Bab 3. Pandangan pertama

Putri sedang tertunduk lesu, dia berjalan mengekori Tiyan

Apes banget gue, harus ngurusin anak setan kayak mereka

Putri masih tertunduk.

Dug!

Dan tak sengaja menabrak punggung Tiyan yang tengah berhenti

"Kamu gapapa?"

Putri hanya mengangguk sembari mengusap hidungnya, lalu mengikuti Tiyan untuk masuk ke dalam ruangan kerjanya.

"Karena kamu sudah menjadi ketua kelas, saya percayakan semua yang berhubungan dengan kelas ke kamu" ucap Tiyan sembari memasukki ruang kerjanya

"Jika terjadi sesuatu, kamu harus melapor ke saya, jangan ada yang disembunyikan. Paham Putri?"

"Iyaaaaa."

Tiyan tersenyum, dia menyerahkan tumpukan lembaran ke Putri

"Itu jadwal pelajaran, sekaligus jadwal piket untuk kelas, tolong dibagikan ya."

Putri mengangguk "Saya permisi dulu." Putri baru saja ingin keluar ruangan.

"Tunggu sebentar."

Putri berbalik badan menatap Tiyan

"Kenapa pak?"

"Saya boleh catat nomer kamu?" Tiyan tidak segan meminta kontak milik Putri

Namun Putri terlihat bingung.

"Buat apa bapak minta nomer hp saya?"

"Kamu kan ketua kelas sekarang, dan saya wali kelas kamu, jadi saya ingin langsung menghubungi kamu jika terjadi sesuatu, begitupun kamu"

Putri mengangguk paham. "Oke deh, sini hpnya bapak." Putri meminjam ponsel Tiyan

Tiyan dengan senang hati memberikan.

Putri mulai mencatat nomer hpnya.

"Nih pak, udah saya catat nomer saya" putri memberikan ponsel Tiyan ke tangannya.

"Terima kasih Putri."

"Sama sama pak, saya permisi dulu yaaa." Putri membungkukkan badannya, lalu segera keluar dari ruangan Tiyan.

Tiyan menatap layar ponselnya

"Putri cantik"

Dan Tiyan tidak bisa menahan senyumannya melihat nama yang diberikan oleh Tiyan di nomernya.

"Ada ada saja Putri."

Tiyan memasukkan ponselnya ke dalam saku, lalu segera melanjutkan pekerjaannya.

.

.

.

.

.

Sementara itu, Putri sedang berjalan melewati koridor menuju ke kelasnya

"Bener kata orang, kelas duabelas bukannya enak, tapi malah tambah beban hidup."

"...."

"Mana gue jadi ketua kelasnya, apes banget gue hari ini." Putri masih berguman sendiri

Sedang berguman sendiri, tiba tiba dia dikejutkan dengan sebuah tangan menyentuh bahunya

Putri menoleh ke samping

"Joan."

Laki laki bernama Joan tersenyum "Ngedumel terus dari tadi?"

Putri cemberut "Tahu nggak sih Jo? Masa aku jadi ketua kelas sekarang."

"Serius?"

Putri mengangguk "apes banget aku hari ini."

Joan tersenyum lagi, dia mengacak rambutnya Putri gemas.

"Kamu naik sepeda ya sama Raka?"

Putri mengangguk

"Habisnya aku sebel sama papa, disuruh nganterin ke sekolah aja susah banget, aku kan kesel."

"Yaudah, nanti kita bareng pulangnya."

Pernyataan Joan membuat Putri menoleh "caranya? Kan aku naik sepeda"

"Ya aku bonceng kamu lah, sepeda kamu yang ada boncengannya itu kan?"

"Iya sih... Tapi nanti kamu capek bonceng aku, aku kan berat Jo"

Joan terkekeh "kalau gitu kamu yang bonceng aku, beratan siapa nanti coba."

"Ish, nggak mau!"

"Makanya itu, nanti aku yang bonceng, terus kita keliling pake sepeda"

Putri mengangguk antusias.

