NovelToon NovelToon

Being The Second

Episode 1 - Bertemu Kembali

Selama ini aku tak ingin lagi terlalu berharap kau akan kembali dan memelukku erat seperti sekarang ini. Karena untuk tak jatuh hati padamu masih menjadi hal yang sangat sulit, terlebih saat kau masih begitu paham bagaimana cara meluluhkan hatiku.

--------------------------------

Jam menunjukkan pukul 10 malam ketika Arresha tengah berjalan pulang dari tempatnya bekerja. Hujan masih saja turun membasahi bumi, meskipun sudah berjam-jam lamanya tak sedikitpun menunjukkan tanda ia akan berhenti.

Entah mengapa hari ini sungguh terasa sangat melelahkan bagi Arresha yang kini bekerja sebagai pelayan di sebuah caffe, mungkin karena akhir pekan yang selalu saja ramai pengunjung bahkan sampai caffe tempat bekerjanya itu tutup. Walaupun mempunyai gelar sarjana ternyata masih saja susah untuk mencari pekerjaan dengan penghasilan yang menjanjikan di ibukota ini. Ternyata benar kata pepatah 'setinggi apapun gelarmu, kamu akan sulit menemukan pekerjaanmu jika tanpa orang dalam'.

Gadis cantik itu terus berjalan menyusuri trotoar yang basah dan juga becek dibeberapa sisinya. Terlihat juga tangannya yang lain mengelus lengannya sendiri, berusaha mengusir hawa dingin yang berhasil membuatnya menggigil kedinginan. Meskipun terlihat sangat lelah tapi tak mengurangi sedikitpun kecantikan yang terpancar jelas di wajahnya.

Arresha mengeratkan pegangannya pada payung yang sedari tadi melindunginya dari derasnya air hujan, sambil tetap berjalan menuju halte terdekat yang biasanya ia duduki untuk menunggu bus yang biasanya mengantarnya pulang kekontrakan kecil nan nyaman miliknya. Sialnya, ketika berangkat bekerja tadi pagi dia lupa tidak membawa jaketnya hingga hawa dingin dari hujan itu serasa langsung mengenai kulitnya yang putih, membuatnya mengigil kedinginan. Ia bersumpah dalam hati tak akan pernah melupakan jaket miliknya lagi walaupun sangat terburu-buru.

Langkahnya terhenti seketika saat tanpa sengaja matanya menangkap sosok pria di seberang jalan. Pria yang selama 3 tahun ia coba relakan dari kehidupannya. Ia berfikir jika takdir tak akan pernah mengizinkannya kembali bertemu dengan pria itu, tapi nyatanya sekarang pria itu terlihat sangat jelas dalam kedua manik indah milik Arresha, membuat tatapan yang semula redup kini penuh binar kerinduan.

Ternyata meskipun sekian lama tak bertemu tapi perasaannya tak pernah berubah, masih saja sama, selalu seperti bunga yang bermekaran indah dalam hatinya. Baru kali ini Arresha menyadari jika ia tak pernah bisa melupakan apalagi merelakan sosok itu pergi dari dirinya. Nyatanya cinta itu malah tertanam sangat dalam dihatinya dan ia tak pernah bisa mencabut dan menghilangkan cinta itu begitu saja.

Padahal selama ini ia sudah bersusah payah untuk merelakan pria itu dari hidupnya, merelakan janji-janji yang pria itu ikrarkan tanpa ia minta. Tak ingin berharap lagi jika pria itu akan kembali kepadanya. Berusaha sebisa mungkin untuk menghapus sosok itu dari ingatannya, tapi nyatanya walaupun bayangannya saja dia masih dapat mengenalinya dengan jelas.

" Erros," gumam Arresha dengan mata berbinar penuh kerinduan menatap sosok yang sangat ia rindukan.

Arresha masih saja terpaku di tempatnya berdiri saat ini sambil tetap memandang pada Erros, pria yang meskipun bukan cinta pertamanya tapi ia tak dapat membohongi hatinya jika Erros lah pria yang selalu memiliki tempat terindah dalam hatinya. Air mata yang menetes begitu saja membasahi pipinya, seakan menjadi tanda jika rindu itu terlalu lama memupuk dalam hatinya, setelah sekian lama akhirnya dia bisa melihatnya lagi. Dia melihat dengan jelas ketika pria itu berdiri tegap setelah keluar dari sebuah mobil mewahnya kemudian berjalan memasuki tempat hiburan malam kelas atas.

Rasa rindu yang membuncah pada prianya lah yang akhirnya menuntunnya untuk mencari keberadaan prianya. Haruskah dia masuk kedalam dan menemuinya. Apakah Erros masih mengingatnya ? Tapi tidak, tidak mungkin jika Erros melupakannya begitu saja. Bukankah dulu Erros lah yang memintanya untuk menunggu sampai ia kembali, bukankah dulu Erros lah yang mengatakan jika dia sangat mencintai Arresha dan berjanji tak akan pernah meninggalkan Arresha walau dalam keadaan apapun.

Setelah cukup lama berdiri diluar akhirnya Arresha memutuskan untuk masuk dan menemui Erros, mungkin saja ia memiliki masalah lain hingga tak bisa kembali dan juga menjemput Arresha. Atau mungkin jika tidak sesuai dugaannya, ia hanya ingin mencari kejelasan dari semuanya dan pasti dia akan berusaha ikhlas menerimanya dan tegar meski sesakit apapun itu. Bukankah menunggu itu sungguh melelahkan apalagi jika tanpa kepastian apapun.

Sungguh ini pertama kalinya Arresha memasuki tempat hiburan malam seperti ini, banyak sekali orang didalamnya, suara musik berdentum begitu kerasnya hingga memekakkan telinga, banyak orang yang larut dalam alunan musik dj dan berjoget ria, sebagian lagi juga tengah duduk melingkar di soffa dan berpesta, ada yang tengah sibuk bercumbu, ada juga yang asyik minum-minum, seolah mereka kini sedang berada di surga dunia.

Beberapa pria hidung belang mencoba menggoda dan menarik tangan Arresha, namun dengan cepat Arresha menangkisnya dan berusaha menghindar, semakin masuk kedalam semakin suara musik itu terdengar memekakkan telinga, mata Arresha mencari kesana kemari dimana keberadaan Erros tapi sulit sekali mencarinya ditengah lautan manusia seperti ini ditambah lampu yang temaram dan berkelap-kelip seperti ini, memaksa matanya untuk lebih awas mencari di tengah lautan manusia seperti ini.

