Cherry memekik sakit, saat tubuhnya terhuyung dan jatuh menimpa aspal yang kasar. Cewek itu memegang perutnya yang keram, rintihan mulai keluar dari bibirnya.
Pita yang melihat itu melotot tidak terima, dengan langkah cepat dan tatapan bringas ia berjalan menghampiri cowok itu dan mendorongnya sekuat tenaga.
"BRENGSEK LO!" umpat Pita, setelah mengatakan itu ia beralih membantu Cherry berdiri.
"Aww .. " rintih Cherry memegang perutnya yang terasa semakin sakit.
Melihat Cherry yang kesakitan, Pita kembali melempar tatapan bringas ke arah cowok yang dengan lempengnya bertolak sebelah pinggang.
"HEH!" Pita mendorong cowok itu sekuat tenaga, tapi bukannya terdorong malah Pita lah yang terdorong mundur.
"Kenapa?"
What? Satu kata itu membuat mata Pita melotot hebat. Cewek itu mengepalkan tangannya kuat, cowok macam apa didepannya ini? Tampan? Ok, tapi sikap? Cih.
Pita terkekeh sinis, "Kenapa? Lo tanya kenapa, setelah dengan teganya lo dorong Cherry kayak tadi."
"So?"
"Badjingan!" Pita mengumpat keras, cewek itu benar-benar melempar tatapan permusuhan.
Giorgio Maharez, cowok kejam berwajah tampan. Wajahnya yang tampan dan memikat menjadi ciri khas tersendiri untuknya. Tapi siapa sangka, di balik wajah itu ada sikap bringas yang kapan saja akan muncul.
Teman-teman cowok itu hanya diam memandang takjub, keberanian Pita membuat mereka hanya bisa diam memerhatikan. Cewek berwajah cantik yang dengan lancangnya mengumpat tepat didepan bos-nya.
Gio hendak maju, cowok itu sedikit kesal mendengar umpatan Pita. Tapi teguran Gerald membuat Gio mengurungkan niatnya, cowok itu berdecih dan berjalan melewati Pita dengan sebelah tangan yang berada di dalam saku celananya.
"Mau kemana lo?!!"
"Pita udah ... Gak pa--pa kok." Cherry mencekal tangan sahabatnya itu, membuat Pita menoleh dan melempar tatapan tanda tanya.
"Lepasin gue Cher ... Gue mau maki-maki tuh cowok brengsek!" murka Pita. Cewek itu menghempaskan tangan Cherry dan berlari menghampiri segerombolan cowok berjumlah 5 orang itu.
"BERHENTI LO!" teriak Pita lantang.
Gio dan teman-temannya tetap melangkah menjauh, merasa tidak peduli dengan teriakan Pita yang semakin lama semakin keras.
"Sialan." Pita berhenti mengejar, cewek itu melirik turun kearah aspal. Bibirnya langsung menyunggingkan senyum miring saat matanya melihat benda keras yang sangat ia butuhkan saat ini.
Pita mengambil batu berukuran sedang itu, ia mengambil ancang-ancang sebelum tangannya terayung untuk melempar.
"Gue sumpahin kepala lo bocor kena batu ini," cerca Pita, cewek itu meniup batu ditangannya beberapakali, mulut Pita terus saja bergerak membaca mantra agar lemparan tepat sasaran.
Dan...
DUG!
"YES!!" Pita bersorak senang, cewek itu menggoyangkan-goyangkan badannya bermaksud mengejek.
Gio mendesis, wajah cowok itu nampak memerah tidak suka. Cowok itu menoleh ke arah teman-temannya meminta jawaban tentang siapa cewek itu sebenarnya.
"Kalian kenal dengan cewek itu?"
Mendengar pertanyaan Gio, Gerald, Erfan dan teman-temannya yg lain sontak menggeleng.
"Tapi sumpah deh, tuh cewek berani bener," ujar Erfan, cowok itu bertolak sebelah pinggang. Netranya masih memandang ke arah Pita yang sekarang tengah menjulurkan lidah kearah mereka, bukannya marah Erfan malah terkekeh.
