Pukul empat sore, Asma baru sampai dihalaman masjid dikarenakan perjalanan yang cukup macet di sore hari, ditambah dengan kendaraan yang ia tunggangi adalah bajai untuk sampai ke masjid Ar Rohman. Asma meninggalkan motornya dan menitipkan dengan salah seorang tukang parkir ditempat yang tak jauh dari kecelakaan yang menimpa dirinya. Langkah kakinya mengayun cepat di halaman masjid dan menaiki tangga disisi kanan masjid yang mengarah pada ruang Sekretariat Remaja. Didalamnya telah banyak berkumpul sebagian remaja untuk membahas agenda rutin disetiap Ramadhan. Bagi para Remaja disekitar masjid mengadakan kegiatan di bulan Ramadhan adalah untuk meramaikan masjid dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat sekaligus merangkul para remaja-remaja untuk aktif dalam kegiatan dan meramaikan masjid.
“Assalamu’alaikum ..” ucap Asma sambil membuka pintu.
Suaranya halus terdengar, khas kehadirannya. Jawaban dari salamnya serempak terdengar menggema. Senyumnya terpancar menyapa semua. Seorang lelaki yang baru saja bergabung bersama Ihsan dan teman-temannya mengangkat pandangannya dan terkejut atas apa yang dilihat. Asma dan Asyam saling memandang, karena saling terkejut dengan apa yang didapat dihadapannya. Pertemuan dijalan tadi mempertemukannya kembali.
“innalillahi, asma. Tangannya kenapa ?” ucap Silvi, panik dan langsung menghampiri Asma sambil merangkulnya.
Asyam langsung menundukkan pandangannya dengan penuh rasa bersalah. Seorang wanita yang tanpa sengaja dibuatnya terluka dijalan tadi adalah wanita yang sangat disayangi oleh teman-temannya.
“(asma pun tersenyum) ngga apa-apa ka silvi, hanya kecelakaan kecil.” Jawabnya.
“tangan kanan yang terluka.” Ucap Silvi.
“insya allah cepat sembuh, apalagi ada sahabat-sahabat sholihah yang mendoakan” sahut Asma dengan senyuman.
“kamu jatuh dari motor, ma ? atau ditabrak orang ? apa orangnya bertanggung jawab ?” Tanya Salwa yang juga menghampiri, begitu khawatir dan menaruh telapak tangan Asma diatas telapak tangannya.
“(asma tersenyum dengan keceriaan diwajahnya) Alhamdulillah orang itu sangat bertanggung jawab.” Jawab Asma sambil melirik kepada Asyam yang sedari tadi memperhatikannya.
“sudah, asmanya kan cape. Disuruh duduklah, Kasihan.” Ucap Nadia yang sedang duduk di bangkunya.
“aku kira kamu ga datang, ma.” Ucap Ihsan.
“datanglah , bang. Asma kan tadi bilang kalau asma telat karna harus menyelesaikan tugas dulu di RAI.” Jelas Asma sambil menaruh tas dilokernya.
“oh, iya. Asma .. kenalin nih temen abang, namanya Abdullah Asyam.” Ucap Ihsan.
“Salam kenal bang Asyam. Saya Asma.” Ucap Asma dengan keramahan diwajahnya.
Asyam hanya memanggutkan kepala sambil tersenyum dan kembali menunduk. Masih tersimpan rasa bersalah dalam dirinya.
“Alhamdulillah nambah nih daftar ReMas (remaja masjid) kita.” Ucap Silvi.
“Alhamdulillah ka silvi. Semoga semakin menambah semangat kita untuk berdakwah.” Sahut Asma sambil tersenyum.
Asma pun mulai membuka buku catatannya.
“aww .. astaghfirullah.” Ucap Asma sambil memegang pergelagan tangan kanannya dengan tangan kirinya untuk menahan sakit di jarinya, air matanya sempat sekali menetes.
“sakit ya ? sudah. Biar aku yang mencatat.” Ucap Salwa begitu khawatir dan langsung menutup buku catatan Asma.
“sudah istirahat dulu, asma. Jangan memaksakan.” Ucap Syahrul.
“iya. Sudah kamu diam dan dengarkan saja apa yang dijelaskan bang ihsan.” Ucap Salwa.
Salwa Kanisa Ajiba, seorang gadis cantik. Bahkan kecantikannya melebihi teman-teman remaja masjid dikalangan putri. Seorang gadis yang dipuji kecantikannya oleh teman dikalangan putri bahkan menjadi perbincangan dikalangan putra. Sebuah karunia terindah dari Allah SWT , memiliki fisik yang sempurna , wajah yang cantik dan kulit yang bersih. Namun siapa sangka bahwa kecantikan seorang wanita dapat menjadi sebuah fitrah hingga menjadi sebuah fitnah. Apabila diri sendiri pun tak dapat menjaga sebuah titipan yang telah diamanahkan oleh Sang Pencipta-Nya.
Salwa adalah anak semata wayang dari Ibu Rana dan Bapak Habibi. Sama Seperti Ustadz Hasan dan Ustadzah Zulfah yang memiliki satu orang putri, Yaitu Asma. Kegiatan Salwa saat ini adalah bekerja di salah satu bank syariah di Jakarta selatan. Dalam perihal agama, Salwa masih dibawah Asma yang benar-benar mempelajari, memahami dan mempraktekkan dalam kesehariannya. Hatinya masih rapuh dengan cinta, pola berfikirnya masih mengedepankan Ego-nya. Perasaan dan fikirannya masih belum bisa menyatu. Mungkin karena sering dimanjakan oleh kedua orang tuanya.
“saya ulangi sekali lagi untuk mengingatkan. Kepanitiaan kegiatan Ramadhan ini insya allah akan diketuai oleh Syahrul Ramadhan dan Zidan Misbah Sa’dan sebagai wakilnya. Untuk dana kegiatan saya bersama Silvi akan berkordinasi oleh pihak masjid untuk mengajukan anggaran kegiatan sebagai penambahan kas. Asyam bertugas sebagai penanggung jawab acara kegiatan yang akan dibantu oleh Asma. Nadia dan Salwa bekerjasama untuk bagian konsumsi. Yang lainnya nanti akan diberikan tugas dalam kelangsungan kegiatan.” Jelas Ihsan.
Muhammad Ihsan Safaraz, lelaki tampan pengahafal Qur’an. Seorang sarjana Ilmu Tafsir. Ia sangat dihormati oleh
adik-adik remaja dan teman-teman seusianya. Seorang pemuda berusia 25th yang tinggal dirumah petak (kost). Ihsan tetap bertahan meneruskan dakwahnya dimasjid yang pernah menjadi tempatnya singgah saat liburan dari pesantrennya. Meski saat ini keluarganya pindah menempati rumah barunya di komplek perumahan Citra Indah City, Bogor. Ihsan tetap memilih untuk tinggal di sekitar masjid yang menjadi ladang dakwahnya sejak lulus Madrasah Aliyah.
Abdullah Asyam, seorang pemuda kelahiran jawa yang juga seorang sarjana, teman seperjuangan Ihsan. Sambil mengisi liburannya dengan kegiatan selama Ramadhan sekaligus membantu Ihsan sebagai ketua Remaja Masjid. Asyam meluangkan waktunya untuk bergabung sebelum kembali ke kampung halaman bersama keluarga.
Bersambung .....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
rahasia
seru Thor cerita ny👍
2022-02-04
0
Hanna Devi
lanjut lagi 😊
2021-12-03
1
گسنيتي
penasaran gemna ya heeh. semangt berkarr thor
2021-11-27
1