Being The Second

Being The Second

Episode 1 - Bertemu Kembali

Selama ini aku tak ingin lagi terlalu berharap kau akan kembali dan memelukku erat seperti sekarang ini. Karena untuk tak jatuh hati padamu masih menjadi hal yang sangat sulit, terlebih saat kau masih begitu paham bagaimana cara meluluhkan hatiku.

--------------------------------

Jam menunjukkan pukul 10 malam ketika Arresha tengah berjalan pulang dari tempatnya bekerja. Hujan masih saja turun membasahi bumi, meskipun sudah berjam-jam lamanya tak sedikitpun menunjukkan tanda ia akan berhenti.

Entah mengapa hari ini sungguh terasa sangat melelahkan bagi Arresha yang kini bekerja sebagai pelayan di sebuah caffe, mungkin karena akhir pekan yang selalu saja ramai pengunjung bahkan sampai caffe tempat bekerjanya itu tutup. Walaupun mempunyai gelar sarjana ternyata masih saja susah untuk mencari pekerjaan dengan penghasilan yang menjanjikan di ibukota ini. Ternyata benar kata pepatah 'setinggi apapun gelarmu, kamu akan sulit menemukan pekerjaanmu jika tanpa orang dalam'.

Gadis cantik itu terus berjalan menyusuri trotoar yang basah dan juga becek dibeberapa sisinya. Terlihat juga tangannya yang lain mengelus lengannya sendiri, berusaha mengusir hawa dingin yang berhasil membuatnya menggigil kedinginan. Meskipun terlihat sangat lelah tapi tak mengurangi sedikitpun kecantikan yang terpancar jelas di wajahnya.

Arresha mengeratkan pegangannya pada payung yang sedari tadi melindunginya dari derasnya air hujan, sambil tetap berjalan menuju halte terdekat yang biasanya ia duduki untuk menunggu bus yang biasanya mengantarnya pulang kekontrakan kecil nan nyaman miliknya. Sialnya, ketika berangkat bekerja tadi pagi dia lupa tidak membawa jaketnya hingga hawa dingin dari hujan itu serasa langsung mengenai kulitnya yang putih, membuatnya mengigil kedinginan. Ia bersumpah dalam hati tak akan pernah melupakan jaket miliknya lagi walaupun sangat terburu-buru.

Langkahnya terhenti seketika saat tanpa sengaja matanya menangkap sosok pria di seberang jalan. Pria yang selama 3 tahun ia coba relakan dari kehidupannya. Ia berfikir jika takdir tak akan pernah mengizinkannya kembali bertemu dengan pria itu, tapi nyatanya sekarang pria itu terlihat sangat jelas dalam kedua manik indah milik Arresha, membuat tatapan yang semula redup kini penuh binar kerinduan.

Ternyata meskipun sekian lama tak bertemu tapi perasaannya tak pernah berubah, masih saja sama, selalu seperti bunga yang bermekaran indah dalam hatinya. Baru kali ini Arresha menyadari jika ia tak pernah bisa melupakan apalagi merelakan sosok itu pergi dari dirinya. Nyatanya cinta itu malah tertanam sangat dalam dihatinya dan ia tak pernah bisa mencabut dan menghilangkan cinta itu begitu saja.

Padahal selama ini ia sudah bersusah payah untuk merelakan pria itu dari hidupnya, merelakan janji-janji yang pria itu ikrarkan tanpa ia minta. Tak ingin berharap lagi jika pria itu akan kembali kepadanya. Berusaha sebisa mungkin untuk menghapus sosok itu dari ingatannya, tapi nyatanya walaupun bayangannya saja dia masih dapat mengenalinya dengan jelas.

" Erros," gumam Arresha dengan mata berbinar penuh kerinduan menatap sosok yang sangat ia rindukan.

