Aku kembali melanjutkan obrolanku dengan Agil. Dan memilih tidak lagi melihat ke arah Fadhil. Ku anggap dia tidak ada disana.
Selesai makan.
Aku berlalu pergi bersama Agil. Melangkah melewati meja Fadhil menuju keruangan kerjaku.
"Nat. Siapa yang bakalan ke Bali mewakili perusahaan untuk mengikuti rapat membahas tentang proyek kita ini ?"
Tanya Agil memecahkan lamunanku.
"Hahh ! Belum tahu nih. Aku belum dapat informasi apa-apa dari atasan."
"Kenapa gak kamu aja yang pergi. Hitung-hitung liburan." Ucap Agil sambil tersenyum.
"Iya juga ya. dengan begitu aku gak harus selalu liat kemesraan Kak Fadhil dengan Shella yang selalu buat makan hati." Ucapku dalam hati lalu tersenyum penuh makna.
Setelah ku menimbang-nimbang akhirnya ku putuskan untuk pergi ke Bali.
***
Aku menuju ruangan kerja Fadhil. Bermaksud membahas tentang rapat di Bali.
Sebelum masuk keruangan Fadhil, aku harus terlebih dahulu mememui asisten tercinta Fadhil. Yang sedang duduk manis di balik meja kerjanya.
"Shell, Kak Fadhil ada ?" Tanyaku, sebisa mungkin tetap sewajarnya. Tidak ingin dia sampai mencurigai tentang perasaan ku terhadap Fadhil. Rasa yang sudah hampir satu tahun ini ku pendam sendirian.
Aku jarang berbicara dengan Shella. Kecuali kalau ada perlunya saja. Selebihnya, kami lebih banyak menghabiskan waktu masing-masing. Walaupun saat berada dirumah.
"Ada Nat, masuk aja."
Aku masuk keruangan Fadhil. Dia terlihat sedang sibuk dengan berkas-berkasnya.
Setelah berdiri tepat di depan meja kerjanya. Aku mulai mengutarakan niatku.
"Kak, maaf aku ganggu sebentar." Masih dalam keadaan berdiri, aku memang tidak berniat untuk duduk, tidak ingin berlama-lama berhadapan dengannya. Hanya berniat untuk membahas inti masalah lalu langsung pergi.
"Ada apa ?" Tanyanya cuek dan malanjutkan membaca berkas nya tanpa menoleh kepadaku.
Aku menarik nafas panjang. Mencoba untuk bersabar dengan tingkahnya.
"Aku akan ke Bali untuk ikut rapat membahas masalah proyek yang sedang aku tangani." Langsung ke intinya !
"Tidak !" jawabnya singkat.
"Aku bukan minta izin. Aku cuma kasih tahu. Aku gak butuh izin Kakak untuk berangkat kesana !" ucapku sedikit ngegas.
Fadhil memandangi ku dengan pandangan yang tidak dapat ku artikan.
"Apa kamu yakin ? kamu yakin gak butuh izin aku ? aku ini bos kamu di perusahaan ini. Dan lagi, kamu masih ISTRI SAH AKU." ucapnya menekankan.
Aku tersenyum sinis. Halloooo kemana aja kamu selama beberapa bulan ini. Yang sibuk dengan pacar kamu, yang aku pikir sudah lupa dengan keberadaan aku.
"Aku akan tetap ke Bali. Dengan atau tanpa persetujuan Kakak. Aku sudah mendapatkan persetujuan dari pak Andi atasanku di bagian pemasaran dan itu sudah cukup bagiku." Aku berlalu pergi meninggalkannya dengan sedikit membanting pintu, seakan ingin memberitahukan kepadanya kalau aku sedang marah.
***
Dirumah. Aku menyibukkan diriku dengan mempersiapkan barang-barang dan keperluan ku selama 3 hari di Bali. Sampai tiba-tiba aku dikagetkan dengan Fadhil yang mengetuk-ngetuk pintu kamarku dan dengan tak sabar memanggil-manggil namaku.
Saat ku bukakan pintu kamar, Fadhil dengan wajahnya yang emosi memaksa masuk kedalam kamarku.
