"Anjirr, ban mobil gue kempes," umpat pita, cewek itu menendang-nendang ban mobil yang tak berangin.
Cherry yang masih duduk enteng di jok mobil mengerutkan keningnya saat melihat raut wajah kesal Pita lewat kaca mobil.
"Pita kenapa yah? Kesal gitu," gumamnya penasaran. Tak mau membuang waktu, kini cewek itu turun dari mobil berwarna biru langit milik Pita dan berjalan menghampiri Pita dengan ponsel yang setia ia genggam.
"Pita kenapa? Kesal gitu?"
Mendengar pertanyaan dari Cherry, Pita mengangkat kepalanya dan menoleh kesamping, "Lo gak liat? Buta? Bannya bocor anj1r," umpatnya kesal.
Cherry ber-Oh ria, setelah itu menunduk melihat ban mobil Pita yang bocor, "Oh bocor," ujarnya santai.
Mendengar itu, Pita membulatkan matanya, melotot ke arah Cherry yang kini sudah bangkit dan berdiri sambil bersandar di mobilnya.
"Oh bocor? Gue gak salah dengar?" pekik Pita. Pita menggeleng-gelengkan kepalanya miris, ban mobilnya bocor dan ia sama sekali tidak mengerti dalam hal memperbaiki. Sedangkan Cherry? Hanya mengatakan 'Oh' seakan-akan ini bukanlah masalah yang besar.
"Iya, Oh doang. Emang aku harus guling-guling trus jungkir balik sambil teriak BANNYA BOCOR, enggakkan?"
"Trus lo mau ngapain sandar-sandar gitu?" Pita berkacak pinggang, ia menyorot Cherry kesal.
"Mau tungguin Pita ganti ban mobil," ujarnya dengan wajah tanpa dosa membuat Pita memelototkan matanya.
"GUE GANTI BAN MOBIL? Yakali," pekik Pita.
"Jadi siapa dong? Masa' iya Cherry?" geram Cherry, membuang muka.
"Ya udah tinggalin aja nih mobil. Elo kan holkay gak pa-pa kok," Cherry beringsut mendekat kearah Pita, sebelah tangannya yang bebas menarik lengan Pita, tapi dengan cepat Pita menghentakkan tangannya.
"Apaansi lo Cher, nih mobil kesayangan gue. Hasil malak bokap gue! Main di tinggal-tinggal aja!"
"Tapikan, Pita-nya Cherry. kamu gak liat awan lagi gelap bentar lagi pasti ujan deras!"
Pita menggeleng-gelengkan kepalanya.
Cherry mendengus kesal, "Pita, entar kita cari bantuan, tapi yang terpenting kita harus balik dulu!" Tangan Cherry kembali meraih tangan Pita, tapi dengan cepat Pita menghindar.
"Bilang aja lo mau cepet balik, karena novel yang lo baca belum selesai!" tebak Pita, memicingkan matanya.
Cherry menggeleng dengan tegas, "Enggak kok," elaknya.
"Bohongkan lo?"
Cherry kembali menggeleng, "Enggak Pita," elaknya lagi. Sebelah tangan Cherry terangkat menggosok-gosok hidungnya yang memerah.
"Hidung lo merah."
Cherry mengerucutkan bibirnya. Sepertinya, ia tidak berbakat berbohong kepada Pita, karena sahabatnya itu benar-benar sudah tahu semua tentangnya.
Hidung Cherry seringkali memerah secara tiba-tiba, saat ia gugup, berbohong atau menyembunyikan sesuatu. Cherry juga tidak tahu, kenapa hidungnya bisa seperti itu, mungkin efek karena ia gugup saat menyembunyikan sesuatu itu.
"Jadi, gimana dong?" Cherry memandang malas kearah jalanan yang lumayan sepi.
"kamu juga sih, ngapain pake jalan alternatif segala? Pusingkan jadinya, gak ada orang yang lewat!"
Pita mendelik-kan matanya, cewek itu beringsut duduk di pinggir jalan, "Yang mau cepet-cepet pulang siapa?"
"Aku sih," Cherry menyengir dan berjalan menghampiri Pita. Ikut duduk didekat cewek itu.
"Tuh lo tau! Ngapain pake' salah-salahin gue segala?"
"Selain aku pengen cepet-cepet baca novel dengan tenang, perut aku juga sakit Pit. Mau cepet-cepet pulang." Mendengar kalimat lesu yang keluar dari mulut Cherry, Pita langsung menoleh menatap cemas Cherry.
"Lo dapet Cher, inikan tanggal lo. Emang lo gak make tadi pagi?"
Cherry menggeleng lesu, "Cherry lupa..." lirihnya yang masih dapat didengar oleh Pita.
"Ish Cherry, masa' sih gue harus ngingetin lo dulu! Tanggal sendiri juga!"
Pita bangkit dari duduknya, cewek itu menoleh ke kanan dan ke kiri, menyapu jalanan dengan kedua matanya.
"Pita, kamu mau kemana?"
