KETIKA RINDU BERBALUT DOA
Ukhuwah Islamiyah adalah prinsip keimanan
seorang muslim dan muslimah. Ukhuwah Islamiyah adalah kekuatan yang dikaruniai
oleh Allah kepada hamba-Nya yang beriman yang menumbuhkan rasa kasih sayang ,
saling percaya kepada saudaranya yang seakidah. Dengan berukhuwah akan timbul
rasa saling peduli, saling menolong , tidak menzalimi dan saling menjaga
kehormatan orang lain yang timbul semata-mata hanya karena Allah SWT.
“Dan berpegang teguhlah kamu sekalian dengan tali Allah dan
janganlah kamu sekalian berpecah belah, dan ingatlah nikmat Allah atas kamu
semua ketika kamu bermusuh-musuhan maka Dia (Allah) menjinakkan antara
hati-hati kamu maka kamu menjadi bersaudara.” (QS. Ali Imran [3]: 103)
** - Pertemuan-**
Asma Fitriyah Hasanah. Dialah seorang gadis cantik, yang penuh dengan kebaikan, keceriaan dan sikap lembut yang menyelimuti dirinya. Dialah gadis laksana penyejuk bagi orang-orang disekitarnya. Usianya yang menginjak 22th telah menjadikannya sebagai gadis yang dewasa, mandiri dan cerdas. Kegiatannya saat ini adalah mengajar di RAI (Rumah Anak Islami) yang didirikan oleh Panti Asuhan Kasih Bunda khusus mendidik anak-anak jalanan. Tiap Bulannya Ia mengumpulkan anak jalanan untuk kelangsungan berdirinya RAI. Selain mengajar, Ia juga mengikuti Program Hafalan Qur’an, di LTQ (Lembaga Tahfidzul Qur’an) yang didirikan oleh Ustadz Muzzamil. Yang bertempat 3km dari rumahnya. Suatu kepuasan menjadi diri yang bermanfaat bagi orang-orang disekitarnya.
Jam mengajarnya selesai pada pukul 12 siang, setelah sholat dzuhur berjama’ah. Tapi hari ini Asma pulang lebih lama dari sebelumnya, karena ia harus menyelesaikan tugasnya meng-input data anak-anak di ruang kerjanya. Ditemani oleh teman-teman dan juga beberapa pengurus yang juga masih sibuk dengan tugas masing-masing. Ibu Hj. Lidya, adalah ketua pendiri RAI yang dibantu oleh suaminya, Bapak H. Salim Abdullah. Asma dikenal sebagai seorang yang bertanggung jawab dan baik dalam bekerja. Ibu Hajah Lidya atau yang sering disapa Ummi oleh Asma, begitu sangat menyayangi Asma karena ketekunan dan kelembutannya. Selesainya, Asma berpamitan dengan Ummi Lidya sambil memasukkan barang-barangnya kedalam tas dan bersalaman dengan Ummi Lidya. Sepulangnya dari RAI, Asma langsung melajukan motornya menuju masjid Ar Rohman yang tak jauh dari rumahnya. Teman-teman yang telah berkumpul dan menunggunya untuk membicarakan Program Ramadhan tahun ini.
Kondisi jalan saat itu memang terlihat sepi, tidak terlalu banyak pengendara yang lewat. Sinar matahari pun juga tidak begitu panas menyentuh kulit. Terlalu fokusnya pandangan lurus kedepan tanpa memperhatikan kanan dan kirinya, ditengah perjalanan ia mendapat musibah yang menimpa dirinya dan motornya. Motornya tersenggol oleh seorang pengendara yang keluar dari tikungan di sebelah kiri jalan. Dirinya terjatuh, telapak tangan dan jari-jari tangan kanannya terluka. Dada terasa sesak karena kaget, degupnya semakin keras. Asma langsung memegang tangannya yang terluka untuk menahan sakitnya. Seorang lelaki yang tak sengaja menyenggol motor Asma juga terjatuh, namun kondisinya tidak seburuk Asma yang terluka. Lelaki itu meninggalkan motornya yang masih terbaring di jalan dan mendekat pada Asma yang tertimpa motor. Beberapa orang di pinggir jalan juga mendekat dan membantu.
“tangannya terluka. Biar saya antar ke rumah sakit.” Ucap lelaki itu yang terlihat rapih dengan balutan jas hitam.
“ngga apa-apa. Biar diobati sendiri saja.”Sahut Asma.
“khawatirnya infeksi. Biar saya antar berobat, anggap saja sebagai tanggung jawab saya karena membuat anda celaka.” Ucap lelaki itu.
“sudah mba, ngga apa-apa diobati saja. Bawa saja mas, ada klinik dekat sini.” Ucap salah seorang warga, laki-laki.
“iya neng. Motornya biar diparkir disini, neng sama masnya ini ke klinik dulu.” Sambung ibu penjual makanan ditempat itu.
Asma hanya memanggutkan kepala sebagai tanda menyetujui. Pemuda itu bersiap diri dengan motornya. Asma pun duduk dibelakang pemuda itu hingga sampai di klinik.
Jarum jam mulai menunjukkan pukul setengah tiga sore. Ihsan dan teman-teman telah menunggu kehadiran Asma. Ihsan merasa khawatir. Perasaannya tidak enak, seperti menandakan sesuatu terjadi terhadap Asma. Sedangkan Asma masih terbaring dengan penangan para perawat yang sedang membersihkan lukanya. Rasa sakit terlukis di wajah Asma yang sesekali mengerutkan dahi dan memejamkan matanya. Pemuda yang berdiri tak jauh dari tempat Asma berbaring, merasa sangat khawatir. Dadanya terasa perih seperti ikut merasakan, hatinya terus beristighfar memohon ampunan. Tidak lama setelah selesai membalut luka, Asma dan pemuda itu keluar dari ruangan. Keempat jarinya rapat terbalut perban, hanya menunjukkan kuku-kuku diketiga jarinya saja. Asma terus memperhatikan tangannya yang tebalut kain putih itu. Pemuda itu masih tetap berdiri disamping Asma dan memperhatikan tangan Asma yang diperban.
“sekali lagi, saya mohon maaf.” Ucap pemuda itu yang merasa bersalah melihat kesedihan diwajah Asma.
“ngga apa-apa, insya allah lukanya cepat sembuh.” Sahut Asma dengan senyum keramahannya.
“ini obat dan perbanya ada didalam.” Ucap sang pemuda sambil memberikan kantung plastik putih berisi perban dan sebungkus obat untuk Asma.
“terimakasih.” Ucap Asma.
“mmhh .. ini kartu nama saya. Kalau lukanya belum sembuh atau terjadi hal lain, bisa menghubungi saya” Ucapnya lagi sambil memberikan kartu nama kepada Asma.
Asma hanya membalas dengan senyuman dan menerima kartu nama yang bertuliskan “Abdullah Asyam” juga nomor telephon kantor dan nomor pribadinya yang dapat dihubungi.
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Hasrie Bakrie
Assalamualaikum ijin mampir ya
2023-03-09
1
gulaJawa🐏
assalamu'alaikum kk penulis
masyaallah baru baca satu bab aja rasanya udah punya feeling ini novel bakal bagus.
bakal jadi author favorit ke dua setelah oot nasrudin kayaknya nih.
semangat ka, semoga ceritanya bisa sampai tamat🤗🥰🥰
2022-03-30
1
miya riyawati
baru mampir Thor, semoga ceritanya dapat menambah ilmu ya
2022-01-11
0