Chea segera kembali ke meja Fajar dan Yeni.
"Sorry gue lama."
"Iya lama. Lama ngedrama dulu."
Fajar yang udah greget lihat kelakuan adeknya yang mau hajar orang tadi untung gak jadi hajar orang.
"Maksud abang?."
Chea duduk dan segera bersiap-siap untuk segera pergi langsung terhenti karena ucapan abangnya.
"Tadi ngapain di meja ujung itu? biarin si cewek itu nampar cowok yang MELUK lo."
Fajar mendengus kalau inget adeknya tadi pelukan sama cowok selain dia.
"Gak bisa. Itu cewek tadi mau gue tonjok mukanya. Muka oplas udah gitu selingkuh lagi. Bangs*t sumpah itu cewek."
Chea udah siap dan berdiri untuk segera pergi.
"Yen gue pergi ya mau nemuin klien lagi. Gak papa kan?."
"Selow Che. Pergi aja. Gue juga mau pergi ini. Hati-hati lo dijalan."
Yeni ikut berdiri diikuti Fajar. Sesaat sebelum mereka pergi tangan Chea dicekal seseorang. Chea reflek mau mukul orang yang megang tangannya tapi terhenti saat tau yang memegangnya Fahmi.
"Kenapa?."
"Ah sorry."
Fahmi melepaskan tangan Chea dan tersenyum ramah ke Fajar dan Yeni.
"Ah gue tadi lupa mau minta nomor ponsel lo."
"Untuk apa?."
"Boleh gak?."
Chea hanya menghela nafas dan meraba tas yang ia bawa. Mengeluarkan kartu nama dari dalam dompetnya.
"Ini."
"Thanks."
"Gue pergi."
Chea pergi diikuti Yeni dan Fajar. Chea gak mau repot-repot ngenalin mereka. Buat apa coba mereka kenal.
Yeni berpisah dengan Fajar dan Chea diparkiran. Segera Fajar melajukan mobilnya ke arah Opee Restaurant. Selama perjalanan Fajar gatal ingin bertanya tengan cowok tadi.
"Che, tadi itu cowok siapa?."
"Bukan siapa-siapa."
Fajar hanya terdiam.
"Tapi tadi kok lo kayak belain itu si cowok."
Chea hanya menghela nafas kasar. Terpaksa harus jelasin ke Fajar.
"Namanya Fahmi. Salah satu saudara klien ku dulu. Tadi dia minta bantuan dikit buat ngusir si mantannya yang rambur merah."
"Oh."
Mereka terdiam selama perjalanan dan sampai tujuan mereka. Chea langsung masuk ke restaurant tanpa mau menoleh ke Fajar yang lagi ribet sama parkiran.
Chea mengedarkan pandangannya ke segala arah restaurant. Mencari kliennya.
Saat sudah menemukan orang yang dicari Chea segera menghampirinya.
"Tante Weni?."
Namanya merasa dipanggil langsung menoleh. Weni tersenyum ke arah Chea. Weni tau siapa itu Chea. Mantan anaknya.
"Duh nak Chea udah dateng. Sini duduk."
"Makasih tan. Tante tambah cantik."
Weni tersenyum sambil menggengam tangan Chea.
"Kamu juga tambah cantik Chea. Udah 5 tahun tante gak lihat kamu. Sekarang tante yakin anak tante nyesel udah putus sama kamu."
Chea cuma bisa tersenyum untuk menanggapi omongan tante Weni.
"Oh ya tan. Chea kesini sama abang Chea."
"Fajar? kemabaranmu itu kan?."
"Iya tan."
"Mana dia."
Chea melihat ke segala untuk mencari Fajar. Saat yang dicari kelihatan Chea langsung melambaikan tangannya. Fajar langsung ke meja Weni dan Chea.
"Halo tan."
Fajar menyapa Tante Weni yang udah lama gak bertemu.
"Kamu tambah ganteng aja Jar."
"Makasih tan."
"Tante mau bahas apa ya?."
Chea merasa udah cukup basa basi gak berguna ini.
"Oh itu ada beberapa yang mau tante tambahin untuk acara rabu nanti. Masih bisa kan untuk dirombak?."
Chea tampak berfikir.
"Tergantung sebelah mana yang mau dirombak tan?."
Weni menjelaskan bagian yang mau dirombak dan Chea pun menyanggupinya.
"Masih bisa kok tan. Jadi tante tenang aja. Chea bakal usahain yang terbaik untuk acara rabu ntar. Tadi fotografernya juga udah konfirm kalau acara foto prewed berjalan lancar."