Arresha masih saja terpaku di tempatnya berdiri saat ini sambil tetap memandang pada Erros, pria yang meskipun bukan cinta pertamanya tapi ia tak dapat membohongi hatinya jika Erros lah pria yang selalu memiliki tempat terindah dalam hatinya. Air mata yang menetes begitu saja membasahi pipinya, seakan menjadi tanda jika rindu itu terlalu lama memupuk dalam hatinya, setelah sekian lama akhirnya dia bisa melihatnya lagi. Dia melihat dengan jelas ketika pria itu berdiri tegap setelah keluar dari sebuah mobil mewahnya kemudian berjalan memasuki tempat hiburan malam kelas atas.

Rasa rindu yang membuncah pada prianya lah yang akhirnya menuntunnya untuk mencari keberadaan prianya. Haruskah dia masuk kedalam dan menemuinya. Apakah Erros masih mengingatnya ? Tapi tidak, tidak mungkin jika Erros melupakannya begitu saja. Bukankah dulu Erros lah yang memintanya untuk menunggu sampai ia kembali, bukankah dulu Erros lah yang mengatakan jika dia sangat mencintai Arresha dan berjanji tak akan pernah meninggalkan Arresha walau dalam keadaan apapun.

Setelah cukup lama berdiri diluar akhirnya Arresha memutuskan untuk masuk dan menemui Erros, mungkin saja ia memiliki masalah lain hingga tak bisa kembali dan juga menjemput Arresha. Atau mungkin jika tidak sesuai dugaannya, ia hanya ingin mencari kejelasan dari semuanya dan pasti dia akan berusaha ikhlas menerimanya dan tegar meski sesakit apapun itu. Bukankah menunggu itu sungguh melelahkan apalagi jika tanpa kepastian apapun.

Sungguh ini pertama kalinya Arresha memasuki tempat hiburan malam seperti ini, banyak sekali orang didalamnya, suara musik berdentum begitu kerasnya hingga memekakkan telinga, banyak orang yang larut dalam alunan musik dj dan berjoget ria, sebagian lagi juga tengah duduk melingkar di soffa dan berpesta, ada yang tengah sibuk bercumbu, ada juga yang asyik minum-minum, seolah mereka kini sedang berada di surga dunia.

Beberapa pria hidung belang mencoba menggoda dan menarik tangan Arresha, namun dengan cepat Arresha menangkisnya dan berusaha menghindar, semakin masuk kedalam semakin suara musik itu terdengar memekakkan telinga, mata Arresha mencari kesana kemari dimana keberadaan Erros tapi sulit sekali mencarinya ditengah lautan manusia seperti ini ditambah lampu yang temaram dan berkelap-kelip seperti ini, memaksa matanya untuk lebih awas mencari di tengah lautan manusia seperti ini.

Saat sudah cukup jauh masuk dalam club itu akhirnya Arresha berhasil menemukan Erros, pria yang dari tadi di carinya, dengan langkah cepat Arresha berusaha menemui Erros, matanya berbinar bahagia setelah menemukan sosok prianya tepat berada di depan matanya.

" Erros," ucap Arresha terdengar begitu bahagia saat sampai tepat di depan Erros.

Mendengar ada yang memanggil namanya membuat Erros mengalihkan pandangannya dan langsung terbelalak melihat siapa sosok yang kini berada jelas dimatanya itu.

" Arresha, " kata Erros tercekat.

.....................................

Arresha terus berlari sekencang mungkin yang dia bisa, meninggalkan tempat hiburan kelas atas yang tadi sangat ia ragukan untuk masuk kedalamnya.

Nyatanya setelah masuk kedalamnya, pil pahit itu harus ia telan sendirian, ternyata yang dia tunggu selama bertahun-tahun malah asyik bersama perempuan lain. Arresha merasa sekarang dia adalah orang yang paling bodoh di dunia ini. Bodohnya dia yang masih saja menunggu selama bertahun-tahun hanya untuk pria seperti itu. Arresha sungguh merasa penantiannya selama ini hanyalah hal yang bodoh dan juga sia-sia.

