Mencintai Suami Wanita Lain
"Duh Dim, gue nggak ikut deh.." ujar Dita saat Dimas mengajak dirinya untuk ikut bertemu dengan kliennya yg juga Pimpinan sebuah perusahaan.
"Tolongin gue Dit, kalau gue mesti balik dulu buat ambil mobil ntar kelamaan! Takutnya klien gue nungguin. Tolong deh, hidup dan mati gue nih, berkas yang mau gue ambil ini penting banget soalnya." Dimas setengah memohon pada Dita agar mengantarnya.
Dita jadi tidak enak hati, ia pun mengiyakan permintaan Dimas. Malam itu baru saja Dimas menemani Dita untuk bertemu dengan Pak Bagas, atasan Dimas. Dita berencana melamar pekerjaan diperusahaan tempat Dimas bekerja.
Atas info dari Dimas tentang lowongan untuk posisi HRD di tempat ia bekerja, Dita segera memasukkan lamaran. Dan karena bantuan Dimas jugalah Dita bisa langsung menemui Pak Bagas selaku pimpinan perusahaan.
Karena jasa Dimas itulah Dita jadi tak enak hati menolak permintaan Dimas.
Mereka segera melaju ke Hotel Grand Palace, tempat Dimas akan bertemu kliennya.
Di perjalanan Dita bertanya "Dim, memangnya klien lu ini siapa sih? heran gue, mesti banget malem-malem gini."
"Klien penting banget lah, jasanya banyak banget buat kantor gue, doi sahabatan banget sama Pak Bagas. Namanya Pak Ryan." Jawab Dimas seolah menjawab rasa penasaran Dita.
"Ntar lu ikut masuk ya, temenin gue!" Lanjut Dimas.
Dita langsung menolak ajakan Dimas "Gila lu, nggak nggak! gue tunggu di mobil aja!"
"Udah lu tenang aja, Pak Ryan orangnya baik kok. Santai aja! udah lu pokoknya duduk manis aja, oke? Lagian ntar lu bosen di mobil sendirian." Ujar Dimas agar Dita mau menemaninya.
Ditapun hanya bisa pasrah..
Sesampainya di restoran hotel, Dimas dan Dita duduk sambil menunggu Pak Ryan.
Tak lama orang yang disebut Pak Ryan itupun muncul.
Dari jauh Dita melihat orang ini, terlihat masih muda untuk dipanggil Pak. Bayangannya klien Dimas adalah seorang bapak-bapak yang sudah berumur, buncit dan berkumis. Karena kebanyakan memang begitulah tampilan para pimpinan perusahaan yang diketahuinya.
Tapi tidak untuk orang ini, tubuhnya masih terlihat atletis dan ideal, tidak berkumis ataupun buncit. Bahkan bisa dibilang tampan, hanya saja ada beberapa kerutan di wajahnya yang menandakan usianya sudah tidak begitu muda. Dita sambil menebak-nebak berapa usia orang ini, karena mengapa sudah sukses sekali padahal masih terlihat lumayan muda.
Pak Ryan pun tersenyum ramah sekali kepada Dimas dan Dita.
"Selamat malam Mas Ryan, sudah lama sekali kita tidak ketemu. Maaf nih saya harus ganggu waktunya malam-malam begini ya Mas. Karena berkasnya penting sekali untuk dibahas besok di kantor." Ucap Dimas.
"Wah tidak apa-apa Dimas, saya kebetulan baru selesai meeting di lantai 5, jadi makanya saya ajak ketemunya disini saja biar tidak terlalu malam." Jawab Pak Ryan.
"Duh, sekali lagi terima kasih Mas. Oh iya, kenalkan ini teman saya Mas, namanya Dita. Tadi kami baru saja bertemu Pak Bagas, rencananya Dita mau melamar untuk posisi HRD di kantor Pak Bagas." Dimas memperkenalkan Dita pada Pak Ryan.
Dita pun bersalaman dengan Pak Ryan.
Ponsel Pak Ryan berbunyi, dan Pak Ryan pamit sebentar untuk mengangkat telepon.
Dita langsung mencecar Dimas dengan pertanyaan, "Lu tadi bilangnya bapak-bapak, gimana sih lu? Terus sampe sini lu mendadak manggilnya Mas. Kok ga jelas gini sih?".
"Kalau di kantor orang-orang manggilnya ya Pak Ryan, cuma kalo gue ketemu langsung beliau nggak mau dipanggil bapak, biar ga formal banget katanya. Santai banget soalnya orangnya." Jawab Dimas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Tian
penasaran...
2021-10-28
0
Tutun Imam
mampir
2021-10-13
0
Hari Supatmi
baru nyimak
2021-07-29
0