Saat sudah cukup jauh masuk dalam club itu akhirnya Arresha berhasil menemukan Erros, pria yang dari tadi di carinya, dengan langkah cepat Arresha berusaha menemui Erros, matanya berbinar bahagia setelah menemukan sosok prianya tepat berada di depan matanya.

" Erros," ucap Arresha terdengar begitu bahagia saat sampai tepat di depan Erros.

Mendengar ada yang memanggil namanya membuat Erros mengalihkan pandangannya dan langsung terbelalak melihat siapa sosok yang kini berada jelas dimatanya itu.

" Arresha, " kata Erros tercekat.

.....................................

Arresha terus berlari sekencang mungkin yang dia bisa, meninggalkan tempat hiburan kelas atas yang tadi sangat ia ragukan untuk masuk kedalamnya.

Nyatanya setelah masuk kedalamnya, pil pahit itu harus ia telan sendirian, ternyata yang dia tunggu selama bertahun-tahun malah asyik bersama perempuan lain. Arresha merasa sekarang dia adalah orang yang paling bodoh di dunia ini. Bodohnya dia yang masih saja menunggu selama bertahun-tahun hanya untuk pria seperti itu. Arresha sungguh merasa penantiannya selama ini hanyalah hal yang bodoh dan juga sia-sia.

Malam yang semakin larut ditambah hujan yang masih saja turun dan semakin menyebarkan hawa dingin tak membuatnya berhenti ataupun sekedar memperlambat langkah kakinya. Entah kemana payung yang selalu ia pegang tadi, mungkin saja tertinggal ditempat hiburan malam itu, hingga kini ia harus berlari dengan basah kuyup karena hujan yang masih saja turun begitu derasnya membasahi bumi.

" Arresha tunggu !!!" mendengar suara itu hati Arresha malah serasa dicabik kembali. Arresha tak ingin berhenti dan dia ingin terus berlari, sejauh mungkin yang dia bisa.

Untuk apa mengejar lagi jika nyatanya tadi dia sedang asyik dengan perempuan lain dalam dekapannya. Untuk apa dia harus berhenti ? Untuk mendengarkan sebuah pembenaran-pembenaran atas kebohongan yang jelas-jelas sudah ada. Tidak, aku tidak sebodoh itu.

" Arresha tunggu, aku bisa jelaskan semuanya. Tunggu aku Arresha," teriak Erros yang masih saja mengejar Arresha, tak ingin kehilangan jejaknya walaupun ia juga harus basah kuyup karena hujan yang masih saja mengalir dengan begitu derasnya.

Mendengar Erros yang masih terus memanggil namanya, membuat fokus Arresha buyar dan tak sengaja kakinya tersandung batu yang berukuran cukup besar.

Arresha langsung terjatuh saat tak sengaja ia tersandung batu dijalan itu, mungkin karena ia terlalu cepat berlari hingga tak melihat batu didepannya atau mungkin juga karena tidak bisa fokus saat berlari tadi. Ia mencoba bangkit dan berdiri tapi sepertinya kakinya terkilir dan terasa sangat sakit ketika dia paksakan untuk berdiri, membuatnya terjatuh kembali ketika memaksakan kakinya untuk berdiri dan berlari lagi.

"Arresha awas hati-hati," Erros yang melihat Arresha terjatuh membelalakkan matanya dan mempercepat langkah kakinya agar cepat sampai pada Arresha.

" Arresha kamu tidak apa-apa ? Kenapa kamu selalu saja ceroboh sih. Mana yang sakit?" tanya Erros khawatir dan langsung memposisikan tubuhnya agar sejajar dengan Arresha yang masih terduduk di jalanan, bajunya basah kuyup penampilannya sungguh kacau, terlihat bibiirnya yang mulai membiru dan menggigil kedinginan. Ternyata untuk dipaksakan berdiri saja kakinya terasa sangat sakit apalagi jika harus berlari lagi. Erros mencoba melihat kaki Arresha, mencari tahu mungkin saja Arresha terluka dan juga berdarah saat terjatuh tadi.

" Tidak usah perduli denganku. Pergi saja. Aku lebih baik hidup tanpa ada kamu lagi," teriak Arresha histeris, merasa frustasi sambil menarik kembali kakinya yang sempat dipegang oleh Erros.

Kenapa sih harus mengejarnya lagi bukannya tadi disana dia sedang asyik merangkul wanita cantik untuk apa mengejarnya lagi yang hanya ibarat upik abu ini.

" Apa yang kamu bicarakan Arresha? Aku mohon. Aku mencarimu selama ini tapi aku tak pernah bisa menemukan keberadaanmu," ucap Erros dengan kedua tangan menangkup wajah Arresha berusaha membuat Arresha melihat kearahnya. Tatapan mata Erros serasa langsung menghunus dalam hati Arresha, membuatnya melihat mata Erros.

" Kamu akan menemukan aku dengan sangat mudah jika kamu benar-benar mencariku Erros ! " jawab Arresha telak, membuat Erros terpaku dan bingung berkata apa lagi.

" Aku mohon Arresha. Aku minta maaf. Aku sangat merindukanmu. Tolong jangan pernah pergi lagi. Aku bisa gila jika tanpamu," ucap Erros memaksa Arresha masuk ke dalam dekapannya.

Ternyata ia sangat merindukan sosok ini gadis mungil yang selalu saja mengganggu fikirannya selama ini. Bukannya ia tak sungguh-sungguh mencari Arresha tetapi selama ini ia masih sangat di sibukkan oleh tugas-tugas yang di berikan ayahnya dan Erros hanya khawatir keselamatan Arresha akan di pertaruhkan nantinya.

Arresha hanya bisa menangis tersedu, bahkan untuk berbicarapun bibirnya terasa kelu padahal begitu banyak 'mengapa' dalam pikirannya.

Jika seperti ini sikap Erros apakah itu berarti pria ini masih sama seperti dulu, masih mencintainya dan masih miliknya. Bukankah di tempat hiburan malam tadi Erros tengah bersama seorang wanita cantik. Arresha jadi berfikir siapa sebenarnya wanita itu jika Erros mengejarnya sekarang. Apakah dia kekasih Erros ataukah hanya teman dan ternyata Arresha malah salah faham.

" Aku berjanji tak akan pernah membiarkanmu pergi lagi Arresha. Aku berjanji aku akan selalu pulang dan kembali kepadamu. Aku mohon jangan pernah memilih untuk pergi bagaimanapun nantinya," ucap Erros setelah melepaskan pelukannya menatap dalam mata Arresha.