Malam yang semakin larut ditambah hujan yang masih saja turun dan semakin menyebarkan hawa dingin tak membuatnya berhenti ataupun sekedar memperlambat langkah kakinya. Entah kemana payung yang selalu ia pegang tadi, mungkin saja tertinggal ditempat hiburan malam itu, hingga kini ia harus berlari dengan basah kuyup karena hujan yang masih saja turun begitu derasnya membasahi bumi.

" Arresha tunggu !!!" mendengar suara itu hati Arresha malah serasa dicabik kembali. Arresha tak ingin berhenti dan dia ingin terus berlari, sejauh mungkin yang dia bisa.

Untuk apa mengejar lagi jika nyatanya tadi dia sedang asyik dengan perempuan lain dalam dekapannya. Untuk apa dia harus berhenti ? Untuk mendengarkan sebuah pembenaran-pembenaran atas kebohongan yang jelas-jelas sudah ada. Tidak, aku tidak sebodoh itu.

" Arresha tunggu, aku bisa jelaskan semuanya. Tunggu aku Arresha," teriak Erros yang masih saja mengejar Arresha, tak ingin kehilangan jejaknya walaupun ia juga harus basah kuyup karena hujan yang masih saja mengalir dengan begitu derasnya.

Mendengar Erros yang masih terus memanggil namanya, membuat fokus Arresha buyar dan tak sengaja kakinya tersandung batu yang berukuran cukup besar.

Arresha langsung terjatuh saat tak sengaja ia tersandung batu dijalan itu, mungkin karena ia terlalu cepat berlari hingga tak melihat batu didepannya atau mungkin juga karena tidak bisa fokus saat berlari tadi. Ia mencoba bangkit dan berdiri tapi sepertinya kakinya terkilir dan terasa sangat sakit ketika dia paksakan untuk berdiri, membuatnya terjatuh kembali ketika memaksakan kakinya untuk berdiri dan berlari lagi.

"Arresha awas hati-hati," Erros yang melihat Arresha terjatuh membelalakkan matanya dan mempercepat langkah kakinya agar cepat sampai pada Arresha.

" Arresha kamu tidak apa-apa ? Kenapa kamu selalu saja ceroboh sih. Mana yang sakit?" tanya Erros khawatir dan langsung memposisikan tubuhnya agar sejajar dengan Arresha yang masih terduduk di jalanan, bajunya basah kuyup penampilannya sungguh kacau, terlihat bibiirnya yang mulai membiru dan menggigil kedinginan. Ternyata untuk dipaksakan berdiri saja kakinya terasa sangat sakit apalagi jika harus berlari lagi. Erros mencoba melihat kaki Arresha, mencari tahu mungkin saja Arresha terluka dan juga berdarah saat terjatuh tadi.

" Tidak usah perduli denganku. Pergi saja. Aku lebih baik hidup tanpa ada kamu lagi," teriak Arresha histeris, merasa frustasi sambil menarik kembali kakinya yang sempat dipegang oleh Erros.

Kenapa sih harus mengejarnya lagi bukannya tadi disana dia sedang asyik merangkul wanita cantik untuk apa mengejarnya lagi yang hanya ibarat upik abu ini.

" Apa yang kamu bicarakan Arresha? Aku mohon. Aku mencarimu selama ini tapi aku tak pernah bisa menemukan keberadaanmu," ucap Erros dengan kedua tangan menangkup wajah Arresha berusaha membuat Arresha melihat kearahnya. Tatapan mata Erros serasa langsung menghunus dalam hati Arresha, membuatnya melihat mata Erros.

" Kamu akan menemukan aku dengan sangat mudah jika kamu benar-benar mencariku Erros ! " jawab Arresha telak, membuat Erros terpaku dan bingung berkata apa lagi.

" Aku mohon Arresha. Aku minta maaf. Aku sangat merindukanmu. Tolong jangan pernah pergi lagi. Aku bisa gila jika tanpamu," ucap Erros memaksa Arresha masuk ke dalam dekapannya.

