Sebatang Kara
Didalam kesunyian, kehampaan, kesendirian, seorang gadis berlari dengan sekuat tenaga menghampiri kedua orang tuanya yang berada di pemakaman umum.
Iya pemakaman umum !!
🍁🍁
Epilog Elsa
Terlihat dua batu nisan berdiri kokoh bersebelahan dipeluk dan dicium seorang gadis berumur 14 tahun, gadis tersebut bernama Putri Elsa Diningrat.
Seorang putri konglomerat yang setiap keinginannya selalu terpenuhi, terbiasa memanjakan diri berfoya foya menghabiskan kekayaan orang tuanya, senang ikut balap liar ataupun tawuran bersama teman temannya.
Dia terlihat begitu menyedihkan, menangis memandang batu nisan kedua orang tuanya, semua perasaan duka ditumpahkan diatas pusar pemakaman yang masih basah.
Tidak ada satupun keluarga yang dia punya, tiada saudara yang menemaninya, dia sendiri, tidak ada keluarga lain.
Dihidupnya sekarang yang berkelimang harta tidak ada artinya lagi, orang yang disayangi dan mengasihinya pergi untuk selama lamanya.
Malang sekali nasib gadis tersebut.
Setelah kepergian orang tuanya karena kecelakan kehidupan Elsa terbalik 180°, dari anak manja dipaksa menjadi anak yang mandiri.
🍁🍁🍁
"maaa, paaa, Kenapa tinggalkan elsa sendiri, kenapa tidak ajak elsa bersama. Bagaimana elsa menjalani kehidupan ini nantinya, elsa bingung, elsa tidak punya siapa-siapa."
Tangis elsa yang belum siap hidup sendiri tanpa kedua orag tuanya.
Baru kali ini dia merasakan kesedihan yang amat pedih, serasa tidak mampu bangkit untuk menjalani hidup.
Tidak jauh dari tempat elsa menangis, ada seseorang yang tidak sengaja mendengar keluh kesah elsa, ada rasa empati didalam dirinya.
kehidupan yang sudah tidak berwarna ini harus dia lalui, harus kuat, harus bisa menjadi kebanggaan kedua orang tuanya yang sudah berada di alam sana.
Meskipun tidak berada disampingnya, orang tua elsa pasti melihat, dan ikut bersedih, saat putri kesayangannya lagi terpuruk sendiri tiada keluarga di sampingnya.
Hari semakin gelap pertanda akan berganti malam, elsa pulang dengan penampilan berantakan, jalan yang tertatih-tatih, pikiran kosong tanpa menghiraukan kendaraan yang berlalu lalang melewatinya.
Elsa terus berjalan menitihkan air mata tiba tiba jalannya terhenti, jalannya terhalang mobil yang berherti didepannya.
Seorang gadis turun dari mobil yang begitu terlihat cemas melihat keadaan elsa.
Gadis tersebut tak lain adalah sahabatnya sendiri yang bernama Rere Agustin, sahabat satu satunya yang tulus dan ia punya saat ini.
Biasanya mereka semua berteman dengan elsa memandang dari materi saja. Disaat lagi terpuruk begini mereka menjauh, hanya rere sahabat dari kecilnya yang selalu disampingnya.
"Elllllll, lo kenapa ???" ucap rere turun dari mobil dan memegang kedua pundak elsa, tidak ada jawaban dari elsa hanya tangisan kesedihan, kepiluan yang diperlihatkan.
Hati rere ikut merasakan apa yang dirasa sahabatnya tersebut.
"Ayo gue antar pulang." ucap rere sahabat elsa membantu menopang tubuhnya masuk kedalam mobil.
Diperjalanan pulang rere hanya berdiam tidak bicara sedikit katapun, berbicarapun pasti percuma saja, pasti tidak ada jawaban dari elsa.
Diperumahan elit milik keluarga Santoso diningrat dan Dewi puspita orang tua dari Putri Elsa Diningrat.
Mereka turun dan masuk kedalam rumah, terlihat bibi pembantu dikeluarga diningrat berlari menghampiri
"Astaghfirullah non, apa yang terjadi?" kata bi ijah yang berlari dari arah dapur.
"Tidak apa apa bi, *r**ere bawa elsa ke kamar, supaya elsa bisa istirahat*." jawab rere yang memapah elsa
"Iya non, mau dibuatin makan apa atau butuh apa, biar bibi siapkan."Ucapnya dengan sangat hawatir dengan kondisi nona mudanya, meskipun manja elsa juga baik pada pekerja dirumahnya
"Teh hangat aja bi sama obat." kata rere dan melanjutkan jalan sambil mapah elsa menaiki anak tangga menuju kekamar
Sampai didalam kamar, elsa duduk ditepi ranjang dan rere ikut duduk bersama disampingnya
"Lo kenapa el? kalau ada masalah cerita sama gue, kita kan sudah bersahabat dari kecil." Tanya rere simpatik, menghawatirkan keadaan sahabatnya.
