Touched
KRRINNGG KRRINNGG KRRINNGG (suara alarm berbunyi)
Pelan-pelan Elena membuka matanya. Dia bangun sambil membiarkan alarmnya tetap berbunyi. Jam menunjukkan pukul 5 subuh. Kemudian Elena mematikan alarmnya.
"Jena. Ayo bangun," panggil Elena, hendak membanguni teman sekamarnya itu.
Jena mengernyit menatap Elena, kemudian menggeliat ditempat tidur sambil menggerutu "Hhmmm ... Hoaaammmm. Cepat sekali malam berganti ..."
Elena bangkit duluan dan langsung menuju dapur. Sesampainya di dapur, Elena menghela napas, "Huft ... Kenapa harus hujan sih ... "
Dibelakang Elena sudah tampak Jena juga meratapi pemandangan didepan mereka. Dapur mereka sudah dibanjiri air karena terkena hujan tadi malam saat mereka sudah tertidur. Memang atap rumah di ruang dapur bocor, mereka belum memperbaiki nya karena masih mengesampingkan masalah ini. Rumah yang mereka tinggali memang kecil dan paling murah dari rumah kontrakan lainnya. Harganya murah bukan hanya karena letaknya jauh dari kawasan ramai, juga karena banyak perabotan dan furnitur rumah ini sudah rusak.
Elena dan Jena merupakan teman dekat sejak dikampung halaman. Mereka satu sekolah dari Sekolah Dasar sampai Menengah Atas.
Elena merupakan anak yatim piatu yang pernah tinggal di panti asuhan dan diangkat oleh keluarga kaya saat dirinya di tahun akhir SMP. Namun Elena mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan oleh Ayah angkatnya. Ayah angkatnya selalu saja mencoba untuk menggoda Elena saat ia mulai beranjak dewasa. Apalagi disaat Ibu angkatnya tidak dirumah, ayahnya akan mencoba untuk mendekatinya dan berusaha menyentuh tubuh Elena terutama di bagian alat v*tal. Sudah berkali-kali dada Elena direm*s tiba-tiba dari belakang oleh ayah bejatnya itu. Selalu saja Elena terdiam kaku karena takut melawan. Tapi untungnya ayahnya tidak sampai memakai Elena, dia hanya tukang rem*as
Elena tidak pernah menceritakan kepada ibu angkatnya, karena Ibunya sangat baik dan sangat peduli terhadap Elena. Ibunya sangat sayang kepada Elena dan dianggap seperti anak kandungnya sendiri. Apalagi mereka tidak punya anak perempuan, hanya anak laki-laki yang masih berusia 13 tahun Elena sudah membayangkan betapa hancurnya perasaan ibunya bila tahu suaminya senakal itu.
Ditahun akhir SMA merupakan pukulan terberat bagi Elena karena ibu angkatnya meninggal dunia karena tumor otak ganas yang dialami ibunya. Sejak itulah Elena tinggal dirumah Jena bersama neneknya Jena. Walaupun butuh sekian drama dilalui Elena untuk lepas dari keluarga angkatnya.
Setelah itu Elena dan Jena membersihkan kekacauan yang ada. 20 menit telah berlalu. Mereka segera bersiap untuk menyiapkan sarapan.
Setelah ucapkan doa mereka langsung melahap makanan yang ada.
"Mariii makaann!"
Hari ini masih saja menu mereka nasi putih pakai tahu dan tempe digoreng. Ditambah sambal ulek. Dengan sayur Sawi hasil panen dari tanaman mereka, kadang pun tidak pakai sayur. Sudah sebulan belakangan mereka makan menu ini. Walaupun variasi menu mereka sangat sedikit, tapi mereka selalu menikmati makanan yang ada.
Beruntungnya rumah mereka ini halaman depan dan belakangnya masih ada lahan kosong yang lumayan luas, jadi mereka mempergunakannya dengan menanam tanaman seperti sayur, jahe, serai, cabai dan lainnya. Tidak banyak tapi lumayan untuk menghemat pengeluaran untuk makan.
Setelah sarapan, mereka bergegas untuk pergi bekerja.
"Cepatt Jen, sudah pukul 7!" panggil Elena menunggu diluar rumah
"Iyaa tunggu sebentar," suara Jena dari dalam rumah.
Setelah itu, mereka pergi menaiki motor Jena. Jena memang sudah memiliki motor sejak dia SMA.
Mereka memiliki tempat bekerja yang berbeda. Jena merupakan pegawai di salah satu perusahaan kecil yang tidak jauh dari rumah mereka. Sedangkan Elena bekerja sebagai waitress di salah satu cafe kecil di pinggiran kota, dan juga memiliki kerja sampingan mengajari anak Calistung dengan anak dari beberapa teman Jena dari kantor.
"Oke, aku tinggal disini ya. Hati-hati kamu," kata Jena setelah meminggirkan motornya di depan halte.
"Makasih ya Jen. Kamu juga hati-hati," balas Elena
"Cepat sana, nanti ketinggalan bus," kata Jena dan melenggang pergi
Lokasi tempat kerja mereka memang beda arah, makanya Elena selalu menaiki bus untuk pergi ke cafe tempat kerjanya.
