Pria Gatal

<

Elena menoleh menengok pria itu sambil mengernyitkan alisnya. "Ya?"

"Tubuhmu bagus" kata pria itu

"Apa maksud bapak?" tanya Elena marah

"Kau cantik dan tubuhmu bagus, kau bisa mendapatkan uang dengan menggunakan itu" kata pria itu sambil tersenyum sinis

"Tolong jaga ucapan anda." kata Elena menahan emosi

"Kalau kau mau bekerja denganku, upahmu bisa berkali lipat dari harga ponsel ini."

"Tidak, terimakasih" jawab Elena sinis

"Kau akan menjadi karyawan di perusahaanku, atau kau ingin aku membuatmu menjadi sekretaris ku?"

"Tidak pak, saya tidak butuh. Terimakasih banyak"

"Kau naif." ucap pria itu sambil tersenyum menggoda. Elena hanya melotot sebentar dan memalingkan wajahnya ke arah jendela bus.

"Tolong pinjamkan ponselmu. Aku ingin menelepon supirku untuk menjemput."

Elena memberikan ponsel pintarnya, kemudian pria itu memasukkan sim card nya ke ponsel Elena.

"Kenapa harus dimasukkan?" tanya Elena protes

"Nomor supirku ada di SIM card ini" jawab pria itu

Lalu pria itu sibuk berkutat dengan ponsel Elena, dan kemudian menelpon supirnya.

"Halo Beni. Tolong jemput aku di Halte XXX. Ponselku rusak, aku tidak akan bisa dihubungi untuk sekarang. Segera" pintah pria itu. kemudian ia menutup teleponnya dan mengambil kembali SIM cardnya dari ponsel Elena.

Kemudian kembali memainkan ponsel Elena, pria itu ternyata membuka akun media sosial Elena sambil melihat-lihat postingan Elena.

Elena yang melihat itu langsung melotot dan kesal. Tapi Elena masih mencoba untuk menahan emosinya kepada pria ini karena masih tahu diri bahwa dia yang merusak ponselnya. Dia menghela napas panjang dan langsung berbicara secara baik

"Tolong kembalikan ponsel saya bila sudah selesai digunakan" kata Elena sambil mengambil ponselnya dari tangan pria itu.

"Eiitss. Tunggu dulu. Aku harus memastikan kau mengontakku lewat ini. Dan aku mungkin tidak mengingat wajahmu." pria itu menjelaskan, kemudian menambah pertemanan Elena ke akunnya sendiri dan mengirimi pesan.

Elena hanya mendecak kesal lalu memalingkan wajahnya ke arah jendela.

"Terimakasih" ucap pria itu setelah memainkan ponsel Elena ±5 menit . Elena hanya mengangguk mengambil ponselnya dan kembali memalingkan wajahnya.

Setelah itu mereka hanya diam tak berbicara. Tetapi sesekali pria itu melirik Elena yang masih asik menatap ke arah jendela bus. Sembari menatapi kecantikannya.

Elena memang tidak memiliki aura kecantikan yang membuat orang yang melihatnya langsung menganggumi dan terpesona. Elena memiliki wajah yang manis, memiliki kulit putih bersih dan tubuh seperti gitar spanyol. Wajahnya menenangkan dan lembut.

Bus berhenti di sebuah halte.

"Aku masih memberimu waktu untuk memikirkan tentang pekerjaan tadi. Aku sudah menyimpan nomor pribadiku di ponselmu. Aku bersedia menunggu pertanggungjawabanmu nona" kata pria itu sambil memberikan senyuman manisnya. Pria itu juga memberikan kartu namanya kepada Elena.

Tapi Elena tidak menerima pemberian dari pria itu. Melihat tidak ada respon dari Elena, pria itu tersenyum dan meletakkan kartu namanya di bangku bekas dudukannya sendiri sembari bangkit berdiri dan pergi turun dari bus.

Elena enggan memandangi kepergian dan keberadaan pria itu dari luar jendela.

Lalu Elena melirik kartu nama yang terletak dibangku sebelahnya, kartu nama pria tidak sopan tadi. Setelah berusaha mengacuhkan kartu itu, beberapa menit kemudian tangan Elena gatal ingin mengambil kartu nama itu.

*Ian Daniello. CEO PT*.*ADAM METALINDO*

"*Pantas saja, kenapa orang kaya selalu berbuat dan berbicara sesuka hati mereka*." batin Elena sambil menyimpan kartu nama itu di tasnya.