Sedangkan Arresha masih saja diam dan hanya terisak menatap dalam mata Erros mencari dusta yang mungkin saja terselip dalam setiap kalimatnya, tapi hasilnya nihil. Tatapan mata Erros penuh dengan kejujuran dan selalu saja seakan menghipnotisnya hingga membuat Arresha enggan berpaling.

" Bahkan sampai detik ini hanya kamu yang selalu ada di hatiku Arresha. Percayalah. Hanya kamu yang bisa membuat aku gila," ucap Erros lagi setelah mereka terdiam cukup lama hanya dengan menyelami dalam manik keduanya.

" Aku lelah Erros. Aku lelah menunggumu selama ini yang bahkan tanpa ada kabar ataupun kepastian apapun darimu. Rasanya aku ingin sekali menyerah selama ini," jawab Arresha akhirnya tanpa mengalihkan tatapnya dari mata Erros.

" Maafkan aku Arresha. Percaya aku Arresha. Aku masih sama. Aku masih aku yang selalu dan sangat mencintaimu," ucap Erros penuh keyakinan dan ketulusan didalam setiap katanya.

" Apakah aku bisa memegang ucapanmu tadi ?" tanya Arresha akhirnya setelah cukup lama menatap Erros.

" Aku berjanji Arresha. Aku janji. Kau bisa pegang semua ucapanku tadi," jawab Erros dan langsung mendekap Arresha erat, mengungkung tubuh mungil Arresha dalam dekapannya, sungguh bahagia rasanya Arresha mau kembali lagi kepadanya, dunianya kembali sekarang.

Arresha membalas hangat dekapan Erros sungguh demi apapun dia sangat merindukan pria ini. Menunggunya selama ini serasa membunuhnya secara perlahan. Sering kali hati dan juga logikanya seakan beradu pendapat. Rasanya sangat lelah menunggu tanpa kabar ataupun kepastian tapi hati selalu menguatkannya, membisikkan kata 'sabar' dan 'bertahan' setiap kali logika memaksanya menyerah.

" Aku mencintaimu Arresha. Aku sangat mencintaimu. Aku mohon apapun dan bagaimanapun nantinya jangan pernah memilih untuk pergi." ucap Erros lagi menambah erat dekapannya pada Arresha.

" Ya. Aku juga sangat mencintaimu Erros." jawab Arresha tersenyum dan seketika membuat hatinya langsung menghangat.

Setelah berpelukan dan juga melepas rindu, malah mungkin saja rindu itu tak pernah lepas. Mereka akhirnya melepas pelukan masing-masing. Rasa dingin karena hujan kini terasa lagi bagi keduanya hingga memaksa mereka untuk segera bangkit dan mencari tempat untuk berteduh.

" Apa kau merasa dingin Arresha ?" tanya Erros melihat wajah Arresha yang mulai memucat dan biburnya yang terlihat membiru.

" Menurutmu ? Aku kehujanan dari tadi dan kau malah bertanya apakah aku dingin atau tidak ? Dasar pria tidak peka !!" jawab Arresha kembali ceria dan juga cerewet seperti biasanya membuat Erros langsung tersenyum mendengarnya.

" Cihh. Kau ini selalu saja. Jangan terlalu galak kenapa sih ? Kita kan baru saja bertemu," Erros terkekeh lalu tanpa bertanya ia langsung menggendong tubuh mungil Arresha membawanya pergi dari sana, mencari tempat yang bisa mereka gunakan untuk berlindung dari hujan.

" Ee..eehh bilang dulu dong kalau mau gendong. Ya lagian sudah tau aku menggigil seperti ini masih saja bertanya aku kedinginan atau tidak," ucap Arresha kaget karena Erros langsung menggendongnya tanpa bertanya terlebih dahulu, apakah Arresha mau atau tidak digendong. Padahal jika ditanya tadi dia berniat akan jual mahal terlebih dahulu.

" Ya sudah kalau begitu bagaimana jika nanti aku menghangatkanmu. Sepertinya akan sangat mengasyikkan," ucap Erros menggoda Arresha menahan senyumnya berusaha untuk terlihat jika ucapannya tadi tidaklah main-main.

Sedangkan Arresha yang mendengarnya langsung memelotokan matanya dan tanpa menunggu lagi ia mencubit perut Erros, semoga saja dengan cubitan ala kepiting tadi bisa membuat Erros sadar akan ucapannya. Walaupun sebenarnya ia tak bisa benar-benar mencubit Erros karena tubuh Erros yang atletis hingga sulit sekali rasanya mencubit di kulitnya yang kencang itu.

" Aaww... Sakit tau. Aku bersumpah akan menjatuhkanmu jika kau mencubitku lagi," ucap Erros berpura-pura kesakitan.

" Kau berani menjatuhkanku ?!" ucap Arresha penuh penekanan di setiap katanya, memelototkan matanya pada Erros yang hanya mendapatkan gelengan kepala dari Erros.

Episode 2 - Jalan Kenangan

Aku memang pergi meninggalkanmu, tapi hatiku tak pernah benar-benar pergi darimu, bahkan satu jengkal pun terasa begitu menyiksaku. Mungkin memang benar, cinta bisa membuat seseorang menjadi gila, dan saat ini aku memang gila karena cintaku untukmu.

...................................................

Flash back

Matahari yang mulai lelah menampakkan sinarnya secara perlahan memilih untuk turun, digantikan kegelapan malam yang menyelimuti bumi. Bulanpun tampak malu-malu diatas sana, dan sesekali terlihat mengintip kemudian bersembuyi kembali dibalik gumpalan awan yang hitam.

Arresha dan Erros kini tengah berada dalam perjalanan mereka untuk berlibur ke villa milik Erros. Mungkin sebenarnya itu sama sekali tidak bisa di sebut sebagai liburan, ada kata lain yang lebih tepat untuk hal itu, yaitu perpisahan.

Di dalam mobil mereka merasa tak pernah bosan, meskipun perjalanan yang mereka tempuh cukup jauh dan menyita waktu, untungnya jalanan yang mereka lalui kali ini lancar tanpa ada hambatan yang berarti, hanya sedikit kemacetan kecil di beberapa ruas jalan. Selalu ada saja topik pembicaraan dari keduanya yang tak jarang pula membuat mereka tertawa bersama-sama.

Begitulah mereka, walaupun umur mereka terpaut beberapa tahun tapi tak membuat jarak di antara keduanya. Pembawaan diri Arresha yang menyenangkan seolah benar-benar menghipnotis Erros dan takhluk pada pesonanya.