"Yaudah sana masuk kelas,"

"Kamu nggak ke kelas?"

"Aku mau ke lab biologi, anak kelas aku kumpul di sana."

"Baru pertama masuk kelas udah pelajaran aja"

Joan tersenyum "udah sana ke kelas. Nanti temen temen kamu nungguin"

"Aku ke kelas dulu ya Jo? Dadah."

Joan melambaikan tangannya ke Putri.

Joan menghela nafas, lalu segera melanjutkan perjalanannya untuk ke lab biologi

Jadi, Joan dan putri ini adalah sepasang kekasih. mereka sudah menjalin hubungan sejak duduk di bangku kelas 10. Sempat mereka putus, namun akhirnya kembali lagi hingga sekarang.

...******...

Tiyan masih berada di ruang kerjanya, padahal seharusnya, ini sudah waktunya untuk para guru makan siang.

Sebenarnya, selain menjadi guru, Tiyan mempunyai sebuah pekerjaan lain atau bisa disebut pekerjaan sampingan.

Namun pekerjaan itu masih menjadi rahasia, karena hanya dirinya dan kerabat dekatnya saja yang tahu.

"Kerja terosss."

Tiyan melirik ke arah suara, ternyata Hanif. Sesama guru sekaligus sepupu Tiyan.

"Lo kerja terus Yan, kapan cari pasangan hidup?" Ucap Hanif sembari mendudukkan diri 

"Kenapa harus cari pasangan kalau jodoh udah di depan mata?"

"Maksud lo?" Hanif terlihat tidak paham apa yang dikatakan Tiyan

"Lo tahu Putri nggak? Anak IPS 4?" Tiyan bertanya

Hanif berpikir sejenak

"Oh, anaknya pak Reivan itu kan? Yang kaya raya, duitnya nggak habis habis?"

"Oh, dia anaknya pak Reivan?"

Hanif mengangguk "Tetangga lo kan? Masa nggak tahu?"

"Ya gue mana tahu kalau Putri anaknya pak Reivan."

"Dahlah, sekarang ngapain lo tanya Putri? Lo naksir?"

Ucapan Hanif membuat Tiyan menatapnya "Mungkin iya."

Hanif cukup kaget "Jangan pedo lo Tiyan, suka sama bocil"

"Nggak pedo lah, umur gue juga belum terlalu tua, cuma beda beberapa tahun"

Hanif hanya menggelengkan kepalanya.

"Lo tahu nggak sih? Cinta pandangan pertama?"

"..."

"Gue ngerasain itu sekarang Han."

Hanif terdiam,

"Hati gue kerasa terbuka lagi pas lihat Putri."

Hanif berdecak sembari menggelengkan kepalanya "Seorang Tiyano Pratama akhirnya jatuh cinta lagi setelah galau ditinggal selingkuh"

"Apadeh lo, gue belum punya pasangan hidup bukan karena gue belum move on dari itu cewe, tapi emang gue males cari."

"Halah alasan aja lo."

"Terserah"

Tiyan melanjutkan pekerjaannya.

"Eh tapi Yan." Suara Hanif membuat Tiyan kembali menatapnya

"Kenapa?"

"Kayaknya lo bakalan patah hati lagi deh."

Tiyan mengangkat sebelah alisnya

"Maksud lo?"

"Putri udah punya pacar kalau lo mau tahu, anak IPA. Udah 3 tahun mereka bareng"

Suasana hati Tiyan saat ini menjadi 💔

"Serius?"

Hanif mengangguk "Namanya Joan, anak IPA 1. Mereka pertama kali kenal waktu Mpls juga sih."

Tiyan terdiam, dia seperti merasakan kekalahan sebelum perang.

'Saya bahkan belum mengajukan diri, tetapi seperti dipukul mundur'

...****...

Karena hari ini masih belum ada jadwal yang tetap, jadi semua kelas dipulangkan lebih awal, kecuali kelas sepuluh, masih ada pembekalan dari kakak kakak osis katanya.

"Lo mau pulang sama Joan ya Put?" Zoya bertanya

Putri mengangguk

"Padahal gue mau nebeng elo."

