Ultimate Internet Power
"Aaaaah, aku jatuh!" teriak MC kita.
Kita akan mundur beberapa menit sebelum MC kita terjun bebas.
Di sebuah rumah di daerah Jakarta. 15 menit sebelum terjun bebas.
"Hah, akhirnya aku bisa pulang," ucap MC kita yang bernama Daru, seorang pemuda berusia 25 Tahun. Dia memiliki wajah dan postur tubuh khas Indonesia. Dia adalah karyawan salah satu perusahaan game terbesar di Indonesia. Ia bekerja di posisi debug yang selalu bekerja dibawah tekanan deadline. Saat ini, dia baru pulang dari kantornya setelah tiga hari menginap disana.
Daru yang masih mengenakan jaket hoodie berwarna hitam menjatuhkan dirinya ke ranjang. Bahkan, dia tak sempat untuk melepas ranselnya. Dia mengambil smartphone-nya lalu membuka dompet elektronik untuk memeriksa apakah gajinya sudah dikirim.
Dia melihat ada tulisan Rp30 juta di bagian saldo. Tadi pagi, saldonya masih di angka 25 juta, itu berarti dia sudah menerima gajinya untuk bulan ini.
"Cih, miskin," umpatnya.
"Kerja lembur terus, pikiran tidak terurus. Lingkaran setan," dia terus mengeluh setiap kali dia mendapat gaji bulanannya. Kenapa? Bukankah lima juta itu angka yang lumayan tinggi? Alasannya bukanlah gaji. Tetapi, Itu dikarenakan jam kerja yang tidak manusiawi. Banyak teman-teman Daru yang bekerja disana memilih untuk keluar dari perusahaan itu. Andai saja Daru memiliki bakat lain yang dapat digunakan untuk bekerja, dia pasti akan keluar dari sana. Tapi, takdir berkata lain. Dia hanya berbakat dalam olahraga panahan dan sedikit bela diri. Pekerjaan apa yang membutuhkan bakat memanah? Tidak ada!
Lalu kenapa dia bekerja di bidang debugging? Karena dia teliti. Dia bisa mencari kesalahan sebuah script hanya dengan sekali baca. Walaupun dia tidak bisa memperbaikinya, rekan-rekan satu divisi selalu mengandalkannya. Bisa dibilang, Daru adalah anjing pelacak divisi debug.
Setelah keluhan yang membosankan, Daru merasa kedua kelopak matanya sangat berat. Perlahan, dia pun menutupnya.
Woooosssshhhh
Dia mendengar suara angin yang cukup kencang. Dia juga merasakan ada angin yang menabrak dirinya dari bawah.
"Ah, nyaman sekali," gumamnya sambil tetap memejamkan mata.
Tiba-tiba, suara semakin kencang dan gaya dorong dari bawah juga semakin bertambah.
Daru pun membuka matanya.
"Biru? Putih? Oh, sial, ini langit!"
Sekarang kita lanjutkan cerita saat MC kita terjun bebas.
"Bangun, Woy! Kenapa tidak bangun-bangun? Mimpi buruk macam apa ini!" Daru tetap berteriak mencoba untuk bangun dari mimpinya.
"Wahai Tuhan yang mana saja, selamatkan aku! Bagaimanapun, aku adalah ciptaan-Mu!"
Daratan pun semakin mendekat, membuat Daru takut dan memejamkan mata bersiap untuk benturan.
....
"Lah, gitu doang? Kok nggak sakit?" Menyadari bahwa angin yang menabraknya sudah berhenti dan dia tidak merasakan adanya benturan, Daru pun mencoba untuk membuka matanya.
Dua meter, itulah jarak Daru dengan tanah saat ini, dia mengambang!
"Haha, ternyata aku punya kekuatan untuk melawan gravita-" Sebelum menyelesaikan kata-katanya, dia terjatuh.
Bug
"Ah sial, ekspektasi tak seindah realita," gumamnya sambil menahan sedikit nyeri di tubuhnya.
"Lah, sakit, bukan mimpi dong? Terus tempat apa ini?" dari kamar yang nyaman menjadi padang rumput seluas lapangan sepak bola yang dikelilingi pohon-pohon tinggi. Pikiran Daru mulai kacau karena memikirkannya.
"Oh, Buka map!" Daru mengambil smartphone dari sakunya dan membuka aplikasi glooge map.
Ketika melihat hasil yang ditampilkan, alis Daru mengerut. "Hutan arc? Dimana coba?" gumamnya sambil melakukan zoom out pada aplikasinya.
"Kerajaan Resia? Kerajaan Saria? Apaan sih?" Dia mencoba untuk zoom out lebih jauh dan melihat bentuk daratan yang sangat-sangat berbeda dari apa yang dia ketahui. Hanya satu hal yang ada di pikirannya saat ini.
