Dimitri memasuki kantornya dengan wajah dingin dan menyeramkan. Para pegawainya yang sedang kebetulan lewat di depannya segera melangkah mundur. Harapan untuk memiliki atasan yang lebih ramah dan baik sepertinya akan sulit terwujud lagi. Mereka sangat senang ketika Dimitri akan segera bertunangan dan menikah.
Semenjak ia memiliki kekasih sikap dinginnya mulai melumer, lebih ramah, dan sering tersenyum pada setiap pegawai yang berpapasan dengannya. Tapi sekarang sikapnya berubah seperti dulu lagi bahkan sekarang lebih dingin dari yang sebelumnya.Perubahan sikap Dimitri yang tiba-tiba tentu saja membingungkan semua pegawainya.
Pintu lift terbuka beberapa pegawainya yang hendak masuk lift terpaksa mundur ketakutan ketika melihat atasannya memasang wajah dingin dan menakutkan yang hendak keluar dari lift. Para pegawainya memberikan jalan kepadanya. Dimitri berjalan cepat menuju ruangannya berada dan mereka masih memperhatikan atasannya pergi sampai menghilang di belokan yang mengarah ke ruangannya, lalu mereka masuk ke dalam lift.
"Aku rasa kita akan bekerja keras lagi kalau dilihat sikap atasan kita tadi,’’kata salah seorang pegawai laki-laki.
"Benar. Sepertinya kita harus sudah bersiap-siap menerima banyak pekerjaan darinya. Sebenarnya ada apa lagi dengan pak Romanov. Aku kira , setelah dia memiliki kekasih sikapnya akan sedikit melembut, tapi kenyataannya tidak sama sekali. Kapan kita pada akhirnya akan memeiliki atasan yang baik dan ramah?’’ kata salah satu pegawai wanita.
"Kita berdoa saja semoga tidak terjadi apa-apa dengan kita dan juga pak Romanov."
Sabrina terlihat senang dengan kedatangan Dimitri, tapi raut wajahnya langsung berubah tidak senang, ketika melihat wajah menakutkan dari atasannya.Dia terlihat suram dan ada gurat kelelahan di wajahnya. Ia mengikutinya dari belakang sambil membawa beberapa laporan dan proposal.
Dimitri menghempaskan tubuhnya dikursi dan mengusap-usap wajahnya. Sabrina langsung menyimpannya di atas mejanya. Ia hendak keluar, tapi niatnya tertahan, karena Dimitri memanggilnya.
"Iya pak Romanov, apa masih ada perlu dengan saya?’’tanyanya seramah mungkin, karena Sabrina tahu sekarang atasannya sedang ada masalah dan yang jelas masalahnya bukan berkaitan dengan masalah pekerjaannya tapi masalah yang berkaitan dengan Aleandra. Ia sudah mengenal baik atasannya kalau dia bersikap menakutkan dan dingin seperti ini pasti Aleandralah penyebabnya.
Sabrina merasakan ada firasat sesuatu yang buruk akan terjadi pada hubungan mereka berdua.
"Besok batalkan pertunanganku dengan Aleandra?’’katanya dingin.
Sabrina bagaikan disambar petir mendengar perkataannya. Matanya membelalak karena terkejut.
"Apa kamu tidak mendengarkanku, Sabrina?’’tanyanya setengah berteriak.
"A...aku dengar. Tapi kalau boleh saya tahu kenapa Anda tiba-tiba membatalkan pertunangan Anda besok? Padahal Anda sudah susah payah mendapatkannya sudah 2 tahun lamanya Anda mencintainya diam-diam dan akhirnya dia menerima cinta Anda."
"Aku rasa Aleandra tidak pernah mencintaiku sedikit pun. Dia hanya mempermainkan perasaanku saja."
"Kenapa Anda bisa seyakin itu kalau dia tidak mencintai Anda? Setahu saya dia sangat mencintai Anda."
"Aku juga dulunya berpikir seperti itu. Hari ini aku melihat pengkhianatannya di depan mataku. Dia bersama dengan selingkuhannya."
"Mungkin itu hanya teman saja."
"Teman. Katamu teman."
