Sinar matahari penyambut hangat selamat pagi. Datang dan menyusup masuk ke dalam kamar Cherry, membuat cewek itu bergerak gelisah untuk menghindari sinar hangat yang menerpa wajahnya.
Cherry berguling-guling di atas ranjang kingsize-nya, cewek itu beberapa kali mengelak dan menghindar dari sinar hangat yang mengenai wajahnya.
"CHERRY, BANGUN!!" teriakan dari lantai bawah, membuat Cherry semakin menarik selimutnya yang berwarna merah muda itu.
Langkah kaki menuju kamar Cherry menggema, membuat cewek itu semakin membungkus tubuhnya dengan selimut.
"CHERRY ... BANGUN KEBO, KITA BISA TELAT!!"
Oh, rupanya suara teriakan itu berasal dari mulut Pita. Cewek itu masih pagi sudah sangat terlihat kesal, bahkan kedua tangannya sudah berkacak pinggang.
"Bangun nggak lo!" Pita menarik-narik selimut yang Cherry gunakan.
Cherry mengusap wajahnya kasar, cewek itu ikut menarik selimut yang ia gunakan agar tidak terlepas dari tubuhnya. "Pita ... Aku masih ngantuk, sabar dikit kek," cicit Cherry dengan mata yang masih terpejam.
Pita memelototkan matanya, cewek itu berdecak kesal. "Gue nggak mau yah, telat di hari pertama sekolah gara-gara lo!" tukas Pita berteriak.
"Uhm ... Uhm ..." Cherry hanya bergumam tidak jelas, cewek itu kembali menarik selimutnya.
Pita tidak kehabisan akal, cewek itu berjalan ke arah jendela kamar Cherry dan membuka jendela itu lebar-lebar, sehingga cahaya yang semulanya kecil menjadi sangat terang membuat Cherry benar-benar terganggu.
"Pita ... Tutup jendelanya," kesal Cherry sembari mengubah posisi tidurnya.
Melihat Cherry yang kembali memejamkan mata, membuat Pita mendelik kesal dan menghampiri kembali ranjang cewek itu.
"Bangun nggak lo!" Pita menarik rambut coklat Cherry membuat cewek itu sedikit meringis.
"Lepasin rambut Cherry ih ..." renggut Cherry kesal.
Bukannya melepaskan, Pita malah menariknya semakin keras. "BANGUN KEBO CANTIK," jerit Pita sekuat tenaga.
"Makasih udah bilangin aku cantik ... Tapi LEPASIN RAMBUT CHERRY SAKIIT!!" Dengan kesal Cherry bangkit dan melempar tatapan marah kearah Pita.
"Makanya bangun! Kita udah telat!!" omel Pita berkacak pinggang.
"Gak bakalan telat kok!!" kilah Cherry, cewek itu terlihat kembali menata rambut coklatnya yang berantakan.
"Lagian kamu ngapain di rumah aku? Rumah kamu di gusur?" celutuk Cherry masih dalam mode kesal.
"Mau jemput lo lah, emang lo mau jalan kaki ke sekolah? Hagh?" gertak Pita. "Ya udah kalo gak mau gue jemput, gue pergi sekarang!" lanjutnya.
Cherry membulatkan matanya, cewek itu menatap nanar kearah punggung Pita yang berjalan keluar dari kamarnya.
"PITAA ..." jerit Cherry, cewek itu berlari kearah Pita dan memeluk sahabatnya itu dari belakang.
"Lepasin Cher ... Lo berat tau gak!" ketus Pita, berusaha melepaskan pelukan Cherry.
"Gampang, asal Pita janji dulu jangan ninggalin Cherry yah?" Cherry menyembulkan kepalanya di samping lengan kanan Pita, cewek itu memajukan bibir bawahnya membuat Pita mendelik dan terkekeh.
Pita mengagguk, ini bukan saatnya mereka berdebat panjang. Jam sudah menunjukkan pukul 06.35 am. Sisa 25 menit maka habislah hari pertama mereka.
"Cher."
"Iya Pita?" sahut Cherry, santai.
" Lo cepetan mandi nyet, bisa telat kita entar!" omel Pita kembali berkacak pinggang.
Cherry melepas pelukannya, cewek itu menyengir lebar sebelum akhirnya ia berlari masuk ke kamar mandi.
"PITA ... KAMU JANJI YAH TUGGUIN!" teriak Cherry dari dalam kamar mandi.
"IYA-IYA, MENDING LO MANDI BURUAN," sahut Pita, berteriak.
Lima belas menit berselang, Cherry keluar dari toilet sudah lengkap dengan seragam putih abu-abunya. Cewek itu mengibaskan rambutnya yang basah di samping Pita, membuat Pita yang semulanya membaca novel langsung berhenti dan menyorot Cherry kesal.
