Bencana

Sudah beberapa hari berlalu dan Chea semakin sibuk karena acara tante Weni yang Chea handel. Kesibukannya sampai membuat sang mami marah-marah.

"Katanya mau nemenin mami ke mall. Tapi apa ini? Chea malah sibuk kerja. Katanya senin mau ke mall nemenin mami."

Chea yang mendengar gerutuan sang mami hanya bisa menghela nafas.

"Bentar lagi mi. Ini laporan harus Chea periksa agar nanti Chea gak beban fikiran saat pergi."

Pagi ini mami Chea udah standby di kantor Chea yang sibuk. Tak ada hari dimana kantor WO anaknya tak sibuk.

"10 menit lagi kudu selesai."

Chea segera mengangguk dan fokus ke arah laptop dan dokumen ditangannya. 10 menit kemudian Chea selesai dan melihat sang mami menonton acara gosip. Ibu-ibu.

"Mi.. ayo."

Chea membereskan pekerjaannya dan mengambil tasnya berjalan pergi keluar ruangan diikuti sang mami. Saat sampai parkiran Chea baru ingat kalau pagi ini ia dijemput Fajar.

"Mi, Chea tadi berangkat dijemput abang."

Mami Chea melotot ke arah anaknya yang cengengesan.

"Telpon sana abangmu."

"Mi ini masih jam kerja mana bisa abang ngilang sesuka hati."

"bisa lah. Kan itu perusahaan kita. Dia CEO nya jadi bisa lah pergi seenaknya."

Chea yang males debat karena kepalanya pusing mikirin acara hari rabu hanya bisa menghela nafas. Memang persiapan udah selesai tapi yang menjadi masalah adalah dia harus stand by mulai besok. Chea capek tapi mau ngeluh ada maminya.

Chea langsung menelpon Fajar untuk menjemputnya tapi tak diangkat sang empu.

"Mi, abang gak angkat telpon Chea mi."

"Awas aja tuh anak. Bakal mami cites."

Chea meringis mendengar ucapan mami. Untung gue udah pisah rumah.

"Taksi aja ya mi?."

"Terserah. Cepetan. Panas."

Chea hampir aja mau menelpon taksi langganannya sampai suara klakson mobil mengalihkan fokus Chea.

Sang pemilik mobil keluar dan ternyata Fahmi. **** ganteng banget itu Fahmi. Pakek jas hitam tambah ganteng. Sadar oi.

Fahmi berjalan ke arah Chea dan Mami Chea.

"Hai Che. Hallo tan."

"Oh.. hai."

Mami Chea merasa familiar dengan Fahmi. Tapi entah dimana.

"Kenalin tan saya Fahmi."

"Mami Chea."

Chea hanya tersenyum melihat interaksi keduanya. Biasanya maminya bakal sinis sama cowok yang baru kenalan sama maminya. Tapi kali ini ramah. Chea jadi heran.

"Kalian ada hubungan apa?."

Chea dan Fahmi terdiam. Mereka saling lirik. Chea bilang lewat tatapan matanya untuk mengatakan teman. Tapi sepertinya Fahmi salah mengartikan tatapannya.

"Pacar Chea tan."

Chea shok dengan kalimat Fahmi. Bahkan mulut Chea terbuka. Sedangkan Fahmi tersenyum manis.

Mami Chea terdiam sebentar sebelum berteriak gaje.

"Oh menantu ku."

Chea yang melihat sang mami memeluk Fahmi dan percaya dengan omongan Fahmi langsung menganga tak percaya.

Fahmi yang dapat pelukan dadakan dari mami Chea juga ikutan shok.

"Aduh. Akhirnya anak mami punya cowok. Ganteng lagi. Duh duh mami kudu pamer ke ayah ini."

Mami Chea mengeluarkan ponselnya dan mengajak Fahmi foto berdua. Chea kembali shok dengan tingkah maminya.

"Duh mami seneng banget akhirnya Chea mau ngenalin cowoknya."

Chea langsung memotong omongan maminya.

"Ngapain disini?."

Fahmi yang tau arti kata itu cuma tersenyum.

"Mama tadi minta dijemput di mall deket daerah sini. Pas lewat lihat kamu dipinggir jalan panas-panasan ya akhirnya aku samperin. Kasihan. Ntar bedaknya luntur. Ngomong-ngomong kamu mau kemana?."

Chea mau menjawab langsung dipotong sang mami.