Dia langsung menuju koperku yang tergeletak di atas tempat tidur. Dan manghamburkan barang-barang ku keluar dari koper.
Aku yang kaget dengan kelakuan nya langsung berlari menghampirinya dan mencoba untuk menghentikannya.
"Kakak apa-apaan sih." Bentakku.
"Aku kan udah larang kamu untuk ke Bali. Tapi apa-apaan ini ? kamu tetap akan ke Bali walaupun sudah aku larang !" Sambil menunjuk ke atas koperku.
"Kak, aku ke Bali untuk urusan pekerjaan. Apanya yang harus diributkan." Aku mencoba menjelaskan.
"Iya, trus pergi bareng bocah tengik itu kan." Wajahnya mulai memerah, dan semakin terlihat emosi.
"Agil maksud kakak? iyakan dia investor dalam proyek itu, ya wajar aku pergi bareng dia. Lagian kan kami satu tujuan. Bukannya lebih aman kalau kami barengan, sekalian aku ada yang jagain karena kami udah saling kenal." Ucapku percaya diri.
"Gila kamu !"
Deggg !
Hati ku seakan hancur berkeping-keping mendengar kata Fadhil yang sudah 20 tahun mengenalnya tidak pernah keluar kata-kata kasar seperti ini kepadaku. Aku tak bisa membendung air mata yang sedari tadi sudah memaksa untuk keluar.
Untuk pertama kalinya. Aku menangis didepan Fadhil.
Fadhil yang menyadari kesalahannya berbalik membelakangiku lalu menggenggam keras rambutnya dengan geram.
Beberapa saat kemudian Fadhil kembali berbalik menghadap ke arah ku.
"Nat sorry. Tapi kali ini saja, tolong dengarin aku. Jangan ke Bali. Biar orang lain yang urus pekerjaan di Bali, aku mohon." Ucap Fadhil memohon dengan tulus.
Namun entah mengapa mendengar ia memohon malah membuat aku semakin bersemangat untuk ke Bali. Aku penasaran apa yang membuat dia begitu ngotot melarang aku ke Bali.
Aku tak mengubris ucapannya dan kembali memberes kan barang-barang ku yang sudah berantakan.
Geram dengan kelakuanku, Fadhil pergi dengan membanting pintu kamar ku dengan begitu kuat. Sampai aku kaget dibuatnya.
Tak lama, samar-samar terdengar suara Shella. Sepertinya mereka sedang mengobrol dan membahas tentang kepergian ku ini. Ah ! Perduli amat.
Terserah mereka mau berpendapat seperti apa, yang jelas aku sudah bulat dengan keputusan ku ini. Dan tidak ada yang dapat mengubahnya.
***
Sial, gara-gara masalah ini aku bahkan sampai tidak bisa tidur. Perutku sudah keroncongan karena melewatkan waktu makan malamku. Aku sangat marah sampai memilih untuk tidak makan malam karena tidak ingin melihat moncong kedua orang itu.
Hatiku sakit sekali rasanya. Tangisku pecah, aku menangis sejadi-jadinya.
"Aku benci Kakak, aku benci. Aku benciiii..." Maki ku entah pada siapa !
Setelah Shalat subuh, tidak lupa aku memanjatkan doa agar Tuhan menguatkan hatiku. Memberiku rasa sabar sesabar-sabarnya. Memberikan aku sebuah petunjuk, apa yang terbaik untukku. Keputusan apa yang harus aku ambil untuk masa depanku.
Setelah selesai, aku langsung berangkat. Sengaja aku keluar rumah lebih cepat, takut Fadhil akan kembali mencegahku untuk pergi.
_Bersambung_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Erna Yunita
bagus....jangan hanya kamu saja Nat yg merasakan sakit hati.....biarkan suami tak tau diri itu juga merasakannya
2021-04-29
3
Ridho Talita
dasar fashil ada dianggurin pegi ama yg lain dicemburuin.....
2021-02-12
3
Syarifah Ainun
ye fadhil mw nya diri.. g adil dong buat si nat
2020-12-25
2