Nyx Erros Aether, seorang pria tampan yang kini sedang di tugaskan ayahnya untuk mengembangkan anak cabang dari perusahaan raksasa milik keluarganya. Usianya yang kini menginjak 28 tahun tentu membuat penampilannya terlihat semakin matang dan tentu saja tampan.

Dengan tubuhnya yang mungil, rambutnya yang kecoklatan, sepasang mata yang indah, hidung mancung dan bibir ranum serta kulitnya yang putih nan mulus benar-benar berhasil mengalihkan dunia Erros.

" Erros apa ini masih jauh ? Aku sungguh lapar," ucap Arresha menolehkan kepalanya pada Erros yang masih fokus mengemudi.

" Astaga Arresha kau lapar lagi ? Bukannya kau baru saja menghabiskan semua camilan tadi," jawab Erros menggoda Arresha, sebenarnya ia paham betul jika porsi makan Arresha bisa dibilang banyak dan ia tak pernah mempermasalahkan masalah itu, malah ia seperti sengaja selalu membelikan makanan kesukaaan Arresha yang selalu diterima dengan senyuman merekah dari wajah cantik kekasihnya itu. Dan justru itulah yang membuatnya semakin menyukai Arresha yang selalu saja menunjukkan bagaimana dia sebenarnya tanpa harus malu-malu dan menjaga sikap di depan Erros.

" Itukan hanya camilan bukan makanan utama bagaimana aku bisa kenyang sih lagian kan dari tadi aku memakannya berdua dengamu," sanggah Arresha yang masih memegang satu bungkus kripik kentang berukuran large kemudian memakannya setelah itu ia mengambil lagi satu potong dan disuapkan pada Erros yang langsung membuka mulutnya dengan senang hati.

" Kau ini. Sebenarnya itu perut atau karung beras sih sudah makan begitu banyak masih bilang lapar. Astaga Arresha...." ucap Erros sambil menggeleng-gelengkan kepaanya merasa sangat gemas dengan kekasihnya ini selalu saja pintar berbicara.

" Erros !!!! Sekali lagi kau berbicara seperti itu akan aku gigit tanganmu sampai putus." jawab Arresha yang merasa geram, padahal kan ia hanya lapar kenapa sih harus di ledek seperti itu, lagian juga dari tadi kan mereka belum mampir ke rest area setelah empat jam perjalanan yang mereka lalui.

" Coba saja gigit kalau kau berani," ucap Erros meledek sekaligus menantang ancaman Arresha tadi, mana mungkin Arresha setega itu menggigit tangannya sampai terputus.

Mendengar ucapan Erros barusan membuat Arresha langsung tersenyum dan tak perlu menunggu lama ia langsung mengigit tangan Erros membuat Erros kaget dan reflek berteriak mengaduh kesakitan.

" Aaaawwww... Arresha kenapa kau mengigitku sih. Sakit tau. Awas saja akan aku balas, nanti aku akan menggigitmu juga," ucap Erros yang masih merasa kesakitan saat lengan tangannya digigit oleh Arresha sampai meninggalkan bekas memerah dipermukaan kulitnya. Untung saja jalan yang mereka lalui saat ini sepi dan tak ada mobil lain yang melintas.

Mendengar ucapan Erros membuat Arresha langsung tersenyum sangat lebar menampilkan barisan giginya yang rapi diwajah cantiknya ditambah lagi tatapan mata bulat berbinar yang seakan tanpa dosa itu kemudian Arresha sengaja mengedipkannya berulang-ulang, membuat amarah yang tadi seakan menggunung langsung lenyap tak bersisa.

" Tidak usah memasang wajah sok imut seperti itu." Ucap Erros memalingkan kembali wajahnya kedepan berusaha mengembalikan fokusnya yang sempat teralihkan tadi.

" Cihhh... tidak usah sok imut memang dasarnya saja aku sudah imut tau. Kau saja sampai cinta mati padaku," jawab Arresha tersenyum sangat manis, dia memang sangat percaya diri dengan hal itu.

" Siapa bilang aku cinta mati padamu ? Anda percaya diri sekali nona," sanggah Erros, tapi nyatanya ia tidak bisa berbohong, dia memang sangat mencintai Arresha.

" Ohh jadi kau tidak cinta lagi padaku ? Lalu siapa yang kau cintai sekarang hmmm ?"

" Rahasia."

" Kenapa rahasia ?"

" Ya tidak papa, aku bilang rahasia ya rahasia," jawab Erros, kali ini dia ingin melihat bagaimana reaksi bebek mungilnya itu.

" Oh ya sudah, aku juga rahasia," kata Arresha cuek.

" Rahasia apa ?" tanya Erros yang kini menjadi penasaran.

" Rahasia ya rahasia, mana bisa di beritahu," Arresha mencebikkan bibirnya.

" Kau ini. Sudahlah lebih baik tidur dulu, nanti kalau sudah sampai aku akan membangunkanmu, lagian setengah jam lagi kita sampai. Kau kan tau kita sekarang dipesisir pantai mana ada rest area disekitar sini," ucap Erros memegang tangan Arresha mengecupnya lembut berusaha membuat kekasihnya itu mengerti.

" Ya sudah kalau begitu. Aku lebih baik tidur dulu lagian mulutku lelah dari tadi berbicara terus apalagi meladenimu yang cerewet sekali," ucap Arresha kemudian langsung menurunkan sedikit joknya membuat posisi senyaman mungkin untuknya.

" Bukankah kau lebih banyak makan tadi daripada berbicara denganku. Dasar wanita selalu saja pintar berbicara." gumam Erros melirik Arresha yang tengah sibuk memposisikan dirinya pada jok penumpang itu.

" Aku mendengar ucapanmu !!!" ucap Arresha penuh penekanan, memejamkan matanya tanpa memandang Erros, membuat Erros terkekeh geli pada Arresha. Kenapa sih gadis ini selalu saja bisa membuatnya tertawa, bahkan saat dia sedang ngambek dan marahpun selalu saja terlihat menggemaskan.

Tak lama Arresha pun larut dalam tidurnya setelah beradu argumen tadi. Perjalanan terasa sepi bagi Erros setelah Arresha tidur tapi juga membuatnya sedikit tenang dan bisa memfokuskan dirinya hanya untuk jalanan panjang yang tengah mereka lalui itu.

Erros melirik sekilas kearah Arresha yang sudah nyenyak dalam tidurnya itu, kekasihnya tertidur begitu nyenyaknya seperti tidur diatas kasur saja, pikir Erros. Kemudian Erros menepikan mobilnya, mengambilkan selimut yang ada di jok mobil bagian belakang, dan setelah itu menyelimuti tubuh Arresha agar kekasihnya yang cantik itu bisa lebih nyaman saat tidur seadanya di dalam mobil.