"Aku ada di isekai! Hahahahaha, Mungkinkah aku punya sihir? Punya misi untuk mengalahkan Raja Iblis ditemani Dewi berambut biru, ksatria wanita, dan penyihir ledakan wanita? Apakah aku mendapatkan pedang Chunchunmaru?" teriaknya.
"Haahhh, Tidak mungkin. Seharusnya sebelum kesini aku di Akhirat dulu dan bertemu Dewi berambut biru. Aneh, kalau ini isekai, kok aku bisa akses internet? Sekarang harus bagaimana ya?"
Daru kembali menatap smartphone-nya. Sekarang, ia membuka aplikasi dompet digital untuk mengetes internet sekali lagi.
Benar saja, di dunia ini ada internet. Tetapi yang lebih aneh saat ini adalah, saldo di dompet digitalnya. Bukan hanya menampilkan tulisan 30 juta rupiah, tetapi di bawahnya ada tulisan lain. Yaitu 0 koin emas.
"Koin emas? Apa ini mata uang disini? Terus uang ku yang bermata-uang rupiah gunanya apa?" Karena pertanyaan itu, Daru mencoba mengakses menu belanja online dari aplikasi dompet digitalnya.
"Coba pulsa lima ribu, ah," Daru mencoba membeli pulsa dari menu belanja dompet digital. Belum sampai 10 detik sejak dia menekan tombol beli, pulsa sebesar Rp5000 telah masuk ke nomornya.
"Jadi rupiah masih bisa dipakai," gumam Daru sambil mengelus dagunya.
"Bagaimana dengan membeli barang yang harus dikirim? Bisa sampai ke dunia ini atau tidak, ya?" Daru menggosok dagunya lebih keras.
Dengan rasa penasaran yang besar, dia mencoba membeli satu set alat survival dengan harga Rp100.000. Mata Daru terbelalak kaget ketika melihat bagian pengiriman.
[Biaya pengiriman: - ]
[Estimasi pengiriman : 1 menit]
"Hah? Satu menit? Gratis ongkir? Coba!" Daru langsung menekan tombol konfirmasi.
Satu menit berlalu.
"Permisi paket," Daru mendengar suara berat dari belakangnya. Ketika dia berbalik ...,
"Setan!" teriak Daru.
Kenapa Daru berteriak seperti itu? Karena dia melihat seorang pria berbaju merah dengan kulit pucat, mata merah tanpa pupil, taring yang menonjol dari bibir, dan sepasang tanduk mungil di dahi. Pria itu membawa sebuah kotak sepanjang satu meter dengan bungkus coklat bertuliskan "Daru, 0839485xxxxx, Hutan Arc."
"Mas jangan gitu! Pengiriman saya tepat waktu, masa masnya malah ngatain saya setan. Jangan gitulah mas, Saya tidak bersalah tetapi masnya malah ngata-ngatain saya," ucap pria itu.
"Eh?" Daru hanya berekspresi tercengang karena apa yang pria itu katakan.
"Saya jauh-jauh dari bumi sampai sini lo, Mas. Saya cari nafkah untuk anak istri saya dirumah. Tapi malah sampeyan gituin. Sakit mas hati saya," ujar pria itu mulai menangis.
"Ma-maaf." Hati Daru mulai tersentuh ketika pria itu menangis. Lalu, "kalau boleh tahu, Anda siapa ya?" tanya Daru sopan.
"Nama saya Veux. Saya jin pengantar paket lintas dunia. Saya bukan setan Mas, Hiks." Veux memperkenalkan diri.
Jin! Ada apa dengan dunia ini! batin Daru.
"Mmm, Mas Veux, Maaf atas perkataan saya tadi. Baru pertama kali saya lihat jin. Harap dimaklumi, hehe. Kalau begitu, mana paketnya?" tanya Daru.
"Ini mas, silahkan tanda tangan di sini. Harap dipercepat, saya mau pulang, terus curhat sama istri saya," ucap Veux sembari menyodorkan paket, kertas bukti tanda terima, dan sebuah pena.
Daru pun tak enak hati dan bergegas menandatangani kertas itu. Setelah itu dia langsung mengembalikan kertas dan pena kepada Veux.
"Yaudah Mas, selamat tinggal." Veux memasukkan kertas itu ke dalam ranselnya dan berbalik.
"Iya mas veux, hati-hati di ja-" belum sempat menyelesaikan kata-katanya, veux sudah menghilang.
"Lan ...." Ekspresi Daru menjadi kacau.
