***Kau membuat hatiku berdebar, kau bernafas dalam diriku. Aku kehilangan segalanya saat aku menghirup naunganmu. Satu-satunya alasan dunia ini bisa begitu indah adalah karena adanya dirimu.
'Breath' Sam Kim***
..............................................................
Flashback 2
Matahari masih enggan merangkak naik keperaduannya ketika Arresha merasa ada yang sangat mengganggu tidurnya yang terasa sangat nikmat itu.
Siapa sih pagi-pagi seperti ini yang mengganggu orang tidur, pikir Arresha yang sebenarnya masih sangat malas untuk membuka matanya.
" Arresha kalau kau masih belum bangun juga aku akan menyirammu nanti," ucap Erros yang merasa kesal, membangunkan gadisnya ini ternyata lebih susah dari pada membangunkan kerbau tidur.
Padahal dari tadi Erros sudah mencoba membangunkan pacarnya itu dengan penuh kasih sayang, dia berharap saat memberikan kiss morning di dahi Arresha, kekasihnya itu akan tersenyum manis membalas ciumannya, lalu membuka mata dengan muka bantal yang sangat menggemaskan. Tapi nyatanya malah Arresha sangat susah di bangunkan.
Untung cinta, batin Erros.
Melihat Arresha yang hanya menjawab dengan berdehem membuat Erros berinisiatif mencari cara lain untuk membangunkan Arresha.
Menyiramnya dengan air pasti akan membuatnya langsung bangun, tapi mana mungkin dirinya tega menyiram kekasihnya yang sangat menggemaskan itu. Alhasil dia mendapat ide lain untuk membangunkan Arresha.
Arresha membuka matanya lebar, kenikmatan tidurnya serasa di renggut secara paksa. Tepat saat ia membukanya matanya, ternyata Erros tengah memencet hidungnya, tidak terlalu keras tapi bisa di pastikan tidak akan ada oksigen yang masuk ke dalamnya. Kenikmatan tidurnya di renggut paksa saat oksigen yang seharusnya lancar masuk melalui hidung kemudian menyusup masuk memenuhi kedalam paru-parunya terhambat, membuat Arresha gelagapan karena hampir saja kehabisan nafas.
" Erros!! Kau ini apa-apaan sih? Inikan masih gelap kenapa kau berisik sekali sih," kata Arresha yang sangat kesal.
Arresha mengerucutkan bibirnya sebal pada pria besarnya ini, selalu ada saja ulahnya, bisa tidak sih sehari saja jangan berisik.
Arresha pun duduk, menyadarkan punggungnya pada kepala ranjang berukuran medium yang sangat nyaman dan empuk.
Kasur ini pasti mahal, pikir Arresha
" Aku sudah membangunkanmu selembut mungkin tadi tapi bukannya bangun kau malah tambah nyenyak tidur. Dasar seperti sapi betina saja," jawab Erros kemudian tersenyum, terkekeh mendengar ucapannya sendiri.
" Mana ada sapi betina secantik diriku. Lagian inikan masih gelap untuk apa kau membangunkanku sih ? Mengganggu saja !!," gerutu Arresha yang benar-benar sebal. Matahari saja belum terlihat sama sekali tapi prianya ini sudah sangat berisik dari tadi.
" Apa kau mau menghabiskan hari liburmu hanya dengan tidur di atas kasur seharian seperti itu ? Kalau maumu begitu ya sudah silahkan saja," bukannya menjawab Erros malah memprovokasi Arresha agar berfikir kembali, bukankah dia pergi jauh-jauh kesini memang berniat untuk berlibur. Lalu untuk apa jauh-jauh kesini kalau dia hanya tidur terus, di rumah dia kan bisa tidur sampai seluruh badannya pegal nanti.
Mendengar ucapan Erros membuat Arresha terdiam sejenak berfikir, ia sebenarnya lupa jika sekarang tengah bersama Erros di villa, karena tidurnya tadi terasa sungguh nyenyak dan sangat nikmat sekali, di tambah lagi mimpinya yang indah sangat sayang jika dia harus bangun dan meninggalkan mimpi indahnya begitu saja. Kalau saja di rumah ia ingin bangun siang, tidak sepagi ini.
