Episode 4 - Berpisah

***Bila memang tak bisa bersama

Aku tak akan memaksa

Mungkin memang mustahil kita bersama selamanya

Tetapi kau harus tau,

bahwa aku pernah begitu sangat mencintaimu

Hingga tak perduli berapa lama waktu ku habiskan denganmu dulu

Defi Ratnasari

Rumah Membaca Indonesia***

.......................................

Sesuai ucapannya tadi, Erros mengajak Arresha untuk lari pagi bersama mengelilingi pesisir pantai, suara gemuruh ombak seakan menjadi iringan musik tersendiri yang mampu menentramkan hati bagi siapapun yang mendengarnya. Angin pantai yang berhembus cukup kencang seolah membakar semangat keduanya untuk lebih jauh lagi menjelajah pesisir pantai.

Bias mentari yang nampak mengintip dari kejauhan, sangat indah ketika dilihat dengan jelas saat kita tepat berada di bibir pantai. Warna jingganya sungguh menghipnotis mata setiap insan agar tak dapat berpaling barang sedetikpun. Pasir putih berpadu cantik dengan bebatuan karang yang berhasil menambah keindahan pantai itu.

Banyak orang yang jatuh cinta pada senja karena keindahannya, dan tak sedikit pula orang jatuh cinta pada fajar, keduanya sama, selalu menampakkan keagungan penciptanya, selalu indah dan selalu menghipnotis mata yang memandangnya.

Setelah lelah berlari mengelilingi pesisir pantai, Erros dan Arresha memilih duduk di tepi pantai, melemaskan kakinya yang terasa pegal akibat berlari tadi dan juga menikmati matahari pagi, panasnya belum begitu terik dan malah terasa hangat menyelimuti tubuh.

Hari ini mereka menghabiskan waktu hanya berdua untuk melakukan banyak hal yang bisa mereka lakukan, sebisa mungkin memanfaatkan segala kesempatan untuk berdua bersama, hingga ketika matahari mulai lelah menampakkan ke agungannya dan memilih untuk menggantikannya dengan gelapnya rembulan, mereka masih asyik menikmati saat-saat bersama. Mungkin saja momen seperti ini akan menjadi sangat langka untuk mereka lakukan di hari esok.

" Erros, tolong kau balikkan dagingnya nanti gosong," kata Arresha yang kini sibuk menyiapkan beberapa menu yang lain selain daging yang kini tengah menjadi tanggung jawab Erros untuk memanggangnya.

" Iya iya kau sungguh cerewet sekali dari tadi, tenang saja aku ahli dalam hal memanggang, ini tak akan gosong," jawab Erros yang selain sibuk memanggang dia juga terlihat menyiapkan saos untuk dagingnya itu.

" Hahaha iya aku percayakan padamu, kalau sampai gosong aku tidak mau memakannya dan kau yang harus menghabiskannya sendiri,"

Satu jam lamanya mereka berkutat pada tugasnya masing-masing dan akhirnya semua menu yang mereka rencanakan sudah matang, tinggal menatanya dengan cantik. Makan malam romantis di pinggir pantai di temani gemuruh ombak dan juga rembulan malam, sempurna.

Arresha dan Erros terlihat berdiri di samping tikar yang mereka gelar, terlihat beberapa menu terhidang rapi dan tentu saja menggugah selera untuk segera melahapnya, ada juga beberapa lilin kecil dan juga obor penerangan di tepian tikar yang mereka gelar, tapi mereka tak ingin tergesa-gesa duduk dan menghabiskannya secara langsung.

Mereka tengah di landa kepuasan saat melihat hasil kerja kerasnya, walaupun lelah karena menyiapkan segalanya sendiri, mulai dari memilih bahan, mendekor tempat, memasak, sampai tahap finishing mereka lakukan berdua.

Setelah puas menikmati pemandangan manis yang merupakan hasil karya mereka, akhirnya Erros dan Arresha memilih duduk di atas tikar lebar yang sedari tadi sudah tertata rapi di atas hamparan pasir pantai, merapalkan doa sebelum akhirnya memulai makan dengan di selingi obrolan dan juga canda tawa dari keduanya.

" Aku kenyang sekali, perutku rasanya mau meledak," kata Arresha yang memang merasa sangat kekenyangan.

" Wwaahhh, aku ambilkan korek dulu, biar kita bisa meledakkannya bersama," canda Erros berwajah sok serius kali ini.

