5 | Si Bule Pacarnya Gavin

Kenapa jadi begini situasinya sekarang? Kayak lagi reunian sama sahabat secara tiba-tiba, tapi dengan keadaan yang sedikit lain.

Disaat Catherine, Takumi, Gavin, Rean yang asik mengobrol, ada dua orang yang terlihat tidak menikmati reuni ini.

"Kalian semua masih jomblo apa udah ada yang taken nih?" seru Gavin membuka percakapan.

Catherine, Takumi, Rean, menjawab "Jomblo."

"Pfft! Ngenes banget **** haha!"

"Biarin jomblo, yang penting kita hepi," jawab Catherine.

"Bener tuh, gak selamanya jomblo itu ngenes kali!" sahut Takumi menyetujui perkataan Catherine.

"Lex, Sel, kok kalian diem aja sih?" tanya Gavin.

Catherine juga ikut bertanya. "Iya kok lo diem aja sih, Sel? Gak kayak biasa-biasa nya,"

"Kalo Alex mah memang irit ngomong, nah kalo lo Sel, gak biasa-biasa nya," ucap Takumi.

Giselle langsung sontak tersadar dari pikirannya. "Eh, sori-sori. Gue gak fokus,"

"Lo kenapa sih, Sel? Naber?"

"Matamu naber!!"

Catherine tertawa. "Nah gitu dong, jangan diem aja. Sifat cewek pendiem tuh gak cocok sama lo!"

"Kayak lo cocok aja," sahut Takumi.

"Diem lo, dasar wibu bau bawang," sindir Catherine.

"Eh asal lo tau yah, kami para kaum wibu, walaupun bau bawang, tapi otak kami lebih maju daripada manusia-manusia normal kayak kalian!"

"Halah, yang namanya bau bawang yang tetep bau bawang,"

"Apa lo bilang?!"

"Udah-udah astaga kalian berdua, gak berubah sama sekali! Udah gede juga, masih aja berantem," ujar Gavin menasihati Catherine dan Takumi yang ribut, dari dulu kedua manusia ini memang selalu bertengkar.

"Diem lo dasar cowok perusak hidup cewek!" teriak Catherine dan Takumi bersamaan.

'Apa salah dan dosaku sayang?' batin Gavin yang terdzolimi padahal ia berusaha menasihati.

"Udah udah, malu diliat orang ih," ucap Giselle.

"Tau nih, berantem aja kerjaannya," sahut Gavin.

"Vin, lo beneran udah tobat nih? Gak jadi pakboy lagi? Gak percaya gue," ujar Giselle sambil tertawa meremehkan.

"Ya iyalah, lu pada kayak gak percayaan banget sama gue,"

"Kenapa lu tobat? Kemakan pelet apa lu?" ucap Catherine membuat mereka semua tertawa kecuali Sebastian.

"Nah ini kalian tuh suka gini, suka suudzon sama gue."

"Siapa yang suudzon, orang gue cuman nanya, ya gak?"

"Iye-iye terserah lu aja lah," jawab Gavin pasrah, karena kalau adu debat, sudah pasti Catherine yang menang.

"My honey sweety baby darling!!"

Sosok perempuan beriris biru dan mempunyai rambut pirang itu langsung menghampiri pacarnya begitu ia melihatnya lalu memeluknya.

Sontak mereka semua langsung mengarah kearah Gavin.

"Oh, pantes aja tobat, orang dia dapet bule toh!" ujar Giselle dengan suara bervolume besar.

Mereka semua langsung tertawa dengan keras, yah kecuali Sebastian. Laki-laki itu hanya diam, entah apa yang membuatnya seperti itu.

"Kok kamu tahu aku disini sih?" ujar Gavin pada pacar bule nya dengan perasaan malu.

"Because aku always know dimana kamu. Kan kita one heart." jawab gadis bule bernama Sarah itu sambil merangkul manja pacarnya.

"Mbak, bahasa Indonesia nya dibenerin dulu atuh."

"My honey baby, dia siapa sih? Kok kayak cewek chili-chili an." ucap Sarah sedikit tidak suka dengan Catherine.

Entah kenapa Catherine sedikit jengkel. "Mbak, cabe-cabe an bukan chili-chili an."

"Aku gak ask tuh."

"Vin, gue tonjok cewek lo boleh?"

