Kelahiran Umar

Hari Jumat tanggal 06 Oktober 2017 tepat saat azan jumat menggema di mesjid lahirlah Mujahid kecil kami, anak lelaki pertama yang memiliki berat badan 2,5kg lahir dengan selamat dengan proses penuh perjuangan. Dia terlahir didunia setelah 3 hari perjuanganku untuk melahirkannya.

3 hari lalu aku dilarikan kerumah sakit karena mengalami kontraksi tapi saat tiba dirumah sakit dokter mengatakan bahwa itu hanya kontraksi palsu. Itu biasa terjadi pada ibu yang akan mendekati proses persalinan.

Aku dimasukkan dikamar ruangan dengan fasilitas kelas 2 ya sesuai dengan kartu BPJS milikku. Aku memilih menginap dirumah sakit bukan tanpa alasan, rumah sakit ini jauh sedangkan ibu bidan tidak mau menangani karena laporan mertuaku yang salah berbicara beliau bilang kepada bidan aku memilih riwayat penyakit asma padahal aku tak memilikinya.

Bukan asma tapi penyakit maagh, mungkin mertuaku lupa. Akhirnya aku dirujuk rumah sakit sebagai pertimbangan aku yang memiliki badan mungil dengan tinggi140 cm saja. Ya aku tergolong pendek dan memiliki badan mungil seperti layaknya anak sekolahan.

Saat aku masuk rumah sakit bersamaan dengan itu keluarga suamiku juga ikut dirawat dirumah sakit. Beliau adalah paman dari pihak ibunyabsekaligus suami dari sepupu dari pihak ayahnya.. Beliau mengidap penyakit paru-paru yang tak kunjung membaik hingga dilarikan kerumah sakit. Beliau lah menjadi orang yang berjasa mengambilkan motor suamiku di dealer motor itulah sebabnya STNK dan BPKB motor suamiku atas nama beliau.

Saat awal aku menikah aku selalu di rumah nya ya rumahnya hanya berjarak 2 rumah dari rumah mertuaku, beliau adalah orang yang humoris dan baik, beliau bekerja sebagai pengrajin kayu, membuat pintu, kusen dan lainnya..

Beliau memiliki 2 orang putri saat itu.. Bertepatan saat umar lahir esoknya beliau menghembuskan nafas terakhirnya dirumah karena dia tidak lama dirumah sakit hanya 2 hari beliau meminta untuk dipulangkan kerumah, mungkin dia tahu akan waktu nya..

15 menti sebelum Umar lahir...

"Maaf ini pembukaannya sudah hampir sempurna, tolong pihak keluarga mengurus administrasi di bagian administrasi nya!!..

Mertua ku pun bergerak cepat sedangkan kedua lelaki didepanku tengah bersiap untuk berangkat sholat jumat. Bapak mertua ku telah mandi begitupun suamiku..

Mesjid telah bunyi maka dari itu suamiku berserta ayah mertuaku berangkat menuju mesjid sedangkan aku ditinggal sendirian dan perawat tadi tengah berjuang membantu bidan membantu proses persalinan yang lain. . Tepat berhadapan berangkar ku untuk melahirkan anak. Setelah selesai tidak lama aku pun mengalami kontraksi hebat.. Aku yang tidak tahan dengan sakitnya berusaha mengedan dengan cepat..

Saat itu aku berjuang sendirian untuk melahirkan buah hati kami,

"bu bidan tolong.. Keluarmi kepalanya!!". Aku berteriak..

Bidan yang sedang memberikan pemberian pertama bagi bayi termasuk suntikan dipaha aku tak tau namanya, tapi aku pernah mendengarnya saat ikut pelatihan pranikah dulu. Ia berbalik secepat kilat dan memberikan bayi itu kepada perawat lain.

Sedangkan dia datang tergesa-gesa dibrangkarku untuk mengecek kondisi ku serta pembukaan. Aku hanya bersholawat dan terus mengucapkan 2 kalimat syahadat..

Saat sakit mulai terasa, ya aku tidak berteriak seperti ibu-ibu yang akan melahirkan pada umumnya.. Itu lah sebabnya bidan dan perawat membiarkan ku sendirian tanpa memprotes ku sama sekali karena aku sangat tenang. Hanya seprei lah menjadi pelampiasan rasa sakit

Benar saja kepala bayiku sudah ada diluar hanya perlu sekali dorong untuk membuat dia keluar dari dalam.. Allahu akbar.... Allahu akbar.. Azan jumat berkumandang bersamaan dengan bayi mungil kami keluar...

Bayi mungil berhidung Mancung dengan buku mata yang lentik walau putihnya sedang tetapi saat dia lahir dalam keadaan bersih terawat sehingga perawat tidak terlalu lama membersihkannya.. Kemudian diberikan penanganan pertama pada si bayi pemberian vitamin dan suntikan.

Setelah urusan si bayi selesai giliranku mendapat penanganan.. Aku mendapatkan sedikit jahitan mungkin karena bayiku lahirnya sangat mungil panjang. Setelah mendapat perawatan mertuaku datang setelah pengurusan berkas selesai menggendong bayi mungil dan manis itu..

Setelah perjuangan melelahkan saat melahirkannya, aku dengan nafas lega tersenyum melihat buah hati yang pertama begitu menyentuh hatiku sungguh bayi mungil itu membuatku amat terasa bahagia. Setelah dibersihkan dan aku pun mendapat jahitan yang lumayan karena terlalu sering mengedan. Tapi tak apa semuanya terbayar lunas.

Setelah semua proses anakku lahir aku pun menyusui dan kembali memberikannya kepada neneknya ya suami dan kedua mertuaku menemaniku saat proses persalinan hanya saja dalam prosesnya aku berjuang seorang diri tanpa ada yang menemani. Suami serta bapak mertuaku sedang melaksanakan sholat jumat sedangkan ibu mertuaku mengurus administrasi.

Sebelum melahirkan aku menelpon ayahku mengabarkan kalau aku akan melahirkan. Beliau mengatakan nanti setelah sholat jumat beliau menyusul kemari dengan mengendarai angkutan umum karena takutnya nanti dia nyasar kalau naik motor dan ini sangat jauh hampir 2 jam jika beliau yang memakai motornya. Maklum saja dia membawa motor super hati-hati.

Setelah semua proses persalinan itu suamiku tampak linglung melihat anak yang berada digendongan ibunya. Dengan polosnya dia bertanya anaknya siapa itu ma?? Mertuaku menjawab dengan tawa menurutmu siapa ini. Anakku ka ma?? Lahirmi??? Aku dan bidan serta orang-orang yang ada disana tersenyum melihat tingkah laku suamiku yang lucu. Jelas saja itu anaknya pake nanya lagi. Dia tidak lihat kalau perutku sudah kempes.. Hehehe

Suamiku pun mengambil anaknya dan menggendong nya dengan hati-hati sambil menangis. Mungkin dia terharu lahir tapi tidak ada yang mendampingi ibunya.

"Ade..lihat Mancungnya hidungnya, Bibirnya mirip saya juga, kulitnya juga hehehe!!". Suami tertawa lucu melihat putranya.

"Abi anakta belum diadzani, Kasih adzan dulu nanti baru main lagi sama anaknya!!". Mendengar ucapanku suamiku langsung mengadzani anaknya dengan suara bergetar..

Dia begitu menanti anak kami yang pertama dengan semua kasih sayang, dia hadir di tengah kehidupan ekonomi yang tak baik. Tapi dia menjadi berkah dan pelipur lara ketika hinaan dan cacian terhadap suamiku sebagai pengangguran.

Aku selalu menguatkannya untuk bersabar ketika mendapatkannya bahkan dari keluarganya sendiri.

"Bersabarlah abi pasti akan ada saatnya dapatki kerja jika sudah dapat bekerjalah dengan niat untuk Allah dan dengan sungguh-sungguh!!". Itulah sering kukatakan padanya.