" Cihhh, tak butuh korek bahkan cintaku sudah meledak-ledak untukmu tau," ujar Arresha menggoda Erros, tapi malah membuatnya malu sendiri dengan ucapannya.

" Waahh kau sekarang sangat pandai merayu ternyata nona manis, rasanya aku langsung terhempas ke dasar lautan,"

" Aku ambilkan pancing ya,"

" Pancing? Untuk apa?" tanya Erros heran dia yang ingin gantian merayu malah sekarang di buat bingung sendiri.

" Untuk memancing hatimu, hahahhaaa," jawab Arresha kemudian tertawa merasa lucu dari tadi dia yang menang dalam hal gombal menggomal, membuat Erros juga ikut tertawa, kali ini dia kalah.

" Arresha," panggil Erros yang merasa ragu, mana mungkin dia tega merusak momen yang indah seperti ini dengan mengatakan kalau dia harus kembali dan tak bisa mengajaknya untuk ikut bersama.

" Hmmm," Arresha memalingkan wajahnya sejenak menatap Erros kemudian kembali merebahkan tubuhnya di atas tikar.

" Aku harus kembali," kata Erros, berhasil membuat Arresha langsung terfokus sepenuhnya kepada dirinya, walaupun berat tapi dia harus mengatakannya.

Arresha hanya diam memandang Erros masih tak mengeluarkan sepatah katapun, ' Aku harus kembali ' , dia tau dari awal jika Erros bukanlah orang berlatar belakang biasa sama seperti dirinya yang bisa hidup bebas menentukan pilihan dan juga jalan hidupnya sendiri.

Erros adalah orang yang berbeda, di lahirkan oleh keluarga kelas atas dan juga merupakan pemimpin klan kelas atas pula, tak mungkin jika Erros akan bersama selamanya dengannya, tidak, dia tidak boleh egois dengan meminta Erros tetap disini dan bersamanya, Erros bukan hanya miliknya seorang, tapi dia juga milik orang tuanya, saat ini orang tuanya lah yang lebih berhak sepenuhnya atas dirinya.

Arresha tersenyum kecut, inikah saatnya ? Dia bahkan tak menyangka secepat ini Erros harus pergi, hatinya sesak seperti di remas kuat, membuatnya terasa tercekat. Jangan bertanya apakah dia bisa ? Bahkan dia tak yakin bagaimana nanti dia akan melangkah.

" Pergilah. Kembalilah, mereka lebih membutuhkanmu dari pada diriku, aku tidak ingin menjadi manusia yang egois karena memaksamu untuk tetap disini, mungkin nanti awalnya akan berat, tapi aku yakin, aku pasti akan terbiasa tanpa dirimu. Aku tidak ingin menjadi egois dengan menghalangimu mengepakkan sayapmu," ucap Arresha akhirnya yang langsung di balas pelukan begitu erat dari sang pemilik singgasana hatinya.

Entah sejak kapan air matanya begitu derasnya menetes, bahkan ia tak menyadari saat pandangannya mulai mengabur ketika air matanya mulai menggenangi kedua manik indahnya dan meluncur begitu derasnya.

Rasanya saat ini ia sangat ingin menjadi manusia yang egois dengan meminta pada Erros untuk tak meninggalkannya walau sedetikpun, rasanya ia ingin memohon agar Erros disini saja, bersama dirinya. Sebenarnya Arresha sendiri pun tak tau bagaimana nanti dirinya tanpa ada Erros di sisinya. Apakah dia akan bisa sama seperti biasanya, menjadi baik-baik saja seperti biasanya, dan menjalani hari-harinya seperti hari-hari kemarin saat Erros masih bersamanya.

Tidak, bagaimanapun juga dia pasti tidak akan bisa, bagaimanapun berusaha pasti semuanya akan terasa berbeda, ketika biasanya Erros menyempatkan diri untuk menjemputnya ke rumah dan mengantarkannya ke kampus, ketika biasanya saat malam minggu mereka lebih memilih berada di rumah bersama papa Harry bersenda gurau dan bercerita bersama sampai tengah malam. Ketika biasanya juga Arresha merasa begitu sumringah saat Erros yang tiba-tiba datang membawakan pasta favoritnya.