Cuupppp.....

Erros mencium kening Arresha, mungkin besok dia tidak bisa bersama dan bertengkar seperti ini lagi. Tatapan matanya berubah sendu saat ia kembali mengingat telfon ayahnya kemarin malam. Dia sungguh tidak ingin kembali sekarang, hatinya menjadi terasa berat, dia sungguh tidak bisa meninggalkan Arresha, dan mengajak Arresha untuk ikut bersamanya bukanlah hal yang tepat.

" Aku mencintaimu Arresha," ucap Erros mengelus pipi mulus Arresha, dia ingin menatap wajah ini selama yang dia bisa.

......................................................

Setelah mengemudi cukup lama akhirnya mereka sampai di villa milik Erros, villa ini aset pribadi miliknya yang ia beli dari hasil kerja kerasnya sendiri dan bukan termasuk aset pemberian dari ayahnya.

" Selamat malam Tuan Muda Erros." ucap penjaga villa itu memberikan salam pada Erros yang membuka sedikit kaca mobilnya, menjawab dengan anggukan kepala lalu langsung masuk kedalam garasi.

" Arresha... Sayang.... Bangun kita sudah sampai." ucap Erros setelah berhasil memparkirkan mobilnya dengan sempurna.

Erros membuka sealt beltnya menoleh pada Arresha yang masih tertidur, ternyata gadisnya ini benar-benar kelelahan hingga tertidur begitu nyenyaknya.

" Hhhmmmm." jawab Arresha yang merasa tidurnya kali ini benar-benar tidak ingin di ganggu hingga rasanya sangat enggan untuk sekedar mebuka matanya. Membuat Erros menggelengkan kepalanya, dasar bebek kecil yang nakal bilang saja mau di gendong.

" Dasar... Modusmu ini kuno sekali sayang." gumam Erros terkekeh lalu membuka pintu mobilnya berjalan memutari mobil, membuka pintu Arresha kemudian menggedongnya masuk kedalam villa.

Erros menggendong Arresha ke lantai dua villa itu, membawanya ke kamar yang sudah di siapkan oleh penjaga villanya. Membaringkan Arresha dengan perlahan di atas kasur yang begitu empuk, Erros tersenyum memandang gadis kecilnya itu.

" Dasar apa dia tidak merasa kalau dia di gendong tadi masih saja bisa tidur seperti itu. Untung cinta kalau tidak aku biarkan saja dia tidur di mobil," batin Erros.

Setelah sukses menyelimuti tubuh Arresha lalu Erros mendudukkan dirinya di bagian pinggir kasur tepat disamping Arresha. Menyelipkan beberapa anak rambut yang menutupi wajah cantik Arresha, kembali memandang gadis kecilnya itu namun kali ini tatapannya berubah lebih dalam seakan tak ingin berpaling dari wajah cantik itu.

" Maafkan aku Arresha, tapi aku harus kembali, banyak hal yang harus aku lakukan dan aku belum bisa membawamu," ucap Erros lirih, mengelus pipi Arresha kemudian mengecup kening Arresha cukup lama untuk menumpahkan perasaaannya yang terasa sangat berat meninggalkan Arresha.

" Aku berjanji aku akan kembali dan membawamu nanti. Aku mencintaimu Arresha. Sangat mencintaimu. Aku bisa gila jika harus tanpamu," batin Erros setelah melepaskan kecupannya.

" Tidurlah Erros ini sudah malam. Jangan berbicara terus dasar pria cerewet. Apa kau tidak lelah hah ?" ucap Arresha yang merasa terganggu karena Erros yang selalu saja mengganggunya, mengertilah sedikit saja kalau Arresha benar-benar lelah dan tak ingin di ganggu kali ini.

" Kalau mau mengaggu itu tau waktu, jangan sekarang," imbuhnya lagi.

" Aku bilang aku mencintaimu, bukannya kau jawab yang manis dan romantis malah kau mengusirku seperti itu, dasar gadis tidak peka," ucap Erros menyindir Arresha dengan membalikkan ucapan Arresha tadi, mencubit hidung Arresha tidak keras namun cukup membuat Arresha merasa sangat terganggu.

" Aahhh.. Erros kau ini menyebalkan sekali sih, selalu saja menggangguku," ucap Arresha membuka matanya yang terlihat kesal pada Erros, pacarnya ini selalu saja mengganggunya, selalu ada saja kejahilan yang membuatnya sangat gemas dan bahkan juga kesal karenanya.

" Aku bilang aku mencintaimu kau malah mengusirku. Apa kau sudah tak cinta lagi padaku hah ? "

" Aku juga mencintaimu Tuan Nyx Erros Aether. Juga... juga... juga mencintaimu." ucap Arresha cukup keras menggema diruangan itu dan mencium sekilas pipi Erros kemudian langsung merebahkan tubuhnya lagi di kasur empuk yang seakan langsung menelannya dengan memberikan kenyamanan untuk Arresha.

" Sekarang tidurlah ini sudah malam. Aku lelah tadi pulang kuliah kau langsung mengajakku kemari tanpa mengizinkaku istirahat dulu." ucap Arresha yang langsung menarik selimut hingga menutupi tubuhnya hingga menutupi sebagian wajahnya.

" Enak saja sudah berani menciumku malah langsung tidur seperti itu." gumam Erros.

" Arresha bangunlah cium aku sekali lagi pipi kananku belum kau cium. Itu tidak adil tau. Bangun cepatlah. Cium aku yang lengkap, atau aku akan mengganggumu terus sampai kau menciumku, " Erros terus menggoyangkan tubuh Arresha berusaha membuatnya bangun dan menciumnya sekali lagi.

" Kau ini sungguh pria besar yang manja. Bucin sekali sih. Malulah sedikit dengan otot-otot di tubuhmu yang besar itu," ucap Arresha gemas dan langsung bangkit duduk mendekat pada Erros yang masih senyum-senyum karena sekali lagi berhasil membuat gadisnya ini kesal. Lagian kan benar dia belum mendapat ciuman selamat malam, jadi jangan salahkan Erros sepenuhnya dong.

" Kalau orang lain melihat tingkahmu yang seperti ini pasti mereka akan berfikir aku menyihirmu hingga membuatmu sampai sebucin ini," kata Arresha yang langsung terkekeh geli mendengar ucapannya sendiri.

" Aku tidak bucin tau. Kau yang bucin," sanggah Erros merasa gengsi jika dirinya di bilang sebagai budak cinta, walaupun kenyataanya memang seperti itu.