"Mesti gue kasih pelajaran!"
"Gak usah bos, kasian. Ucul-ucul gitu, apalagi si Cherry," tukas Gerald, mencegah agar Gio membatalkan niatnya. Gerald terkekeh geli, saat ia memandang kearah Cherry yang masih meringis memegangi perutnya.
"YANG MAKE SEPATU NAVY BRENGSEK! SIALAN!!" Pita berteriak sambil mengumpat, cewek itu mengangkat jempolnya tinggi dan menolehkannya kebawah.
Gio menggeram, ia tahu bahwa dirinyalah yang Pita maksud. Gio juga sedikit heran, kenapa Pita sempat-sempatnya melirik warna sepatunya.
"Tuh cewek sebenernya siapa sih?"
"Ya udah Gi, nggak usah di ladenin!" Rama hendak melerai, cowok itu berjalan mendekat dan menarik lengan Gio untuk melanjutkan langkah mereka.
Gio menepis tangan Rama dengan keras, Rama sontak mengangkat kedua tangannya dan mengangkat bahunya acuh.
Melihat Gio dan teman-temannya sudah hilang ditikungan depan. Pita membalikkan badannya dan berjalan sedikit berlari menghampiri Cherry yang duduk di pinggir jalan, kasian.
"UDAH URUSANNYA SAMA COGAN-COGAN?!" jerit Cherry saat Pita sudah berdiri didepannya.
Pita memutar bola matanya malas, cewek itu mengulurkan tangannya untuk membantu Cherry berdiri.
"Tuh cogan pada kemana?"
Pita mendengus, cewek itu tersenyum nyinyir, "Cogan tapi brengsek kaya' dia, mana guna!" rutuk Pita membuat Cherry menabok lengannya.
"Alahh! Aku tau. Pita juga sebenarnya klepek-klepek kan sama tuh cowok? Makanya Pita ngejar dia. Udah kebaca," sembur Cherry.
"Su'udzon ajaloh Cher, astagfirullah," ujar Pita mengelus dadanya dan beristighfar.
Cherry mendengus, cewek itu melirik kearah selatan, arah dimana Gio dan teman-temannya berjalan. Matanya kembali membola saat ia melihat 5 motor sport yang baru saja keluar dari sebuah lorong kecil.
"Keren banget," gumam Cherry takjub.
Pita mendelikkan matanya kesal, "Ya udah yok! Balik ke mobil," sungut Pita menarik lengan Cherry.
####
"AHHH CAPEK BANGET SUMPAH!" Pita menghempaskan tubuhnya keatas ranjang kingsize miliknya. Cewek itu mengusap wajahnya gusar. "Lengket banget badan gue." Pita mendengus, sebelum akhirnya ia bangkit dan berjalan ke kamar mandi.
Beberapa kali Pita memutar keran airnya, tapi tetap saja tidak ada air apapun yang keluar dari alat itu. "AH ***** LAH, GUE PEN MANDI!!" Pita melempar handuk yang bertengger di pundaknya dengan kesal.
Pita mengacak rambutnya frustasi, cewek itu mendudukkan dirinya dengan kesal di bibir kasur, "Ini semua itu gara-gara cowok brengsek! Sialan! Badjingan itu!"
Pita masih ingat jelas, dimana waktunya terbuang untuk meladeni Gio dan teman-temannya. Bukannya mendapat bantuan ia malah kena sial, karena mobilnya yang rusak terpaksa harus Pita tinggalkan, daripada berdiam diri menunggu awan semakin menggelap.
"Mama ... Pulang gak yah malam ini?" Pita berucap lirih.
"Ah, bodo amatlah. Mending gue keluar cari tukang keran."
####
"MAAFIN CHERRY BUNDA." Cherry merengek, cewek itu beringsut duduk di dekat bundanya. Dengan manja, Cherry memeluk lengan bunda-nya dan bersandar disana.