Ternyata ia sangat merindukan sosok ini gadis mungil yang selalu saja mengganggu fikirannya selama ini. Bukannya ia tak sungguh-sungguh mencari Arresha tetapi selama ini ia masih sangat di sibukkan oleh tugas-tugas yang di berikan ayahnya dan Erros hanya khawatir keselamatan Arresha akan di pertaruhkan nantinya.

Arresha hanya bisa menangis tersedu, bahkan untuk berbicarapun bibirnya terasa kelu padahal begitu banyak 'mengapa' dalam pikirannya.

Jika seperti ini sikap Erros apakah itu berarti pria ini masih sama seperti dulu, masih mencintainya dan masih miliknya. Bukankah di tempat hiburan malam tadi Erros tengah bersama seorang wanita cantik. Arresha jadi berfikir siapa sebenarnya wanita itu jika Erros mengejarnya sekarang. Apakah dia kekasih Erros ataukah hanya teman dan ternyata Arresha malah salah faham.

" Aku berjanji tak akan pernah membiarkanmu pergi lagi Arresha. Aku berjanji aku akan selalu pulang dan kembali kepadamu. Aku mohon jangan pernah memilih untuk pergi bagaimanapun nantinya," ucap Erros setelah melepaskan pelukannya menatap dalam mata Arresha.

Sedangkan Arresha masih saja diam dan hanya terisak menatap dalam mata Erros mencari dusta yang mungkin saja terselip dalam setiap kalimatnya, tapi hasilnya nihil. Tatapan mata Erros penuh dengan kejujuran dan selalu saja seakan menghipnotisnya hingga membuat Arresha enggan berpaling.

" Bahkan sampai detik ini hanya kamu yang selalu ada di hatiku Arresha. Percayalah. Hanya kamu yang bisa membuat aku gila," ucap Erros lagi setelah mereka terdiam cukup lama hanya dengan menyelami dalam manik keduanya.

" Aku lelah Erros. Aku lelah menunggumu selama ini yang bahkan tanpa ada kabar ataupun kepastian apapun darimu. Rasanya aku ingin sekali menyerah selama ini," jawab Arresha akhirnya tanpa mengalihkan tatapnya dari mata Erros.

" Maafkan aku Arresha. Percaya aku Arresha. Aku masih sama. Aku masih aku yang selalu dan sangat mencintaimu," ucap Erros penuh keyakinan dan ketulusan didalam setiap katanya.

" Apakah aku bisa memegang ucapanmu tadi ?" tanya Arresha akhirnya setelah cukup lama menatap Erros.

" Aku berjanji Arresha. Aku janji. Kau bisa pegang semua ucapanku tadi," jawab Erros dan langsung mendekap Arresha erat, mengungkung tubuh mungil Arresha dalam dekapannya, sungguh bahagia rasanya Arresha mau kembali lagi kepadanya, dunianya kembali sekarang.

Arresha membalas hangat dekapan Erros sungguh demi apapun dia sangat merindukan pria ini. Menunggunya selama ini serasa membunuhnya secara perlahan. Sering kali hati dan juga logikanya seakan beradu pendapat. Rasanya sangat lelah menunggu tanpa kabar ataupun kepastian tapi hati selalu menguatkannya, membisikkan kata 'sabar' dan 'bertahan' setiap kali logika memaksanya menyerah.

" Aku mencintaimu Arresha. Aku sangat mencintaimu. Aku mohon apapun dan bagaimanapun nantinya jangan pernah memilih untuk pergi." ucap Erros lagi menambah erat dekapannya pada Arresha.

" Ya. Aku juga sangat mencintaimu Erros." jawab Arresha tersenyum dan seketika membuat hatinya langsung menghangat.