"Kami mau ke mall. Kebetulan nak Fahmi mau ke mall xx kan?."

"Oh iya tan."

"Jangan panggil tante dong. panggil mami dong."

"Iya mi."

"Kami boleh ikut sekalian ke mall xx nya?."

Fahmi melihat ke arah Chea yang berubah masam. Yang ditatap cuma menganggukkan kepala. Gak nurutin omongan maminya bisa-bisa diomelin. Cari aman.

"Boleh tan eh mi. Ayo masuk."

Fahmi segera membuka pintu penumpang depan untuk mami Chea. Sedangkan Chea masuk ke bangku belakang. Selama perjalanan diisi dengan percakapan mami dan Fahmi.

Disinilah Chea baru tau jika usia Fahmi baru 27 tahun untuk seorang pengusaha muda. Fahmi memiliki usaha di bidang hotel dan restauran dan yang lebih parahnya, ternyata Opee Restaurant itu milik Fahmi.

Mereka sampai tujuan dan mereka masuk ke mall bersama-sama. Dengan Chea dibelakang mengekori maminya yang masih asik bercerita aib Chea.

"Tia?."

Mereka menoleh saat ada seseorang yang memanggil nama maminya Chea. Mereka semua terdiam.

"Farah?."

Dua wanita itu langsung berhambur memeluk sedangkan Fahmi dan Chea terbengong melihat itu. Mereka tak menyangka kalau orang tua mereka kenal.

"Ya ampun. Ini beneran kamu Farah?."

"Iya ini aku Farah. Lama kita gak ketemu Tia."

Percayalah demi apapun Chea pengen lenyap dari dunia ini. Fahmi pun juga ingin hilang saat ini. Jika kedua orang tuanya adalah teman baik maka bencana sedang dihadapan mereka.

"Yuk ngobrol di kafe mall aja biar seru. Temu kangen gitu."

Kedua ibu-ibu itu pergi meninggalkan Chea dan Fahmi.

"Nasib."

Chea dan Fahmi membuntuti kedua ibu-ibu iti dari belakang. Mereka tiba di kafe dan mereka duduk di pojok kafe.

Ibu-ibu seperti biasa menggosip dan mengacuhkan mereka.

"Eh jeng. Aku tak menyangka loh kita bakal jadi besan."

Chea yang sedang makan kue tersedak dan Fahmi langsung memberikan Chea minum dan menepuk punggung Chea.

"Mama ngomong apaan sih."

Fahmi agak risih dengan pembahasan mereka. Pernikahan? yang benar saja.

"Suka-suka mama dong. Kalian kan pacaran. Umur kamu udah cukup pantas menikah. Chea juga udah cukup umur buat menikah. Kalian cocok dan mama setuju. iya kan jeng?."

"Mami setuju sama mama Fahmi."

Chea kembali tersedak ludah sendiri. Fahmi masih setia menepuk punggung Chea. Fahmi tak percaya dengan ibu-ibu mereka. Sungguh Fahmi belum ada niatan buat menikah apalagi sama Chea. Bisa habis dihajar Chea ini mah. Perang batin Fahmi dimulai.

"Fahmi masih mau fokus ngurus hotel sama restauran ma. Chea pasti masih ingin fokus sama WO dia."

Fahmi membuat alasan klise dan langaung ditampik sang mami Chea.

"Chea bakal nikah kalau udah ada calonnya kok."

Chea melotot tak percaya dengan omongan sang mami. Mami kalau ngomong suka bener. Batin Chea bersorak sependapat dengan fikiran sang mami. Tapi sayang logika Chea tak setuju.

"Mami ngomong apasih."

Chea melepaskan tangan Fahmi di pinggangnya. Merasa risih sedangkan sang empu cuma tersenyum.

"Terus aja kalian buat alasan sibuk kerja. Mama kasih waktu ke kalian buat mikirin rencana pernikahan kalian 1 minggu lagi."

Fahmi dan Chea langsung berteriak bersamaan.

"APA!."

"Gak usah ngegas bisa!."

Mami Chea langsung ikutan ngegas. Fahmi dan Chea terdiam seketika. Mereka berkomunikasi lewat tatapan. Seolah mengerti akhirnya Fahmi mengusulkan sesuatu.

🏵

TBC

🏵

Terpopuler

Comments

Ulfa Ani

Ulfa Ani

gercep

2020-11-09

1

Fitzu Taufik

Fitzu Taufik

wkwkwkwk

2020-05-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!