Perfect Husband

Perfect Husband

Bab 1. Awal mula pertemuan

Suara berisik mendominasi sebuah kamar bernuansa pink ini. Sudah berulang kali, alarm di sebuah ponsel itu berbunyi. Entah mungkin sang penguji alarm tidak merasa berisik.

Tok tok!

"Sayang, bangun ayo, sholat subuh dulu."

Sepertinya itu suara sang ibu.

"Hmmm."

"Putri, ayo bangun. Jangan menunda ibadah."

Gadis bernama Putri ini tidak menggubris panggilan sang ibu. Dia malah menutup kepalanya dengan bantal, agar suara suara tidak terdengar.

Brakkk

Tak berselang lama, tiba tiba pintu kamar putri terbuka lebar.

Seseorang membuka paksa selimut yang putri gunakan.

"Bangun nggak!"

"Ck! Bentar lagi Juna, udah sana sholat duluan."

Laki laki bernama Juna itu mendengus.

"Kalau kakak nggak bangun, Juna bakalan aduin ke papa, kalau selama ini, kak putri nggak pernah ibadah lima waktu."

Jelas Putri yang mendengar langsung membuka matanya.

"Iya iya, dasar cepu!" Putri segera mendudukkan diri, lalu meregangkan badannya sejenak.

"Habis ini, kata bunda disuruh temenin ke pasar. Jadi kak Putri nggak boleh tidur lagi." - Juna

"Iya bawel." Setelah nyawanya terkumpul sempurna, Putri segera masuk ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat subuh.

...*...

*

*

Singkat cerita, setelah ibadah subuh selesai. Sesuai permintaan sang ibu, Putri harus menemaninya belanja ke pasar dekat rumah. Mereka cukup jalan kaki saja.

"Mama mau masak apa hari ini?" Tanya Putri sembari membawa tas belanjaan.

"Nggak tahu deh, bingung. Soalnya mama hari ini ada pesenan catering sayang."

"Banyak?"

Ibu yang bernama mama Yuri tersebut mengangguk  "Sekitar 70 kotak"

"Banyak banget ma, siapa yang mau bantuin coba?"

Mama Yuri tampak berpikir

"Ya paling nanti mama minta tolong sama mba Ina, sama mba Ester buat bantuin kita."

Putri mengangguk paham.

Jadi Putri ini masih berusia 18 tahun, masih sekolah, baru naik ke Kelas 3 SMA. Dia dua bersaudara, Putri anak pertama dan dia punya adik, namanya Randi juna Reivanda, baru kelas 2 SMP. Jadi jarak usia putri dengan adiknya tidak terlalu jauh.

Putri dan juga mama Yuri masih berjalan, rumahnya memang ada di paling ujung, jadi agak jauh dari depan.

"Ma?"

"Hm?"

"Itu, ada orang pindahan ya?"

Mama Yuri menatap ke depan. "Oh itu, dari kemarin itu kak."

"Kemarin? Kok Putri nggak tahu?"

"Ya gimana mau tahu, kalau kerjaan kamu selama liburan cuma jadi kaum keong di kamar?" Mama yuri mengomel

Putri masih menamati seorang laki laki yang sedang membawa barang barangnya masuk ke dalam rumah.

"Katanya dia pindahan dari bandung kak." Mama Yuri ini tahu saja.

Putri hanya mengangguk paham. Dia masih melihat laki laki itu membereskan barang barangnya sendirian.

"Ma?"

"Kenapa?"

"Mama masuk duluan aja."

"Kamu mau kemana emang?" Mama Yuri bertanya

"Putri mau bantuin orang itu ma, kasihan kayaknya sendiri."

Tanpa menunggu jawaban dari sang ibu, Putri bergegas menuju ke arah laki laki yang sedang beres beres tersebut.

------

Sementara itu, memang ada seorang laki laki yang sedang mengangkat barang barangnya untuk dibawa masuk ke dalam, dan dia ternyata sendirian.

