Kelahiran Umar 3

"Kasian suamiku" akupun memijit kepalanya agar dia istirahat. Baru beberapa menit dia langsung tertidur mungkin karena beberapa hari ini dia tidak bisa tidur dengan baik maka nya dia langsung pelor seperti itu. Aku memasang bantal bertingkat untuk menghalangi dan memberi jarak antara ayah dan anak itu karena suamiku kalau tidur berantakan. Takutnya nanti dia malah menindis anaknya.

Setelah itu aku keluar kamar untuk melihat ibu mertua dan mertua serta ayahku. Ternyata beliau ada diluar halaman sambil memetik buah pepaya dibantu dengan bapak mertuaku. Melihat pemandangan indah tersebut aku pun tersenyum.

"Alhamdulillah mereka sangat akur dan saling menghormati satu sama lain". Ucapku pelan.

Keesokan harinya ayahku pun pulang dengan keluargaku, keluarga besarku datang, tante dan om, kedua adikku serta sepupuku juga datang. Kalian tau barang yang mereka bawah lumayan banyak untuk keponakan pertama mereka belum lagi amplop yang diberikan katanya kiriman dari keluarga lain untukku yang dititip melalui tante karena mereka tidak bisa datang maklum mereka berada diluar provinsi dan daerah. Tante dan om yang satu ini memang royal membantu keponakannya, apalagi aku dan adik perempuan ku adalah keponakan kesayangan mereka. Begitupun dengan om dan tante ku yang lain.

Sebelum ayahku pulang beliau memberikanku uang lumayan untuk keperluan ku selama disini. Dan dia bahkan pergi membeli popok untuk anakku sebanyak 3 bal dengan berbeda ukuran setiap bal nya berisi 1 lusin popok ada ukuran S, M, L. dan susu menyusui untukku 2 dos besar sangat cukup untuk melancarkan asi bahkan beliau juga membelikanku banyak buah serta cemilan, belum lagi perlengkapan mandi dan pengharum untuk si Bayi. Dia pergi berbelanja bersama suamiku sore hari setelah kami berada dirumah ke minimarket besar di pusat kota. Aku dan mertuaku hanya bisa melongo melihat belanjaannya.

"Astaga ayah kenapa belanjanya banyak sekali. Mau diapakan itu semua ayah??". Tanyaku saat sudah kembali dari keterkejutan ku.

"Untuk cucuku dan anakku lah, Ini susu dan buah untukmu supaya asinya bagus dan sehat. Kamu juga harus makan banyak sayur supaya lancar". Aku menghela nafas, bukan tak bersyukur tapi ini terlalu berlebihan.

Popok dan seluruh yang dibeli ini sangat cukup setahun bahkan lebih. Aku merasa terlalu merepotkan ayahku belum lagi dia sudah memberiku uang yang sangat lumayan katanya untuk pegangan.

Aku takut suamiku dan orang tuanya malah minder melihat apa yang dilakukan orangtuaku kepadaku.

"Maklum ya pak, buk soalnya saya sangat senang karena ini adalah cucu pertama yang sangat saya tunggu apalagi, anak nakal ini susah sekali diberi uang, dia selalu menolaknya, baru kali ini dia mau mengambil nya. Mumpung dia mau mengambil nya jadi ya beginilah", ucap ayahku dengan senyum Pepsodent...

Kamarku penuh dengan barang pemberian dari keluarga besarku ditambah dengan pemberian dari ayahku begitupun dengan Dana yang diberi juga sangat lumayan itulah sebabnya menjadi pegangan ku sampai suamiku mendapat pekerjaan. Sebenarnya aku ingin menggunakannya untuk haqiqah sikecil, tapi keadaan ekonomi ku sedang dibawah, makanya aku tidak mengadakan acara haqiqah.

Setelah ayahku pulang kedua mertuaku menghampiri ku dengan wajah sendu mungkin mereka tidak enak karena tak memberikan apapun kepadaku.

"Kami minta maaf ya nak keluarga besar kami tidak memberikan hadiah seperti keluarga besarmu".