Erros merasa berat sekali untuk meninggalkan bebek kecilnya itu, namun bagaimana lagi, itu adalah kewajibannya. Papanya menyuruhnya untuk segera kembali ke perusahaan induk untuk mulai menggantikannya yang sudah mulai menua dan menginginkan waktu yang luang untuk sekedar memikmati kopi dan membaca koran di teras ketika pagi hari, atau juga waktu yang lebih luang untuk menyempatkannya berkunjung ke makam istrinya setiap minggu.

Dia tak mungkin mengajak Arresha kembali dan memperkenalkannya sebagai kekasih pada ayahnya yang sangat keras itu. Lagipula juga ada Lissa, gadis yang ia kenal dari kecil sebagai gadis yang kelak akan menjadi istri dan juga pendamping hidupnya.

Tapi dia juga tak bisa menghalangi perasaanya pada seorang gadis mungil nan cewet yang berhasil menjatuhkan hatinya.

Dia tak ingin mempertaruhkan keselamatan Arresha dengan begitu sembrononya mengajak Arresha untuk ikut bersamanya. Ayahnya adalah orang yang terkenal begitu keras pada setiap keputusan yang ia ambil dan tak segan menghancurkan segala yang menjadi hambatannya.

Lissa, adalah putri tunggal dari relasi ayahnya yang paling kuat, dengan menikahkannya dengan Erros tentu saja akan membuat kedudukan mereka berada di atas, merajai berbagai sektor bisnis dan ekonomi di negaranya dan juga kekuasaannya pasti akan merembet sampai manca negara.

Erros berniat menggantikan kedudukan ayahnya dan berusaha semaksimal mungkin agar bisa berada di posisi teratas, dan akhirnya ia tak harus menikah dengan Lissa hingga ia bisa menjemput Arreshanya.

Tangis Arresha yang semakin lirih justru semakin terasa menyayat hati. Erros membencinya, sungguh membenci ketika melihat bebek mungilnya menangis, benci saat mendengar suara tangisan keluar dari bibirnya yang ranum.

Namun dia juga tak berdaya, dia belum memiliki kekuatan apapun untuk bisa berdiri tegak saat ini. Dia merasa belum memiliki apapun untuk bisa membahagiakan Arresha, maka dari itu dia harus memperjuangkannya agar kelak bebek mungilnya bisa bahagia hidup bersamanya.

Perlahan Erros mengurai pelukannya agar dia bisa lebih jelas melihat wajah Arresha yang akan selalu dia rindukan nantinya. Dia akan menyembunyikan identitas Arresha agar tak ada siapapun yang mengetahuinya, agar dia bisa selalu aman sampai Erros siap dan menjemputnya kembali.

" Cupp..cupp sudah jangan menangis, aku benci melihatmu menangis," Erros berusaha menghapus air mata Arresha dengan ibu jarinya, hatinya juga sakit, serasa di remas oleh tangan tak kasat mata.

Mendengar ucapan Erros, bukannya menghentikan air matanya malah membuatnya semakin lancar mengalir. Dia pikir waktunya masih lama, dia pikir Erros masih memiliki banyak waktu untuk bisa terus bersamanya, tapi tak menyangka hanya satu tahun mereka bisa bersama.

Wajah ini, wajah tampan yang selalu membuat Arresha di mabuk asmara, yang bahkan selalu membuatnya cemburu ketika banyak gadis lain berusaha mencuri perhatian prianya.

" Huuusssttt, aku bilang berhenti menangis, mengapa kau malah terus menangis," ucap Erros lembut menatap manik indah Arresha yang masih saja meneteskan air mata.

" Aku berjanji, aku akan kembali dan aku akan menjemputmu, aku hanya meminta kau bersabar dan melanjutkan hidupmu dengan baik seperti biasanya, aku sungguh benci ketika melihatmu begitu cengeng seperti ini," imbuhnya lagi menarik tubuh mungil Arresha dalam dekapannya.

" Kau akan kembali?" pertanyaan Arresha mengulang ucapan Erros, benarkah itu.

" Ya. Aku akan kembali. Kau dengar ini dan kau harus mengingatnya baik-baik, oke, karena aku tak ingin mengulanginya lagi," kata Erros yang hanya di jawab dengan anggukan patuh oleh Arresha.

" Aku akan kembali, aku pasti akan kembali dan menjemputmu, aku akan membawamu, tapi tidak untuk sekarang ini karena begitu banyak hal yang harus aku lakukan dan aku perjuangkan. Kau hanya harus selalu baik-baik saja, dan melanjutkan hidupmu dengan baik karena aku sangat membenci keadaan yang membuatmu tidak baik-baik saja."