Karena mereka hari ini lebih lambat karena berbenah dapur, bus Elena sudah terparkir di depan halte sedari tadi.
Elena bergegas mengejar bus sambil berlari.
BRUKK!
"Aduh maaf;... saya ..." suara Elena terhenti setelah menoleh bahwa ponsel orang yang ditabraknya jatuh ke trotoar hingga layarnya retak.
.................... (freeze)
Elena masih menatap kebawah meratapi ponsel yang telah retak parah itu, pelan-pelan kepala Elena menoleh ke atas untuk menengok pemilik ponsel itu.
Ternyata pemiliknya merupakan seorang pria berpakaian rapi seperti orang kantoran. Tampak sekali orang berada. Tubuh tinggi ramping dan kulit putih. Bola mata hitam dan tajam dengan bulu mata yang lentik.
"Tampan sekali," batin Elena sambil terpelongo
"Maaf Pak ... Maafkan saya ... Saya ceroboh. Maafkan saya pak." kata Elena sambil menunduk malu dan takut
Pria itu hanya diam dan menatapnya tajam, seperti ingin menahan marah mungkin karena ini di depan umum.
"Kau.." kata pria itu hendak berbicara
TIIIIIINNN....... TIIIIIIIIIIINNNNN.......
Suara klekson bus seperti memanggil penumpang (Elena).
"Nona, Anda mau naik tidak?" teriak seorang kernet bus dari pintu bus
"Aduh, maaf Pak. Saya hampir ketinggalan bus. Lain waktu kita berjumpa di halte ini saja untuk membicarakan ini."
Elena langsung berlari menuju bus. Setelah itu dia naik dan langsung duduk di bangku penumpang. Setelah Elena duduk, tiba-tiba ada yang berdiri di sebelah kursinya.
"Minggir" suara berat yang keluar dari bibir pria yang bertabrakan dengan Elena
Jantung Elena berdegup kencang karena pria itu mengejar Elena demi minta ganti rugi secepatnya. Bergegas Elena bangkit berdiri ingin berpindah ke bangku lain.
Sekejap tangan kekar pria itu memegang kedua lengan Elena, mendorong badan Elena mundur ke bangku kosong disebelahnya.
"Aku tidak menyuruhmu pindah kesana"
"aaahh!!!" teriak Elena pelan saat tahu dirinya disentuh paksa oleh pria itu.
Setelah terduduk, mata Elena membulat dan mendadak sekujur tubuh Elena bergetar dan membeku. Mukanya pucat.
Akibat dari perlakuan ayah angkat Elena semasa lalu, dia menjadi memiliki trauma disentuh oleh pria. Apalagi secara tiba-tiba seperti tadi. Tidak tahu sejak kapan perasaan ini mulai muncul, tapi itulah kenyataan pahit yang dirasakan Elena selama ini.
"Ehem... Kau baik-baik saja?" tanya pria itu
Nampaknya pria itu sadar akan kondisi Elena yang tiba-tiba pucat dan membeku. Nampak jari-jari Elena bergetar, walaupun durasi nya sebentar, tapi pria itu sempat melihatnya.
"Eh.. Ehm.. I..Iyaa saya baik-baik saja pak." jawab Elena kikuk
"Kau... Aku ingin kau bertanggung jawab..."
"Ya?" tanya Elena pura-pura bingung
Pria itu memegangi ponsel nya sambil menatap Elena tajam.
Elena menengok ponsel pintar milik pria itu dan terpelongo. Apaaa?! Itu Ponsel Boba, kelihatannya pun keluaran baru. Ponselku saja belum berganti sudah 5 tahun >.<
"B..Berapa uang yang perlu saya ganti?" tanya Elena pelan.
"Kau mau ganti pakai uang?" tanya pria itu sambil memandangi Elena dari ujung kepala sampai ujung kaki. Seperti tidak yakin bahwa Elena mampu mengganti.
"Ya?" tanya Elena bingung
Tiba-tiba bibir pria itu mendekati telinga Elena "Dua puluh lima juta" katanya
Bulu roma Elena bergidik ngeri. "A...APA?!"
"Kenapa? Jangan bilang kau tidak mampu"
Kalimat itu seakan menampar Elena karena dirinya adalah wanita miskin yang tidak memiliki pekerjaan tetap dengan pendidikan rendah. Tapi itu bukan waktunya untuk sakit hati. Bagaimana caranya untuk mengganti dengan uang sebanyak itu.
Suara Elena serak dan pelan "Saya memang tidak mampu, tapi saya akan berusaha pak.." katanya sambil menunduk
"Haa... Aku tidak yakin. Kau ingin membayarnya pakai apa?"
Elena menoleh menengok pria itu sambil mengernyitkan alisnya. "Ya?"
"Tubuhmu bagus" kata pria itu
*Siapa pria ini sebenarnya*? *Kaya tapi kok*?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Nuraini Afulina
c
2023-12-04
0
Lye
👍
2023-11-17
0
Nova Fms
semangat elena...
2023-10-21
0