"Ada pangeran disini kok dianggurin?" Raka tiba tiba datang

"Pangeran dari goa hantu iye."

"Gas aja Zoy, masih baik ada yang tumpangi." - Dery

"Iya tahu, kan sekalian kita bisa sepedaan bareng bareng, seru tahu naik sepeda."

"Anak sultan mana mungkin bisa naik sepeda? Nanti alergi." Joan ikut berbicara

"Idih, gue getok lo! Oke gue ikut Raka, tapi jangan kenceng kenceng lo kalau ngayuh"

"Ya kalau lo pegangan kenceng nggak bakalan kenceng juga jalannya."

"Modussss"

"Jo, kamu ambil sepedaku ya? Aku tunggu di parki—"

Bruk!

Belum selesai berbicara, ada yang menyenggol bahu Putri dengan sengaja hingga putri terjatuh

"Putri!"

Joan langsung mendekat ke Putri

"LIHAT LIHAT DONG KALAU MAU JALAN! BUTA MATA LO?!" Zoya terlihat tidak terima

Orang yang menyenggol Putri segera berbalik badan.

"Dasar lemah, disenggol dikit aja jatuh."

"Putri, kamu gapapa?"

Putri mengangguk "gapapa kok."

Joan membantu Putri berdiri

"Lo kenapa sih Sa? Ada masalah apa lo sama cewek gue?" Joan berbicara kepada perempuan yang bernama Sasa

"Nggak ada kok Jo, aku cuma seneng aja gangguin dia" Gadis bernama Sasa merubah gaya bicaranya kepada Joan

"Cih, sok lembut, lo pikir lo cantik gitu?" Zoya sepertinya tidak menyukai Sasa

"Emang gue cantik, bye." Sasa segera berlalu meninggalkan semuanya

"Cih, dipikir dia cakep apa. Muka kayak gentong lumutan begitu" Dery juga terlihat tidak menyukai gadis itu.

"Pulang aja ya?" Joan mengajak Putri pulang

Putri menggeleng "mau jalan jalan sama kamu Jo, kan kita udah lama nggak jalan."

"Yaudah sini aku bonceng." Joan menggandeng tangan Putri untuk dibawa ke parkiran

Dan disisi lain, ternyata ada dua pasang mata yang sedang memperhatikan sejoli itu.

Siapa lagi kalau bukan Tiyan dan Hanif

"Dasar darah muda, cowok aja diributin"

"Itu yang nyenggol Putri sampai jatuh siapa?"

"Alissya, panggilannya Sasa, anak kelas bahasa."

"Kenapa dia kayak nggak suka sama Putri gitu?"

"Emang dari dulu nggak suka tuh, soalnya Sasa kalah saing"

"..."

"Kalah pinter, kalah cantik, kalah dapet perhatian dari Joan juga, makanya dia sirik sama Putri"

Hanif ini memang terlihat tahu segalanya, bagaikan ketua gibah.

Sedangkan Tiyan terdiam sembari menatap Joan dan juga Putri yang tengah berboncengan sembari keluar dari gedung sekolah.

Drrrttt

Dan ponsel Tiyan bergetar, dia segera mengambilnya

"Wih, tumben om Tama telfon?"

"Nggak tahu." Tiyan yang tahu sang papa menghubungi segera mengangkatnya

"Halo, iya pa?"

"Tiyan? Kamu dimana?"

"Tiyan masih di sekolah pa, kerja"

"Kamu pulang ke rumah ya, papa sama mama mau ngomong sama kamu"

"Penting banget pa? Nggak bisa lewat telfon?"

"Nggak bisa Tiyan, ini penting. Kamu cepat pulang."

"Iya, Tiyan pulang sekarang."

Tiyan mematikan sambungan telfonnya

"Napa Yan? Om Tama nyuruh pulang?"

"Iya, mau ada yang diomongin katanya."

"Wah, mau dijodohin pasti nih"

Tiyan hanya berdecak "Aneh aneh aja lo, ngaco."