" Dan aku sudah menentukan pilihanku. Hanya kau kelak yang akan menjadi istriku, walau sesulit apapun nanti aku akan terus berjuang dan berusaha agar aku bisa membuatmu bahagia, maaf karena saat ini aku malah membuatmu bersedih dan menangis seperti ini, tapi jujur aku juga sangat membenci ini."

" Aku mencintaimu Arresha, hanya kau yang bertahta di hatiku, bahkan sampai aku mati sekalipun. Aku mencintai tubuh mungilmu, bibirmu yang ranum dan sangat cerewet, aku mencintai wangi tubuhmu yang selalu membuatku mabuk terlena, aku mencintai senyum indah di wajah cantikmu, aku mencintai mata mu yang sangat indah ini, bahkan aku mencintai dirimu yang selalu tak pernah kenyang jika ku ajak makan, aku mencintai segala yang ada pada dirimu Arresha." ucap Erros, dia menatap dalam mata Arresha, sangat dalam.

" Aku juga mencintaimu Erros, berjanjilah jika semua yang ku dengar tadi bukan hanya bualan manis yang hanya membuatku merasa senang," jawab Arresha memeluk erat tubuh Erros, mungkin esok dia tak bisa lagi memeluk tubuh pria besarnya ini.

" Kau bisa memegang semua ucapanku Arresha,"

Arresha dan Erros akhirnya berpelukan cukup lama hingga keduanya merasa lebih baik dari pada sebelumnya, tidak mungkin kan kalau perpisahan ini akan menjadi sebuah perpisahan yang mengharu biru seperti ini.

Setidaknya momen ini haruslah menjadi momen yang indah yang mampu menyunggingkan seulas senyuman ketika di kenang nantinya.

" Pejamkan matamu sebentar Arresha," ucap Erros yang lebih dulu bisa menguasai dirinya.

" Hhhmmm? " tanya Arresha memastikan takut dia salah mendengar.

" Aku bilang pejamkan matamu bebek mungil, " ucap Erros yang merasa begitu gemas melihat mata Arresha yang terlihat bengkak dan hidungnya yang memerah karena terlalu lama memangis.

Sedangkan Arresha hanya menurut saja ketika Erros menyuruhnya untuk memejamkan mata, sungguh dia tak ingin dan tak memiliki cukup tenaga untuk berdebat.

Melihat Arresha yang sudah memejamkan matanya dengan begitu sempurna membuat Erros menyunggingkan senyum tipis di wajahnya yang tampan, sebelum kemudian merogoh saku celananya untuk mengeluarkan sebuah kalung dan juga gelang, kemudian memakaikannya pada leher dan tangan Arresha.

" Sudah, bukalah matamu," kata Erros setelah berhasil memasangnya dengan sempurna.

Perlahan Arresha membuka matanya, pandangannya nampak buram dan kabur karena matanya yang membengkak. Merasakan sesuatu yang lain di leher dan juga tangannya.

" Ini? " tanya Arresha yang merasa bingung dan tak menyangka Erros memberinya sebuah kalung dan juga gelang yang sangat cantik.

" Itu sebagai tanda kalau aku sudah mengikatmu dan juga berarti kalau aku akan kembali padamu," ujar Erros menjelaskan dan langsung mendapat hadiah pelukan lagi dari Arresha, setidaknya dia merasa lebih baik saat ini mendapatkan berkali-kali pelukan dari Arresha, biasanya ia harus memohon dan bertengkar dulu demi mendapat sebuah dekapan hangat seprti ini.

