Ruzyana terbangun mendengar suara desiran air dari kejauhan, membuatnya ingin menghirup udara pagi yang damai itu.....
Kakinya melangkah ke dekat sungai, udara masih sangat dingin tetapi gadis itu terbiasa bangun sangat pagi dan menikmati jalan-jalan paginya sambil menatap keindahan rumah dari kejauhan...
Suara senandungnya terdengar dari sungai kecil dekat hutan, rumah keluarga Collagher berdiri di dekat hamparan hutan, mereka memiliki tanah yang luas itu, sehingga tak ada rumah di sekitarannya.
"Di sini dingin, tapi...dinginnya belum seberapa dibandingkan di desaku", dia bergumam sambil terus menelusuri panjangnya sungai itu, masih mengenakan baju tidur panjang berwarna putih dengan sweater hijaunya, ruzyana berjalan terus sampai di ujung dia mendapati taman yang luas dan indah, banyak bunga bertebaran dan beraneka ragam, tentu saja ruzyana sangat senang melihat banyaknya bunga.
"Aku tak percaya ini, taman ini sangat indah penuh dengan bunga-bunga yang bermacam-macam..." dia berlari kesana kemari sambil memetik setangkai bunga mawar yang sangat indah di atas sungai didekat batu besar.
Dia menunduk dan menghirup wangi bunga rose berwarna pink yang tumbuh lebat.
Tanpa memperdulikan di sekitarnya, Ruzy terus menikmati kecantikan dari taman itu.
"Siapa kau? kenapa bisa kau datang ke taman ini?"
Ruzy yang membelakangi asal suara tampak terkejut, dengan masih memunggunginya, Ruzy mendengar suara serak seorang pria, dan menghirup wangi maskulin dari tubuhnya yang langsung menghantam hidungnya.
"Apa yang kau lakukan di tamanku? kau tak boleh memetik bunga di sini." sambil menatap bunga yang ada di tangan kanan Ruzy.
Suara langkah pelan terdengar semakin dekat, Ruzy yang masih terkejut belum berbalik menatap pria itu.
1 2 3, ayo Ruzy kau pasti bisa, sebelum langkah kaki pria itu terus mendekat, Ruzy berlari sekencang kencangnya, tanpa menoleh ke belakang dan mendengar teriakan pria itu.
Ruzy yang lari tergopoh-gopoh masuk ke dalam kamar yang di sediakan bibi Emynya. Masih memegang jantungnya yang berdetak keras, dan mencoba menenangkan nafasnya akibat berlari tadi.
Ukh, hampir saja...dasar bodoh kau Ruzy, di hari pertamamu kerja dan kau sudah membuat keributan, tanpa sadar masih memegang bunga yang di petiknya di dekat sungai.
"A..aku harus menyimpan bunga ini, tak ada yang boleh tau kalau aku yang memetiknya." bisa-bisa aku dipecat begitupun bibi Emy, aku membuat masalah padanya.
Dia mengernyitkan dahinya sambil memandang bunga yang di petiknya.
"Hanya setangkai bunga, pelit amat.." lalu menyimpan bunga itu di dalam lacinya.
Pagi itu.....
Mata ruzy terbelalak menatap beberapa kain yang tergulung menumpuk di depannya.
"Nah, Ruzy dear ini yang akan kita lakukan pagi ini, membereskan kotoran- kotoran yang ada di kain-kain ini." Mata Ruzy membulat menatap keheranan kain-kain dihadapanya ini, bibi Emy hanya tersenyum melihat kekagetan di mata ponakannya ini.
"Ayo, sayang waktu semakin sempit..dengan cepat Ruzy mengangguk dan mengikuti bibinya ke laundry dan membantu membereskan pekerjaan yang diberikan padanya.
Kulit putihnya memerah karena tengah berada di bawah terik matahari di dekat hutan untuk menjemur kain-kain besar itu, bibi Emy meninggalkannya, karena masih banyak kain yang perlu di cucinya.
"Aku tak percaya ini kain-kain ini sangat berat." Sambil memegang tumpukan kain di tangannya yang hendak di jemurnya, lalu menepuk-nepuk kain yang telah di jemurnya, sesuatu membuatnya berbalik, ia mendengar pembicaraan dari dalam hutan dan suara tapak kaki kuda.
"Tentu kau tahu rasanya, Alex!" Kekehannya membuat pria di sampingnya menggeram.
"Rasa apa yang kau maksud Rick, aku bahkan belum melihat wajahnya dari jarak dekat, gadis seperti Marry bukan tipeku."
Terdengar suara lebih keras lagi. "Tipe? kau masih memperhatikan tentang tipe?" Suara pria itu meninggi lalu menggelengkan kepalanya tak percaya.
"Cih, aku bukan kau Rick mengklaim gadis manapun sesuka hatimu." kata Alex menyeringai menatap Rick.
Ruzy yang mendengar suara yang nampak familiar baginya, cepat-cepat sembunyi di balik kain-kain besar itu.
"Oh ya, kau menemukannya Alex?"
"Siapa yang kau maksud?"
"Si pencuri bungamu?"
"Belum, aku tak tahu siapa dia." kata Alex yang melirik sekilas seseorang di balik kain putih yang di jemurnya.
Rick berdecak, "kenapa kau bersusah payah mencarinya? Hanya setangkai bunga."
"Hanya setangkai bunga?...bunga itu di tanam langsung oleh ibuku dan bunga itu akan layu dengan cepat jika dipetik sembarangan." Ucap Alex.
Ruzy menutup mulutnya, sial ! matilah aku! apa yang harus aku lakukan?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ
hayo loh ruzy.. yang punya bunga ngamok🤭
2022-12-21
1
aku langsung kesini setelah lexia end. . .
suka banget kak 🥰
2020-07-05
0
Susi Ananda
sdh baca yg ke 3 kali nya,tak pernah bosan suka banget sm cerita nya...❤️❤️
2020-05-30
5