" Sudahlah ini sudah malam. Jangan mengajakku berdebat aku sungguh ingin tidur. Kau juga tidurlah, kau kan juga lelah," kata Arresha malas meladeni kekasihnya ini, selalu saja cerewet berbeda sekali dengan penampilannya. Mungkin orang lain yang melihatnya akan berfikir dia adalah pria yang dingin, tapi tidak bagi Arresha. Baginya Erros adalah pria yang hangat dan selalu membuatnya jatuh cinta setiap menitnya.

Arresha menatap wajah tampan kekasihnya walau sekesal apapun tapi dia tak pernah bisa benar-benar marah pada pria besarnya ini. Mencium pipi kanan, pipi kiri, kening, mata kanan, mata kiri, hidung mancung dan penutup mencium sekilas bibir merah kekasihnya.

" Aku mencintaimu Erros dan jangan pernah berfikir aku tidak mencintaimu," kata Arresha cukup lirih namun terdengar serius dengan ucapannya.

" Aku tau itu sayang," kata Erros yang senang mendengar ucapan Arresha tadi seperti mendapat lotre saja rasanya.

Erros mendekap tubuh mungil Arresha dengan sangat erat, membuat Arresha sedikit bingung, namun dia tidak ingin bertanya atau lebih baik tidak usah bertanya. Biar saja Erros yang mengatakannya sendiri jika ada sesuatu yang mengganggu fikirannya, dia akan menjadi pendengar yang baik.

"Ya sudah sekarang tidurlah, aku akan menelfon papa Harry dan mengabarkan kita sudah sampai," imbuhnya lagi menyuruh Arresha kembali tidur lalu menyelimuti kekasihnya.

Setelah memastikan Arresha memejamkan matanya barulah Erros keluar dari kamar itu, menutup pintu dengan perlahan agar tak mengganggu kekasihnya yang akan terlelap. Meraba saku celana untuk mengambil telepon genggam miliknya lalu menelfon papa Harry.

" Hallo selamat malam pa. Apa papa belum tidur? " kata Erros sesaat setelah papa Harry mengangkat telfon darinya.

" Kalau papa sudah tidur mana mungkin mengangkat telfonmu," jawab papa Harry membuat Erros terkekeh mendengarnya.

" Apa kalian sudah sampai anak muda ?" tanya papa Harry.

" Sudah pa, Arresha tadi tertidur saat di jalan jadi tidak sempat menelfon papa," ucap Erros menjelaskan pada papa dari kekasihnya itu.

" Ya sudah syukurlah kalau begitu. Jaga dia Erros papa percaya padamu. Ah ya apa kau sudah mengatakannya pada Arresha ? " tanya papa Harry pada Erros yang kini menyandarkan tubuhnya disamping tangga.

" Belum pa. Mungkin besok baru aku menceritakan padanya." jelas Erros.

" Ya sudah kalau begitu beristirahatlah kau pasti lelah setelah mengemudi cukup jauh."

" Ya pa. Selamat malam. " kata Erros sebelum mengakhiri telponnya. Terlihat Erros menghela nafas cukup dalam sebenarnya dia pun bingung bagaimana cara menceritakan semuanya pada Arresha.

Nyx Erros Aether

Arresha

Episode 3 - Pagi Yang Manis

***Kau membuat hatiku berdebar, kau bernafas dalam diriku. Aku kehilangan segalanya saat aku menghirup naunganmu. Satu-satunya alasan dunia ini bisa begitu indah adalah karena adanya dirimu.

'Breath' Sam Kim***

..............................................................

Flashback 2

Matahari masih enggan merangkak naik keperaduannya ketika Arresha merasa ada yang sangat mengganggu tidurnya yang terasa sangat nikmat itu.

Siapa sih pagi-pagi seperti ini yang mengganggu orang tidur, pikir Arresha yang sebenarnya masih sangat malas untuk membuka matanya.

" Arresha kalau kau masih belum bangun juga aku akan menyirammu nanti," ucap Erros yang merasa kesal, membangunkan gadisnya ini ternyata lebih susah dari pada membangunkan kerbau tidur.

Padahal dari tadi Erros sudah mencoba membangunkan pacarnya itu dengan penuh kasih sayang, dia berharap saat memberikan kiss morning di dahi Arresha, kekasihnya itu akan tersenyum manis membalas ciumannya, lalu membuka mata dengan muka bantal yang sangat menggemaskan. Tapi nyatanya malah Arresha sangat susah di bangunkan.

Untung cinta, batin Erros.

Melihat Arresha yang hanya menjawab dengan berdehem membuat Erros berinisiatif mencari cara lain untuk membangunkan Arresha.

Menyiramnya dengan air pasti akan membuatnya langsung bangun, tapi mana mungkin dirinya tega menyiram kekasihnya yang sangat menggemaskan itu. Alhasil dia mendapat ide lain untuk membangunkan Arresha.

Arresha membuka matanya lebar, kenikmatan tidurnya serasa di renggut secara paksa. Tepat saat ia membukanya matanya, ternyata Erros tengah memencet hidungnya, tidak terlalu keras tapi bisa di pastikan tidak akan ada oksigen yang masuk ke dalamnya. Kenikmatan tidurnya di renggut paksa saat oksigen yang seharusnya lancar masuk melalui hidung kemudian menyusup masuk memenuhi kedalam paru-parunya terhambat, membuat Arresha gelagapan karena hampir saja kehabisan nafas.

" Erros!! Kau ini apa-apaan sih? Inikan masih gelap kenapa kau berisik sekali sih," kata Arresha yang sangat kesal.

Arresha mengerucutkan bibirnya sebal pada pria besarnya ini, selalu ada saja ulahnya, bisa tidak sih sehari saja jangan berisik.

Arresha pun duduk, menyadarkan punggungnya pada kepala ranjang berukuran medium yang sangat nyaman dan empuk.

Kasur ini pasti mahal, pikir Arresha

" Aku sudah membangunkanmu selembut mungkin tadi tapi bukannya bangun kau malah tambah nyenyak tidur. Dasar seperti sapi betina saja," jawab Erros kemudian tersenyum, terkekeh mendengar ucapannya sendiri.

" Mana ada sapi betina secantik diriku. Lagian inikan masih gelap untuk apa kau membangunkanku sih ? Mengganggu saja !!," gerutu Arresha yang benar-benar sebal. Matahari saja belum terlihat sama sekali tapi prianya ini sudah sangat berisik dari tadi.