"Che, tante boleh minta tolong lagi."
"Jika Chea bisa bantu, bakal Chea bantu tan."
"Maukah Chea yang handel acara ini?. Cuma Chea yang tante percayai untuk handel acara ini."
Chea terdiam. Fajar juga terdiam selama rapat ini. Tak mau membuat rusuh. Tapi ini beda situasi. Mau ikut campur takut kena bogem. Chea tersenyum ke arah Weni.
"Baik tan. Chea bakal handel acara ini."
Weni tersenyum bahagia. Pembahasan mereka berakhir seputar acara. Sekarang mereka berbincang-bincang hangat layaknya keluarga. Fajar ikut menimpali pembahasan mereka.
Tak terasa jam udah menunjukkan pukul 5 sore. Chea dan Fajar pamit pulang dan tante Weni juga ikutan pulang. Chea menunggu Fajar yang sedang mengambil mobil di parkiran.
Fajar mengambil mobil lama sampai ada dua orang menghampiri Chea.
"Hai manis. Nungguin siapa? nungguin abang ya."
Chea hanya memutar matanya malas. Chea gak menggubris omongan mereka sampai salah satu diantara mereka ada yang menyentuh tangan Chea.
"Lepasin."
Chea berucap dengan dingin sambil menatap mereka dengan tajam. Mood Chea udah buruk dan ditambah buruk dengan kehadiran mereka.
"Aduh. Kok tambah manis sih kalau marah gini. Abang jadi gak bisa lepasin adek."
Salah seorang cowok itu dengan berani merangkul pinggang Chea. Chea yang sudah tersulut emosi menjatuhkan tasnya.
Dengan perlahan tangan yang ada di pinggangnya ditarik dan ditatapnya orang itu. Sekali sentakan Chea langsung memelintir tangan si cowok genit itu.
"Berani sentuh gue kalian minta gue kirim ke neraka!."
Chea langsung memukul mereka berdua. Chea melakukan semuanya dengan bersemangat. Chea menendang, menginjak, bahkan dengan tidak berperasaanya dia mematahkan tulang tangan cowok yang memegang pinggangnya.
Tanpa Chea sadari ada seseorang yang tak jauh dari sana melihat kejadian dari awal sampai kekerasan itu. Dia tak menyangka bahwa Chea bisa sebringas itu menghajar mereka. Ya dia Fahmi. Kebetulan lewat dan ingin berkunjung di restauran nya malah melihat tontonan yang bikin dia syok.
Mobil sport merah berhenti di dekat Chea dan ternyata itu Fajar. Segera Fajar keluar dari mobil dan meraih Chea yang masih asik menghajar mereka.
"Chea! Tenang Che."
Fajar langsung menjauhkan adiknya dari mereka yang udah berdarah-darah.
"Lepasin gue Jar. Gue mau bikin mereka mati!."
Chea masih berusaha lepas dari Fajar yang memeluknya erat. Fajar semakin mengeratkan pelukannya dan membuat Chea tenang kembali.
Beberapa orang yang melihat kejadian itu hanya bisa iba melihat kedua cowok tepar yang dihajar Chea. Mereka ingin menolong mereka tapi melihat Chea yang berapi-api mereka mengurungkan niatnya.
"Tenang oke?."
"Oke."
Fajar langsung melepaskan pelukannya dan memeriksa tubuh adiknya. Setelah tak melihat luka sedikitpun di tubuh Chea, Fajar menelepon ambulan dan pengacara yang biasa menangani masalah Chea.
"Kita pulang ya."
Fajar mengambil tas Chea dan menyeret Chea untuk masuk ke dalam mobil. Chea hanya bisa menurut. Fajar langsung pergi dari TKP keganasan Chea.
Sedangkan Fahmi masih syok dengan apa yang dilihatnya. Tapi setelah itu dia tersenyum. Chea bukan gadis lemah seperti yang ia lihat. Fahmi yakin Chea adalah gadis pemberani yang pernah ia kenal. Fahmi ssgera pergi dan masuk ke restaurannya.
Tbc..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Elmiah
aku suka cerita nya kalau cewek nya jago bela diri seru banget lanjut
2022-05-05
1
Amalia Nanda
keren thor..
2021-01-26
1
Naoki Miki
haii mampir yuk ke krya q 'Rasa yang tak lagi sama'
cuss bacaa jan lupa tinggalkan jejaakk🤗
tkn prfil q aja yaaa😍
vielen danke😘
2020-10-22
1