda Anderson
22
22. Daniel memaksa, Erick salah paham
23
23. menyelidiki keadaan di kediaman Anderson
24
24. Serasa mendapatkan jackpot
25
25. Rencana pembalasan dimulai
26
26. Mimpi buruk Alexa 1
27
27. mimpi buruk Alexa 2
28
28. pembalasan Alexa untuk keluarga Anderson 1
29
29. Pembalasan Alexa terhadap keluarga Anderson 2
30
30. Kehancuran keluarga Anderson 1
31
31. Kehancuran keluarga Anderson 2
32
32. Kehancuran keluarga Anderson 3
33
33. Diana berulah
34
34. Diana dipecat dan ancaman Diana untuk Alexa
35
35. Salah pilih lawan
36
36. Bianca merusuh
37
37. Amukan Bianca dan rencana Bianca mencelakakan Alexa
38
38. Pertemuan Bianca dan Diana
39
39. Mencoba Menjebak Erick dan Alexa
40
40. upaya pembunuhan terhadap Alexa 1
41
41. upaya pembunuhan terhadap Alexa 2
42
42. usaha pembunuhan terhadap Alexa 3
43
43. Ungkapan perasaan Erick dan amukan Bianca
44
44. Diana dan Bianca salah mengusik orang
45
45. Markus Jovan
46
46. Markus mulai mendekati Alexa
47
47. Usaha Markus menjerat Alexa dan cemburunya Erick
48
48. Pembunuhan yang gagal
49
49. Kurang ajar kamu...
50
50. Balasan dari Mike untuk Diana
51
51. Masuk perangkap...
52
52. Akhir hidup Diana
53
53. Memburu Markus
54
54. Mencari keberadaan Markus
55
55. Mempersiapkan jebakan untuk Markus
56
56. Memancing Markus dan Teror yang Mengintai
57
57. Membayar semua perbuatannya di masa lalu
58
58. Jebakan yang Terulang dan Senyum di Balik Racun
59
59. Bangun di Laut Lepas, Perlawanan dan Pelarian
60
60. Pertempuran di udara
61
61. Hutan Perburuan dan Arena Para Serigala
62
62. Terjebak di Arena Pertarungan
63
63. Dua Hati dalam Badai Kecemasan di Dua Benua
64
64. Arena Dendam dan Nafas yang Tertahan
65
65. Eksekusi dan Neraka di Arena
66
66. Pelarian di Lautan Badai dan di Tengah Pesta Rakyat
67
67. Kegalauan Erick dan Keputusan yang Menghancurkan
68
68. mencari kesempatan dalam kesempitan
69
69. Pulang dan Jejak yang Dihapus
70
70. Jantung yang Berdebar dan Tekad yang Membara
71
71. Air Mata dan Rencana yang Tersembunyi
72
72. Pertemuan yang Mengubah Segalanya
73
73. Badai Cemburu dan Obsesi yang Menggila
74
74. Penolakan dan Bayangan yang Mengintai
75
75. Melawan Takdir di Jalan Curam
76
76. Obsesi dan Getaran Hati
77
77. Jaring-Jaring Obsesi dan Titik Balik Kebencian
78
78. Duka yang Terbakar dan Amuk Obsesi
79
79. Tamparan Kemarahan dan Pertemuan yang Disengaja
80
80. Hujan Teh, Skandal, dan Persekongkolan Gelap
81
82. Pesta, Bayangan Dunia Bawah, dan Jebakan yang Berbalik
82
81. Malam Penuh Cahaya dan Jebakan Terlarang
83
83. Bayangan Ular di Pulau Rahasia
84
84. Strategi Ular, dan Jebakan yang Menjadi Bumerang
85
85. Serangan Malam, dan Panggilan Pengkhianatan
86
86. Bala Bantuan Mike, Hantu di Atap, dan Perburuan Berlanjut
87
87. Pertarungan di Dua Front
88
88. Neraka Malam dan Kematian William
89
89. Api Pembalasan, Jejak Komedi, dan Kesialan Pagi
90
90. Target Baru, Jebakan Cinta, dan Kepanikan di Balik Topeng
91
91. Undangan Paksa, Jerat Keluarga, dan Ancaman Putus Asa
92
92. Tamu Tak Terduga, Jebakan Baru, dan Rayuan Tak Berbalas
93
93. Jaring-Jaring Intrik dan Jejak Bayangan
94
94. Jaring-Jaring Keluarga Beracun dan Perisai Dingin Alexa
95
95. Pertemuan Sang Predator dan Mangsa
96
96. Api Cinta yang Membakar dan Rahasia yang Terkuak
97
97. Patah Hati Sang Casanova dan Insting Predator
98
98. Penyamaran Sempurna dan Harta Karun Beracun
99
99. Tiga Bulan di Balik Bayangan dan Kepiluan
100
100. Puncak Kehancuran dan Jerat Tersembunyi
101
101. Neraka Terselubung dan Hampa yang Menyiksa
102
102. Malam di Dermaga: Kekuatan yang Terbebas
103
103. Jantung Baja yang Tunduk
104
104. Kekacauan di Atas Laut dan Detak Jantung di Balik Besi
105
105. Pelarian yang Mendebarkan
106
106. Pesta kematian di atas kapal
107
107. Lautan Api dan Darah di Pulau Terpencil
108
108. Bayangan Hutan dan Dinginnya Badai Strategis
109
109. Hutan Primer, Warisan Darah, dan Rencana Alexa
110
110. Topeng Es Sang Casanova dan Jaring Intrik Bianca
111
111. Harapan di Tengah Badai dan Godaan di Antara Reruntuhan
112
112. Dermaga Harapan, Janji di Bawah Ancaman, dan Rahasia Black Rose
113
113. Jaring Laba-laba Informasi dan Bayangan Kerinduan
114
114. Badai Mawar Hitam dan Api dalam Diam
115
115. Api dalam diam, kecerdasan dibalik amarah Erick
116
116. Kejatuhan Imperium dan Badai Pembalasan
117
117. Bisikan Mawar Hitam dan Bayangan Kematian
118
118. Topeng Kertas dan Harta Karun Tersembunyi
119
119. Jaring-Jaring Pembalasan dan Permainan
120
120. Pertemuan di Tepi Gurun
121
121. Api di Bawah Penyamaran
122
122. Jaringan Ketakutan dan Bayangan yang Bergerak
123
123. Neraka di Bawah Grand Central
124
124. Kemarahan Luke
125
125. Pertemuan di Tengah Ketenangan
126
126. Negosiasi dan Pengkhianatan Terungkap
127
127. Jaring Pengkhianatan dan Amukan Sang CEO
128
128. Jebakan untuk Pengkhianat
129
129. Akhir Pengkhianatan
130
130. Jaringan Luke dan Dampak Badai Hukum
131
131. Mawar yang Kembali Mekar
132
132. Negosiasi dan Bayangan Luka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!