Rumah kediaman Collagher sangat sibuk hari itu, lalu lalang para pelayan menyiapkan berbagai kebutuhan pesta keluarga besar Collagher. Keluarga ini selalu membuat pesta khusus untuk keluarga besarnya.
Tuan muda Alex merupakan putra pertama dari dua bersaudara di keluarga ini, dia memiliki seorang adik perempuan yang tinggal di perancis. Dia menyandarkan lengannya di kursi sesekali melirik pelayan yang lewat di hadapannya, matanya terus mengintai tanpa di sadarinya.
"Apa yang kau lihat?"
Alex menghentikan intaiannya, dan menatap kedua pria menyebalkan yang langsung duduk di hadapannya.
"Maksudmu apa? aku tak melihat siapa-siapa." pria bernama Alex menatap jengkel mereka berdua yang mengusiknya.
"Bukankah kau memang mencari seseorang?yang mencuri bungamu itu." kata Nick yang mengambil kopi di hadapannya.
Alex menepis wajah pencuri kecil yang sedari tadi hinggap di pikirannya, "Ehm..aku berniat melupakannya." kata Alex bosan.
"Oh ya, berubah pikiran? kemarin kau menggebu-gebu ingin menemukan pencuri bungamu itu."
"Cih..aku tak menghabiskan waktuku hanya setangkai bunga Nick." kata Alex dengan pandangan meremehkan.
"Bagaimana kalau kita berkuda?" aku berniat mengalahkan Rick kali ini, aku berniat menendang bokongnya karena membuatku terjatuh tempo hari." kata Nick gusar.
Rick hanya mendengus sambil terkekeh sambil bersimpati memandang Nick yang melotot padanya.
Mereka bertiga berjalan dihalaman menuju kandang kuda dibelakang halaman rumah keluarga Collagher, Alex tiba-tiba menangkap sosoknya, seseorang yang sedari tadi selalu berada di pikirannya, gadis itu...matanya melirik melihat gadis itu tersenyum manis sambil membawa kain-kain besar di tangannya bersama seorang wanita paruh baya.
Dia melirik sekali lagi dan masih melihat senyuman itu masih melekat di bibir mungil dan merah itu.
Dia menepis pikiran tentang pencuri kecilnya, dia hanya seorang pelayan di kediamannya, tidak mungkin hal itu menyita pikirannya, Alex menggelengkan kepalanya seperti dia tak percaya pada dirinya.
"Kau baik-baik saja kawan?" Nick bertanya pada Alex yang sedari tadi menggeleng dan tersenyum pada dirinya sendiri.
Alex menatap Nick dingin, benci jika seseorang mengganggunya. "Menyingkirlah, atau kujatuhkan kau dari kuda seperti Rick yang menjatuhkanmu tempo hari." katanya kesal.
"Berhenti mengingatkan kejadian memalukan itu bung." seru nick melotot pada punggung Alex.
Ruzy menatap kain-kain putih yang tak habis-habis di hadapannya, penat dan lelah seakan bergabung menjadi satu sehingga Ruzy memukul-mukul pundaknya yang terasa pegal.
Sambil melebarkan kain di jemuran itu, Ruzy menepuk-nepuk kain putih itu. Ketika telah selesai menjemur ia kemudian mengambil napas dalam-dalam dan bersandar pada satu pohon yang menghadap ke sungai dan merasakan matanya yang mulai memberat, tanpa di sadarinya dia tertidur, penat dan lelah membuat rasa kantuknya datang mendera.
Bunyi kicauan burung dan cahaya matahari yang menyusup di antara dedaunan dan desiran angin yang ringan membuat rambut coklat kemerahan Ruzy tertiup ringan dari sepoi-sepoinya angin di siang itu, wajah putih nan bening membuatnya sangat cantik dan sangat kontras dengan bibir mungilnya yang merah membuat seseorang yang tengah memperhatikannya sedari tadi ikut terhanyut akan keterpesonaan gadis di depannya.
Ruzy membuka matanya yang berat dan merasakan cahaya matahari kian menghangat di wajahnya, dia lalu menatap mata hitam gelap yang dalam balas menatapnya.
"Sepertinya tidurmu nyenyak." katanya mengejek.
Suara berat dan serak membuatnya berdiri dengan cepat dan sempoyongan, salah tingkah karena pria itu tak melepas matanya dari wajahnya.
"Tu..tuan." Bisik ruzy yang salah tingkah.
Ruzy bingung harus berkata apa pada tuan tampan di hadapannya ini.
Dia berjalan mendekatinya, dia berdiri sangat dekat dengannya sampai-sampai wangi napas beraroma mint yang kuat tercium di hidungnya Membuat ruzy menelan ludah.
Apa yang harus dia lakukan pada tuan tampan menyebalkan ini? teriak Ruzy di kepalanya.
Ruzy mundur perlahan, tanpa tahu mengapa, tapi batinnya mengatakan pria dihadapannya ini berbahaya, Ruzy harus menjauh darinya.
Dia menunduk menjelajahi wajahnya dengan mata gelapnya, membuatnya mundur perlahan, matanya berkeliling mencari cara meloloskan diri darinya.
Ruzy terperangkap diantara pohon dan dirinya, apa sih maunya? pikir Ruzy, tangannya berada di pohon yang berada di belakang Ruzy betul-betul memerangkapnya, dia lalu menarik paksa dagunya untuk memandangnya.
"Tatap mataku !" perintahnya, Jantung Ruzy berdetak cepat kemudian tanpa ruzy sadari dia menciumnya, napasnya tidak beraturan menghadapi ciuman pria kasar ini, baru pertama kali bibirnya di perlakukan seperti ini. Ruzy mendorongnya keras dan mengambil napas panjang.
"Kenapa kau menggodaku?" tanyanya dengan pandangan matanya yang gelap dia tersenyum miring.
Dengan menahan amarah, Ruzy mencoba menjawab pertanyaannya. "Aku tidak menggodamu!" Dia tertawa pelan seperti meremehkan.
Pria brengsek ini beraninya mencuri ciumannya, Ruzy ingin sekali menamparnya, tapi Ruzy mengingat bibi emy, ruzy takut dia akan menghadapi masalah jika ruzy melakukan kesalahan.
Ruzy menatapnya tajam dan mencoba pergi dan menjauh darinya. Dengan cepat pria ini menarik pinggangnya paksa dan menahannya di pelukannya, Ruzy mencoba meronta tetapi lengannya sangat kuat.
"Meskipun kau pelayan tapi kau membuatku sedikit tertarik padamu." bisikannya kasar di telinga ruzy membuatnya mendorongnya kuat-kuat lalu berlari sekencang-kencangnya.
Dia berbahaya untuknya, ruzy betul-betul harus menjauh darinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Anti@
weiisssss main cium aja ni😂😂
2021-09-02
1
luthfie_18
koq aku yg ser seran y wkwkwk
2020-07-29
2
HununNurlaela
Ruzy ni macam Luzy Sita
2020-05-16
2