Besok kami libur, bukan hari Minggu memang. Besok baru hari Sabtu dan biasanya kami masih sekolah. Tapi, karena kelas XII besok studi tour maka kami diliburkan. Yeay!
Harusnya malam ini aku mengerjakan pr Kimia dan PPKN untuk besok. Tapi, karena besok libur jadi malam ini benar-benar me time ku. Aku memilih bermain ponsel seperti biasanya. Mengecek semua sosial mediaku. Aku membuka laman Instagram pribadiku, dan ku temukan sebuah sayembara menulis puisi dan fiksi. Seperti yang kalian tau, aku sangat tertarik. Dan salah satu syaratnya adalah membagikan foto sayembaranya ke feed Instagram dengan menyebut tiga orang temanku. Aku segera membagikannya selagi niatku masih terpasang kokoh. Karena jika aku sudah mager, jangan coba-coba menggangguku.
Aku mempunyai seorang teman, dan dia merupakan penulis freelance di salah satu aplikasi. Namanya sama seperti nama belakangku. Ya, namanya Ananda. Dan Namaku Eresha Caitlyn Zie Ananda. Nama kami sama, hanya saja nama panggilan kami berbeda. Aku mencari nama akun instagramnya. Dan aku hanya mengetikkan "An" di kolom pencarian. Seperti biasanya, muncul beberapa nama. Aku sedikit terkejut, akun atas nama Ananta muncul paling atas. Aku segera menyelesaikan pekerjaanku. Kemudian membuka akun Ananta, atau lebih tepatnya men- stalking akunnya. Tak banyak foto yang ia lampirkan. Namun, akal ku tak berhenti sampai disitu. Aku membuka akun Facebook ku. Mencari akun atas nama Ananta. Bingo! Aku menemukan akun dengan foto profil yang sama persis dengan foto profil Instagram nya. Tak banyak informasi yang kudapat memang, tapi cukup untuk mencari tahu lebih jauh.
Aku menelepon Zahra, kebetulan saat itu ia online.
"Halo." Sapa nya.
"Halo, ra. Nanti kirim foto catatan kimia yang kemaren dong." Ujar ku.
"Oke, aman. Tumben lo nelepon gua. Biasa juga lewat chat."
"Ada yang mau gua omongin."
"Apa tu?"
"Lo kenal Ananta gak?"
"Kenal, adek kelas gua dulu."
"Sekarang dia sekolah dimana?"
"Ga tau gua. Emang kenapa?"
"Gapapa sih. Udah ya makasih banyak ra, kimia jangan lupa kirim ke gua ya."
Aku segera menutup telepon. Kemudian aku melihat pembaruan cerita WhatsApp teman-temanku. Tak biasanya Kak Sendy meng-upload foto seorang cewek. Perasaanku mulai was-was. Dengan ragu aku melihat pembaruan ceritanya. Benar saja, itu foto seorang gadis berseragam SMA Jaya. Ditulis dengan caption emotikon bunga mawar.
Dia lumayan cantik, baik juga mungkin. Ia pantas jika harus bersanding dengan Kak Sendy, mereka cocok. Aku yakin jika ia adalah wanita yang berhasil memenangkan hati pria yang ku kagumi itu. Ia sangat beruntung, bisa dengan mudah menaklukkan hati pria itu. Tak seperti aku, yang berusaha sekeras apapun, menunggu selama apapun tetap saja takdir tak akan pernah berkata lain padaku. Saat itu juga aku merasa terpukul mundur, benar-benar rapuh.
Aku men- screenshot foto wanita itu dan mengirimnya ke Zahra lewat chat
|Ra\, ini Ananta bukan?
19.29
Bukan sih setau gua. Itu murid SMA Jaya kan?|
19.29
|Iya. Lo yakin itu bukan Ananta adek kelas lo dulu?
19.30
Yakin sha\, emang kenapa sama cewek itu?|
19.30
|Ga apa apa sih. Ya udah deh. Makasih ya
19.30
Kata Zahra, itu bukan foto Ananta adik kelasnya. Lalu siapa nama cewek itu? Mungkin namanya Ananta dan kebetulan juga mungkin nama adik kelasnya Zahra, Ananta juga. Lagipula banyak orang yang bernama Ananta. Bukan hanya satu orang. Aku membuka profil WhatsApp Kak Sendy. Siapa tau ia menuliskan nama gadis itu di biodatanya. Tapi, biodatanya kosong.
Apa itu pacarnya Kak Sendy? Kak Sendy kelihatan seperti cowok playboy dengan wajah cool dan tingkah bad boy seperti kebanyakan tokoh di cerita fiksi remaja yang pernah ku baca. Aku semakin yakin jika ia adalah cowok playboy, ketika ia telah berpacaran dengan tiga orang cewek selama setahun. Aneh, ia bisa dengan mudah menerima kehadiran seseorang yang baru dan membuka hati untuk mereka, tapi tidak untukku.
Terkadang aku ingin sekali bisa semudah itu menaklukkan hati pria itu, seperti mereka. Tapi sepertinya aku takkan pernah ditakdirkan untuk bisa memilikinya. Mungkin untuk selamanya aku hanya ditakdirkan untuk mengaguminya, dan hanya diperkenankan untuk memilikinya di dalam dunia khayal ku.
Pantas saja, Kak Sendy sering online tapi tak pernah membalas pesanku. Tak pernah melihat pembaruan cerita WhatsApp dari ku. Ia sibuk dengan orang lain yang mungkin saat ini membuatnya lebih bahagia.
Tapi, kenapa belakang ini ia seolah peduli dengan keadaanku? Jika aku bukan pemilik hatinya, lalu kenapa kemarin ia menawarkanku untuk pulang bersamanya? Apa maksudnya? Aku sungguh tak mengerti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Erni Kusumawati
berasa baca cerita sendiri😥😥
2023-07-18
0