" Iya iya deh kau selalu benar pacarku yang sangat tampan," jawab Arresha dengan senyuman manis mengembang, menyembunyikan niat yang lain dalam kepalanya.
" Akukan memang tampan dari lahir. Ya sudah, bersiaplah aku akan mengajakmu lari pagi dan juga berkeliling." kata Erros gemas, dia berniat untuk keluar dari kamar Arresha.
Tapi tepat saat ia membalikkan badannya dan mulai melangkah, ia di kagetkan dengan sebuah bantal melayang hingga mengenai kepalanya.
Buuggghhhh...
" Itu untuk tadi karena kau sembarangan memencet hidungku. Sakit tau. Wlekk,"Arresha menjulurkan lidahnya setelah lemparannya tepat sasaran dan membuat si pemilik kepala langsung menoleh dan membalikkan badannya.
Arresha malahan tertawa sangat lepas karena sepagi ini dia berhasil membalas dan menjahili prianya.
" Arresha ! Kau ini. Awas saja !!," ucap Erros gemas selalu saja tidak mau kalah. Dengan secepat kilat ia menghampiri Arresha yang masih tertawa akan perbuatannya tadi, hingga tak menyadari Erros yang berjalan dengan cepat dan seketika sampai ditepi ranjang miliknya.
Erros langsung naik keatas ranjang membawa bantal yang tadi di lemparkan oleh Arresha, dia berniat membalas kejahilan gadisnya ini.
Erros membalas Arresha dengan memukulkan bantal yang tadi di lemparkan Arresha kepadanya, dia melakukan itu berulang kali hingga membuat Arresha terus mengaduh dan tertawa karenanya.
" Rasakan ini rasakan. Hahaha.. " Erros terus tertawa lebar saat bantalnya terus mengenai tubuh mungil Arresha seakan itu adalah sesuatu yang sangat lucu dan sangat mengasyikkan.
" Aawwww.. Erros... Hahaha hentikan ini. Hahhaaha. Kau awas saja akan aku balas," kata Arresha tertawa tidak ingin kalah, ia kemudian langsung mengambil sebuah bantal yang masih berada tepat di sampingnya kemudian membalas perbuatan Erros hingga membuat mereka akhirnya berperang dengan bersenjatakan bantal.
Suara tawa menggema memenuhi ruangan kamar tidur milik Arresha, si pemilik suara seakan masih sangat asyik dengan perang-perangannya, membuat suasana gaduh penuh canda tawa. Kapuk bantal pun terlihat berterbangan di dalam kamar atau lebih tepatnya di atas ranjang akibat ulah Arresha dan Erros yang seperti anak-anak yang masa kecilnya kurang bahagia.
Namun seketika tawa itu hilang saat Erros berhasil mengungkung tubuh mungil Arresha tepat di bawahnya. Menahan kedua tangannya agar Arresha tidak dapat melarikan diri ataupun melawannya lagi. Terlihat baik Erros dan Arresha masih sama-sama terengah akibat bermain perang-perangan tadi.
" Apa kau tidak lelah baby ?," tanya Erros menatap wajah dan juga mata Arresha dengan senyuman tipis tersungging di wajah tampannya. Tatapan matanya penuh damba, dia benar-benar mencintai gadis ini, mencintai senyumnya, tawanya, tingkah imutnya, segala yang ada pada gadis ini, dia mencintai segalanya.
" Bukan aku yang lelah tapi kau. Lihatlah kau saja masih terengah seperti itu," ucap Arresha tersenyum.
" Bahkan aku masih kuat jika harus menggendongmu sambil berlari,"
" Ya sudah co...." jawab Arresha, namun seketika ia menutup matanya rapat saat wajah Erros terasa semakin dekat dengan wajahnya hingga hembusan nafas Erros begitu terasa mengenai wajah cantiknya.
Erros memejamkan matanya sesaat setelah mendengar jawaban dari gadis cantiknya, lalu setelah itu mendekatkan bibirnya pada bibir tipis milik Arresha, belahan bibir tipis Arresha yang merekah seakan menjadi candu bagi Erros.
