Contract Marriage
Aku, masih setia menunggunya walaupun sudah 2 jam lamanya. Ditemani senja yang sedari tadi terus ku pandangi.
Menikmati betapa indahnya ciptaan Tuhan.
"Sorry Nat, aku gak jadi pergi. Kita tunda besok saja !"
Sebuah chat masuk, chat dari Fadhil. Orang yang sedari tadi aku tunggu.
"Okee !!!" Balas ku singkat.
Aku menghela nafas panjang, masih ku tatap layar ponsel yang menunjukkan pesan teks tersebut. Lalu kembali menikmati senja.
Kami dijodohkan oleh orang tua kami, dan sebentar lagi kami akan menikah.
Hubungan kami sejauh ini baik-baik saja. Kami sudah berteman semenjak kecil, karena orang tua kami sudah bersahabat jauh sebelum kami lahir.
Dia yang 3 tahun lebih tua dari ku sudah menganggapku layaknya adik sendiri. Walau tak bisa ku pungkiri, ada perasaan terpendam dari ku.
Yaa, diam-diam aku mengaguminya tanpa sepengetahuannya.
Dan aku juga tau, dia memiliki pacar. Hubungan mereka sudah lama terjalin. Hubungan backstreet yang mereka jalani sudah berjalan lebih dari 2 tahun.
Pacarnya sekarang sedang kuliah di luar Negeri.
Dan setelah tahu orang tua kami menjodohkan kami, Fadhil langsung memintaku untuk bertemu. Ada sesuatu yang ingin dia sampaikan. Apakah itu untuk membatalkan pernikahan kami, atau ada hal lain entahlah !
***
Kulajukan mobilku menuju arah pulang dengan seribu pertanyaan di benakku. Menerka-nerka apa yang ingin dia katakan.
Jujur saja aku begitu berharap dengan pernikahan ini. Namun aku juga tidak ingin memaksanya jika dia tidak menginginkan pernikahan ini. Semua aku serahkan kepada Fadhil apa pun keputusannya.
***
Keesokannya..
Aku sudah siap untuk berangkat kekampus. Sambil menikmati sarapan dan susu hangat yang menjadi favoritku setiap pagi . Aku dikagetkan dengan pesan dari Fadhil.
"Nat, Aku didepan rumah kamu ni. Aku anterin kamu kekampus ya, sekalian kita omongin masalah kemarin !!"
Deggg. Jantungku berdetak tak karuan.
Aku masih belum siap dengan keputusan Fadhil tentang pernikahan kami. "Pasti dia akan membatalkannya, secara dia kan udah punya pacar." Benakku
Setelah menarik nafas panjang, ku langkahkan kakiku menuju mobil Fadhil.
Setelah masuk kedalam mobil, ku lemparkan senyum andalanku. Dan dia pun membalas senyumanku, setelah itu melajukan mobilnya. "Ah senyuman yang sangat manis" Lalu aku langsung menundukkan pandanganku.
"Kakak mau ngomongin tentang apa ?" Tanyaku memecahkan keheningan.
"Soal pernikahan kita. Jadi gini Nat, kamu kan tau sendiri aku udah punya pacar. Dan aku juga gak mungkin nolak pernikahan kita. Aku gak mau ngecewain orang tua kita. Apa lagi, waktu perusahaan aku dalam masalah kemarin untung ada ayah kamu yang nolongin aku. Jadi aku setuju dengan pernikahan ini untuk balas budi sama Ayah kamu Nat .. !!"
Ada senyuman yang merekah dibibirku. Senyuman yang aku sendiri tidak dapat mengartikannya.
"Tapi Nat !" Lanjutnya.
"Tapi apa kak ?" Aku bertanya penasaran, dengan kening yang sedikit berkerut.
"Tapi aku maunya kita nikah kontrak aja. Tanpa sepengetahuan orang tua kita."
Deggg ... Jantungku kembali berdetak tak karuan. Aku terdiam cukup lama.
"Kita nikah sampai kamu nemuin orang yang benar-benar cocok dengan kamu. Dan selama kita nikah, aku janji gak akan nyentuh kamu. Aku akan jaga kehormatan kamu untuk suami kamu nanti. Dan kita rahasiain status kita dari orang-orang cukup keluarga dan orang terdekat kita aja yang tau. Apa lagi kan nanti kita nikahnya di kota kamu, otomatis orang-orang kampus kamu dan orang-orang di perusahaan aku gak akan tau kalau kita udah nikah." Fadhil menjelaskan panjang lebar. Aku hanya terdiam mendengarkan penjelasannya. Aku memandang ke arah luar jendela mobil, perasaanku tambah tak karuan. Entah harus setuju atau tidak dengan keputusan Fadhil ini.