Aku menyakiti perasaan orang yang baik! Ahh sial, Dont judge a book by its cover, pikir Daru
"Hahh, buka paketnya dulu lah." Daru pun mulai membuka paket itu.
Di dalam paket itu terdapat sebuah pisau survival, satu buah parang yang cukup besar, kapak, satu korek api plasma bertenaga listrik, dan senter.
Melihat itu semua, hati Daru menjadi sangat senang. Pasalnya, ia bisa membeli barang-barang dari dunia asalnya.
"Haha ... berhasil! Bisa beli apapun selama ada uang! Hahahaha!" Daru tertawa lepas seolah dia tidak memiliki beban hidup apapun.
Karena dia semakin penasaran tentang kemampuan internet di smartphone-nya, dia mencoba membuka aplikasi web browser. Dia menemukan sesuatu yang baru lagi. Sebuah alamat web baru di bookmark-nya berjudul "Benua Isla". Ketika dia membuka web tersebut, sebuah halaman yang menampilkan informasi terkait tempat dia berdiri muncul.
Menurut web itu, tempat ini adalah Benua Isla. Banyak sekali informasi yang tersedia tentang Benua Isla. Seperti Kerajaan, pembagian teritori, konflik, sejarah tentang Kerajaan, dll.
Ada enam kerajaan berdiri di Benua Isla. Salah satunya adalah Kerajaan Resia, Kerajaan yang berada di sebelah selatan dari posisi Daru saat ini.
Di pojok kanan atas halaman itu, terdapat sebuah bar pencarian. Daru pun iseng dan mengetik "Hutan Arc" lalu menekan tombol cari. Tak lama kemudian, hasil pencarian pun muncul. Menampilkan artikel-artikel tentang Hutan Arc. Ada daftar spesies makhluk hidup, isi Hutan Arc, berita tentang bencana beberapa tahun lalu, bahkan ada sebuah artikel tentang kematian salah satu anggota keluarga bangsawan di dalam hutan Arc.
"Hmmm. Menarik ...," gumam Daru kagum.
Dia kembali ke menu awal dari web Benua Isla dan menemukan sebuah tombol bertuliskan "Islagram". Ya benar, itu adalah sebuah social media. Daru yang melihat itu, hanya terkekeh kecil lalu membukanya.
[Vanir lioness]
[Putriku ... Dimana kamu? Aku sudah mencarimu kemana-mana. Ibumu jatuh sakit ketika mengetahui kau menghilang. Untuk siapapun yang berani menculik Putri ku, akan kubunuh di tempat! #PutriKerajaanResia #ResiaBerduka]
"Oh, jadi si Vanir Lioness ini adalah Raja Kerajaan Resia. Dan putrinya diculik ... Hmmm ...." Daru hanya mengelus Dagunya saat membaca postingan Raja Vanir.
Setelah cukup puas menjelajahi web, dia memikirkan tentang bertahan hidup di dunia baru ini. Dia pun kembali ke aplikasi e-wallet dan membuka menu belanja. Dia melakukan pembelian online lagi. Kali ini dia membeli sebuah powerbank dengan fitur pengisian menggunakan panel surya, sebuah busur standar atlet dengan 30 anak panah untuk berburu, sebuah tenda kecil, dan ransel gunung yang cukup besar. Itu semua menghabiskan hampir Rp10 juta. Barang paling mahal adalah busur dan anak panahnya. Bagaimana tidak? Itu adalah busur standar atlet yang berkekuatan lebih dari 100 pon seharga Rp8 juta
Lalu, "Mas, biarkan saya istirahat, saya masih sakit hati." Suara yang tak asing bagi Daru terdengar dari belakangnya.
"Ah, Mas Veux. Maaf, tapi ini darurat. Hehe ...." Daru sedikit tertawa canggung. Setelah beberapa percakapan, Daru sudah terbiasa dengan Veux. Tidak lagi takut dengan wujudnya yang terkesan menyeramkan.
"Hahh, Cepat tanda tangan mas. Istri saya sudah nunggu di kamar." Seperti sebelumnya, Veux meminta tanda tangan bukti terima.
"Sekali lagi maaf mas veux ... hehe," ucap Daru sembari menandatanganinya dengan cepat.
Setelah serah terima selesai, Daru memasukkan semua barang nya ke ransel yang baru kecuali parang, busur, dan anak panah. Karena dia tidak membutuhkan ransel lamanya, dia meninggalkannya begitu saja.
Daru berjalan memasuki pepohonan di Hutan Arc. Dia berjalan dengan senyum di bibirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
dark sistem
jin setan bedanya apa
2025-02-20
0
dark sistem
bjirr😂😂🤣🤣🤣
2025-02-20
0
Haruki Yuuka
konosuba 🗿
2022-02-05
0