Giselle langsung tertawa geli, sumpah ia tak tahan. "Aduh sori, gue mau ke toilet. Gak tahan banget gue,"

Setelah itu Giselle langsung mengicir pergi ke kamar mandi yang ada dikafe itu.

"Gak boleh gitu dong, nek. Masa baru ketemu sama pacar orang langsung main tonjok aja." ucap Takumi memanggil Catherine dengan sebutan 'nek', karena menurutnya Catherine cocok menjadi nenek. Ya nenek gayung.

"Iya deh iya, Catherine kan cewek berhati lembut, gak boleh main tonjok-tonjok anak orang." Catherine memuji diri sendiri dengan pede nya.

"Berisik anj*ng. Jadi cewek kecentilan banget!" akhirnya Sebastian bersuara, tapi sekali bersuara langsung menyelekit.

"Sirik aja lo!" jawab Catherine sewot dengan pandangan tak suka. Perkataan Sebastian begitu menusuk dihatinya.

Padahal tadi ia hanya bercanda untuk mencairkan suasana, tapi kenapa dia malah berbicara seperti itu?

"Lagian kalo lo gak mau berisik sana di kuburan!"

"Udah sih, masa sama mantan sendiri berantem mulu. Lupain aja masa lalu,"

"Vin!" bisik Takumi sambil menyikut Gavin disebelahnya. Gavin pun langsung tersadar dengan apa yang ia katakan tadi.

"S-sori, Rin. Bukan itu maksud gue," ujar Gavin menyesal.

Catherine langsung berdiri dan menatap Gavin dengan tatapan marah, tapi terlihat ada kesedihan ditatapan itu. "Asal lo tau ya Vin, gak semua hal bisa lo bercandain."

Setelah mengucapkan itu, Catherine langsung berjalan cepat meninggalkan tempat itu.

Ia sangat benci kalau sudah mengungkit-ungkit masa lalu. Ia tak ingin mengingat kejadian menyedihkan itu lagi.

Akhir-akhir ini memang ia berusaha untuk menghilangkan kebenciannya terhadap Sebastian karena laki-laki itu sudah mau membantunya disaat ia tengah kesusahan.

Ia kira sifat laki-laki itu sudah berubah,

tapi nyatanya tidak, sifat laki-laki itu memang tidak berubah dari dulu, perkataan dan perlakuannya selalu menusuk dan menyakiti hatinya.

"Rin, tunggu dulu, Rin!"

Catherine tidak menghiraukan Takumi yang tengah memanggilnya, ia tahu kalau Gavin tidak sengaja.

Tapi untuk sekarang ia butuh waktu sendirian di suatu tempat.

"Lo kenapa sih, Lex?! Kalo lo lagi ada masalah, jangan lampiasin emosi lo sama Catherine! Lo ngotak gak sih?!"

Sebastian hanya diam tak menghiraukan Takumi yang tengah berteriak kepadanya.

"Gak cukup lo nyakitin Catherine dulu?! Dia itu manusia Lex! Bukan tempat pelampiasan!" Takumi kembali melampiaskan kemarahannya karena tak terima sahabatnya selalu disakiti seperti tadi.

"Dan lo juga Vin! Kalo ngomong tuh dipikir dulu jangan asal ceplas-ceplos aja!"

Takumi seakan tak peduli bahwa dirinya tengah diperhatikan banyak orang, ia hanya ingin menumpahkan segala kekesalannya.

"Punya temen kayak sampah! Jijik gue!" maki Takumi, semua yang ada dimeja itu hanya diam.

Ia kemudian beranjak dari duduknya kemudian pergi karena muak dengan keadaan ini.

Sebastian hanya menatap ke arah jendela tanpa ada rasa bersalah di wajahnya.

"Eh, Takumi tadi kenapa teriak-teriak? Terus Catherine kemana?" tanya Giselle yang baru saja selesai memenuhi panggilan alamnya.

"Catherine tadi--"

"Cewek chili-chili an tadi pergi because she said ada urusan. Sedangkan Japanese boy tadi teriak-teriak because my baby honey gak sengaja numpahin coffe di his clothes." Sarah langsung memotong perkataan Rean yang hendak menjelaskan.

"Tapi kok perasaan gue tadi Takumi teriak-teriakin nama Catherine yah?" Giselle mengingat-ingat.

"Mungkin just your imangination,"

"Oh yaudah deh, karena Catherine udah balik, gue cabut dulu yak! Bye!"

