Flower On The River
Roman mukanya tampak senang ketika menginjakkan kakinya pertama kali di kota Pittsburgh negara bagian Pennsylvania, wajahnya sumringah penuh pengharapan dimata gadis cantik bermata hazel itu, dia menengok orang-orang yang berjalan dengan sibuknya, hal itupun membuatnya gembira dan tersenyum lebar, ini adalah mimpinya sejak kecil, keinginannya hanya ingin datang di sebuah kota yang mana banyak bangunannya tinggi menjulang...hal itupun membuat hatinya senang terasa berdebar-debar.
Oh ya Namaku Ruziana Whiel aku tinggal di swiss di salah satu desa bernama gimmelwald yang berada di pegunungan Alpen bernesse merupakan desa kecil yang betul-betul terpencil. "Welcome Ruzyana, mimpimu akhirnya terkabul." Senyumnya sambil menggandeng koper dan tasnya diapun pergi mencari alamat tempat bibinya bekerja.
Ibuku berkebangsaan Amerika tetapi dia memiliki darah orang Eropa, sedangkan ayahku berkebangsaan Rusia. Setelah mereka menikah, mereka berdua berakhir tinggal di swiss di sebuah desa bernama gimmelwald, desa sangat terpencil di pegunungan Alpen bernesse, ayah dan ibuku telah wafat sejak aku berumur 5 tahun, tetapi aku memiliki bibi Emy yang mengasuhku sampai umurku cukup dewasa, dan setelah itu dia pergi mencari penghidupannya sendiri di Amerika tepatnya di kota Pittsburgh negara bagian Pennsylvania.
Bibi Emy bekerja di kediaman keluarga besar Collagher sebagai seorang pelayan, bibi Emy baru saja sembuh dari sakitnya jadi dia memanggilku untuk membantunya, lagi pula dia mengetahui kalau tidak ada satupun yang dapat kulakukan di desaku yang betul-betul terpencil itu kecuali membuat keju khas swiss dan memetik bunga edelweiss yang tumbuh di puncak pegunungan dan menjadikannya sebagai hiasan, umurku sekarang 21 tahun dan bibi Emy mengkhawatirkanku jika tuan rogy salah satu tuan tanah terkaya di desaku yang memiliki jarak usia 9 tahun dariku ingin meminangku dan berakhir menjadi istri ke duanya.
Bibi bilang Mr. rogy berniat menikahiku sejak umurku 17 tahun, tetapi bibi Emy tidak mengizinkan dan menjauhkanku dari tuan rogy.
°°°
Siang itu peluh membasahi wajahnya yang seputih porselen, rambutnya yang coklat panjang kemerahan juga tak luput dari sengat sinar matahari yang terik, mencoba melepas penat di sebuah rumah makan sesekali melirik pesanan pembeli.
"Ukh, perutku keroncongan setidaknya aku harus makan dulu sesudah itu aku akan mencari alamat tempat kerja bibi."
"Miss, ada yang bisa aku bantu?"
Seorang pelayan mengantarkan menu di hadapanku. Dengan sedikit salah tingkah aku memandang lelaki yang membawakan menu di hadapanku.
"Oh, em..tentu, aku memesan ini", sambil menunjuk satu paket makanan yang kelihatan menggiurkan, lalu Dengan cepat melirik harganya.
Dengan cepat lelaki itu menulis di secarik kertas dan dengan sopan pergi.
Terdengar lonceng berbunyi dari pintu rumah makan itu, beberapa lelaki masuk kedalam rumah makan, dengan santai sambil memilih meja makan tepat di sampingku.
"Selamat datang tuan Collagher." Seorang pelayan mendatangi meja itu dan menyapa beberapa lelaki yang masih belum mendapat perhatianku sampai kuperhatikan di sekelilingku, setiap orang di dalam rumah makan itu melirik dan menyapa mereka bahkan ada beberapa gadis terkikik lalu mulai melempar senyum manisnya pada beberapa lelaki itu.
Ruzy berbalik, lalu mendapati tiga laki-laki tampan menjulang berpostur tubuh tegap, Wajah seperti mereka tidak pernah kudapatkan di desaku.