"Tidak apa ma, To mereka juga datang menjenguk dan memberikan uang saat datang kan samami itu hadiah".

"Tapi itu seperti pannyori nak yang harus dibayar berbeda dengan keluargamu". Ucap mama mertuaku.

"Tidak apa ma, Tapi mama saja yang kerumah sakit menjenguk mereka karena kan mama tau sendiri kondisiku".

"Iya nak kalau mama ada uang kami pasti kesana. Membayar apa yang mereka kasih".

"Tidak perlu ma kalau ada yang melahirkan beritahu saja padaku berapa yang disumbangkan kemaren sama mereka aku akan memberikannya sama mama".

Setelah beberapa hari menjadi ibu Aku selalu terbangun malam hari karena si anak soleh selalu bangun. Aku selalu berusaha memberikan asi yang baik dan rutin kepada anakku walaupun keluarnya tidak banyak mungkin karena faktor pikiran makanya asi ku seret. Walaupun ada pegangan tapi jika tidak ada pemasukan pasti akan habis.

Ya pekerjaanku bertambah, hanya saja sekarang suamiku lah yang menyapu halaman dan menjemur pakaian sambil membantu orangtuanya disawah dan kadang dia juga pergi bersama temann dan om nya untuk melamar pekerjaan karena suamiku lelaki tak tau jalan, maklum dia anak introvert yang sangat senang jika tinggal dirumah daripada kelayapan tidak jelas.

Walaupun Introvert dia memiliki banyak teman. Kami berdua memang pasangan introvert yang jarang keluar rumah tapi kami bisa gampang akrab dengan orang lain hanya saja kami memang tipe orang malas keluar rumah jika tidak ada yang penting,

Aku malas keluar berkumpul dengan tetangga apalagi Ibu-ibu karena pasti ujung-ujungnya menggibah orang lain lagi. Aku selalu berpikiran aku manusia banyak dosa kalau keluar rumah dan berkumpul dengan para tetangga yang ada dosaku akan lebih banyak lagi.

Jika ditanya aku akan menjawab semampuku tapi jika tidak maka aku akan diam saja dan tak mau ikut serta dalam forum menjelekkan orang lain. Bahkan jika itu keluarga suamiku sekalipun aku hanya menanggapi seadanya jika berurusan dengan masalah orang lain berbeda jika berhubungan dengan perkembangan Si anak Soleh.

Perjalanan kisahku sebagai seorang ibu telah berlanjut hingga 5 bulan lamanya. Anak solehku tumbuh menjadi anak yang menggemaskan walaupun sangat rewel, dia tidak mau dengan orang lain jika tidak begitu mengenalnya bahkan kakek dan neneknya dari ayahnya pun dia tidak dekat mungkin jarang interaksi walau kami tinggal serumah apalagi memang mertuaku jarang dirumah karena adik iparku yang merupakan anak emas itu tengah hamil anak ketiganya, dia juga jarang dekat dengan anakku karena segala sesuatu yang berhubungan dengannya aku yang langsung menangani tanpa meminta bantuan dari para mertuaku. Berbeda ketika dia bersama abutua nya. Kakek dari pihak ku, dia sangat dekat walau jarang bertemu. Entahlah kenapa bisa seperti itu.