" Apa kau mau menghabiskan hari liburmu hanya dengan tidur di atas kasur seharian seperti itu ? Kalau maumu begitu ya sudah silahkan saja," bukannya menjawab Erros malah memprovokasi Arresha agar berfikir kembali, bukankah dia pergi jauh-jauh kesini memang berniat untuk berlibur. Lalu untuk apa jauh-jauh kesini kalau dia hanya tidur terus, di rumah dia kan bisa tidur sampai seluruh badannya pegal nanti.

Mendengar ucapan Erros membuat Arresha terdiam sejenak berfikir, ia sebenarnya lupa jika sekarang tengah bersama Erros di villa, karena tidurnya tadi terasa sungguh nyenyak dan sangat nikmat sekali, di tambah lagi mimpinya yang indah sangat sayang jika dia harus bangun dan meninggalkan mimpi indahnya begitu saja. Kalau saja di rumah ia ingin bangun siang, tidak sepagi ini.

" Iya iya deh kau selalu benar pacarku yang sangat tampan," jawab Arresha dengan senyuman manis mengembang, menyembunyikan niat yang lain dalam kepalanya.

" Akukan memang tampan dari lahir. Ya sudah, bersiaplah aku akan mengajakmu lari pagi dan juga berkeliling." kata Erros gemas, dia berniat untuk keluar dari kamar Arresha.

Tapi tepat saat ia membalikkan badannya dan mulai melangkah, ia di kagetkan dengan sebuah bantal melayang hingga mengenai kepalanya.

Buuggghhhh...

" Itu untuk tadi karena kau sembarangan memencet hidungku. Sakit tau. Wlekk,"Arresha menjulurkan lidahnya setelah lemparannya tepat sasaran dan membuat si pemilik kepala langsung menoleh dan membalikkan badannya.

Arresha malahan tertawa sangat lepas karena sepagi ini dia berhasil membalas dan menjahili prianya.

" Arresha ! Kau ini. Awas saja !!," ucap Erros gemas selalu saja tidak mau kalah. Dengan secepat kilat ia menghampiri Arresha yang masih tertawa akan perbuatannya tadi, hingga tak menyadari Erros yang berjalan dengan cepat dan seketika sampai ditepi ranjang miliknya.

Erros langsung naik keatas ranjang membawa bantal yang tadi di lemparkan oleh Arresha, dia berniat membalas kejahilan gadisnya ini.

Erros membalas Arresha dengan memukulkan bantal yang tadi di lemparkan Arresha kepadanya, dia melakukan itu berulang kali hingga membuat Arresha terus mengaduh dan tertawa karenanya.

" Rasakan ini rasakan. Hahaha.. " Erros terus tertawa lebar saat bantalnya terus mengenai tubuh mungil Arresha seakan itu adalah sesuatu yang sangat lucu dan sangat mengasyikkan.

" Aawwww.. Erros... Hahaha hentikan ini. Hahhaaha. Kau awas saja akan aku balas," kata Arresha tertawa tidak ingin kalah, ia kemudian langsung mengambil sebuah bantal yang masih berada tepat di sampingnya kemudian membalas perbuatan Erros hingga membuat mereka akhirnya berperang dengan bersenjatakan bantal.

Suara tawa menggema memenuhi ruangan kamar tidur milik Arresha, si pemilik suara seakan masih sangat asyik dengan perang-perangannya, membuat suasana gaduh penuh canda tawa. Kapuk bantal pun terlihat berterbangan di dalam kamar atau lebih tepatnya di atas ranjang akibat ulah Arresha dan Erros yang seperti anak-anak yang masa kecilnya kurang bahagia.

Namun seketika tawa itu hilang saat Erros berhasil mengungkung tubuh mungil Arresha tepat di bawahnya. Menahan kedua tangannya agar Arresha tidak dapat melarikan diri ataupun melawannya lagi. Terlihat baik Erros dan Arresha masih sama-sama terengah akibat bermain perang-perangan tadi.

" Apa kau tidak lelah baby ?," tanya Erros menatap wajah dan juga mata Arresha dengan senyuman tipis tersungging di wajah tampannya. Tatapan matanya penuh damba, dia benar-benar mencintai gadis ini, mencintai senyumnya, tawanya, tingkah imutnya, segala yang ada pada gadis ini, dia mencintai segalanya.

" Bukan aku yang lelah tapi kau. Lihatlah kau saja masih terengah seperti itu," ucap Arresha tersenyum.

" Bahkan aku masih kuat jika harus menggendongmu sambil berlari,"

" Ya sudah co...." jawab Arresha, namun seketika ia menutup matanya rapat saat wajah Erros terasa semakin dekat dengan wajahnya hingga hembusan nafas Erros begitu terasa mengenai wajah cantiknya.

Erros memejamkan matanya sesaat setelah mendengar jawaban dari gadis cantiknya, lalu setelah itu mendekatkan bibirnya pada bibir tipis milik Arresha, belahan bibir tipis Arresha yang merekah seakan menjadi candu bagi Erros.

Erros mengecupnya perlahan sebelum kemudian kecupan itu berubah menjadi ******* lembut penuh hasrat, seolah tak membiarkan kekasihnya bernafas barang sekilaspun. Erros membuka matanya sekilas, melihat Arresha yang juga memejamkan mata, membuatnya tersenyum kemudian melanjutkan ciumannya. Sungguh terasa sangat manis dalam hatinya saat gadisnya juga membalas ciumannya dan kemudian mengalunkan tangannya pada leher milik Erros.

Erros menumpahkan segala perasaanya lewat ciuman itu, perasaanya yang berat menjadi semakin berat dan malah membuatnya tak ingin pergi, dia ingin disini saja bersama Arresha.

Erros mengakhiri ciumannya, setelah cukup lama bagi keduanya menyalurkan cinta kasih di hati mereka. Sedangkan Arresha terengah karena Erros tadi seakan tak membiarkannya bernafas sama sekali.

Sebenarnya Erros sudah di penuhi oleh hasrat untuk berbuat lebih, tapi ia berusaha menekannya sebisa mungkin, ia sudah berjanji akan selalu menjaga gadisnya ini, tak ingin merusaknya hanya karena nafsu semata, jika ingin melakukannya dengan Arresha dia berjanji setelah nantinya gadis itu menjadi mempelai wanitanya, menjadi miliknya seutuhnya.

Bukankah jika kau mencintai seseorang kau akan menjaganya bak berlian yang bahkan kau tak akan rela jika berlian itu tergores sedikitpun. Bagaimana dia berfikir untuk merusak berliannya itu ? Cinta itu adalah bagaimana kita menjaganya bukan malah merusaknya.

