Bad Girl Meet Karma

Bad Girl Meet Karma

1 | Ketika karma menimpa.

Dirinya seakan tak tahu lagi ingin pergi kemana. Rumahnya disita, ayahnya entah hilang kemana.

Yang ia miliki hanyalah pakaiannya yang terlipat rapi didalam koper yang ditenteng nya.

Dan juga ponsel yang selama ini selalu membantunya untuk melewati hari demi hari.

Kalian pasti bingung kan dengan semua ini?

Ayo kita kembali ke beberapa jam yang lalu....

Seorang cewek yang tengah merapikan poninya kini melihat ponselnya yang bergetar diatas nakas.

Sahabatnya Giselle, ternyata mengirimkan pesan terhadapnya.

^^^Giselle^^^

^^^Eh kambing bunting, lo dimana? Kita ada kelas pagi woy!^^^

Catherine

Ya sabar , nih juga gue mau keluar rumah.

^^^Giselle^^^

^^^Lo belom berangkat?! Gila nih anak.^^^

Catherine

Santai, tenang aja kalo sama gue mah. Gue gak takut dimarahin dosen gak kayak lo.

^^^Giselle^^^

^^^Terserah lo dah bi, pokoknya lo cepetan dateng gih.^^^

Catherine

Iye-iye, bawel amat.

Catherine kemudian meraih tas dan kunci mobilnya, kemudian menuruni tangga dan pamit kepada papanya. "Pah, Cathie pergi dulu yah!"

"Gak sarapan dulu?" tanya Papanya sambil menyesal kopi di pagi hari.

"Gak usah pah, udah mau telat," jawab Catherine sambil memakai sepatunya. 'Bukannya mau telat, ini mah udah telat banget.' sambungnya dalam hati terkekeh.

"Yaudah, kalo gitu hati-hati nak."

"Iya pah, yaudah Cathie pergi sekarang!" Catherine kemudian berlari menuju mobilnya setelah itu melajukannya untuk sampai ke kampus.

...°°°...

Sesampainya Catherine di kampus, ia memarkirkan mobilnya.

Tapi ini adalah hal sepele baginya, sudah hampir setiap hari ia masuk ke kampus dengan cara seperti ini.

Saat berbuat menuju ke kelasnya, Catherine merasa perutnya keroncongan, ia berniat mengunjungi kantin sejenak untuk mengisi perutnya. Setelah itu baru masuk ke kelas.

Ia menuju ke warung bi Idah, warung yang menjual mie ayam.

"Bi, mie ayam nya satu. Sama teh hangat," Catherine kemudian duduk di meja makan dikantin itu.

"Oke non!"

Sembari menunggu, Catherine membuka aplikasi Untagram. Ia kemudian berfoto dengan mengembungkan pipinya dan tangan yang membentuk hati.

Setelah dikiranya bagus, ia kemudian memposting fotonya. Banyak komentar yang memuji dirinya yang sangat cantik dan imut. Membuat dirinya tersenyum senang.

"Ini mie ayamnya sama teh angetnya," ujar bi Idah sambil menaruh mie ayam dan teh yang tadi dipesan Catherine.

"Makasih ya bik." Catherine kemudian menyuapkan mie ayam itu kedalam mulut nya.

Saat ia tengah makan, ada seseorang yang duduk dihadapannya sambil menaruh semangkuk mie ayam yang sama seperti yang dibelinya.

"Eh, ngapain lo? Gak usah duduk dihadapan gue, pernah ngaca gak sih?" ketus Catherine.

"Ya makanlah, lo gak bisa liat?"

Catherine berusaha tak terbawa emosi, ia tak ingin emosi di pagi hari seperti ini. Cowok miskin yang dihadapannya ini, selalu membuat dirinya emosi.

Sebastian Alexander namanya.

"Ini tempat duduk gue, lo pergi sana! Gak sudi gue duduk deket cowok kismin kayak lo!"

"Sejak kapan ini jadi tempat duduk lo? Emang lo yang beli kursi ini?"

"Heh! Lo jangan macem-macem yah sama gue. Mau gue cabut beasiswa lo?!"

"Emang lo bisa?" jawab laki-laki itu tenang.

"Gak ada yang mustahil di dunia ini kalo pake uang," ujar Catherine meremehkan.

"Perlu lo inget itu semua harta bokap lo, bukan harta lo. Karma itu berlaku, cewek sombong."

"Belajar dari pengalaman sendiri yah?" Catherine tersenyum merendahkan.

"Lo gak selamanya bisa seneng terus. Hidup itu berputar, gobl*k," ucap Sebastian setelah itu langsung meninggalkan Catherine.

