Chea dan Fajar sampai di Cafe D'Jadoel. Chea melihat sekelilingnya dan menemukan keberadaan Yeni. Chea bergegas menemui Yeni karena waktu yang ada tinggal sejam setengah sebelum ketemu sama Ibu Weni.
"Woi Yen. Sorry nunggu lama."
Yeni yang tadi melihat Chea dan Fajar berjalan kearahnya hanya menampakkan ekspresi cemberut.
"Gila lo. Gue nunggu sejam setengah disini."
"Terus kenapa lo gak telpon gue Yeyen?"
"Udah sayang ku yang paling jelek. Makanya itu hape dilihat bukan cuma ditetenteng."
Chea memeriksa ponselnya yang sudah mati karena Low batrainya.
"Lo ada charger gak? ponsel gue koit."
Yeni merogoh di tas yang ia bawa dan menyerahkan charger ponsel miliknya.
"Nih."
Chea langsung mengambil charger pemberian Yeni dan langsung menuju bawah meja. Karena bawah meja cafe ini ada stopkontak listrik dibawah meja.
"Mau ngomongin apa tadi lo."
Yeni mengambil kamera dan memperlihatkan foto-foto klien tadi.
"Lo kenal dia siapa?."
Chea yang melihat itu cuma bisa bungkam. fajar yang ikut melihat langsung syok. Klien yang ada di foto itu si Hasan dan Susan.
"Weh.. Gila!. Ternyata si mantan."
Fajar muak melihat foto mereka. Si penghianat. Chea masih diam. Dia masih bingung tentang ini.
"Jadi tante Weni itu mau konsul soal pernikahan Hasan sama Susan? Jadi selama ini gue handel acara mereka?."
Chea yang sadar akan klien yang dia bantu acaranya langsung syok.
"Jadi lo bantuin nikahan mantan lo? Tragis banget hidup lu Che."
Yeni syok pas lihat orang mau foto prewed itu si Hasan mantan Chea. Makanya hari ini Yeni ogah-ogahan foto mereka. Tapi demi pekerjaan dia harus profesional bukan.
"Bodo amat. Hidup hidup dia. Gue gak ngurusin itu. Kalau emang mereka mau nikah ya artinya dia bukan jodoh gue. Beres bukan. Eh gue mau ke toilet dulu."
Chea langsung beranjak ke toilet. Di dalam toilet Chea hanya menatap dirinya di cermin.
"Mimpi apa gue semalem. Gue bantu nikahan mantan. Sial banget hidup gue."
Chea segera membenahi make up nya dan segera bergegas keluar. Saat keluar dari toilet, tiba-tiba dia ditarik seorang cowok. Alhasil Chea menabrak tubuh si cowok.
Kalau dilihat sekilas mereka kayak pelukan padahal bukan. Si cowok berbisik di telinga Chea.
"Please tolongin gue kali ini. Tolong selamatin gue dari rasa malu karena cewek gue milih selingkuhan dia."
Chea yang kaget dengan perkataan si cowok kaget. Chea segera menjauhkan tubuh mereka.
"Gak."
Chea akan pergi tapi tangannya dicekal si cowok itu.
"Please tolongin gue kali ini."
Chea melihat si cowok dan yang diperhatikan memperlihatkan wajah memelas. Chea menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Oke. Mau lo apa?."
Si cowok tersenyum manis dan sempat membuat Chea kagum. Cuma sesaat tapi.
"Makasih. Kenalin gue Fahmi. Fahmi Dwi Adinata."
Chea yang merasa kalau nama Adinata gak asing lagi untuknya. Tapi dimana.
"Gue Cheana Allena Setiawan. Panggil aja Chea atau Chece."
Fahmi tak henti-hentinya tersenyum manis ke Chea.
"Chea gini. Lo bantuin gue duduk di meja itu. Ntar gue kenalin lo sebagai pacar gue. Lo tinggal diem dan mengangguk doang. Dan maaf kalau gue manfaatin lo yang baru gue kenal gak lebih dari lima menit."
"It's okay. Gue udah mau bantu. Bakal gue bantu sampai habis."
Fahmi dan Chea berjalan ke arah meja yang tadi dimaksud Fahmi. Di meja itu duduk 4 orang. Chea agak gugup tapi tiba-tiba tangannya digandeng Fahmi. **** ganteng juga nih si Fahmi.
"Ma Pa. Kenalin ini Chea pacar Fahmi."
Semua terdiam. Tak terkecuali cewek yang berambut merah maroon dan cowok yang kebule-bulean wajahnya.
"Fahmi. Lo bercanda kan?."
Si cewek rambut merah mengomentari pernyataan Fahmi.
"Gak. Lo liat sendiri kan gue bawa orangnya. Jadi gue ngomong ada bukti. Oh ya sayang kenalin ini mama sama papa aku. Terus ini Shania dan ini Jose."
Chea yang diperkenalkan kepada mereka hanya bisa tersenyum sok manis.
"Maaf mengganggu acara kalian. Saya Chea pacar Fahmi."