Erros mengecupnya perlahan sebelum kemudian kecupan itu berubah menjadi ******* lembut penuh hasrat, seolah tak membiarkan kekasihnya bernafas barang sekilaspun. Erros membuka matanya sekilas, melihat Arresha yang juga memejamkan mata, membuatnya tersenyum kemudian melanjutkan ciumannya. Sungguh terasa sangat manis dalam hatinya saat gadisnya juga membalas ciumannya dan kemudian mengalunkan tangannya pada leher milik Erros.
Erros menumpahkan segala perasaanya lewat ciuman itu, perasaanya yang berat menjadi semakin berat dan malah membuatnya tak ingin pergi, dia ingin disini saja bersama Arresha.
Erros mengakhiri ciumannya, setelah cukup lama bagi keduanya menyalurkan cinta kasih di hati mereka. Sedangkan Arresha terengah karena Erros tadi seakan tak membiarkannya bernafas sama sekali.
Sebenarnya Erros sudah di penuhi oleh hasrat untuk berbuat lebih, tapi ia berusaha menekannya sebisa mungkin, ia sudah berjanji akan selalu menjaga gadisnya ini, tak ingin merusaknya hanya karena nafsu semata, jika ingin melakukannya dengan Arresha dia berjanji setelah nantinya gadis itu menjadi mempelai wanitanya, menjadi miliknya seutuhnya.
Bukankah jika kau mencintai seseorang kau akan menjaganya bak berlian yang bahkan kau tak akan rela jika berlian itu tergores sedikitpun. Bagaimana dia berfikir untuk merusak berliannya itu ? Cinta itu adalah bagaimana kita menjaganya bukan malah merusaknya.
" Apa tadi kau tidak bernafas sama sekali baby ?, " tanya Erros yang masih berada di atas Arresha dengan tangan kirinya tangannya menyangga tubuhnya sendiri, sedangkan tangan kanannya menyelipkan anak rambut yang menutupi sebagian wajah cantik Arresha pada belakang telinga.
" Bagaimana aku bisa bernafas jika kau tak memberiku celah sedikitpun untuk bernafas. Aku ini masih amatiran tau," kata Arresha dengan bibir yang masih basah dan terlihat sedikit membengkak karena ulah Erros padanya. Mendengar ucapan Arresha membuat Erros tersenyum, memang ya wanita itu paling pintar kalau urusan berkilah seperti ini.
" So. Kau jadi tidak mengajakku berkeliling tempat ini ?" imbuh Arresha menarik turunkan alisnya yang malah terlihat semakin menggoda karena Erros masih saja tak memindahkan posisinya, dia sedang berusaha meredam hasratnya sebisa mungkin tapi malah kekasihnya ini terus saja menggoda dan bisa saja meruntuhkan imannya kapanpun.
" Jangan menggodaku lagi, atau kumakan kau nanti," kata Erros.
" Siapa juga yang menggodamu, imanmu saja yang kurang kuat jadi gampang tergoda," kata Arresha.
Mendengar ucapan Arresha membuat Erros terkekeh lalu bangkit dari atas tubuh kekasihnya. Menariknya untuk duduk dengan lembut kemudian mengecup keningnya.
" Bersiaplah Arresha, aku akan menunggumu di ruang makan. Kau mau sarapan apa ? Sandwich atau salad ?," tanya Erros yang masih ingat jika semalam kekasihnya itu berkata bahwa ia lapar sampai ketiduran dan tak sempat makan lagi.
" Apapun buatanmu aku makan," jawab Arresha riang, pacarnya ini pengertian sekali sih.
" Kalau kau membuat dua-duanya juga akan kumakan semua. Hahahaa, " imbuhnya lagi kemudian berlari kekamar mandi dan memilih untuk bersiap dari pada duduk disana meladeni kekasihnya itu sampai siang juga tidak akan ada habisnya.
...............................................................
Arresha menyelesaikan acara mandi singkatnya, rambutnya yang basah dia biarkan tergerai. Dia keluar dari kamar mandi menuju walk in closet, tadi Erros mengatakan kalau semua bajunya ada disana jadi dia memutuskan untuk masuk dan mecari baju yang ingin di pakainya.