"Ngeselin banget sih tuh cowok! Liat aja, lo gak bakalan tenang kalo berurusan sama Catherine Angelina."

...°°°...

Catherine merasa lega setelah mengisi perutnya, ia berniat ke kamar mandi sebentar untuk memakai lipbalm nya.

Saat ia ingin masuk, ada suara perempuan yang terdengar suara sekelompok cewek yang sedang menggosipi dirinya.

Ia menghentikan langkahnya dan mendengar dari balik pintu, apa yang tengah dibicarakan para cewek itu.

"Si Catherine itu, nge sok banget gak, sih!"

"Mentang-mentang kaya, anak cowok banyak yang suka, jadi dia sok berkuasa gitu,"

"Alah cewek kayak gitu hobinya nyodorin badan, makanya banyak anak cowok suka,"

"Mungkin udah dicicip semua kali yah semua anak cowok di kampus kita ahhaha!"

Brak!!

"Aduh, kayaknya ada cewek yang iri nih sama idola kampus," ujar Catherine sambil bersender dan memainkan rambutnya.

"Ca-catherine," seketika mereka semua jadi gugup.

"Kalian denger ya, cowok suka sama gue karena gue cewek kelas atas. Perawatan gue mahal. Gak kayak kalian, hasil skincare murahan. Kalian itu gak sebanding sama gue!" Catherine meninggikan suaranya sambil berjalan mendekati cewek-cewek itu yang tertunduk.

"Karena gue baik hati, gue bakal seolah-olah gak denger perkataan kalian. Kalo sampe gue denger kalian ngomongin gue dibelakang gue," Catherine menggantungkan perkataannya dan menunjuk-nunjuk mereka. "Jangan harap hidup kalian bakal tenang dari rasa malu."

Catherine kemudian berbalik meninggalkan mereka. Dan berhenti sejenak. "Oh iya, kalo kalian mau ngomongin gue tuh didepan jangan dibelakang. Gue bakal terima dengan senang hati."

Catherine menyudahi perkataannya dengan senyum manis.

Senyum manis yang memiliki jutaan arti licik didalamnya.

...°°°...

"Rin, tungguin!"

"Cepetan dong Sel!"

Setelah kelas mereka selesai, Catherine dan Giselle akan pergi ke mall untuk menonton film horror yang ditunggu-tunggu mereka telah tayang.

Mereka pergi kesana menggunakan mobil Catherine, setelah sampai mereka pun langsung masuk ke mall itu.

"Bioskop nya di lantai empat kan?" tanya Giselle.

"Iya," jawab Catherine malas. "Udah berapa kali kita kesini tapi lo gak pernah inget dimana bioskopnya."

"Hehe," Giselle hanya nyengir lebar. "Ya kan gue pelupa, jadi harap maklum."

"Yaudah, kuylah kita pesen dulu tiketnya abis tuh makan. Filmnya mulai sejam lagi kan?"

"Iya. Yodah yuk!" Mereka pun menaiki lift yang ada di mall itu menuju ke lantai empat, setelah itu pergi ke bioskop untuk memesan tiket, lalu pergi ke sebuah restoran untuk mengisi perut.

Mereka memasuki restoran sushi, dan duduk di kursi yang kosong, dan melihat menu yang ada disana.

"Rin, lo kenapa sih kayak benci banget sama Sebastian?" tanya Giselle sambil melihat-lihat menu.

"Maksudnya?" Catherine berbalik tanya.

"Ya lo kan sering ngomongin dia yang nggak bener tentang dia Rin sama orang."

"Sel, dia tuh gak sebaik yang lo kira."

"Darimana lo tau?" pertanyaan Giselle seakan-akan membuat skakmat untuknya.

"Yah.. gue tau aja, cowok kayak dia tuh gimana."

"Lagian, tuh cowok miskin juga. Apa bagusnya?" lanjutnya.

"Rin denger deh, gue mau ngomong sesuatu sama lo,"

"Ap--"

"Pesanannya mbak?"

Catherine dan Giselle menoleh kearah pelayan restoran tersebut. Giselle sedikit terkejut ada Sebastian disini.

Sementara Catherine biasa saja. "Eh, lo kerja disini rupanya? Perasaan gue lo kerja di arah sana deh jadi tukang cuci mobil," sindir Catherine.

Sebastian tidak menghiraukan. "Pesanannya mbak?"

"Hm, apa yah? Yaudah aku pesen kentang goreng deh."

"Kami tidak menjual kentang goreng, mbak."