Episodes
1 Kehidupan Baru
2 Pertengkaran Awal Pernikahan
3 Pertengkaran awal pernikahan 2
4 Lelah hati seorang Istri 1
5 Ayahku Yang Bijaksana
6 Lelah hati Seorang Istri 2
7 Kelahiran Umar
8 Kelahiran Umar 2
9 Kelahiran Umar 3
10 Pernikahan Sang Adik Perempuan
11 Akhirnya Bekerja
12 Akhirnya Bekerja 2
13 Curahan hati Istri
14 Kelahiran Ammar
15 Kelahiran Ammar 2
16 Kehidupan 2 anak
17 Ayah Shofiyah Wafat
18 Ke kampung Halaman Ayah
19 Kehidupan rumah tangga si anak Emas
20 Ipar Vs menantu
21 Menantu Vs Keluarga Besar
22 Rencana Pernikahan Mertua
23 Pernikahan Mertua
24 terbongkarnya identitas ubay
25 Menghajar pembully Umar
26 Kisah Masa Lalu Shofiyah 1
27 Kisah Masa Lalu Shofiyah 2
28 Kisah masa lalu Shofiyah 3
29 Kisah Masa lalu Shofiyah 4
30 Kekasihku jodoh Orang lain
31 Pergi Dari Rumah
32 Memaafkan
33 Berbaikan
34 Kepulangan Sang Kakak Tertua
35 Ada Apa Dengan Ibu Bos
36 Kedatangan Aryan dan Arjun
37 Pulang kerumah Utama
38 Si sulung Tamat TK
39 Anak-anak Masuk Sekolah
40 Umar Kembali Kena Bully
41 Amarah Seorang Ibu
42 Umar Yang Trauma
43 Umar masuk Rumah Sakit
44 Uneg-uneg Shofiyah
45 Memberi Kerja Kembaran Suami
46 Karena kami Juga orangtua
47 Roda Kehidupan
48 Roda Kehidupan 2
49 Musibah
50 Roda Kehidupan 3
51 Menikah Untuk Melengkapi
52 Anak-anak Yang Soleh
53 Bekal Akhirat
54 Roda Kehidupan 4
55 Rencana Perjodohan
56 Roda Kehidupan 5
57 Roda Kehiuspan 6
58 Yayasan Ar Rum
59 Niat Mulia
60 Roda Kehidupan 7
61 Roda Kehidupan 8
62 Ending
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Kehidupan Baru
2
Pertengkaran Awal Pernikahan
3
Pertengkaran awal pernikahan 2
4
Lelah hati seorang Istri 1
5
Ayahku Yang Bijaksana
6
Lelah hati Seorang Istri 2
7
Kelahiran Umar
8
Kelahiran Umar 2
9
Kelahiran Umar 3
10
Pernikahan Sang Adik Perempuan
11
Akhirnya Bekerja
12
Akhirnya Bekerja 2
13
Curahan hati Istri
14
Kelahiran Ammar
15
Kelahiran Ammar 2
16
Kehidupan 2 anak
17
Ayah Shofiyah Wafat
18
Ke kampung Halaman Ayah
19
Kehidupan rumah tangga si anak Emas
20
Ipar Vs menantu
21
Menantu Vs Keluarga Besar
22
Rencana Pernikahan Mertua
23
Pernikahan Mertua
24
terbongkarnya identitas ubay
25
Menghajar pembully Umar
26
Kisah Masa Lalu Shofiyah 1
27
Kisah Masa Lalu Shofiyah 2
28
Kisah masa lalu Shofiyah 3
29
Kisah Masa lalu Shofiyah 4
30
Kekasihku jodoh Orang lain
31
Pergi Dari Rumah
32
Memaafkan
33
Berbaikan
34
Kepulangan Sang Kakak Tertua
35
Ada Apa Dengan Ibu Bos
36
Kedatangan Aryan dan Arjun
37
Pulang kerumah Utama
38
Si sulung Tamat TK
39
Anak-anak Masuk Sekolah
40
Umar Kembali Kena Bully
41
Amarah Seorang Ibu
42
Umar Yang Trauma
43
Umar masuk Rumah Sakit
44
Uneg-uneg Shofiyah
45
Memberi Kerja Kembaran Suami
46
Karena kami Juga orangtua
47
Roda Kehidupan
48
Roda Kehidupan 2
49
Musibah
50
Roda Kehidupan 3
51
Menikah Untuk Melengkapi
52
Anak-anak Yang Soleh
53
Bekal Akhirat
54
Roda Kehidupan 4
55
Rencana Perjodohan
56
Roda Kehidupan 5
57
Roda Kehiuspan 6
58
Yayasan Ar Rum
59
Niat Mulia
60
Roda Kehidupan 7
61
Roda Kehidupan 8
62
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!