Chea menyalami kedua orang tua Fahmi yang langsung disambut oleh keduanya baik. Chea masih gugup dan itu tertangkap penglihatan Fahmi. Semoga Chea bisa tahan banting sama omongan Shania.
"Jadi kita tau bukan, jika bukan cuma dirimu yang selama ini selingkuh. Aku juga selingkuh. Tapi aku dengan baik hati mengenalkannya pada kalian. Gak diem-diem. So, aku rasa kita sudah gak ada hubungan apapun lagi Shania."
Shania yang udah malu pun berdiri dan hendak menapar Fahmi. Tapi tangannya sudah dicekal Chea. Shania melihat tatapan gak bersahabat Chea.
"Sekali kamu tampar Fahmi, Kamu bakal menyesal pernah berurusan dengan ku."
Shania yang takut dengan tatapan tajam Chea pun langsung melepaskan cekalan tangan Chea.
Shania menarik tangan Jose dan pamit pergi dari sana. Setelah kepergian mereka, suasana mendadak hening.
"Duh suasananya kok gak enak gini ya. Maafin tadi ya nak Chea. Yuk duduk semua."
Mama Fahmi langsung mencairkan suasana.
"Ma. Maafin Fahmi ya. Fahmi tau mama sayang sama Shania. Tapi mama juga harus tau jika Jose yang selama ini kita kemal sebagai sahabat Shania itu adalah ayah dari anak Shania."
Chea syok mendengarkan penjelasan Fahmi barusan. Jadi cewek itu hamil anak cowok hitam tadi? Hebat.
"Gak papa. Mama juga harus tau kebenarannya. Tapi kamu sama nak Chea beneran pacaran kan? gak sedang bohongin mama kan?."
Chea yang akan membuka suara langsung terdiam kembali saat Fahmi memotong ucapan Chea.
"Tentu dong ma. Ini Chea bener-bener pacar Fahmi."
Chea hanya bisa pasrah. Serah lu deh. Batin Chea berteriak.
"Tapi mama kok gak asing sama Chea ya."
"Papa juga ngerasa gak asing sama nak Chea. Apa kita pernah bertemu?."
Chea mengingat-ingat mereka. Jujur Chea juga merasa gak asing dengan mereka. Apalagi nama Adinata. Tapi dimana?
Sesaat mereka hening sampai suara itu memecah keheningan.
"Chea!."
Suara seorang wanita yang heboh langsung mengagetkan mereka. Chea terkejut dan tanpa disadari berdiri.
"Mbak Vera?."
"Iya ini aku Vera Che."
Vera langsung memeluk Chea erat.
"Alhamdulillah banget bisa ketemu kamu lagi."
Vera melepaskan pelukannya dan melihat sekitar.
"Loh mama papa sama Fahmi gak ingat siapa itu Chea?."
"Lupa."
Jawaban serentak mereka membuat Vera geleng-geleng kepala.
"Itu loh WO yang Vera pakek nikahan ma. Mama kok lupa sih sama Chea."
Mama Fahmi langsung teringat dengan bos pemilik WO nikahan Vera dulu.
"Pemilik S&W Wedding Organizer itu?."
"Iya tan."
Chea hanya bisa tersenyum saat ingat dengan pernikahan Vera. Disana dia cuma sekilas berkenalan dengan mama dan papa Fahmi.
"Oh pantesan mama ngerasa gak asing sama kamu Che. Ternyata oh ternyata pemilik WO toh. Tapi dulu kamu pakek kaca mata kok sekarang gak? dulu juga rambut mu di kuncir kebelakang sekarang diurai. Jadinya mama agak pangling."
Chea hanya bisa tersenyum.
"Itu dulu saat Chea agak risih sama rambut makanya Chea kuncir. kalau kaca mata itu agar mata Chea gak kelihatan hitam karena nahan ngantuk selama 3 hari."
"Kamu tuh ya."
Mama Fahmi langsung memukul pelan bahu Chea dengan sayang. Chea merasa ada yang dilupakan tapi entah apa. Terus Chea melihat jam sudah hampir jam 3. Chea panik karena harus bertemu dengan Ibu Weni.
"Maaf semuanya. Chea mau pamit soalnya Chea mau ketemu sama klien lagi."
"Aduh maafin kami ya Che. Ya udah kamu pergi aja. Hati-hati tapi."
"Iya mbak. Chea pamit."
Chea langsung salaman dengan kedua orang tua Fahmi dan Vera. Untuk Fahmi Chea sengaja terakhir pamitnya.
"Aku pergi ya."
Fahmi langsung memeluk Chea. Yang dipeluk kaget banget sampai tegang. Tapi segera menormalkan tubuhnya dan membalas pelukan Fahmi.
"Hati-hati."
Fahmi melepaskan pelukannya dan tersenyum dengan manis.
Jantung gue napa deg-degan kek gini coba. Si Fahmi juga kenapa senyum dengan manis gitu. Bikin klepek-klepek. Batin Chea.
Chea hanya tersenyum dan segera berlalu pergi untuk menghampiri Fajar dan Yeni.
Tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments