part 2

Teruslah tersenyum walau seberat apapun masalah yang dihadapi.

*Rere Agustin*

_______________________

Tepat jam 6:59 sampai disekolah beserta gerbang ditutup, Elsa dan Rere menuju parkiran memarkirkan motornya dan turun dari motor berjalan beriringan dengan santai tanpa menghiraukan banyak mata memandang takjub kecantikan mereka berdua. Keduanya berjalan santai bukan untuk tebar pesona apalagi mengobral cinta.

Mereka berjalan menuju lapangan dimana murid baru disuruh berkumpul disana dan diberi arahan dari kakak kakak seniornya.

Semua siswa siswi baru sudah berkumpul berdiri dilapangan mendengarkan pengarahan kakak-kakak senior.

Saat mereka fokus mendengarkan, datang dua orang gadis berjalan dengan tenang kebarisan paling belakang. Karena tidak mungkin dengan terlambatnya berjalan menuju barisan paling depan, yang ada membuat heboh nantinya.

Dua gadis tersebut dan tak lain adalah putri elsa diningrat dan sahabatnya rere agustin.

Elsa dan Rere dipanggil maju kedepan karena keterlambatannya mengganggu pembekalan pembina. Berbaris paling belakang sudah membuat heboh apa lagi tadi didepan, bisa bisa langsung rame seketika.

Mereka melangkah maju kedepan melewati semua mata yang memandang dan berbisik bisik tidak jela

"Maaf kak kita terlambat" cicit Elsa menyadari keterlambatannya dengan santai

"Hari pertama sudah terlambat, mau jadi apa kalian ?" ucap putra sinis, dia yang berstatus kakak senior yang merasa terganggu saat memberikan pengarahan pada juniornya.

Putra praja seorang ketua osis cool banyak digemari siswi, anak dari Atma Praja pengusaha terkenal dinegara tersebut dan perusahaannya dibawah naungan keluarga Diningrat Corp.

"Cuma lima menit doang" kata rere menjawab

"Silahkan kalian lari 50kali muteri lapangan ini" ucapnya dengan emosi yang mulai naik.

"Nooooooo" suara lantang rere penuh penekanan

"Jika kalian tidak mau maka....." ucapnya terpotong

"Mau ngapain ???? mau laporin kepala sekolah?atau mau lapor BOKAP LO? gue kan sudah minta maaf" bicara elsa memotong putra yang nada bicaranya menantang.

"yuk cabut kantin aja re, laper perut gue ! kelamaan disini bisa-bisa nelen orang" lanjutnya elsa sambil lirik putra dengan sinis dan berjalan meninggalkan lapangan

"Jika kalian pergi dari sini, saya pastikan kalian tidak akan diterima disekolah ini" ucap putra dengan keyakinan penuh karena sekolah ini milik keluarganya.

"TERSERAH GUE GAK PERDULI"

kata Elsa sambil meneruskan jalannya menuju kantin.

Kepergian kedua gadis itu semakin membuat kegaduan pada siswa siswi yang berada dilapangan.

Banyak siswa-siswi yang membicarakan elsa dan rere yang berani melawan kakak senior, putra yang mendengar emosinya semakin naik dan berjalan meninggalkan lapangan menuju Ruang Kepala Sekolah.

Tok tok tok

"Masuk" kepala sekolah mempersilahkan seseorang yag ketuk pintu, dia putra

"Maaf pak mengganggu, saya mau melapor ada anak baru yang kurangajar tidak mematuhi aturan sekolah bla bla bla......." putra menjelaskan yang diangguki kepala sekolah.

"Suruh mereka kemari"pintanya

"Baik , saya permisi" pamit putra

Setelah keluar dari ruangan kepala sekolah, dengan muka jutek dan senyum licik dia pancarkan, putra langsung menuju kantin untuk menemui dua siswi yang membuatnya emosi dipagi hari. Putra melangkahkan kakinya dengan cepat melewati kelas kelas agar cepat sampai dikantin, rasanya dia ingin sekali memaki kedua gadis itu mengeluarkan kata kata pedas dari mulutnya, tapi dia tahan.

Setelah melihat dua orang tersbut emosi putra semakin memuncak ke ubun-ubun, bagaimana tidak pandangan didepannya sungguh menyebalkan.

Dua gadis tersebut sedang duduk santai menikmati makannya dan obrolan tidak guna menurutnya.

Putra menghampiri keduanya dan berkata

"Silahkan ketawa sepuasnya setelah itu cepat menghadap kepala sekolah"bicara putra mengejek dan tersenyum licik, tatapannya bertemu dengan elsa, diluar kemampuannya dan kehendaknya ada sesuatu yang dirasa, entah perasaan apa, yang dia tahu saat ini mengagumi kecantikan elsa yang sempurna yang tercipta sebagai mahluk tuhan. Elsa masih tajam melihatnya dengan penuh kemarahan, karena hari pertamanya sudah diganggunya.

Rere tidak menghiraukannya, dan tetap asik makan menikmati sesuap demi suapan membiarkan elsa bergulat mata dengan senior yang sok itu.

Tidak lama bel istirahat berbunyi, banyak siswa siswi yang berbondong bondong memasuki kantin yang membuat elsa dan rere tidak nyaman dengan situasi ini, ada juga yang bergosip tentang dirinya.

"itu kan anak baru yang telat tadi"

"iya, dengan santainya mereka dikantin"

"biarin saja, hari ini mungkin terahir mereka disini"

Mendengar bisik-bisik mereka membuat Elsa geram.

BRAKKKKKKKK

Elsa menggebrak mejanya membuat mereka yang berbisik bungkam seketika, dan meninggalkan kantin menuju kantor kepala sekolah.

"Kemana kita el?" tanya rere yang mengikuti langkah kaki elsa

"Kantor kepala sekolah"jawabnya santai tak melihat kearahnya

"gimana nanti kalo kita dikeluarin el?" ucapnya takut-takut, baru masuk belum ikut pelajaran sudah dikeluarkan, apa kata orang tuanya nanti.

"tidak ada yang bisa keluarin kita re, tenang aja lo" yakinnya pada rere untuk tenang, padahal elsa sendiri bingung harus ngapain.

Dengan tenang mereka melangkah menuju kantor kepala sekolah, mereka mencari cari berkeliling dimana letak kantor kepala sekolah. Sudah lama muterin sekolah ahirnya ketemu.

Dengan ragu ragu mereka mengetuk pintu kepala sekolah, mereka sudah siap apapun yang akan terjadi nanti akan mereka hadapi bersama, meskipun dikeluarkan sekalipun akan terus bersama sama.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar dari dalam dan dipersiahkan masuk oleh kepala sekolah

"permisi pak, ada apa bapak manggil kita" tanya elsa dengan sopan

"Sebutkan nama kalian dan nama orang tua kalian"

" Saya Rere Agustin putri dari Antonio agustin" jawab rere lumayan gemetar yang diangguk-angguki kepala sekolah

"saya Putri Elsa Diningrat " giliran elsa yang jawab tapi tidak menyebutkan nama orang tuanya

"Kalian tahu kenapa dipanggil kesini ?"

"Karena terlambat pak, itu hal wajar. Terus masalahnya apa?" jawab elsa santai yang mendapat senggolan dari rere.

Kepala sekolah hanya tersenyum dengan perilaku mereka berdua, dan geleng-geleng. pantas saja membuat putra siketua osis marah, ternyata tingkahnya mereka yang seenaknya.

"Baiklah, silahkan hubungi orang tua kalian untuk kesini sekarang juga" ucap kepala sekolah memutuskan apa yang harus dilakukan.

"*O**rang tua saya tidak akan kesini*" kata Elsa yang jawab dengan sendu

"Saya tidak mau tahu alasan kalian, saya tunggu siang ini juga, jika tidak datang maka terpaksa saya putuskan kalian cari sekolah lain. silahkan keluar dan kembali kesini beserta orang tua kalian, saya tunggu" ucap kepala sekolah dengan tegas tidak bisa diubah lagi.

"*B**aiklah, kita permisi dulu*" kata elsa berpamitan untuk memikirkan apa selanjutnya yang harus elsa lakukan, tidak mungkin juga dia minta orang tuanya datang kesekolah, atau membongkar makamnya dan membawa kesekolah yang ada semuanya lari ketakutan.

Kepala sekolah hanya diam memandangi kedua siswinya yang berjalan keluar ruangan.

Terpopuler

Comments

Priskha

Priskha

meskipun elsa tdk menyebutkan nama org tuanya mestinya kan sdh tau siapa nama org tuanya kan dibelakang namanya elsa sdh ada nama diningrat

2022-06-19

1

Adila Nisa Ardani

Adila Nisa Ardani

ceritanya bagus Thor

2021-12-17

0

Cinta Mora

Cinta Mora

rere MA elsa juga gk bole songong gitu.. salah harusnya Minta maaf

2021-12-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!