Part 3

*O*rang yang tidak pernah melakukan kesalahan adalah orang yang tidak pernah mencoba sesuatu yang baru

*Putri Elsa Diningrat*

_____________________

Diluar ruangan rere semakin terlihat gelisah memikirkan perkataan kepala sekolah, dia bingung harus apa tanpa memanggil kedua orang tuanya, dengan tidak sadar rere berjalan mondar-mandir yang membuat elsa geram, dan semakin pusing rasanya.

"*L**o ngapain sih re kayak cacing kepanasan*" kata elsa yang protes, sudah hilang kesabarannya.

"*G**ue takut el kalau dikeluarin sekolah, baru juga masuk belum sehari sudah gini, apa kata bokap gue el bisa dicincang hidup-hidup*." cicit rere ketakutan memperagakan tangannya seperti mencincang daging sapi saja yang hanya disenyumin elsa

"*L**o tenang, biar gue yang urus*" ucapnya meyakinkan rere sang sahabat yang selalu menemaninya.

"*L**o serius el, jangan bikin gue tambah frustasi dong el*" ucap rere yang heran melihat sahabatnya bisa santai sambil senyum senyum seperti orang gila.

"*I**ya*" jawab elsa singkat dan balik ke kantor kepala sekolah.

"Semoga lo berhasil el" gumam rere berdo'a untuk elsa yang memasuki ruang kepala sekolah dan menghilang ditelan pintu.

Ruang kepala sekolah

🍁

POV Elsa

Gue siap-siap pasang topeng memelas memasuki ruang kepala sekolah.

"Mana orang tuanya? " tanya kepala sekolah yang melihat gue datang sendiri, dengan berani seperti pendekar.

"Orang tua saya sudah meninggal pak, saya tidak punya siapa-siapa disini, jika bapak mau keluarin saya dari sekolah saya terima asal jangan sahabat saya"gue terdiam sejenak

"Kasihan orang tuanya jika tahu putrinya dikeluarin tidak hormat, beda dengan saya yang tidak punya siapa-siapa" lanjut gue untuk mendapatkan rasa iba kepala sekolah.

" Siapa orang tuamu "ucap kepala sekolah datar

"Saya anak dari Santoso Diningrat dan Dewi Puspita" ucap gue dengan tatapan kosong menahan air mata jika mengingat mendiang orang tua gue.

"Ternyata anak dari tuan santoso diningrat" kata kepsek dengan senyum yang mengembang.

Kenapa geleng geleng dan tersenyum juga ! Apa akting gue tida berhasil.

"Saya tidak akan keluarkan kalian karena begitu banyak jasa orang tuamu untuk yayasan ini, dan turut berduka cita atas meninggalnya orang tuamu" lanjutkan bicaranya,

Seperti mendapat angin segar"Bapak kenal dengan orang tua saya?" tanya gue penasaran

"Tidak hanya kenal, orang tuamu mempunyai setengah saham di SMA Merpati ini, jadi kamu berhak untuk sekolah disini karena ini sekolahan juga milikmu" jawab kepsek dengan antusias dan hanya gue angguki. sungguh diluar dugaan, orang kaya mah bebas melakukan apa saja.

🍁🍁

Diluar ruangan rere sudah tidak sabar, menanti kabar elsa yang sedari tadi tidak kunjung keluar dari ruang kepala sekolah.

Sudah terlalu hawatir, keringat panas dingin sudah melandanya. Serasa sudah tidak sabar ingin tahu yang dibicarakan elsa didalam, mencoba mengintip dan mendengar pembicaraannya tapi hasilnya nol, tidak terdengar apapun.

Putra yang melihat anak baru dengan ekspresi muka yang tidak karuhan itu tersenyum mengejek lalu menghampiri.

"*Ma**na temenmu yang satu, kenapa tidak segera pulang? kalian sudah dikeluarkan dari sekolah ini*" ucapnya dengan keyakinan penuh dengan tatapan membunuh.

Apa boleh dikata rere tidak punya jawaban untuk menjawab dan hanya diam mematung, sehingga ada yang mewakili menjawab.

"TERLALU YAKIN LO" cicit elsa yang keluar dari ruang kepala sekolah dengan keras sehingga membuat orang-orang disekitar melihat kearahnya.

"GUE TIDAK AKAN PERNAH DIKELUARKAN DARI SEKOLAH, MESKIPUN GUE TIDAK MENGIKUTI ACARA YANG LO BUAT"

"INGAT MUKA INI BAIK-BAIK, SEMINGGU LAGI KITA KETEMU SAAT SEKOLAH SUDAH MULAI AKTIF"

Elsa pergi dengan muka yang sombong dan angkuh menuju parkiran diikuti rere sahabatnya.