Rere Agustin, cewek tomboy cantik, imut, berkulit putih, solidaritas terhadap sesama tinggi, putri dari Antonio Agustin dan Tina Anjani, sejak kecil rere dan elsa main bersama karena tetanggaan.
"*G**ue gpp re ! makasih selalu ada buat gue, gue gak punya siapa-siapa lagi re, gue sendiri.
Orang tua gue niggalin gue, kalo lo juga mau ninggalin gue juga gpp re, gue terima*." suara parau elsa dengan tangis yang pecah begitu saja, mengingat orang tuanya yang sudah pergi meninggalkannya.
"*K**alo lo bilang gini lagi gue marah el* ( ucap rere sambil meluk elsa). Sudah jangan nangis lagi, lo harus kuat el, lo harus bangkit, gue gak mau lo terpuruk seperti ini, mana elsa yang ceria , mana elsa yang tangguh." kata rere kasih semangat buat sahabatnya yang diselingi candaan.
"iya re."
"Lo nginep sini ya temenin gue." ucapnya meminta dengan suara yang hampir hilang
"oke. sudah ayo istirahat, besok kita sudah mulai masuk jadi siswi baru di SMA Merpati." jawab rere dan mengingatkan elsa untuk segera istirahat.
Sampai tengah malam rere belum bisa tidur, dilihatlah wajah sahabatnya yang sudah terpejam dan terlihat begitu banyak beban yang di fikirkan.
"*G**ue janji akan selalu disamping lo el, gue akan bantu lo bangkit dari keterpurukan ini*."
Rere melamun ditengah sepinya malam menatap langit-langit kamar, diam memikirkan nasib sahabatnya, setelah capek melamun tak terasa mata rere ikut terpejam juga.
Mentari pagi sudah bersinar dengan sempurna datang menghampiri, sinar yang masuk kesela-sela jendela kamar membuat siempunya menggeliat dan bangun.
"uuuuhhhhhhhhhhh (elsa menggeliat sambil lihat jam 6:25) Duarrrrrrr bug ahhhhhh
Elsa spontan terjatuh kelantai.
REEEEEEEEE BANGUNNNNNNN (ucap elsa goyang goyangkan tubuh rere dan lari kekamar mandi)
"Apa sih el, masih ngantuk "(rere tarik selimut merem lagi )
Setelah mandi Elsa geleng geleng melihat sahabatnya yang masih nyaman terbalut selimut tak sadar sudah siang
"KITA TELAT REEEE." ucapnya berteriak menarik selimut yang dipakai rere.
"*H**aaaah kita telat el, bentar gue mandi dulu*." kata rere saat membuka mata dan jalan sempoyongan dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya.
"*C**epetan, gue tinggal kalo lama*." ancam elsa pada sahabatnya
15 menit kemudian elsa menunggu ahirnya si rere nampakan muka yang masih lesu kurang tidur, elsa sudah geram melihat sahabatnya yang berjalan lambat.
"Ayo buruannnn, sudah telat ini" ucap elsa menarik tangan rere biar cepat
"Hari pertama yang sial " gerutu rere sambil lari
Karena sudah hampir telat tidak mungkin berangkat menggunakan mobil, yang ada makin terlambat. Mereka berangkat mengendarai motornya sendiri-sendiri dengan cara balapan, itu sudah hal biasa yang dilakukan kedua gadis tersebut.
Dengan gas poll mereka melaju sudah seperti pembalap profesional, meskipun bar bar mereka masih mentaati peraturan lalu lintas. Berhenti lah mereka saat lampu merah, dilihat pergelangan tangannya menyibak jaket dan terlihat jam di tangan "*S**udah jam segini, bisa telat nih gue, hari pertama masuk sudah telat gini, haduhhh*" gumam elsa menunggu lampu berubah warna hijau.
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAKNYA KAKAK-KAKAKU YANG CANTIK DAN GANTENG, DENGAN CARA :
👉LIKE
👉COMENT
👉VOTE
👉RATE
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Cinta Mora
like
2021-12-04
0
siti aisyah
masih awal...br mulai ngikutin... semangat Thor
2021-04-19
1
yumi chan
sru kyknya
2020-11-27
0