"Cepet juga lo kebo," caci Pita, cewek itu beranjak dari duduknya dan berjalan keluar kamar.
"Loh ... Loh ... kamu mau kemana?" panik Cherry, cewek itu langsung berlari kearah sepatu dan tasnya.
"Lo itu yah! Kita udah telat tau gak!" omel Pita, cewek itu keluar dari rumah Cherry.
"PITA ... PAMIT SAMA BUNDA DULU!!" teriak Cherry dari arah tangga.
Cherry terlihat sangat kesusahan. Tangan kanannya menenteng tas, sedangkan tangan kirinya menenteng sepatu, belum lagi rambut coklat sepunggungnya yang basah dan belum ia sisir.
"CHERRY, BUNDA UDAH BERANGKAT KE TOKO," sahut Pita, cewek itu sudah berdiri diambang pintu.
Cherry mengangguk, cewek itu berlari menghampiri Pita, dengan sangat kesusahan Cherry tersenyum lebar kearah Pita yang sudah setia menunggunya.
BRUK!
"CHERRY ..." jerit Pita.
Cherry jatuh tersungkur saat kakinya tak sengaja bertautan, cewek itu duduk di lantai dan meringis memegangi lututnya yang membiru.
"Sa--kit ..." lirih Cherry, cewek itu meringis dan hampir saja menangis.
Pita berlari ke arah Cherry dan langsung bersimpuh didekat sahabatnya itu. "Lo gak pa-pa, mana yang sakit?" tanya Pita, terlihat sekali bahwa ia sangatlah khawatir.
Cherry menunjuk kearah lututnya yang membiru. "Ini Pita," ngaduh Cherry, mengerucutkan bibirnya.
"Yasudah, tunggu disini gue ngambil kotak P3K dulu." Pita bangkit dari posisinya dan berlari kearah kamar Bunda.
Cherry yang melihat jelas raut khawatir Pita seketika tersentuh, senyum tulus terbit di bibir cewek itu. "Makasih Pita ... Makasih karena kamu udah sabar ngadepin aku. Walaupun Pita sering marah gak jelas, tapi aku tau itu semua demi kebaikan aku ... You are my best friend," gumamnya.
"Cherry ... Gue udah dapet nih kotak." Pita kembali berlari kearah Cherry, cewek itu menunjukkan kotak yang dibawahnya kearah Cherry.
Pita kembali bersimpuh di dekat Cherry, cewek itu mengeluarkan obat merah dan mulai mengobati luka Cherry dengan sangat hati-hati.
####
CITTT ...
Suara ban beradu dengan aspal yang memekikkan telinga, suara itu berasal dari mobil kuning milik Pita. Cewek itu nyaris menggerutu saat beberapa motor sport melintas didepan mobilnya.
Cherry, mata cewek itu sudah berbinar bahagia, pandangannya tak lepas dari para pemuda itu. "Pita ... Kayaknya aku harus sujud syukur deh," cicitnya pada Pita yang duduk disampingnya.
Pita seketika mengagguk, cewek itu meletakkan dagunya di atas stir mobil ini. "Iya Cher ... Gak sia-sia kita nabrak gerbang sekolah," ujarnya bahagia.
Setelah segerombolan motor sport itu berlalu, Pita mulai menyalakan mesin mobilnya dan memasuki area parkir sekolah ini. SMA TRIJAYA, sekolah baru untuk kedua cewek ini.
"Eh ... Eh lo mau kemana?" pekik Pita, saat Cherry turun dari mobilnya dengan tergesa-gesa.
"Nyamperin Cogan ..." sahut Cherry, girang.
####
Gio melepas helm fullface-nya, cowok itu menyugar rambut hitamnya kebelakang, membuat para cewek-cewek yang masih berada di area parkir memekik tertahan.
"HAI ..." Suara cempreng itu membuat Gio mengerutkan keningnya, cowok itu memutar tubuhnya 180°.
Cherry, cewek itu tersenyum lebar. Dengan perasaan berbunga-bunga ia mengulurkan tangannya untuk berkenalan. "Nama aku Cherry Nadiva, cewek cantik, manis, imut, dan ..." Cherry mengecilkan volume suaranya. "Jomblo ..." bisiknya pada Gio.
Gio hanya memandang datar kearah Cherry, cewek itu membuat telinganya berdengung.
"CHERRY ..." Suara itu berasal dari Gerald, cowok itu terkejut melihat Cherry di sekolah ini. "Lo ngapain disini?" tanyanya akrab.
Cherry menatap miris kearah tangannya yang menggantung, rupanya Gio tidak mau menjabat tangannya. Tapi hal itu tidak berlangsung lama, senyum Cherry kembali mekar saat Gerald menyapanya. "Cherry sekolah disini," jawabnya.