Ruzy melirik mereka yang begitu tampan.
Ruzy membatin untuk berhenti melirik pada mereka, tetapi matanya tidak berhenti menatap mereka sembunyi-sembunyi. "ukh hell Ruzy berhenti bertingkah seperti itu, atau kau akan ketahuan." bisiknya.
"Kau tahu alex, kau bisa saja mengalahkan Jhon tadi kenapa kau mengalah?"
Lelaki bernama Alex mengibaskan rambut hitamnya yang sudah mulai memanjang di keningnya, sambil tertawa remeh kepada lelaki di hadapannya. "Aku tidak mengalah, kau tidak lihat aku hanya membiarkan dia menang, tentu saja dengan imbalan yang setimpal." kekehnya sambil menyesap kopinya.
"Kalau begitu apa imbalannya?" pria dihadapannya mulai tertarik, sambil menyandarkan lengannya di kursi tak luput matanya berkedip pada gadis-gadis yang duduk di seberang mejanya.
Lelaki bernama alex itu lalu tertawa keras. "Merry." katanya remeh. "Jonathan memberikan adiknya padaku kalau aku coba mengalah di pertandingan tadi, tentu dia ingin membuat terkesan anny, dia mengincarnya sejak dulu."
"Sungguh tidak beruntung si Merry, punya kakak ******** seperti Jhon." kata lelaki pirang yang suaranya terdengar lebih keras seketika setelah mendengar cerita temannya.
Walaupun ruzy tak ingin Mendengar percakapan mereka, mustahilkan? ruzy tidak menguping, mereka saja suaranya tidak dikecilkan, tentu mereka tak melirik pada ruzy, apa yang dia harapkan? dasar pikiran bodoh...bajunya yang Kumal dan ketinggalan zaman, ruzy terlihat tua dari umurnya karena penampilannya membuat orang-orang berpikir ruzy datang dari abad pertengahan, tetapi untung juga buatnya karena ruzy bisa sesekali melirik pada ketampanan mereka.
Ini hanya hiburan kecil untuknya, batin ruzy menyetujui.
Seketika ruzy melirik sedikit dan apa yang dia lihat? salah satu lelaki berwajah tampan yang berambut hitam menatap matanya, tanpa sadar ruzy cepat berpaling memaksa fokus pada makanannya, lelaki itu acuh hanya memandang sebentar setelah itu membuatnya berpaling tanpa tertarik.
"Ukh aku selamat, dasar mata bodoh berhenti memandangi mereka." Ruzy menggeram pada makanannya, dan mendengar suara kekehannya.
"Itulah mengapa aku benci makan di sini, mereka menerima semua tamu, tanpa mempedulikan penampilan mereka, aku pergi.."
Salah seorang lelaki yang bertatapan mata denganku tiba-tiba berdiri dan langsung pergi.
"Kau mau kemana Alex?" teriak temannya yang duduk di sebelahnya.
"Nafsu makanku hilang, aku tak mau makan di tempat kumuh ini"! Dia melenggang pergi terus diikuti oleh kedua temannya. "Ada apa dengannya?"
'kumuh'? lexia tertegun, mematung... "apakah yang dia maksudkan aku dengan penampilan lusuhku?"
"Dasar ********, mereka semua sama saja..lelaki kaya tampan tak berguna." Dia mencoba mengatur nafasnya, mencoba menghabiskan makanannya yang sudah dingin akibat terlalu seringnya ruzy melirik.
@
Jangan lupa comentnya yaaaa tmn2 readers 👍😊coment like and vote menjadi penyemangat penulis supaya lebih giat lagi dlm nulisnya...Happy reading tmn2 readers💕💕💕🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
PUNYA { N } OK🥰
seru juga🤗
2023-03-06
1
☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ
dari kisah Laura Leona aku lanjut ke sini 😁😁
2022-12-21
0
Elminar Varida
selalu sika baca karyamu thor, tetap semangat berkarya ya thor ditunggu karya2mu yg baru yg lebih greget...👋
2022-12-13
0