Terjerat Cinta Antara Kakak & Adik
Suara kokokan ayam terdengar melengking di telinga, sinar mentari pagi menerobos masuk ke sela-sela jendela kamarku, memberi rasa hangat, membuat mataku terbuka perlahan dari tidur pulasku.
Hari ini hari Minggu, biasanya pada hari Minggu aku memang sengaja membiarkan Matahari bangun lebih dulu menyapaku.
Tok..Tok..Tok..
"Icha bangun nak, sudah pagi." Terdengar suara ibuku dari balik pintu kamar sembari mengetuk pintu.
"Iya Bu, ngumpulin nyawa dulu sebentar." Itu selalu jadi jawaban andalanku ketika aku masih mager di kasur.
Ya, aku lah Alyssa, Alyssa Cahaya. Tapi selalu di panggil Icha oleh orang-orang terdekatku.
Alyssa Cahaya
Membuka akun media sosial milikku, sudah pasti menjadi rutinitas ku dalam mengawali hari, Tapi bukankah hampir semua kaum Milenial melakukan hal yang sama ?
Saat sedang asik memainkan layar datar masa kiniku, tiba-tiba..
Drrtt.. Drrrtt...
Ponselku bergetar menandakan panggilan masuk dengan menampilkan kata "Love" pada layar datar itu.
"Halo" Sambutku dengan semangat.
"Halo sayang" Sahut seseorang dari balik ponsel.
Ya dia adalah Rendi, Rendi Angkasa, lelaki tampan yang sudah hampir setahun menjadi pacarku.
"Jangan lupa ya, hari ini kamu ke rumahku, nanti aku kabarin kalau sudah mau otw." Ucapnya tanpa basa basi.
"Iya deh, nanti kabarin aja kalau mau otw." Sahutku sembari memutarkan bola mataku.
"Oke sayang, ya udah, see you."
Tutt.. tutt..
Ya begitu lah Rendi, lelaki yang agak cuek tanpa suka terlalu berbasa basi walau itu denganku pacarnya sendiri. Dia selalu to the point, kadang aku pun suka kesal saking terlalu hematnya kata-kata yang dia ucapkan di antara perbincangan kami.
Rendiku memang lah lelaki yang Tampan, dia memiliki alis dan bulu mata yang cukup tebal, tatapan matanya tajam seperti elang, dan badannya pun tinggi proporsional. Dia lelaki yang selalu ada untukku dengan caranya yang berbeda selama tiga tahun. Sejak dari awal mengenalnya, kemudian dekat, hingga pacaran sudah hampir setahun, memang tak pernah dia mengecewakanku kecuali memang sikap cuek nya itu saja, tapi selalu bisa ku andalkan. Ah Rendiku..
Rendi Angkasa
Ku putuskan untuk langsung mandi agar tidak keteteran saat Rendi menjemput nanti, karena lelaki cuek itu selalu komplen kalau melihatku belum siap ketika dia sudah datang, terlebih aku sadar jika diriku ini memang agak lelet hehehe..
"Bu, hari ini Icha di ajak ke rumah Rendi, boleh kan? Karena sedang ada acara di rumahnya." Ucapku pada ibu meminta izin ketika selesai mandi.
"Oh, ada acara apa memangnya? Ibu kok gak di undang sih?" Tanya ibuku sambil memasang muka meledek.
Sesantai itu lah sikap ibuku, mencerminkan ibu milenial masa kini bukan? hehehe...
"Itu loh bu, adiknya Rendi yang kuliah di Jogja baru saja wisuda, jadi keluarganya membuat acara syukuran gitu di rumahnya." Jawabku sambil mencomoti makanan yang di hidangkan ibu di atas meja.
"Sekalian menyambut kepulangan adiknya itu setelah setahun lebih gak pulang ke rumahnya." Sambungku sambil berjalan kembali menuju kamarku.
Drrtt.. Drrrtt..
Ponselku kembali bergetar dengan menampilkan nama yang sama yaitu "Love"
"Halo sayang" Jawabku dengan nada agak sedikit manja sambil tangan satunya sibuk memilih-milih baju yang akan aku kenakan ke rumah calon mertua.
"Sayang aku mau otw, inget ya, ketika aku sampai kamu harus sudah siap dan jangan ada embel-embel dandan lagi, aku gak mau kita kelamaan."
Begitu lah Rendi yang selalu mengingatkanku agar tak membuatnya menunggu lagi, karena semenjak tempo hari aku pernah membuatnya menunggu aku yang masih berdandan dan itu benar-benar sangat lama.
"Emmm iya loh iya." Kujawab sambil memutarkan bola mataku lagi.