Erros

Arresha

Terpopuler

Comments

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

✔️✔️✔️

2020-11-01

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 - Bertemu Kembali
2 Episode 2 - Jalan Kenangan
3 Episode 3 - Pagi Yang Manis
4 Episode 4 - Berpisah
5 Episode 5 - Bala Bantuan
6 Episode 6 - Cemburu
7 Eposide 7 - Makan Siang Bersama
8 Episode 8 - Tebak Berhadiah
9 Episode 9 - Pria Aneh
10 Episode 10 - Tunggu Aku Arresha
11 Episode 11 - Perhatian Jofan
12 Episode 12 - Perhatian Jofan 2
13 Episode 13 - Nyx Erris Aether
14 Episode 14 - Erros Yang Manja
15 Episode 15 - Dua Hati Yang Terluka
16 Episode 16 - Kau Mabuk Jofan
17 Episode 17 - Maafkan Aku
18 Episode 18 - Aku Akan Menerimanya
19 Episode 19 - Mencuri Kesempatan
20 Episode 20 - Menyamar
21 Episode 21 - Aku Tidak Nyaman
22 Episode 22- I'm Not Him
23 Episode 23 - Dia Harus Tahu
24 Episode 24 - Dua Wanita
25 Episode 25 - Dia Menangis
26 Episode 26 - Siaran Langsung
27 Episode 27 - Setidaknya Jangan Mabuk Sendirian
28 Episode 28 - Artis Tidak Tahu Malu
29 Episode 29 - Aku Tidak Pantas Untuk Itu
30 Episode 30 - Beanie Syal
31 Episode 31 - Jofan Cemburu
32 Episode 32 - Bertemu Arvin
33 Episode 33 - Kecurigaan Arvin
34 Episode 34 - Sakitnya Akan Lebih Menyakitiku
35 Episode 35 - Merasa Canggung
36 Episode 36 - Meminta Waktu
37 Episode 37 - Mari Bersenang-senang
38 Episode 38 - Pusara Ny. Maria
39 Episode 39 - Satu Hari
40 Episode 40 - Sama Baiknya
41 Episode 41 - Camelia Hill
42 Episode 42 - Boneka Badut Serigala
43 Episode 43 - Kehilangan Kesadaran
44 Episode 44 - Kabar Kehamilan
45 Episode 45 - Terpancing Emosi
46 Episode 46 - Pertikaian
47 Episode 47 - In Another Life
48 Episode 48 - Cemas
49 Episode 49 - Datang Ke Rumah
50 Episode 50 - Pengakuan
51 Episode 51 - Di penuhi amarah
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Episode 1 - Bertemu Kembali
2
Episode 2 - Jalan Kenangan
3
Episode 3 - Pagi Yang Manis
4
Episode 4 - Berpisah
5
Episode 5 - Bala Bantuan
6
Episode 6 - Cemburu
7
Eposide 7 - Makan Siang Bersama
8
Episode 8 - Tebak Berhadiah
9
Episode 9 - Pria Aneh
10
Episode 10 - Tunggu Aku Arresha
11
Episode 11 - Perhatian Jofan
12
Episode 12 - Perhatian Jofan 2
13
Episode 13 - Nyx Erris Aether
14
Episode 14 - Erros Yang Manja
15
Episode 15 - Dua Hati Yang Terluka
16
Episode 16 - Kau Mabuk Jofan
17
Episode 17 - Maafkan Aku
18
Episode 18 - Aku Akan Menerimanya
19
Episode 19 - Mencuri Kesempatan
20
Episode 20 - Menyamar
21
Episode 21 - Aku Tidak Nyaman
22
Episode 22- I'm Not Him
23
Episode 23 - Dia Harus Tahu
24
Episode 24 - Dua Wanita
25
Episode 25 - Dia Menangis
26
Episode 26 - Siaran Langsung
27
Episode 27 - Setidaknya Jangan Mabuk Sendirian
28
Episode 28 - Artis Tidak Tahu Malu
29
Episode 29 - Aku Tidak Pantas Untuk Itu
30
Episode 30 - Beanie Syal
31
Episode 31 - Jofan Cemburu
32
Episode 32 - Bertemu Arvin
33
Episode 33 - Kecurigaan Arvin
34
Episode 34 - Sakitnya Akan Lebih Menyakitiku
35
Episode 35 - Merasa Canggung
36
Episode 36 - Meminta Waktu
37
Episode 37 - Mari Bersenang-senang
38
Episode 38 - Pusara Ny. Maria
39
Episode 39 - Satu Hari
40
Episode 40 - Sama Baiknya
41
Episode 41 - Camelia Hill
42
Episode 42 - Boneka Badut Serigala
43
Episode 43 - Kehilangan Kesadaran
44
Episode 44 - Kabar Kehamilan
45
Episode 45 - Terpancing Emosi
46
Episode 46 - Pertikaian
47
Episode 47 - In Another Life
48
Episode 48 - Cemas
49
Episode 49 - Datang Ke Rumah
50
Episode 50 - Pengakuan
51
Episode 51 - Di penuhi amarah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!