"Loh ... Kenapa?" tanya Gerald lagi, rupanya pertemuan pertama mereka sudah membuat hubungan mereka seakrab ini.
"Aku di ..."
"Lo Cherry kan?"
Ucapan Cherry terpotong, saat Rama yang baru saja tiba ikut mengajukan pertanyaan.
Cherry mengagguk. "Iya salam kenal Rendy," ujar Cherry tersenyum.
Rama memutar bola matanya malas. "Nama gue Rama, bukan Rendy. Cewek sok tau!" cibirnya.
Cherry terkekeh, kemudian mengagguk.
"Nama kamu siapa?" Dengan keberanian yang Cherry punya, cewek itu mengajukan pertanyaan kearah Gio.
"Gak penting lo tau!" ujarnya datar, kemudian ia berlalu meninggalkan Cherry yang menganga tak percaya.
Gerald, Rama, dan Erfan terkekeh melihat ekspresi Cherry yang lucu, para cowok itu ikut berlalu meninggalkan Cherry dan mengikuti langkah Gio.
Cherry tidak menyerah, cewek itu memegang erat kedua tali tasnya. Tangan kanannya bergerak mengibaskan rambut coklat sepunggungnya. "TUNGGUIN AKU ..." jeritnya pada geng Demonic yang sudah melangkah menjauh.
"WOII." Kali ini bukan Cherry yang berteriak melainkan Pita, cewek itu juga ikut berlari mengejar Cherry yang seenak jidat meninggalkannya.
"Cherry semangat, kamu belum tau nama tuh cogan satu siapa," batinnya menyemangati.
Gio berjalan dengan santai, sebelah tangan cowok itu berada di dalam saku jaket yang ia kenakan, dan sebuah tas hitam juga tersampir di bahu kirinya.
"Bos, gimana? Tuh cewek ngejar-ngejar trus." Gerald melirik Cherry melalui ekor matanya, cowok itu sedikit kasihan melihat Cherry berlari mengejar mereka.
"HEII ... TUNGGUIN CHERRY! KALIAN JAHAT YAH!!" jerit Cherry semakin menjadi-jadi.
Penghuni koridor yang sudah nampak mulai ramai saling berbisik-bisik. Ia sendikit heran, darimana datangnya mahkluk seperti Cherry. Tidak malukah dia berteriak sambil berlari? Apalagi mengejar cowok yang baru saja ia kenal.
"CHERRY ... GILA LO YAH," jerit Pita. Cewek itu berhenti sejenak menyeka keringatnya yang menetes. "Gila!! Cherry belajar lari darimana?" monolognya.
Pita menolehkan kepalanya, cewek itu mencebikkan bibirnya saat ia melihat dua cewek yang tak dikenalnya saling berbisik. "APA LO BISIK-BISIK? BISIKIN GUE LO YAH?" hardiknya marah.
Kedua cewek itu langsung saja menggeleng dan melangkah pergi.
"GILA LO PADA ..." teriaknya kesal.
####
Cherry berlari menaiki tangga, cewek itu sudah nampak sangat kelelahan. Tapi ia takkan berhenti, karena orang yang dikejarnya sudah ada didepan mata.
"BERHENTI!!" jerit Cherry, setelah nyosor berjalan ke depan. Cewek itu tersenyum lebar dan merentangkan kedua tangannya.
"Lo siapa? Ngapain halangin jalan gue?" desis Gio, raut wajah cowok itu sudah berubah kesal.
Cherry mengerucutkan bibirnya, setelah itu kembali tersenyum lebar. "Nama aku Cherry Nadiva, cewek cantik, imut, dan manis." Cherry mengerlingkan matanya kearah Gio, membuat cowok itu menggeram tertahan.
"Minggir!" titah Gio.
Cherry menggeleng tegas. "Kasih tau Cherry dulu nama kamu siapa?" ujarnya penuh pengharapan.
"Minggir!" titah Gio, cowok itu memalingkan wajahnya kearah lain.
Cherry kembali menggeleng, cewek itu tetap merentangkan tangannya, tidak akan membiarkan Gio dan teman-temannya lewat sebelum ia mengetahui nama cowok itu.
"Gak mau! Kasih tau aku dulu nama kamu siapa? Baru deh aku minggir, lagian juga kenapa sih nyebut nama aja gak mau. aku aja udah ngenalin diri, kalo gak salah ti ..."
"Gue bilang MINGGIR YAH MINGGIR!!" sentak Gio.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Nacita
jiji bgt sm kelakuan s cherry 😏
2022-01-31
0
Febby Handayani
gak suka sama cerry
2020-10-27
4
Pesek Gitank
chery kq gitu ya,,,,
2020-06-17
2