"Gimana Nat, Kamu setuju gak ?" Pertanyaan itu membuyarkan lamunanku.
"Aku ..."
"Emmm.." Fadhil menunggu jawabanku dengan serius.
"Setuju !" Sambil memaksakan untuk tersenyum.
"Okee, berarti kita deal ya." Sambil menjulurkan jari kelingkingnya. Aku membalas dengan melingkari kelingkingku ke jari kelingkingnya sambil berkata "Deal !"
***
Sepanjang hari, duniaku terasa seperti hilang kata "SEMANGAT", aku duduk termenung seorang diri sambil memikirkan keputusan yang baru saja aku ambil.
Entah ini keputusan yang benar atau tidak. Yang jelas aku bahagia karena akan menikah dengan Fadhil, orang yang selama ini selalu aku kagumi. Orang yang selama ini aku anggap lebih dari sekedar sahabat, kakak, atau saudara.
Namun kenyataannya, harus menikah kontrak justru membuat aku kembali mempertanyakan. Akan seperti apa kehidupanku nantinya. Harus bersandiwara didepan orang yang aku cinta, berpura-pura tidak mencintainya, dan berpura-pura merelakannya bersama wanita lain. Sanggupkah aku ?
***
Satu minggu berlalu, kami sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan pernikahan kontrak kami.
memilih baju pengantin, undangan, gedung, hingga sovenir yang akan di berikan kepada tamu.
Semua berjalan dengan lancar. Orang-orang yang tidak tahu akan mengira kami adalah pasangan yang begitu serasi. Kekompakan kami, pembicaraan kami yang nyambung, tingkah kami yang sering bercanda tanpa canggung.
Tentu saja, kami sudah saling mengenal bertahun-bertahun. Hingga sudah tidak merasa canggung lagi saat bersama.
Sambil sesekali terlintas dalam benakku. Betapa beruntungnya Shella, pacar Fadhil. Aku hanya tahu namanya, tapi belum sekalipun bertemu dengannya. Mereka bertemu di luar negeri saat Kak Fadhil liburan bersama teman-temannya. Sedangkan Shella memang sedang kuliah disana. Aku dan Shella seumuran. Tentu saja aku sudah tahu banyak hal tentang Shella, bagaimana tidak, aku adalah satu-satunya orang yang menjadi pendengar setia Fadhil.
Fadhil hanya mempercayai aku tentang semua rahasianya.
Begitu juga dengan Fadhil, dia adalah satu-satunya orang yang aku percayai untuk mendengarkan semua rahasiaku.
***
"Lapar ?" Tanyanya saat kami baru saja keluar dari butik setelah selesai fitting baju.
"Empp, banget." Mengangguk semangat.
"Ayo makan dulu." Sambil menggenggam tanganku. Kadang, sifat dia yang seperti ini yang sering kali membuat aku salah mengartikan kebaikannya. Perhatiannya sering kali membuat aku semakin baper, lagi dan lagi.
"Mau makan dimana ?" Sambil melihat-lihat barang kali ada restoran di sekitaran jalan yang sedang kami lalui.
"Dimana aja boleh." Aku sedang sibuk membalas chat dari teman kampusku.
"Pacar kamu ?"
"Hah ?" Spontan aku langsung menatapnya. "Sejak kapan aku punya pacar ?" Terkekeh.
"Ya mana tau. Mungkin ada yang kamu rahasiain dari Kakak."
"No. It's impossible" Dengan ekspresi serius. Lalu kembali ku sibukkan diriku dengan ponselku.
Sedangkan Fadhil ikut terkekeh dan mengacak pelan rambutku.
***
Dan..
Hari yang dinantikanpun tiba.
hari pernikahan kami.
** _Bersambung_**
****Jangan lupa Like, Komen, Dan vote ya teman-teman.***
***Maafkan diriku yang masih amatir ini, jika ada kesalahan jangan lupa dikritik. Akan saya terima dengan senang hati..****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
vie na Ai
gw jadi nathasha kyk wanita gk ada harga diirnya mending nolak aja dr pada nikah kontrak kyk mempermainkn sebuah iktan suci
2021-07-14
2
Erna Yunita
Bismillahirrohmanirrohim
2021-04-29
2
Ridho Talita
aku mampir thoor dikaryamu..
2021-02-12
3