"*T**adi gimana el? kita jadi dikeluarin*?" tanya rere dengan harap-harap cemas, beda dengan elsa hanya menunjukan wajah datarnya

"*J**awab dong el, panik nih gue*"lanjutnya lagi yang penasaran apa yang dilakukan elsa tadi.

"*K**ita masih bisa sekolah disini*" ucapnya cuek menaiki motornya, hah seperti dapat undian hadiah milyaran, wajah rere bersinar menampilkan senyum merekah dibibirnya.

Siang yang panas menembus kulit elsa menerjang membelah keramaian kota A dengan kecepatan penuh mengendarai motornya agar segera sampai dirumah.

Dikediaaman Santoso diningrat sudah ada yang menunggu elsa selaku pewaris tunggal Diningrat Corp.

dug

dug

dug

Suara langkah kaki elsa memasuki ruang tengah menghampiri orang yang duduk disofa.

"Anda siapa? dan ada urusan apa kesini?"tanya elsa pada orang tersebut yang memakai pakaian rapi berbalut jas.

"perkenalkan saya Haikal Adnan Raharja, selaku orang kepercayaan Diningrat Corp."

"saya kesini mau menyampaikan amanat Tuan Santoso Diningrat" katanya dengan menyerahkan map kepada elsa, elsa menerima map tersebut lalu membacanya, haikal melihat wajah elsa saat membaca ada ekspresi sedih, haru, bercampur kaget.

"Apa-apaan ini??? gak mau gue, gue gak kenal lo jadi gue gak mau dijodohin sama lo!"ucapnya marah, haikal hanya tersenyum menanggapinya.

"*G**ue gak maksa lo itu wasiat orang tua lo, jika lo ingin orang tua lo tenang disana maka lakukanlah apa yang diinginkan beliau*" jawab haikal tenang dan berjalan manaiki tangga menuju kamar tamu.

"HEIIIIII MAU KEMANA LO?" tanya elsa dengan lantang suaranya

"*G**ue akan tinggal disini mulai sekarang*" ucapnya dengan santai tak menghiraukan elsa yang memakinya.

Haikal mulai saat itu tinggal dikediaman diningrat untuk mengawasi putri semata wayang keturunan diningrat.

Elsa marah-marah melihat orang tak dikenal akan tinggal bersamanya, apalagi surat wasiat yang tertulis itu, sungguh membuatnya tak terima. Dia harus bisa memimpin perusahaan keluarganya, dan tak memikirkan soal perjodohan. Setidaknya hidupnya berguna dengan memajukan perusahaan keluarganya.

Dengan perasaan bercampur aduk elsa menaiki anak tangga menuju kamarnya untuk beristirahat, sungguh melelahkan hari ini, tidak disekolah, tidak dirumah membuatnya marah.

Apa ini sudah jadi jalan hidupnya, elsa bertanya pada diri sendiri. Dia masih belum bisa menerimanya, dari pada semakin pusing dan tidak jelas memikirkan perkara yang belum pasti lebih baik dia gunakan tidur saja.

Menjelang malam, nampak elsa masih bermalas malasan dikamar, terdengar notif hp berbunyi.

Kluntinggg

"lo ikut balap gk malam ini, gue tunggu diluar"

Segera bergegas bangun dan ke kamar mandi untuk siap-siap menuju arena balap liar.

Elsa menuruni anak tangga terlihat haikal yang duduk dimeja makan "sini makan malam dulu" kata haikal minta elsa untuk makan.

Bukannya elsa menjawab tapi melengos pergi keluar ambil motor untuk balapan. Dipersimpangan komplek rumah sudah terlihat sahabatnya menunggu kedatangannya dan berangkat bersama sama.

Sudah ramai pengunjung diarena balap liar itu, dengan segera elsa dan rere menuju arena tersebut yang akan segera dimulai, belum juga dimulai terdengar suara sirine polisi datang.

"*S**iallll*" maki elsa

Saat ingin melarikan diri motor elsa ban nya bocor, sungguh nasib sial yang berubi tubi dari bangun tidur tadi pagi sampai malam hari.

Elsa dibawa kekantor polisi dan segera meminta walinya untuk menjemput dan memberi jaminan pada tersangka balap liar malam ini.

"Apa tidak ada hal yang lebih berguna yang harus dilakukan" ucap haikal nyindir elsa, elsa hanya diam dan segera masuk kedalam mobil dan memejamkan mata.

Terpopuler

Comments

siti aisyah

siti aisyah

udh mulai nampak keseruannya.... lanjut... semangat Thor

2021-04-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!