Laki laki itu menghela nafas "Banyak juga barang barangnya..."

Laki laki itu ingin mengangkat satu barang lagi, tapi terasa sangat berat, Rasanya tidak kuat dan hampir terjatuh.

Tapi beruntung ada tangan yang menyangga kardus besar itu, dan laki laki itu langsung menoleh.

"Saya bantuin ya kak?"

Laki laki itu masih memandang seorang gadis yang ternyata itu Putri.

Dia tinggal di komplek ini?

"Kak? Haloooo"

Laki laki itu langsung tersadar "Iya boleh."

Putri tersenyum manis

Laki laki tersebut terkesiap sejenak melihat senyuman manis dari Putri.

"Mari kak, saya bantu." Putri membantu laki laki itu untuk memasukkan barang terakhirnya ke dalam rumah, dan meletakkannya di pojok dekat pintu.

"Terimakasih ya sudah membantu saya."

Putri mengangguk

"Kita tetangga kok kak, rumah saya ada di paling ujung blok ini."

"Wah, tetangga ternyata kita."

Sekali lagi Putri mengangguk.

"Kalau begitu, mungkin kenalan dulu kali ya?"

Laki laki itu mengulurkan tangannya terlebih dahulu ke Putri.

"Boleh saya tahu nama kamu?"

Putri tak ragu meraih tangan laki laki itu.

"Nama saya Zidny Putri Revania kak, panggil aja Putri."

"Nama saya Tiyan, salam kenal ya?"

Putri tersenyum, lalu Mereka melepaskan uluran tangan masing masing.

"Kak Tiyan baru pindah ya?" Putri bertanya

Laki laki yang bernama Tiyan itu mengangguk "Saya baru hari ini akan tinggal pindah di komplek."

Putri mengangguk mengerti

"Kamu kok bisa tahu saya sedang berbenah?" Tiyan bertanya agar tidak terjadi kecanggungan

"Oh itu, tadi saya nggak sengaja lihat kakak kayak kesusahan gitu bawa barang barangnya, yaudah deh saya bantu aja."

Tiyan tersenyum manis mendengarnya

'kenapa saya gugup ketika melihatnya tersenyum?'

Dan Putri juga ikut terkesiap melihat senyuman dari Tiyan

"Kamu masih sekolah ya?"

Putri mengangguk lagi.

"Sekolah dimana?"

"Di SMA Harapan kak."

Pernyataan Putri membuat Tiyan sedikit terkejut.

"Oh ya? Saya juga mengajar di sekolah itu mulai minggu depan."

"Jadi kakak ini guru?" Putri ingin memastikan

Tiyan mengangguk "Iya, saya baru lulus. Dan saya langsung ditempatkan di SMA untuk mengajar"

Gurunya modelan begini, langsung gas lah bawaannya.

"Berarti saya harus panggil pak Tiyan nih."

Tiyan terkekeh "Kamu kelas berapa sekarang?"

"Kelas 12 pak, baru naik kemarin."

Tiyan mengangguk paham, lalu menatap Putri

"Kamu habis belanja?" Tiyan menatap tangan Putri yang sedang membawa kantong plastik penuh dengan bahan bahan masakan.

"Iya pak, mama saya buka usaha catering loh, kalau pak Tiyan mau pesen makanan sama mama saya bisa kok."

Tiyan tersenyum.

"Iya, lain kali saya pasti beli."

"Oh iya pak saya—"

"Putri!!"

Belum selesai berbicara, ternyata putri sudah dipanggil oleh sang Ibu untuk pulang

"Eh, mama udah manggil pak, saya pulang duluan ya?"

Tiyan mengangguk "Jangan lari."

"Oke!" Putri segera keluar dari rumah Tiyan dan bergegas pulang ke rumahnya.

Tiyan mengikuti arah Putri berjalan. Dia menatap Putri yang berlari memeluk mamanya.