Sesampainya di cafe, Elena heran karena rekan kerja dan bosnya sudah berbaris. Memang setiap shift pagi di cafe ini harus diawali dengan briefing. Tapi Elena merasa belum terlambat dan masih ada ±2 menit lagi untuk memulai shift kerja.

Tibanya Elena disana, sudah terdengar suara bentakan amarah dari Manajer Cafe ini. Elena langsung bergerak cepat untuk menyimpan tasnya diloker dan masuk ke barisan tim.

"KALIAN BELUM MENGAKU JUGA!!?" kata Si Bos yakni julukan manajer cafe ini

Tampak semua pekerja terdiam dan tidak berani menatap Si Bos.

"Sudah sebulan ini stok makanan cepat sekali habisnya dan hari ini ada laporan hasil keuntungan kita minuuss!!!"

"Izin bos! Kalau masalah bahan makanan cepat habis, saya sering melihat Elena membawa bahan makanan saat jam pulang pak." ujar Mirna rekan kerja Elena yang bekerja sebagai waitress juga.

Elena sangat terkejut mendengar penjelasan Mirna. Memang terlihat jelas Mirna tidak menyukai sosok Elena. Mirna menganggap Elena cari perhatian ke Manajer dan seluruh pekerja disana. Walaupun nyatanya tidak begitu.

Memang Elena pernah beberapa kali membawa bahan makanan yang sudah tidak segar lagi, tapi itupun Elena sudah mendapat izin dari Chef di Cafe itu setiap kali dia meminta untuk dibawa.

Si Bos melirik ke arah Elena sambil mengernyitkan dahi.

"Izin bos, saya yakin bukan Elena pelakunya. Dia selalu mendapatkan izin dari saya kalau meminta dan saya juga tahu betul saya memberikan apa dan sebanyak apa. Elena juga tidak setiap hari membawa pulang. Menurut saya itu tidak akan membuat kita rugi." jelas Arnold selaku Chef di cafe itu.

"Kita tidak tahu apakah dia mengambilnya secara diam-diam. Kalian para laki-laki pun setiap jam pulang kerja selalu mengejar ingin pulang cepat. Namanya mencuri pasti saat tidak ada yang melihat." kata Mirna kembali

"Tidak bos. Itu tidak benar. Saya tidak pernah melakukan itu." kata Elena menjelaskan

"Sudah cukup! Aku sudah muak mendengar alasanmu. Aku sudah sangat sabar denganmu Elena! Jangan kau lagi membawa bahan makanan dari sini jika kau tidak ingin dipecat!"

"Baik bos" jawab Elena ketakutan

"DAN SATU LAGI! Aku sangat yakin bahwa kau yang mengambil uang dari kasir! Kau pelayan! Ada banyak alasan yang membuatmu menjadi tersangka!" kata bos lagi

"Maaf bos, tapi saya yakin Elena tidak melakukan hal seperti itu. Kita tidak tahu siapa yang pulang terakhir tadi malam. Disini juga belum ada CCTV, kita tidak bisa asal menuduh Elena sebagai pencuri." kata Arnold

"Jadi kau menyalahkan cafe ini karena tidak punya CCTV?!! Begitu??!!" tanya bos marah

Arnold hanya diam menatap bos.

Si Bos menarik napasnya panjang sambil memijit pelipisnya.

"Aku akan memasang CCTV besok. Dan kau Elena! Aku akan mengawasimu!" kata si Bos kemudian berbalik pergi ke ruangannya.

Semua pekerja disana semua melihat ke arah Elena, lalu pergi mengerjakan tugasnya masing-masing.

Elena masih menunduk malu. Dia menahan agar air matanya tidak jatuh.

"*Ya Tuhan.. Bukan aku. Kenapa jadi aku yang dituduh*" batin Elena

Arnold yang masih disitu mendekati Elena sambil memegang salah satu pundaknya dan berkata "Tidak usah diambil hati. Aku percaya kau tidak melakukannya."

Elena yang menerima sentuhan dari Arnold tampak terkejut tapi dengan cepat perasaan Elena membaik karena tahu masih ada Arnold yang mempercayai dirinya.

"Terimakasih Arnold" kata Elena sambil tersenyum kecil

Arnold adalah Chef di Cafe ini. Dia selalu baik kepada Elena dan dari rekan kerja Elena disana, Arnold yang paling sering mengajak Elena berbicara dan bercanda.

Dan mereka melanjutkan pekerjaannya masing-masing.

Terpopuler

Comments

YouTube: hofi_03

YouTube: hofi_03

halo

2023-10-24

1

naotaku12

naotaku12

Jatuh cinta sama plot twistnya, bikin penasaran terus 🤯

2023-10-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!