Pita menoleh kearah Cherry, cewek itu tersenyum tipis, "Mau cari bantuan Cher, gue gak tega liat lo kesakitan gitu."
"Makasih yah Pita," sahut Cherry dengan senyum manis dibibir nya yang sudah nampak pucat.
Pita kembali menoleh ke kanan dan ke kiri, tiba-tiba saja pandangannya jatuh pada segerombolan cowok berseragam SMA, yang baru saja keluar dari sebuah bangunan kumuh yang bertingkat.
"Cher, tunggu disini bentar. Gue mau kesana dulu, cari bantuan," ujarnya pada Cherry yang masih duduk ditempatnya.
Pita berlari-lari kecil menyebrang jalan, menghampiri para cowok-cowok itu dengan sedikit senyum tipis di bibirnya.
Pukk!
Dengan gerakan tiba-tiba, Pita menepuk pundak salah satu cowok itu.
"Woii, gue minta tolong dong. Ban mobil gue bocor masa' iya gue cewek harus masang ban mobil, gak tau gue. Lo pasangin yah?"
Para cowok-cowok yang berdiri memandang bangunan kumuh didepannya sontak menoleh. Mereka saling lempar pandang, dengan raut wajah yang tidak dapat didefinisikan.
Satu kali hentakan, tangan Pita yang bertengger di pundak cowok tinggi didepannya langsung terjatuh.
Pita meneliti wajah para cowok didepannya, matanya langsung membola dengan mulut nyaris terbuka lebar, "Cher, untung lo gak ikut. Kalo lo ikut, bisa-bisa penyakit lo kumat lagi. Eh enggak-enggak! Ta ..."
"PITA."
Kalimat Pita yang membatin terkejut langsung buyar saat suara yang sangat ia kenal memanggil dirinya dengan keras.
"Hoshh ... Pi--ta kok la--ma sih," gagap Cherry, membungkuk, memegang lututnya untuk menopang tubuhnya.
Pita perlahan membalikkan badannya, ia terkejut melihat Cherry yang sudah ada di belakangnya dengan posisi memegang lutut. Pita menghela nafas lega, saat ia melihat jaket hitamnya yang berada di atas mobil melilit di pinggang Cherry.
"Cherry, mending lo balik gih. Gak usah ngedongak langsung balik aja yah," pinta Pita sedikit memohon.
Perlahan Cherry menegakkan badannya, "Gak mau ah, udah ca ... COGAAN," pekikan Cherry membuat Pita menutup telinganya.
Dengan semangat, Cherry menggeser Pita yang berdiri didepannya. Dengan mata terbuka lebar, mulut menganga tidak percaya, Cherry memandang wajah cowok yang berdiri dengan diam di depannya.
"HAlO NAMA AKU CHERRY."
"Lo siapa?"
Akhirnya, setelah saling terdiam ditelan ter-terkejutan. Salah satu cowok dengan rambut samar-samar berwarna hijau membuka suaranya.
Mendengar pertanyaan itu. Dengan senyum yang sangat lebar, Cherry berlari menghampiri cowok itu. Dengan wajah tanpa dosa, tangan kanannya menarik sebelah tangan cowok itu untuk berkenalan.
"Nama aku Cherry Nadiva, biasa di panggil Cherry dengan ciri-ciri cantik, imut, manis, seperti yang kamu liat," Cherry menyalami cowok itu dan menggerak-gerakkan tangannya ke atas dan kebawah dengan senang.
Cowok pemilik sang tangan yang Cherry genggam, langsung membuka mulutnya tidak percaya, "Erfan," jawabnya datar.
"Oh, Erfan. Ok, ok akan Cherry ingat disepanjang masa."
Setelah mengatakan itu Cherry berpindah tempat, ia kembali mengangkat tangannya untuk bersalaman dengan cowok rambut hitam dengan alis tebal kesukaan Cherry, "OH YAH AMPUN. ALIS KAMU TEBAL BANGETT," pekik Cherry histeris.
Tanpa menunggu aba-aba ia langsung menjabat tangan cowok itu, dasar Cherry.
"Nama aku Cherry, ingin tau lebih lengkapnya? Silahkan hubungi 0853627******"
Cowok dengan alis yang sangat tebal itu mengagguk, "Nama gue Gerald. Salam kenal."
Cherry semakin membulatkan matanya, ia tidak menyangka cowok ini adalah orang yang lumayan ramah dan namanya ...
"PITAAA... CHERRY KETEMU GERALD AYAAYY YAAYYY." Cherry melompat kesenangan, ia melompat sambil berteriak senang.
Pita yang hanya bisa melongo itu hanya duduk di pinggir jalan. Cewek itu memijit pelipisnya, ia juga terkejut dengan jantung memompa cepat saat matanya melihat dengan langsung wajah cogan-cogan didepannya, tapi Pita tidak selebay Cherry yang sampai jingkrak-jingkrak kesenangan.
Gerald ikut tersenyum dengan tangan yang bergerak menggaruk tengkuknya salah tingkah. Jujur, ia sama sekali tidak mengerti dan tidak tahu dimana asalnya kedua cewek cantik ini.