Setelah berpelukan dan juga melepas rindu, malah mungkin saja rindu itu tak pernah lepas. Mereka akhirnya melepas pelukan masing-masing. Rasa dingin karena hujan kini terasa lagi bagi keduanya hingga memaksa mereka untuk segera bangkit dan mencari tempat untuk berteduh.

" Apa kau merasa dingin Arresha ?" tanya Erros melihat wajah Arresha yang mulai memucat dan biburnya yang terlihat membiru.

" Menurutmu ? Aku kehujanan dari tadi dan kau malah bertanya apakah aku dingin atau tidak ? Dasar pria tidak peka !!" jawab Arresha kembali ceria dan juga cerewet seperti biasanya membuat Erros langsung tersenyum mendengarnya.

" Cihh. Kau ini selalu saja. Jangan terlalu galak kenapa sih ? Kita kan baru saja bertemu," Erros terkekeh lalu tanpa bertanya ia langsung menggendong tubuh mungil Arresha membawanya pergi dari sana, mencari tempat yang bisa mereka gunakan untuk berlindung dari hujan.

" Ee..eehh bilang dulu dong kalau mau gendong. Ya lagian sudah tau aku menggigil seperti ini masih saja bertanya aku kedinginan atau tidak," ucap Arresha kaget karena Erros langsung menggendongnya tanpa bertanya terlebih dahulu, apakah Arresha mau atau tidak digendong. Padahal jika ditanya tadi dia berniat akan jual mahal terlebih dahulu.

" Ya sudah kalau begitu bagaimana jika nanti aku menghangatkanmu. Sepertinya akan sangat mengasyikkan," ucap Erros menggoda Arresha menahan senyumnya berusaha untuk terlihat jika ucapannya tadi tidaklah main-main.

Sedangkan Arresha yang mendengarnya langsung memelotokan matanya dan tanpa menunggu lagi ia mencubit perut Erros, semoga saja dengan cubitan ala kepiting tadi bisa membuat Erros sadar akan ucapannya. Walaupun sebenarnya ia tak bisa benar-benar mencubit Erros karena tubuh Erros yang atletis hingga sulit sekali rasanya mencubit di kulitnya yang kencang itu.

" Aaww... Sakit tau. Aku bersumpah akan menjatuhkanmu jika kau mencubitku lagi," ucap Erros berpura-pura kesakitan.

" Kau berani menjatuhkanku ?!" ucap Arresha penuh penekanan di setiap katanya, memelototkan matanya pada Erros yang hanya mendapatkan gelengan kepala dari Erros.