Sudah ku putuskan untuk memakai Long Dress dengan lengan se siku, berbahan brukat semi formal namun tetap terkesan santai, baju yang pas dipakai di acara itu, pikirku.
Ku Curly rambutku dan kubiarkan terurai, ku pakai make up namun tidak terlalu tebal dengan lipstick berwarna Nude yang tidak terlalu mencolok.
"Perfect!!" Kataku sambil tersenyum memandangi pantulan diri yang ada di cermin.
Kuputar tubuhku sekali lagi di depan cermin, memastikan tidak ada yang salah dengan dress yang ku kenakan saat itu.
5 Menit kemudian...
Tin..Tin..
Suara klakson mobil yang sudah bisa kutebak itu siapa.
"Assalamualaikum" Terdengar suara lelaki familiar memberi salam di depan pintu yang memang sudah terbuka.
"Waalaikumsalam. Masuk Ren!" Terdengar suara ibu menyambut Rendi di ruang tamu.
"Hehe iya bu, Icha nya sudah siap kan bu?" Ku dengar Rendi bertanya pada ibuku, dan aku pun langsung keluar dari kamar dan menemui Rendi bahkan sebelum ibuku menjawab pertanyaannya.
"Icha pergi dulu ya bu" Pamitku sambil menyalami tangan ibuku, dan di ikuti pula dengan Rendi yang menyalami ibuku dengan takzim.
"Pamit dulu ya Bu, bawa Icha ke rumah" Ucap Rendi sambil berjalan pelan menuju mobil.
"Iya hati-hati, jangan pulang terlalu malam ya, salam juga sama calon besan ibu hehehe." Jawab ibu sambil tersenyum ramah penuh candaan.
"Hehehe iya Bu, beres kalau soal itu." Jawab Rendi dengan tertawa kecil
Ya begitu lah Rendi yang sudah cukup dekat dengan ibuku, karena mulai dari sebelum berpacaran denganku pun sudah beberapa kali dia main ke rumahku.
Mobil pun mulai melaju keluar dari Gang rumah ku, sejak awal masuk mobil hingga sekitar 10 menit perjalanan dia masih fokus mengemudi, hingga akhirnya ia melirikku yang juga masih membisu memandang lurus kedepan.
"Tumben" Terdengar satu kata darinya mengawali perbincangan kami di dalam mobil.
"Apanya?" Tanyaku sambil sedikit meliriknya bingung.
"Cantik!" Jawabnya singkat.
"Memang biasanya enggak cantik?" Tanyaku lagi kepadanya sambil memasang raut muka sedikit jengkel.
"Kalau biasanya B aja sih" Jawabnya yang masih fokus menatap lurus kedepan, tapi sembari tersenyum kecil meledek, dan itu membuatku gemas karena dia terlihat cool dan ganteng berkali lipat saat ekspresinya begitu, sekaligus tentu saja aku jengkel dengan jawabannya.
Perjalanan ke rumahnya sekitar 45 menit dari rumahku jika tidak dalam keadaan macet, dan kebetulan saat ini jalanan emang agak sedikit lengang, membuat kami tidak lebih berlama-lama menghabiskan waktu di jalan. Rumahnya yang terletak di tengah kota memang sedikit agak jauh jika ke rumahku yang letaknya sedikit agak dipinggiran kota hehehe.
Demi membunuh waktu dan keheningan yang sejak tadi sudah tercipta, Rendi memilih memutar lagu-lagu dari penyanyi "TULUS" di mobilnya. Tidak ada perbincangan yang berarti selama dalam perjalanan hingga pada akhirnya mobil telah berhenti tepat di depan rumah Rendi.
Dag-dig-dug...
Jantungku berdebar seketika membayangkan akan lebih banyak saudara dan keluarga Rendi yg pasti berkumpul semuanya disana. Membayangkan bagaimana kikuknya aku nanti di tengah-tengah keluarga besar Rendi.
Kutarik nafas panjang lalu membuang nya secara perlahan demi menenangkan diriku yang mendadak seperti demam panggung ini.
"Ya Allah semoga tidak berakhir buruk." Doaku dalam hati.
Aku keluar dari mobil dengan sambil menarik nafas dan membuangnya sekali lagi.
Bersambung...
Terimakasih sudah membaca, jangan lupa Like, coment, dan vote ya untuk mendukung Author menciptakan cerita yang lebih baik** :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
sakura09
alurnya seru bgt...sampe jingkrak"sendiri....keren
2023-05-22
0
Faridah Usman
aasyeek...
2022-05-16
0
Rizky
Mampirrr
2022-01-16
0