"Bundanya Cherry ..." Cherry semakin merengek, cewek itu mengerucutkan bibirnya memperlihatkan kearah bundanya betapa mengenaskannya nasibnya hari ini.
"Bunda kecewa sama kamu. Seumur-umur bunda jadi bunda kamu, baru sekarang ini nih bunda baca surat kaya' gini," omel bunda, membuat Cherry semakin bergelayut manja.
"Kan bagus Bun, bunda punya sesuatu yang baru," celutuk Cherry.
Bunda memutar bola matanya malas. "Kamu kesekolah aja sendiri! Ngapain ngajak-ngajak bunda," kesal Bunda meletakkan surat panggilan orang itu di paha Cherry.
"Bunda ... Kalo Cherry dimarahin pak botak gimana?" Cherry mengadu.
"Itu urusan kamu! Gerbang sekolah kok di tabrak," cerca bunda. Bunda bangkit dari duduknya, dan berniat berjalan kearah dapur, tapi Cherry semakin bertingkah dan bergelayut di kakinya.
"Bunda ... Jahat yah sama Cherry. Cherry bisa jelasin kok bunda, lagian Pita juga udah gak marah sama Cherry. Kok bunda marah sih?"
Bunda memijit pelipisnya, ia sebenarnya tidak marah. Hanya saja ia merasa tidak enak dengan Pita, gara-gara anaknya ini Pita sampai menabrak gerbang sekolahnya dan nyaris membuatnya roboh.
"Cherry gak sengaja bunda. Cherry janji, setelah ini Cherry gak bakal lagi deh buat ulah yang buat Pita repot," pekik Cherry memohon. Cherry mengeluarkan jurus ampuhnya, puppy eyes.
Bunda mendengus, perlahan ia menunduk menarik tubuh anaknya agar bangkit berdiri. "Cherry, bunda gak marah sama kamu, tapi bunda harap kamu bisa bersikap lebih dewasa. Kasian Pita, sahabat kamu itu yang udah bener-bener sabar ngadepin sikap kamu." Bunda tersenyum sebelum akhirnya ia mencium puncak kepala Cherry dengan sayang.
"Jadi Cherry dimaafin nih Bun?" Melihat Bundanya tersenyum, Cherry mengambil persepsi tersebut.
"Iya," jawab Bunda membuat Cherry bersorak senang.
####
Pita duduk termenung, cewek itu seperti kehabisan akal. Ia bingung harus melakukan apa sekarang, badannya benar-benar lengket ia ingin mandi, tapi keran airnya malah rusak diwaktu yang tidak tepat.
"Gue nyari tukang keran dimana yah?" Pita mulai bermonolog.
"Sumpah yah! Di rumah segede ini gue cuman sendiri! Mang Udin dimana coba?!?" Pita yang duduk di teras rumah, kembali menoleh kearah gerbang rumahnya dan rumah kecil yang tak jauh dari gerbang itu, kosong.
"Akkkhh ..." Pita menjambak rambutnya frustasi, membuat penampilannya yang awut-awutan semakin menjadi-jadi.
"Kalo gue duduk disini trus nih, bukannya dapat tukang keran malah habis di gigitan nyamuk!" Dengan kesal Pita bangkit, sesekali menghentakkan kaki berjalan meninggalkan rumahnya.
"Seandainya aja ban mobil gue, ok. Gue udah pasti kerumah Cherry, sekalian ketemu sama bunda," lirihnya mulai sendu.
BUGH!
"AKHH..."
Pita terperanjat kaget saat mendengar suara pekikan itu. Cewek itu menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.
"Wah... Pengeroyokan tuh!" tukas Pita, perlahan kakinya mundur dan menghampiri sebuah pohon, guna berlindung di balik pohon itu.
BUGH!
"Gila! 3 lawan 1, yah mana menang tuh 1 orang!" Pita menggeleng-gelengkan kepalanya miris, netranya masih fokus memandang kearah 4 cowok yang sedang adu tenaga itu.