"Ger, lo kenal?" Cowok di belakang Gerald ikut menimpali, ia menunjuk Cherry dengan dagunya.
Gerald menggeleng, dan mengangkat bahunya acuh tidak tahu.
"Hoshh ... " Cherry mengatur nafasnya yang putus-putus. Saking bahagianya, ia sampai lupa bahwa hari ini adalah hari pertamanya datang bulan.
"Kamu tau gak? Nama Gerald itu sama dengan karakter novel yang tadi Cherry baca," pekik Cherry dengan suara super cemprengnya.
Gerald hanya mengangguk-ngangguk.
"Tapi ..." Tiba-tiba suara Cherry terdengar lesu, "Gerald di novel itu lagi sedih diputusin ama pacarnya. Uuhhmm ... kasiannya," iba Cherry menggerakkan tangannya dramatis, menyeka air mata, dan sedikit terisak padahal tidak ada air mata atau bahkan air apapun yang keluar dari pelupuk matanya.
"DI PUTUSIN AHAHAHAH, EH SAMA BANGET SAMA LO GER. KEMARIN LO JUGA DIPUTUSIN KAN?"
Ledekan itu membuat Gerald melototkan matanya, bikin malu. Gerald menoleh kebelakang dan langsung menabok rambut jambul milik temanya itu.
"Sialan lo!" desisnya kesal.
Cowok itu hanya menyengir lebar, dan mengangkat jarinya membentuk peace.
Gerald kembali menoleh kearah depan, matanya langsung membulat saat melihat wajah cewek menggemaskan didepannya.
Cherry melebarkan matanya dengan bibir gemas ingin tertawa keras. Ia tidak mimpi kan? Apa ini jawaban dari doanya selama ini? Bertemu dengan cogan secara live. Jika saja Cherry benar-benar gila, sudah dipastikan ia akan membawa semua cogan ini untuk bertemu bundanya.
"BENERAN? HUWAAAAA BUNDAAA CHERRY TERHARU..."
"Terharu?" tanya Gerald kurang mengerti.
"IYA TERHARU. Kamu itu persis di novel-novel yang pernah aku baca. Ya... Ampun ..." Cherry menggeleng-gelengkan kepalanya lucu.
Pita yang kini sudah berdiri dari duduknya beralih menepuk jidatnya saat melihat tingkah Cherry yang semakin menjadi-jadi.
"Eh Cherry sampai lupa," Cherry menepuk jidatnya cukup keras. Gerald yang masih memandangi cewek di depannya, langsung mencetak Cherry di otaknya sebagai cewek gila yang menggemaskan.
"Lupa apa?" Niat Gerald cuman ingin berbasa-basi, lumayan sambil menunggu bos-nya tiba.
"LUPA! Cherry belum kenalan sama teman-teman Gerald yang lain, hehehe," Cherry menyengir lebar. Kini gadis itu kembali beringsut pindah tempat, menghampiri seorang cowok yang memandang dirinya aneh.
"Kenalin aku Cherry Nadiva. Nama kamu pasti Rendy kan," ujar Cherry tersenyum lebar.
Cowok yang disapa Cherry dengan nama Rendy menaikkan sebelah aslinya, membuat Cherry menutup mulutnya refleks, "Cherry sesak nafas, PITA TOLONGIN ...," jerit Cherry membatin.
"Rendy?" ulang cowok itu.
"Iya Rendy kan?"
"Nama gue Rama, cewek sok tau!"
Cherry menyengir, cewek itu mengangguk-anggukan kepalanya lucu, "Iya, Cherry lupa nama kamu Rama," ralatnya.
Padahal, Cherry hanya menebak-nebak saja. Ia sama sekali tidak tahu nama cowok itu, ia hanya iseng mengucapkan satu nama, siapa tau aja bener eh ternyata salah.
"Cabut."
Suara serak milik cowok yang baru saja datang bergabung, membuat teman-temannya sontak menoleh kebelakang dan mengangguk.
"Gimana bos?" Erfan mulai mengutarakan pertanyaannya. Walaupun sebenarnya ia sudah tahu jawabannya, melihat mimik wajah marah bos-nya.
"Kosong!"
Hanya satu kata itu yang mewakili semua pertanyaan teman-temannya yang akan terlontar.
Cherry yang melihat cowok itu semakin tidak terkendalikan, dengan perasaan berbunga-bunga ia berlari menghampiri cowok itu dan menjabat tangannya bahagia, "Bener-bener cogan di novel-novel yang pernah aku baca nih," Cherry terkekeh geli, cewek itu semakin mendongak, "HAI, NAMA AKU CHER ... AKHH..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Nacita
cherry aktif sekali ya bund 😂😂😂
2022-01-31
0
@vina_kc16
baca ulang kangen pita ma gio
2020-09-26
0
Kim Rahma💜
hahaha..klo d dunia nyata ada gak ya cwe yg kya cherry🤣🤣
2020-07-11
4