Tiyan tersenyum melihatnya

To Be Continued

Episodes
1 Bab 1. Awal mula pertemuan
2 Bab 2. Wali kelas baru
3 Bab 3. Pandangan pertama
4 Bab 4. Guru les Putri
5 Bab 5. Trauma?
6 Bab 6. Konseling dan pertengkaran
7 Bab 7. Putri jatuh cinta?
8 Bab 8. Apa tujuan Tiyan?
9 Bab 9. Putri terombang ambing
10 Bab 10. Mulai berani mendekat
11 Bab 11. Hal yang baru diketahui Putri
12 Bab 12. Resmi menjalin hubungan
13 Bab 13. Tama yang cemburu
14 Bab 14. Kenapa dengan Putri?
15 Bab 15. Kebahagiaan Tiyan
16 Bab 16. Masa lalu Tiyan
17 Bab 17. Keributan
18 Bab 18. Tiyan mengeluarkan taringnya
19 Bab 19. Dendam Tiyan
20 Bab 20. Amarah Tiyan memuncak
21 Bab 21. Tiyan cemburu
22 Bab 22. Apa yang terjadi?
23 Bab 23. Tiyan tumbang
24 Bab 24. Insiden tidak terduga
25 Bab 25. Insiden tak terduga [2]
26 Bab 26. Putri ingin tahu
27 Bab 27. Terungkapnya sebuah rahasia
28 Bab 28. Sikap Putri
29 Bab 29. Tiyan pergi
30 Bab 30. Kehidupan Putri sekarang
31 Bab 31. Pertemuan setelah sekian lama
32 Bab 32. Kesakitan Putri
33 Bab 33. Mama Fitri tidak sabar
34 Bab 34. Pelampiasan Tiyan
35 Bab 35. Harapan
36 Bab 36. Hadinata kembali berulah
37 Bab 37. Obrolan hangat
38 Bab 38. Emosi
39 Bab 39. Insiden di sebuah Mall
40 Bab 40. Kemurkaan Tiyano
41 Bab 41. Raka bertemu ayah kandung
42 Bab 42. Menghabiskan waktu
43 Bab 43. Nenek Tiyan akan berkunjung
44 Bab 44. Ujian pernikahan?
45 Bab 45. Posesif
46 Bab 46. Putri kejang
47 Bab 47. Oma Elisa marah
48 Bab 48. Penyesalan terbesar
49 Bab 49. Penderitaan Putri
50 Bab 50. Akhirnya SAH
51 Bab 51. Semangat dari Tiyan
52 Bab 52. Kekecewan
53 Bab 53. Kejutan
54 Bab 54. Kehamilan Putri
55 Bab 55. Amarah Putri
56 56. Mencoba menerima takdir
57 57. Ada yang iri
58 58. Pendarahan
59 59. Sebuah fitnah
60 60. Sakit hati
61 61. Huru hara di rumah Pak RT
62 62. Pemikiran Tiyan
63 63. Perusahaan yang tegas
64 64. Kekesalan Putri
65 65. Insiden pasar malam
66 66. Tiyan ingkar janji
67 67. Pertengkaran dan sebuah insiden
68 68. Melahirkan lebih awal
69 69. Masih berlanjut
70 70. Putri pergi
71 71. Arkana yang rewel
72 72. Muak
73 73. Rewel part 2
74 74. Bullying di perusahaan
75 75. Diam diam kursus
76 76. Ada apa dengan Juna?
77 77. Ada apa dengan Juna Part 2
78 78. Pelajaran berharga
79 79. Perjuangan
80 80. Cerita pilu
81 81. Kejadian tak terduga
82 82. Asal usul
83 83. Ternyata
84 84. Bimbang
85 85. Godaan
86 86. Kapan?
87 87. Tiyano menyebalkan
88 88. Hamil lagi?
89 89. Ngidam
90 90. Pertemuan setalah sekian lama
91 91. Keributan
92 92. Haru dan Curiga
93 93. Ketahuan
94 94. Kemarahan Tiyan untuk Raka