Arresha berdecak kagum saat memasuki walk in closet itu, dengan mengusung desain nautikal, karpet dengan warna beige dan perabotannya yang di cat berwarna putih serta panel kayu di langit-langitnya berhasil membuat Arresha terpesona.
Arresha memutuskan untuk memakai hoodie dan juga celana jeans berwarna terang dan tak lupa pula sneakers berwarna putih semakin mempercantik penampilannya.
Rambutnya yang masih sedikit basah ia biarkan saja tergerai. Sekali lagi Arresha bercermin memastikan penampilannya sempurna, setelah merasa sempurna baru ia turun menuju dapur, mencari keberadaan Erros yang katanya akan membuatkannya sarapan pagi.
Arresha tersenyum saat melihat Erros masih sibuk berkutat dengan masakannya, tak menyadari jika sedari tadi Arresha memperhatikannya memasak.
Wajahnya yang tampan terlihat semakin tampan dan bercahaya di mata Arresha, mungkin di kehidupannya yang dulu Arresha pernah berbuat kebaikan yang besar hingga sekarang mendapatkan kekasih yang sangat tampan dan juga manis seperti ini.
Bagaimana aku tidak jatuh cinta padamu setiap harinya jika kau semanis ini sih, batin Arresha.
" Ekkhhhmmmm.... " Arresha berdehem pelan mentralkan perasaannya yang berbunga-bunga.
" Heiiii.. Kau sudah datang baby ?" tanya Erros, dia meletakkan piring berisi sandwich pada meja makan, lalu kembali lagi ke bekang pantry.
" Kau semakin tampan kalau sedang memasak, aku jadi semakin jatuh cinta kepadamu," puji Arresha jujur, dia memang benar-benar terpesona.
" Harus dong, kau tidak jatuh cinta padaku akan aku kurung dan tidak aku beri makan,"
" Heiii.. Itu pemaksaan bung," jawab Arresha berdiri di samping Erros yang masih sibuk menyiapkan satu menu lagi untuk Arresha.
" Tapi aku tidak pernah memaksamu untuk jatuh cinta padaku kan, kau sendiri yang bilang cinta mati padaku gadis," goda Erros. Tangannya sibuk memotong beberapa buah-buahan yang akan dia sulap menjadi salad.
" Kalau kau tidak setiap hari datang dan merengek cinta padaku juga aku tidak akan jatuh cinta pada om-om sepertimu tau," Arresha mencebikkan bibirnya saat mengingat kisah cintanya dulu dengan Erros.
" Kau tau dulu kau itu seperti hantu, dimana-mana ada dirimu, kau lagi kau lagi sampai aku merasa memang kau sengaja menguntitku," kata Arresha, sesekali ia mengambil buah yang sudah di potong oleh Erros dan memakannya
" Aku memang sengaja menguntitmu, aku jatuh cinta padamu pada pandangan pertama sampai rasanya ingin melihatmu setiap saat,"
" Gombal ! Pintar sekali menggombal sih pacarku ini," Arresha tersenyum hatinya semanis buah pagi ini, dia langsung memeluk Erros dan di balas kecupan singkat di keningnya.
" Kau bersama mantan-mantanmu dulu juga seperti ini ? Suka sekali gombal dan merayu? " tanya Arresha dia langsung melepaskan pelukannya.
" Rahasia," jawab Erros membuat hatinya mendecih kesal.
" Ayo makan, semua penasananmu sudah tersedia tuan putri," imbuhnya lagi.
Erros menarik kursi lalu mempersilahkan Arresha untuk duduk terlebih dahulu, baru setelah itu dia duduk di depan Arresha.
" Jangan lupa berdoa," kata Erros mengingatkan kekasihnya itu, lalu mereka berdoa bersama.
Terima kasih Tuhan atas segala nikmatmu, terimakasih atas segala yang Engkau limpahkan kepada kami. Aku berdoa semoga setiap nafas yang masih terus berhembus dari tubuh kami selalu menjadikan kita manusia yang senantiasa bersyukur atas segala nikmat-Mu, ucap Erros memimpin doa.
Amiin....... jawab Arresha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Noor Dech
so sweet banget
2020-11-01
1
ARSY ALFAZZA
✔️
2020-11-01
1