Setelah beranjak dari sana, Giselle pun bergumam dalam hati 'Ada yang mereka sembunyiin dari gue.'

...°°°...

Catherine duduk dibangku taman untuk menenangkan pikirannya sejenak. Ia menjadi malas untuk balik ke rumah itu.

Karena ia pasti akan melihat wajah menyebalkan laki-laki itu. Memikirkannya membuat dirinya menjadi badmood.

Ia kemudian membuka akun sosial medianya, berharap bisa menghibur dirinya.

Nyatanya, ia makin bertambah kesal. Banyak sekali komentar hujatan di foto selfienya, membuatnya ingin membanting ponselnya tersebut.

Tapi ia berusaha untuk menahannya, kalau ia membanting ponselnya, darimana ia akan mendapatkan uang untuk membeli yang baru?

Itulah masalahnya.

Kalau keadaan masih seperti dulu tidak apa, ia bisa meminta ayahnya untuk membelikan yang baru.

Ah, sepertinya ia tahu apa yang harus ia lakukan. Catherine membuka aplikasi gegloo untuk dan mengetik sesuatu.

Lowongan pekerjaan__

Setelah dapat ia kemudian membuka salah satu situs.

"Ayo kita liat, ada lowongan kerja apa aja..." gumamnya.

Ia kemudian melihat-lihat lowongan pekerjaan disitus tersebut sambil terus menscroll kebawah.

Saat ia asik menscroll kebawah, ada satu jenis pekerjaan yang langsung membuatnya berdumel. "Gak bener ini, masa disuruh jadi pel*c*r. Gila aja!"

Lalu dia kembali menscroll kebawah karena tidak menemukan pekerjaan yang cocok untuknya.

Selang beberapa saat ia kemudian menemukan pekerjaan yang menurutnya cocok untuknya.

"Jadi kasir di minimarket? Boleh juga nih. Gak capek-capek amat." Ia kemudian mencari alamat minimarket itu.

Setelah menemukannya, ternyata alamatnya tak jauh dari sini, hari juga masih siang, jadi Catherine memutuskan untuk pergi ke minimarket itu.

"Kuy kita jalani gaya hidup baru!" ujarnya memberi semangat pada diri sendiri.

Tentu saja ia pergi dengan transportasi andalan nya.

Ya, kaki.

...°°°...

Setelah sampai ditujuan, ia memasuki minimarket yang ia lihat tadi. Ia bertanya pada salah satu pegawai yang berkerja ditempat ini,  dan bertanya apakah benar minimarket ini sedang mencari pegawai baru.

Pegawai itu pun menjawab ya, dan mengantarkan Catherine keruangan bos nya untuk di interview.

Saat sampai ditempatnya, Catherine pun menghirup nafas pelan kemudian ia membuka pintu ruangan tersebut.

"Permisi, saya ingin melamar pekerjaan,"  ucapnya sopan.

Terdapat ada seorang wanita dengan wajah yang terlihat garang langsung menatap ke arahnya.

Catherine meneguk ludah. Jangan sampai calon bos nya ini mempunyai sifat menyebalkan.

Ia bukannya takut karena akan dimarahi, tapi takut tak bisa menahan emosinya dan berakhir memukul wajah calon bosnya tersebut.

Tatapan mengintimidasi tertuju pada Catherine, tetapi beberapa saat kemudian tatapan itu langsung berubah.

"Ya ampun manis banget! Ayo sini dek, tadi adek mau apa?" seketika wanita tadi langsung dengan ramah menyuruh Catherine mendekatinya.

Catherine pun duduk dikursi yang tersedia didepan wanita tersebut. "Saya mau melamar--"

"Adek mau melamar jadi adek ipar kakak?! Boleh dong pastinya!"

'Dengerin gue ngomong dulu kek,'

"Bukan, saya mau melamar kerja disini. Soalnya saya tadi liat di internet, katanya minimarket ini lagi cari pegawai,"

"Oh mau melamar kerja, bilang dari awal atuh!"

'Kok kesel yah?'

"Iya kak, hehe," Catherine memaksakan tersenyum dan tertawa.

"Hmm," wanita itu tampak berpikir. "Kamu diterima!"

Catherine sontak kaget. "Hah? Gak di interview atau semacamnya dulu kak?"

"Gak, lagian buat apa interview, buang-buang waktu aja."

"Makasih banget kak! Jadi, kalo boleh tau, kapan saya bisa mulai kerjanya?"