Tiyan memasukan ponselnya ke dalam saku kembali, lalu segera pergi meninggalkan Hanif untuk pulang ke rumah

To Be Continued

Episodes
1 Bab 1. Awal mula pertemuan
2 Bab 2. Wali kelas baru
3 Bab 3. Pandangan pertama
4 Bab 4. Guru les Putri
5 Bab 5. Trauma?
6 Bab 6. Konseling dan pertengkaran
7 Bab 7. Putri jatuh cinta?
8 Bab 8. Apa tujuan Tiyan?
9 Bab 9. Putri terombang ambing
10 Bab 10. Mulai berani mendekat
11 Bab 11. Hal yang baru diketahui Putri
12 Bab 12. Resmi menjalin hubungan
13 Bab 13. Tama yang cemburu
14 Bab 14. Kenapa dengan Putri?
15 Bab 15. Kebahagiaan Tiyan
16 Bab 16. Masa lalu Tiyan
17 Bab 17. Keributan
18 Bab 18. Tiyan mengeluarkan taringnya
19 Bab 19. Dendam Tiyan
20 Bab 20. Amarah Tiyan memuncak
21 Bab 21. Tiyan cemburu
22 Bab 22. Apa yang terjadi?
23 Bab 23. Tiyan tumbang
24 Bab 24. Insiden tidak terduga
25 Bab 25. Insiden tak terduga [2]
26 Bab 26. Putri ingin tahu
27 Bab 27. Terungkapnya sebuah rahasia
28 Bab 28. Sikap Putri
29 Bab 29. Tiyan pergi
30 Bab 30. Kehidupan Putri sekarang
31 Bab 31. Pertemuan setelah sekian lama
32 Bab 32. Kesakitan Putri
33 Bab 33. Mama Fitri tidak sabar
34 Bab 34. Pelampiasan Tiyan
35 Bab 35. Harapan
36 Bab 36. Hadinata kembali berulah
37 Bab 37. Obrolan hangat
38 Bab 38. Emosi
39 Bab 39. Insiden di sebuah Mall
40 Bab 40. Kemurkaan Tiyano
41 Bab 41. Raka bertemu ayah kandung
42 Bab 42. Menghabiskan waktu
43 Bab 43. Nenek Tiyan akan berkunjung
44 Bab 44. Ujian pernikahan?
45 Bab 45. Posesif
46 Bab 46. Putri kejang
47 Bab 47. Oma Elisa marah
48 Bab 48. Penyesalan terbesar
49 Bab 49. Penderitaan Putri
50 Bab 50. Akhirnya SAH
51 Bab 51. Semangat dari Tiyan
52 Bab 52. Kekecewan
53 Bab 53. Kejutan
54 Bab 54. Kehamilan Putri
55 Bab 55. Amarah Putri
56 56. Mencoba menerima takdir
57 57. Ada yang iri
58 58. Pendarahan
59 59. Sebuah fitnah
60 60. Sakit hati
61 61. Huru hara di rumah Pak RT
62 62. Pemikiran Tiyan
63 63. Perusahaan yang tegas
64 64. Kekesalan Putri
65 65. Insiden pasar malam
66 66. Tiyan ingkar janji
67 67. Pertengkaran dan sebuah insiden
68 68. Melahirkan lebih awal
69 69. Masih berlanjut
70 70. Putri pergi
71 71. Arkana yang rewel
72 72. Muak
73 73. Rewel part 2
74 74. Bullying di perusahaan
75 75. Diam diam kursus
76 76. Ada apa dengan Juna?
77 77. Ada apa dengan Juna Part 2
78 78. Pelajaran berharga
79 79. Perjuangan
80 80. Cerita pilu
81 81. Kejadian tak terduga
82 82. Asal usul
83 83. Ternyata
84 84. Bimbang
85 85. Godaan
86 86. Kapan?
87 87. Tiyano menyebalkan
88 88. Hamil lagi?
89 89. Ngidam
90 90. Pertemuan setalah sekian lama
91 91. Keributan
92 92. Haru dan Curiga
93 93. Ketahuan
94 94. Kemarahan Tiyan untuk Raka