" Apa tadi kau tidak bernafas sama sekali baby ?, " tanya Erros yang masih berada di atas Arresha dengan tangan kirinya tangannya menyangga tubuhnya sendiri, sedangkan tangan kanannya menyelipkan anak rambut yang menutupi sebagian wajah cantik Arresha pada belakang telinga.

" Bagaimana aku bisa bernafas jika kau tak memberiku celah sedikitpun untuk bernafas. Aku ini masih amatiran tau," kata Arresha dengan bibir yang masih basah dan terlihat sedikit membengkak karena ulah Erros padanya. Mendengar ucapan Arresha membuat Erros tersenyum, memang ya wanita itu paling pintar kalau urusan berkilah seperti ini.

" So. Kau jadi tidak mengajakku berkeliling tempat ini ?" imbuh Arresha menarik turunkan alisnya yang malah terlihat semakin menggoda karena Erros masih saja tak memindahkan posisinya, dia sedang berusaha meredam hasratnya sebisa mungkin tapi malah kekasihnya ini terus saja menggoda dan bisa saja meruntuhkan imannya kapanpun.

" Jangan menggodaku lagi, atau kumakan kau nanti," kata Erros.

" Siapa juga yang menggodamu, imanmu saja yang kurang kuat jadi gampang tergoda," kata Arresha.

Mendengar ucapan Arresha membuat Erros terkekeh lalu bangkit dari atas tubuh kekasihnya. Menariknya untuk duduk dengan lembut kemudian mengecup keningnya.

" Bersiaplah Arresha, aku akan menunggumu di ruang makan. Kau mau sarapan apa ? Sandwich atau salad ?," tanya Erros yang masih ingat jika semalam kekasihnya itu berkata bahwa ia lapar sampai ketiduran dan tak sempat makan lagi.

" Apapun buatanmu aku makan," jawab Arresha riang, pacarnya ini pengertian sekali sih.

" Kalau kau membuat dua-duanya juga akan kumakan semua. Hahahaa, " imbuhnya lagi kemudian berlari kekamar mandi dan memilih untuk bersiap dari pada duduk disana meladeni kekasihnya itu sampai siang juga tidak akan ada habisnya.

...............................................................

Arresha menyelesaikan acara mandi singkatnya, rambutnya yang basah dia biarkan tergerai. Dia keluar dari kamar mandi menuju walk in closet, tadi Erros mengatakan kalau semua bajunya ada disana jadi dia memutuskan untuk masuk dan mecari baju yang ingin di pakainya.

Arresha berdecak kagum saat memasuki walk in closet itu, dengan mengusung desain nautikal, karpet dengan warna beige dan perabotannya yang di cat berwarna putih serta panel kayu di langit-langitnya berhasil membuat Arresha terpesona.

Arresha memutuskan untuk memakai hoodie dan juga celana jeans berwarna terang dan tak lupa pula sneakers berwarna putih semakin mempercantik penampilannya.

Rambutnya yang masih sedikit basah ia biarkan saja tergerai. Sekali lagi Arresha bercermin memastikan penampilannya sempurna, setelah merasa sempurna baru ia turun menuju dapur, mencari keberadaan Erros yang katanya akan membuatkannya sarapan pagi.

Arresha tersenyum saat melihat Erros masih sibuk berkutat dengan masakannya, tak menyadari jika sedari tadi Arresha memperhatikannya memasak.

Wajahnya yang tampan terlihat semakin tampan dan bercahaya di mata Arresha, mungkin di kehidupannya yang dulu Arresha pernah berbuat kebaikan yang besar hingga sekarang mendapatkan kekasih yang sangat tampan dan juga manis seperti ini.

Bagaimana aku tidak jatuh cinta padamu setiap harinya jika kau semanis ini sih, batin Arresha.

" Ekkhhhmmmm.... " Arresha berdehem pelan mentralkan perasaannya yang berbunga-bunga.

" Heiiii.. Kau sudah datang baby ?" tanya Erros, dia meletakkan piring berisi sandwich pada meja makan, lalu kembali lagi ke bekang pantry.

" Kau semakin tampan kalau sedang memasak, aku jadi semakin jatuh cinta kepadamu," puji Arresha jujur, dia memang benar-benar terpesona.

" Harus dong, kau tidak jatuh cinta padaku akan aku kurung dan tidak aku beri makan,"

" Heiii.. Itu pemaksaan bung," jawab Arresha berdiri di samping Erros yang masih sibuk menyiapkan satu menu lagi untuk Arresha.

" Tapi aku tidak pernah memaksamu untuk jatuh cinta padaku kan, kau sendiri yang bilang cinta mati padaku gadis," goda Erros. Tangannya sibuk memotong beberapa buah-buahan yang akan dia sulap menjadi salad.

" Kalau kau tidak setiap hari datang dan merengek cinta padaku juga aku tidak akan jatuh cinta pada om-om sepertimu tau," Arresha mencebikkan bibirnya saat mengingat kisah cintanya dulu dengan Erros.

" Kau tau dulu kau itu seperti hantu, dimana-mana ada dirimu, kau lagi kau lagi sampai aku merasa memang kau sengaja menguntitku," kata Arresha, sesekali ia mengambil buah yang sudah di potong oleh Erros dan memakannya

" Aku memang sengaja menguntitmu, aku jatuh cinta padamu pada pandangan pertama sampai rasanya ingin melihatmu setiap saat,"

" Gombal ! Pintar sekali menggombal sih pacarku ini," Arresha tersenyum hatinya semanis buah pagi ini, dia langsung memeluk Erros dan di balas kecupan singkat di keningnya.

" Kau bersama mantan-mantanmu dulu juga seperti ini ? Suka sekali gombal dan merayu? " tanya Arresha dia langsung melepaskan pelukannya.

" Rahasia," jawab Erros membuat hatinya mendecih kesal.

" Ayo makan, semua penasananmu sudah tersedia tuan putri," imbuhnya lagi.

Erros menarik kursi lalu mempersilahkan Arresha untuk duduk terlebih dahulu, baru setelah itu dia duduk di depan Arresha.

" Jangan lupa berdoa," kata Erros mengingatkan kekasihnya itu, lalu mereka berdoa bersama.

Terima kasih Tuhan atas segala nikmatmu, terimakasih atas segala yang Engkau limpahkan kepada kami. Aku berdoa semoga setiap nafas yang masih terus berhembus dari tubuh kami selalu menjadikan kita manusia yang senantiasa bersyukur atas segala nikmat-Mu, ucap Erros memimpin doa.

Amiin....... jawab Arresha.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!