"Tapi gue pengennya kentang goreng gimana dong? Pembeli adalah raja kan?"

"Jaga sikap lo, kalo lo mau cari masalah disini," ucap Sebastian dingin dan penuh penekanan.

"Jadi gini pelayanan di restoran ini? Gak bagus banget, mana manajer kalian? Gue mau ngomong," Catherine mengeraskan suaranya sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Rin udah rin. Lo udah keterlaluan," bisik Giselle.

Catherine menghembuskan nafasnya pelan meremehkan. "Yaudahlah ya, mumpung gue baik hati, gue pesen sushi aja deh."

"G-gue pesen sushi juga," ucap Giselle tak enak hati.

"Mohon ditunggu." Sebastian menunduk sejenak lalu pergi.

"Rin sumpah, lo keterlaluan banget Rin,"

ujar Giselle.

"Apa sih Sel, orang gue cuma bercanda doang," jawab Catherine agak kesal.

"Itu bukan bercanda Rin, kalo misalkan tadi manajer nya beneran dateng terus Sebastian dipecat gimana?"

"Buktinya sekarang dia gak dipecat. Udah deh Sel, gak usah diperpanjangin."

Giselle menghela nafas melihat kelakuan Catherine. Padahal Catherine dulu tak seperti ini, tapi sejak saat itu. Catherine berbeda.

"Oh iya, lu tadi mau ngomong apa?" tanya Catherine.

"Hah?"

"Ck," Catherine berdecak. "Yang tadi, lu mau bilang apa?"

"Oh yang itu...."

"Iya... Giselle sayang...," ujar Catherine berusaha untuk tidak menjitak Giselle yang kadang lemot nya kumat.

"Itu.. sebenernya...," Giselle menggantungkan perkataannya.

"Apaaaa?!" Catherine berusaha menahan.

"Gue lesbi Rin."

Pletak!

"Aduh sakit Rin!" gaduh Giselle sambil mengusap dahinya yang dijitak Catherine.

"Makanya yang serius."

"Iya, iya. Sebenarnya gue suka sama Sebastian."

Hening.

Catherine hanya menatap wajah Giselle tanpa reaksi apa-apa.

"Rin?" Giselle melambai-lambai kan tangannya didepan muka Catherine.

Plak!

"ADUH SAKIT B*GO!!" teriak Catherine membuat seluruh perhatian menuju kearahnya.

"Biasa aja kali Rin, malu tau diliat orang!"

"Ya lo sih, ngapain pake nampar-nampar gue!"

"Habis nya lo gak ada reaksi sih."

"Gue tuh butuh mencerna kata-kata lo itu Sel, tapi beneran? Lo suka sama cowok miskin itu?"

"Emang kenapa sih kalo dia miskin?"

"Giselle, punya cowok miskin itu susah. Lo gak bisa jalan-jalan, dia gak bisa ngasih lo hadiah, dia gak bisa ngajak lo ke mall karena dia gak ada duit!"

"Gue saranin lo ilangin semua rasa suka lo, masih banyak cowok yang mau sama lo Sel!"

"Ih lo kok gitu sih Rin, bukannya ngedukung juga," Giselle cemberut.

"Tapi kalo lo tetep nekat gue juga gak bisa apa-apa. Mau lo perjuangin atau gak terserah. Asalkan lo bahagia, gue juga bahagia Sel, sebagai sahabat lo."

"Makasih ya Rin, lo memang sahabat terbaik deh!" Giselle berdiri lalu memeluk Catherine.

"Apa sih." Catherine terkekeh kemudian membalas pelukan sahabatnya itu.

...°°°...

Catherine memakirkan mobilnya di garasi rumahnya, ia mematikan mobilnya dan memikirkan perkataan Giselle tadi.

Mengetahui bahwa Giselle menyukai cowok itu membuat ia kepikiran.

"Udah, dia itu cuman masa lalu. Gak perlu dipikirin lagi!" ujarnya dalam hati.

Ia kemudian membuka pintu mobil nya lalu menutupnya kembali, setelah itu melangkahkan kakinya ke dalam rumah.

Tapi sebelum itu, ia melihat banyak barang dan ada koper di teras rumah nya.

Ada beberapa orang berpakaian rapi didepan pintu, ia kemudian menghampiri.

"Permisi, ini kenapa rumah saya ada koper disini?"

"Maaf nona, ayah anda, pemilik rumah ini. Tidak dapat membayar hutang, jadi kami pihak bank menyita rumah ini."

Mata Catherine membelalak, apa-apaan ini?!

"Di-disita pak?!"

"Iya nona."