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Bab 1. Awal mula pertemuan
2
Bab 2. Wali kelas baru
3
Bab 3. Pandangan pertama
4
Bab 4. Guru les Putri
5
Bab 5. Trauma?
6
Bab 6. Konseling dan pertengkaran
7
Bab 7. Putri jatuh cinta?
8
Bab 8. Apa tujuan Tiyan?
9
Bab 9. Putri terombang ambing
10
Bab 10. Mulai berani mendekat
11
Bab 11. Hal yang baru diketahui Putri
12
Bab 12. Resmi menjalin hubungan
13
Bab 13. Tama yang cemburu
14
Bab 14. Kenapa dengan Putri?
15
Bab 15. Kebahagiaan Tiyan
16
Bab 16. Masa lalu Tiyan
17
Bab 17. Keributan
18
Bab 18. Tiyan mengeluarkan taringnya
19
Bab 19. Dendam Tiyan
20
Bab 20. Amarah Tiyan memuncak
21
Bab 21. Tiyan cemburu
22
Bab 22. Apa yang terjadi?
23
Bab 23. Tiyan tumbang
24
Bab 24. Insiden tidak terduga
25
Bab 25. Insiden tak terduga [2]
26
Bab 26. Putri ingin tahu
27
Bab 27. Terungkapnya sebuah rahasia
28
Bab 28. Sikap Putri
29
Bab 29. Tiyan pergi
30
Bab 30. Kehidupan Putri sekarang
31
Bab 31. Pertemuan setelah sekian lama
32
Bab 32. Kesakitan Putri
33
Bab 33. Mama Fitri tidak sabar
34
Bab 34. Pelampiasan Tiyan
35
Bab 35. Harapan
36
Bab 36. Hadinata kembali berulah
37
Bab 37. Obrolan hangat
38
Bab 38. Emosi
39
Bab 39. Insiden di sebuah Mall
40
Bab 40. Kemurkaan Tiyano
41
Bab 41. Raka bertemu ayah kandung
42
Bab 42. Menghabiskan waktu
43
Bab 43. Nenek Tiyan akan berkunjung
44
Bab 44. Ujian pernikahan?
45
Bab 45. Posesif
46
Bab 46. Putri kejang
47
Bab 47. Oma Elisa marah
48
Bab 48. Penyesalan terbesar
49
Bab 49. Penderitaan Putri
50
Bab 50. Akhirnya SAH
51
Bab 51. Semangat dari Tiyan
52
Bab 52. Kekecewan
53
Bab 53. Kejutan
54
Bab 54. Kehamilan Putri
55
Bab 55. Amarah Putri
56
56. Mencoba menerima takdir
57
57. Ada yang iri
58
58. Pendarahan
59
59. Sebuah fitnah
60
60. Sakit hati
61
61. Huru hara di rumah Pak RT
62
62. Pemikiran Tiyan
63
63. Perusahaan yang tegas
64
64. Kekesalan Putri
65
65. Insiden pasar malam
66
66. Tiyan ingkar janji
67
67. Pertengkaran dan sebuah insiden
68
68. Melahirkan lebih awal
69
69. Masih berlanjut
70
70. Putri pergi
71
71. Arkana yang rewel
72
72. Muak
73
73. Rewel part 2
74
74. Bullying di perusahaan
75
75. Diam diam kursus
76
76. Ada apa dengan Juna?
77
77. Ada apa dengan Juna Part 2
78
78. Pelajaran berharga
79
79. Perjuangan
80
80. Cerita pilu
81
81. Kejadian tak terduga
82
82. Asal usul
83
83. Ternyata
84
84. Bimbang
85
85. Godaan
86
86. Kapan?
87
87. Tiyano menyebalkan
88
88. Hamil lagi?
89
89. Ngidam
90
90. Pertemuan setalah sekian lama
91
91. Keributan
92
92. Haru dan Curiga
93
93. Ketahuan
94
94. Kemarahan Tiyan untuk Raka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!