Terpopuler

Comments

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

salam kenal kakak

cinta pak bos hadir😘

mampir yuk

semangat selalu💪

2020-12-26

0

Noor Dech

Noor Dech

asyik bacanya

2020-11-01

0

👑卂尺丂ㄚ

👑卂尺丂ㄚ

penduduk bunian mampir 😇 salam persahabatan

2020-11-01

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 - Bertemu Kembali
2 Episode 2 - Jalan Kenangan
3 Episode 3 - Pagi Yang Manis
4 Episode 4 - Berpisah
5 Episode 5 - Bala Bantuan
6 Episode 6 - Cemburu
7 Eposide 7 - Makan Siang Bersama
8 Episode 8 - Tebak Berhadiah
9 Episode 9 - Pria Aneh
10 Episode 10 - Tunggu Aku Arresha
11 Episode 11 - Perhatian Jofan
12 Episode 12 - Perhatian Jofan 2
13 Episode 13 - Nyx Erris Aether
14 Episode 14 - Erros Yang Manja
15 Episode 15 - Dua Hati Yang Terluka
16 Episode 16 - Kau Mabuk Jofan
17 Episode 17 - Maafkan Aku
18 Episode 18 - Aku Akan Menerimanya
19 Episode 19 - Mencuri Kesempatan
20 Episode 20 - Menyamar
21 Episode 21 - Aku Tidak Nyaman
22 Episode 22- I'm Not Him
23 Episode 23 - Dia Harus Tahu
24 Episode 24 - Dua Wanita
25 Episode 25 - Dia Menangis
26 Episode 26 - Siaran Langsung
27 Episode 27 - Setidaknya Jangan Mabuk Sendirian
28 Episode 28 - Artis Tidak Tahu Malu
29 Episode 29 - Aku Tidak Pantas Untuk Itu
30 Episode 30 - Beanie Syal
31 Episode 31 - Jofan Cemburu
32 Episode 32 - Bertemu Arvin
33 Episode 33 - Kecurigaan Arvin
34 Episode 34 - Sakitnya Akan Lebih Menyakitiku
35 Episode 35 - Merasa Canggung
36 Episode 36 - Meminta Waktu
37 Episode 37 - Mari Bersenang-senang
38 Episode 38 - Pusara Ny. Maria
39 Episode 39 - Satu Hari
40 Episode 40 - Sama Baiknya
41 Episode 41 - Camelia Hill
42 Episode 42 - Boneka Badut Serigala
43 Episode 43 - Kehilangan Kesadaran
44 Episode 44 - Kabar Kehamilan
45 Episode 45 - Terpancing Emosi
46 Episode 46 - Pertikaian
47 Episode 47 - In Another Life
48 Episode 48 - Cemas
49 Episode 49 - Datang Ke Rumah
50 Episode 50 - Pengakuan
51 Episode 51 - Di penuhi amarah
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Episode 1 - Bertemu Kembali
2
Episode 2 - Jalan Kenangan
3
Episode 3 - Pagi Yang Manis
4
Episode 4 - Berpisah
5
Episode 5 - Bala Bantuan
6
Episode 6 - Cemburu
7
Eposide 7 - Makan Siang Bersama
8
Episode 8 - Tebak Berhadiah
9
Episode 9 - Pria Aneh
10
Episode 10 - Tunggu Aku Arresha
11
Episode 11 - Perhatian Jofan
12
Episode 12 - Perhatian Jofan 2
13
Episode 13 - Nyx Erris Aether
14
Episode 14 - Erros Yang Manja
15
Episode 15 - Dua Hati Yang Terluka
16
Episode 16 - Kau Mabuk Jofan
17
Episode 17 - Maafkan Aku
18
Episode 18 - Aku Akan Menerimanya
19
Episode 19 - Mencuri Kesempatan
20
Episode 20 - Menyamar
21
Episode 21 - Aku Tidak Nyaman
22
Episode 22- I'm Not Him
23
Episode 23 - Dia Harus Tahu
24
Episode 24 - Dua Wanita
25
Episode 25 - Dia Menangis
26
Episode 26 - Siaran Langsung
27
Episode 27 - Setidaknya Jangan Mabuk Sendirian
28
Episode 28 - Artis Tidak Tahu Malu
29
Episode 29 - Aku Tidak Pantas Untuk Itu
30
Episode 30 - Beanie Syal
31
Episode 31 - Jofan Cemburu
32
Episode 32 - Bertemu Arvin
33
Episode 33 - Kecurigaan Arvin
34
Episode 34 - Sakitnya Akan Lebih Menyakitiku
35
Episode 35 - Merasa Canggung
36
Episode 36 - Meminta Waktu
37
Episode 37 - Mari Bersenang-senang
38
Episode 38 - Pusara Ny. Maria
39
Episode 39 - Satu Hari
40
Episode 40 - Sama Baiknya
41
Episode 41 - Camelia Hill
42
Episode 42 - Boneka Badut Serigala
43
Episode 43 - Kehilangan Kesadaran
44
Episode 44 - Kabar Kehamilan
45
Episode 45 - Terpancing Emosi
46
Episode 46 - Pertikaian
47
Episode 47 - In Another Life
48
Episode 48 - Cemas
49
Episode 49 - Datang Ke Rumah
50
Episode 50 - Pengakuan
51
Episode 51 - Di penuhi amarah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!