"Asalkan kamu ada waktu, kamu bisa datang kesini. Mau besok atau lusa atau lusanya lagi atau lusanya lagi juga boleh kok! Dan, inget yah nama kakak itu ViolettaRoselineEdelweissIncana. Inget yah," ujar Violetta dengan cepat.

"Baik kak, pasti bakal saya inget. Kalau begitu saya pamit pulang dulu ya kak!"

"Oke, hati-hati dijalan yah adek manis!"

Catherine kemudian keluar dari ruangan dan minimarket tersebut. Kemudian berjalan-jalan santai menikmati cuaca sore.

"Gila, bisa kerja tanpa interview. Beruntung banget guenya haha!" gumam Catherine sambil mengingat-ingat kejadian tadi.

"Btw, nama tuh kakak siapa yah? Panjang banget." saat Catherine sibuk mengingat-ingat nama bos tempat ia bekerja, ia merasakan bahwa ponselnya bergetar didalam sakunya.

I've been all night

I've been all day

And boy got me walking side to side!

"Siapa sih?" ujar Catherine kemudian mengambil ponsel dari dalam sakunya, kemudian melihat siapa yang menelepon.

Catherine memutar bola matanya malas begitu ia melihat siapa nama penelepon tersebut.

Ia kemudian menolak panggilan tersebut, tapi beberapa saat kemudian, orang itu menelepon lagi.

Dan Catherine juga menolak panggilan itu lagi. Setelah dirasa orang itu tidak menelepon lagi, ia kemudian menaruh kembali ponselnya di sakunya.

Selang beberapa saat lagi, ponselnya bergetar, bukan menandakan ada panggilan masuk melainkan pesan masuk.

Catherine mendengus kesal kemudian mengambil kembali ponsel dari sakunya, kemudian melihat satu pesan yang belum terbaca.

^^^Sebastian Alexander^^^

^^^Pulang, atau lo tidur diluar.^^^

Apa laki-laki brengsek ini baru saja mengancamnya? Mentang-mentang ia tak ada tempat tinggal sekarang, laki-laki itu malah seenaknya mengancam nya?

Ingin rasanya Catherine protes dan memaki laki-laki itu, tapi ia cukup sadar bahwa dirinya hanya menumpang.

Jadi ia tak ingin mempermasalahkannya dan langsung menuju kerumah. Daripada ia tidur diluar?

Ada banyak nyamuk, udaranya dingin, dan lebih buruknya lagi bagaimana jika dirinya diculik?

Memikirkannya saja membuat Catherine ogah-ogahan.

...°°°...

"Gue pulang," ujar Catherine setelah memasuki rumah dengan menggunakan kunci duplikat yang laki-laki itu berikan padanya.

Dilihatnya Sebastian yang tengah duduk santai sambil menonton televisi di sofa, kemudian ia menaruh sebungkus plastik berisi bakso yang ia sempat beli tadi.

"Buat lo,"

Setelah mengatakan hal itu, Catherine pun berniat menuju keatas untuk ke kamarnya dan beristirahat, tapi suara Sebastian menginterupsi.

"Cewek tuh bahaya kalo pulang malem,"

Catherine terhenti sejenak, kemudian berkata, "Gue tau,"

"Kalo tau kenapa masih dilakuin?" ujar Sebastian dengan nada arogan dan ketus.

Catherine kemudian membalikkan badannya, "Kan rata-rata cewek kecentilan itu pulangnya malem," jawab nya sambil tersenyum.

Sebastian seakan-akan tidak bisa membalas perkataan gadis itu, dan ia hanya diam.

"Udah gak ada yang mau diomongin lagi kan? Kalo gitu selamat malam." ujarnya dengan menekankan kata selamat malam kemudian menaiki tangga dan masuk ke kamarnya.

Sebastian hanya bisa menatap punggung gadis itu dengan pandangan yang misterius yang hanya Tuhan dan laki-laki itu yang tahu artinya.

Terpopuler

Comments

✹⃝⃝⃝s̊S Good Day

✹⃝⃝⃝s̊S Good Day

Jejakku udah sampai sini thor.
Aku like, Love dan Rate juga

2020-11-04

0

auristela

auristela

aq like ampe sini dl ya kak... tar mampir lagi....
semangat selalu kak..
semoga bisa saling support sesama penulis....

2020-10-27

0

Ika Puspadewi

Ika Puspadewi

semangat 🥳🥳🥳

2020-10-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!