Pita memekik tertahan, saat melihat cowok itu memegang kerah baju lawannya dan memukulnya membabi buta, tanpa ampun.
"Pergiloh dan jangan pernah nunjukin wajah brengsek lo itu didepan gue dan teman-teman gue lagi!!" datarnya kepada 3 lawannya yang sudah terkapar diatas aspal.
"Tunggu pembalasan gue, Giorgio Maharez," tukas salah satu lawan Gio.
Pita membulatkan matanya, "Gila, gayanya doang Ok! muka juga Ok! tapi kalah lawan satu orang aja," sindir Pita.
Pita memandang takjub kearah Gio, "Tuh cowok dari belakang aja udah ok, cool gitu, jago berantem lagi. Persis banget kek di novel-novel yang pernah gue baca." Pita menangkup wajahnya. "Samperin ah," ujarnya saat melihat 3 motor sport lawan Gio sudah melaju kencang.
Gio menyeka kasar darah yang keluar dari sudut bibirnya, cowok itu membalikkan badannya dan sedikit terkejut saat melihat seorang cewek tengah berdiri tepat dibelakang tubuhnya.
Pita mendongak, matanya langsung melotot melihat siapa cowok itu. "LO!! NGAPAIN LO DISINI?!" hardik Pita.
Gio mengerutkan keningnya bingung. "Lo siapa?" tanyanya datar.
"Siapa?" Pita menunjuk dirinya sendiri, "Lo tanya gue siapa? Setelah apa yang lo lakuin pada sahabat gue Cherry?" Pita menggelengkan-gelengkan kepalanya miris.
Gio hanya memandang datar kearah Pita, "Jadi maksud lo apa nyamperin gue kayak gini? Mau balas dendam?" Gio berdecih.
Pita tertawa sinis. "Balas dendam? Sama cow..." Ucapan Pita terhenti, cewek itu menggaruk pipinya pelan, "Keran air gue butuh pertolongan," lanjutnya membatin.
"Balas dendam boleh juga," Pita merutuki dirinya sendiri, cewek itu tersenyum masam akan kalimat yang baru saja terlontar dari mulutnya.
Gio hanya diam. "Sabar Gi, sabar, cewek nih! jangan sampai lo hilang kendali dan bunuh nih cewek!" batin Gio.
"Keran air gue bocor dan gue gak tau mau cari tukang keran dimana," Pita menjeda kalimatnya. "Dan mumpung ada lo, gue mau lo perbaikin keran air gue!" pungkas Pita.
"LO?!!"
Gio hendak melayangkan tangannya tapi dengan cepat Pita menunjuk tangan itu. "JANGAN KASAR-KASAR SAMA CEWEK, LO LUPA MAMA LO JUGA CEWEK?!!" Pita kembali melempar tatapan permusuhan, yang dibalas tatapan yang sama oleh Gio.
Gio tersenyum culas, cowok itu sedikit membungkukkan badannya. "Gue gak tau nama lo siapa, gue gak tau lo berasal dari mana. Tapi satu hal yang harus lo tau, mama gue ibu-ibu bukan cewek!" datarnya, membuat mata Pita membola sempurna.
"Cowok ini ..." batin Pita kesal, Pita mengepalkan kedua tangannya saat Gio berlalu dan meninggalkannya begitu saja di tempat ini.
BRUM ... BRUM ...
Pita sedikit terbatuk menghirup asap yang berasal dari knalpot motor Gio.
"SIALAAANN!" teriaknya kesal sambil menghentakkan kaki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Nacita
suka nih sm s pita 😁😁😁
2022-01-31
0
Naoki Miki
haii mampir yuk ke krya q 'Rasa yang tak lagi sama'
cuss bacaa jan lupa tinggalkan jejaakk🤗
tkn prfil q aja yaaa😍
vielen danke😘
2020-10-22
1
moemoe
TD udh mulai berasa flat, pindah sini deh..mulai bacaa
2020-08-13
2