Episodes
1 Kehidupan Baru
2 Pertengkaran Awal Pernikahan
3 Pertengkaran awal pernikahan 2
4 Lelah hati seorang Istri 1
5 Ayahku Yang Bijaksana
6 Lelah hati Seorang Istri 2
7 Kelahiran Umar
8 Kelahiran Umar 2
9 Kelahiran Umar 3
10 Pernikahan Sang Adik Perempuan
11 Akhirnya Bekerja
12 Akhirnya Bekerja 2
13 Curahan hati Istri
14 Kelahiran Ammar
15 Kelahiran Ammar 2
16 Kehidupan 2 anak
17 Ayah Shofiyah Wafat
18 Ke kampung Halaman Ayah
19 Kehidupan rumah tangga si anak Emas
20 Ipar Vs menantu
21 Menantu Vs Keluarga Besar
22 Rencana Pernikahan Mertua
23 Pernikahan Mertua
24 terbongkarnya identitas ubay
25 Menghajar pembully Umar
26 Kisah Masa Lalu Shofiyah 1
27 Kisah Masa Lalu Shofiyah 2
28 Kisah masa lalu Shofiyah 3
29 Kisah Masa lalu Shofiyah 4
30 Kekasihku jodoh Orang lain
31 Pergi Dari Rumah
32 Memaafkan
33 Berbaikan
34 Kepulangan Sang Kakak Tertua
35 Ada Apa Dengan Ibu Bos
36 Kedatangan Aryan dan Arjun
37 Pulang kerumah Utama
38 Si sulung Tamat TK
39 Anak-anak Masuk Sekolah
40 Umar Kembali Kena Bully
41 Amarah Seorang Ibu
42 Umar Yang Trauma
43 Umar masuk Rumah Sakit
44 Uneg-uneg Shofiyah
45 Memberi Kerja Kembaran Suami
46 Karena kami Juga orangtua
47 Roda Kehidupan
48 Roda Kehidupan 2
49 Musibah
50 Roda Kehidupan 3
51 Menikah Untuk Melengkapi
52 Anak-anak Yang Soleh
53 Bekal Akhirat
54 Roda Kehidupan 4
55 Rencana Perjodohan
56 Roda Kehidupan 5
57 Roda Kehiuspan 6
58 Yayasan Ar Rum
59 Niat Mulia
60 Roda Kehidupan 7
61 Roda Kehidupan 8
62 Ending
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Kehidupan Baru
2
Pertengkaran Awal Pernikahan
3
Pertengkaran awal pernikahan 2
4
Lelah hati seorang Istri 1
5
Ayahku Yang Bijaksana
6
Lelah hati Seorang Istri 2
7
Kelahiran Umar
8
Kelahiran Umar 2
9
Kelahiran Umar 3
10
Pernikahan Sang Adik Perempuan
11
Akhirnya Bekerja
12
Akhirnya Bekerja 2
13
Curahan hati Istri
14
Kelahiran Ammar
15
Kelahiran Ammar 2
16
Kehidupan 2 anak
17
Ayah Shofiyah Wafat
18
Ke kampung Halaman Ayah
19
Kehidupan rumah tangga si anak Emas
20
Ipar Vs menantu
21
Menantu Vs Keluarga Besar
22
Rencana Pernikahan Mertua
23
Pernikahan Mertua
24
terbongkarnya identitas ubay
25
Menghajar pembully Umar
26
Kisah Masa Lalu Shofiyah 1
27
Kisah Masa Lalu Shofiyah 2
28
Kisah masa lalu Shofiyah 3
29
Kisah Masa lalu Shofiyah 4
30
Kekasihku jodoh Orang lain
31
Pergi Dari Rumah
32
Memaafkan
33
Berbaikan
34
Kepulangan Sang Kakak Tertua
35
Ada Apa Dengan Ibu Bos
36
Kedatangan Aryan dan Arjun
37
Pulang kerumah Utama
38
Si sulung Tamat TK
39
Anak-anak Masuk Sekolah
40
Umar Kembali Kena Bully
41
Amarah Seorang Ibu
42
Umar Yang Trauma
43
Umar masuk Rumah Sakit
44
Uneg-uneg Shofiyah
45
Memberi Kerja Kembaran Suami
46
Karena kami Juga orangtua
47
Roda Kehidupan
48
Roda Kehidupan 2
49
Musibah
50
Roda Kehidupan 3
51
Menikah Untuk Melengkapi
52
Anak-anak Yang Soleh
53
Bekal Akhirat
54
Roda Kehidupan 4
55
Rencana Perjodohan
56
Roda Kehidupan 5
57
Roda Kehiuspan 6
58
Yayasan Ar Rum
59
Niat Mulia
60
Roda Kehidupan 7
61
Roda Kehidupan 8
62
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!