"K-kalau begitu, dimana papa saya sekarang?"

"Karena perusahaannya telah bangkrut, Tuan Harry sudah pindah ke kota lain tadi siang."

A-apa yang baru saja terjadi? Hal ini berlalu dengan cepat.

Catherine terduduk, bagaimana ini? Dirinya hanya memiliki sedikit uang saku, bagaimana akan membiayai biaya makan nya, bahkan rumahnya telah disita, akan tinggal dimana dia?

Uang sakunya tidak cukup membayar membayar satu kamar hotel untuk satu malam, karena telah ia pakai untuk membeli barang-barang saat ia dan Giselle pergi ke mall tadi.

Ia hanya memiliki papanya, dan sekarang papanya meninggalkannya begitu saja.

Jika ingin menginap di rumah Giselle, harus berapa lama dia disana? Dia tidak mungkin terus menerus merepotkan Giselle.

Bagaimana biaya hidup hari-harinya jika dirinya saja tidak bekerja?

"Maaf nona, cepatlah nona membawa barang-barang nona, karena rumah ini telah disita."

Catherine pun berdiri. "Ya pak."

"Oh dan satu lagi nona. Mobil anda juga kami sita."

Catherine mengangguk lemah, kemudian mengambil koper yang berisi pakaiannya.

Setelah itu pergi dari rumah yang telah menjadi tempatnya tumbuh selama 16 tahun ini.

Tes.. Tes..Tes..

Suara air dari langit membasahi telapak tangan Catherine, ia menatap keatas.

"Apa ini yang namanya karma, Tuhan?" ujarnya. "Hiks... hikss.."

Catherine Pov

Gue harus gimana sekarang?

Apa gue bakal hidup luntang-lantung kayak gini?

Kenapa papa tega ninggalin gue kayak gitu? Apa papa udah gak sayang sama gue?

Apa ini karma? Karma karena gue sering ngomongin harta gue? Atau karna gue suka ngatain orang miskin?

"Perlu lo inget, itu semua harta bokap lo, bukan harta lo. Karma itu berlaku, cewek sombong."

"Lo gak selamanya bisa hidup seneng. Hidup itu berputar, gobl*k."

Kata-kata itu terngiang-ngiang di kepala gue, sekarang gue gak punya apa-apa lagi.

Gue gak tau kemana arah tujuan gue, jadi yang bisa gue lakuin cuma meratapi nasib dibawah guyuran hujan yang mendukung suasana hati.

Catherine Pov End

Air hujan terus menetes dari kepala hingga ujung kakinya, hingga beberapa saat ia merasakan hujan tidak menetes ke kepalanya lagi.

Catherine membuka matanya dan mendongak keatas. Ia melihat ada seseorang yang menaruh payung di atas kepalanya.

Ia kemudian melihat siapa orang itu.

Catherine langsung memalingkan wajahnya begitu ia melihat siapa seseorang itu.

"N-ngapain lo disini?" ketus Catherine berusaha untuk menutupi kesedihannya.

"Jengukin cewek yang lagi kena karma," ujar cowok itu dengan tenang.

Bugh!

"Dasar cowok brengsek! Puas lo liat gue kayak gini sekarang?! Puas lo?!" Catherine memukul dada cowok itu. Menumpahkan segala kesedihannya dan kekesalannya.

"Puas kan lo, liat cewek yang lo benci kena karma?! Puas kan lo liat gue kayak gini?! Puas kan lo... hiks...." Catherine terisak di dada Sebastian sembari setia memukuli dada cowok itu.

Sebastian setia menjadi lampiasan kesedihan dan kekesalan gadis itu. Ia menangkup pipi kiri Catherine dengan tangan kanannya dan mendongakkan wajah gadis itu.

Catherine membuka matanya yang sembab karena merasakan tangan cowok itu menangkup pipinya lembut.

Sebastian menatap dalam cewek itu, Catherine pun membalas tatapan cowok itu.

"Gue gak mungkin puas liat lo menderita. Gue bakal berusaha ngebantu lo ngelewatin karma lo. Karena lo, pernah jadi orang yang berarti bagi gue."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Terimakasih telah meluangkan waktu kalian untuk membaca cerita ini. Kalo suka jangan lupa like yah biar aku semangat updatenya.

Semoga hari kalian menyenangkan!

Sekian, terimakasih <3

Terpopuler

Comments

Evianna@03

Evianna@03

hai Thor q muncul nih ke cerita author

maaf lama hehehe

2021-04-29

0

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

hadir😍

2020-12-29

0

Noejan

Noejan

Like dari sini 🖐

2020-12-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!