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Bab 1. Awal mula pertemuan
2
Bab 2. Wali kelas baru
3
Bab 3. Pandangan pertama
4
Bab 4. Guru les Putri
5
Bab 5. Trauma?
6
Bab 6. Konseling dan pertengkaran
7
Bab 7. Putri jatuh cinta?
8
Bab 8. Apa tujuan Tiyan?
9
Bab 9. Putri terombang ambing
10
Bab 10. Mulai berani mendekat
11
Bab 11. Hal yang baru diketahui Putri
12
Bab 12. Resmi menjalin hubungan
13
Bab 13. Tama yang cemburu
14
Bab 14. Kenapa dengan Putri?
15
Bab 15. Kebahagiaan Tiyan
16
Bab 16. Masa lalu Tiyan
17
Bab 17. Keributan
18
Bab 18. Tiyan mengeluarkan taringnya
19
Bab 19. Dendam Tiyan
20
Bab 20. Amarah Tiyan memuncak
21
Bab 21. Tiyan cemburu
22
Bab 22. Apa yang terjadi?
23
Bab 23. Tiyan tumbang
24
Bab 24. Insiden tidak terduga
25
Bab 25. Insiden tak terduga [2]
26
Bab 26. Putri ingin tahu
27
Bab 27. Terungkapnya sebuah rahasia
28
Bab 28. Sikap Putri
29
Bab 29. Tiyan pergi
30
Bab 30. Kehidupan Putri sekarang
31
Bab 31. Pertemuan setelah sekian lama
32
Bab 32. Kesakitan Putri
33
Bab 33. Mama Fitri tidak sabar
34
Bab 34. Pelampiasan Tiyan
35
Bab 35. Harapan
36
Bab 36. Hadinata kembali berulah
37
Bab 37. Obrolan hangat
38
Bab 38. Emosi
39
Bab 39. Insiden di sebuah Mall
40
Bab 40. Kemurkaan Tiyano
41
Bab 41. Raka bertemu ayah kandung
42
Bab 42. Menghabiskan waktu
43
Bab 43. Nenek Tiyan akan berkunjung
44
Bab 44. Ujian pernikahan?
45
Bab 45. Posesif
46
Bab 46. Putri kejang
47
Bab 47. Oma Elisa marah
48
Bab 48. Penyesalan terbesar
49
Bab 49. Penderitaan Putri
50
Bab 50. Akhirnya SAH
51
Bab 51. Semangat dari Tiyan
52
Bab 52. Kekecewan
53
Bab 53. Kejutan
54
Bab 54. Kehamilan Putri
55
Bab 55. Amarah Putri
56
56. Mencoba menerima takdir
57
57. Ada yang iri
58
58. Pendarahan
59
59. Sebuah fitnah
60
60. Sakit hati
61
61. Huru hara di rumah Pak RT
62
62. Pemikiran Tiyan
63
63. Perusahaan yang tegas
64
64. Kekesalan Putri
65
65. Insiden pasar malam
66
66. Tiyan ingkar janji
67
67. Pertengkaran dan sebuah insiden
68
68. Melahirkan lebih awal
69
69. Masih berlanjut
70
70. Putri pergi
71
71. Arkana yang rewel
72
72. Muak
73
73. Rewel part 2
74
74. Bullying di perusahaan
75
75. Diam diam kursus
76
76. Ada apa dengan Juna?
77
77. Ada apa dengan Juna Part 2
78
78. Pelajaran berharga
79
79. Perjuangan
80
80. Cerita pilu
81
81. Kejadian tak terduga
82
82. Asal usul
83
83. Ternyata
84
84. Bimbang
85
85. Godaan
86
86. Kapan?
87
87. Tiyano menyebalkan
88
88. Hamil lagi?
89
89. Ngidam
90
90. Pertemuan setalah sekian lama
91
91. Keributan
92
92. Haru dan Curiga
93
93. Ketahuan
94
94. Kemarahan Tiyan untuk Raka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!