Suara Dimitri mulai meninggi dan emosinya mulai keluar."Mana mungkin pria itu hanya teman biasa saja. Aku lihat pria itu memeluknya, mencium di bibirnya dan hatiku tidak bisa menerima semua itu. Aku kira bibir itu hanya milikku seorang, tapi sekarang bibir itu sudah dimiliki lagi oleh seorang pria.Aku tidak tahu sejak kapan dia mengkhianatiku."
Sabrina tidak mempercayai ucapannya, karena dia tahu kalau Aleandra tidak mungkin mengkhianati bosnya.
"Sebaiknya Anda jangan mengambil keputusan yang tergesa-gesa.Anda harus membicarakan hal ini dengannya dan meminta penjelasan darinya."
"Keputusanku tidak akan berubah dan aku tidak perlu meminta penjelasan darinya lagi, karena bagiku apa yang aku lihat tadi semuanya sudah jelas."
Sabrina menghela nafas panjang sudah tidak ada gunanya untuk membujuk bosnya untuk merubah keputusannya.
"Saya harap keputusan yang Anda ambil tidak akan ada penyesalan dikemudian hari. Kalau begitu saya permisi dulu."
Sabrina berlalu pergi dengan perasaan iba pada atasannya. Dimitri masih duduk berdiam diri. Air matanya mulai menetes. Hatinya seperti tersayat-sayat melihat kekasihnya bermesraan dengan pria lain.
🌻🌻🌻
Hujan telah reda. Semua jalanan menjadi basah dan terlihat berkilau tertimpa cahaya lampu. Aleandra terlihat sangat senang sambil membawa sekantung belanjaan.
"Aku pulang."
"Selamat datang, Aleandra."
Anastasia menatapnya dengan pandangan marah, sedangkan Aleandra masih sibuk melepas sepatunya yang basah.
"Kamu kenapa?’’
"Apa kamu tahu ini jam berapa?’’
"Aku tahu ini jam 10 malam."
"Kenapa kamu pergi lama sekali? Kamu tahu aku begitu mencemaskanmu takut terjadi sesuatu padamu. Hpmu juga tidak aktif.Besok adalah hari pertunanganmu dengan pak Romanov kalau sampai terjadi sesuatu padamu bagaimana?’’tanyanya marah.
Aleandra menyimpan barang belanjaannya di bawah, lalu memeluk kakak perempuannya."Maaf. Aku tidak bermaksud membuatmu khawatir hanya saja tadi aku lupa waktu, karena kami sudah lama tidak bertemu. Dia baru saja datang dari Spanyol. "
Anastasia menatapnya dengan penuh selidik.’’Benarkah yang kamu katakan tadi?’’
"Tentu saja benar. Bukannya aku tadi siang mengatakan akan bertemu dengan temanku."
"Ya sudah sekarang ganti pakaianmu. Aku sudah menyiapkan makan malam untukmu."
"Terima kasih."
Anastasia mengambil barang belanjaan adiknya yang disimpan di lantai dan membawanya kedapur. Semua isinya di keluarkan dan di tata rapi di dapur.Tidak lama Aleandra keluar dari kamar mandi dan sudah berpakaian lengkap, lalu menuju meja makan.
"Tadi sore pak Romanov menelpon kesini."
"Ada apa Dimitri menelepon?’’
"Dia menanyakan keberadaanmu."
"Apa yang kamu bilang padanya?’’
"Aku bilang kamu sedang keluar untuk bertemu dengan temanmu dan dia langsung menutup teleponnya."
"Aku akan meneleponnya kembali setelah selesai makan.Terima kasih."
"Sepertinya telah terjadi sesuatu padanya."
Aleandra menatap Anastasia dengan cemas. Ia makan dengan cepat sekali kemudian pergi menuju kamarnya.Di dalam kamar ia mengaduk-aduk isi tas untuk mengambil Hpnya, tapi tidak ditemukan akhirnya dia menumpahkan seluruh isi tasnya. Ia segera mengisi baterai Hpnya dan langsung menyalakannya.
Dimitri masih terlihat menyibukan dirinya dikantor. Sabrina sudah pulang lebih awal.Hpnya berbunyi beberapa kali tapi dia mengabaikannya.
"Kenapa dia tidak menerima telepon dariku? Apa dia sudah tidur?Ah tidak mungkin. Jam segini dia pasti belum tidur."
Gadis itu memandangi Hpnya dengan wajah heran."Ada apa dengannya ya?’’
Aleandra mengerutkan dahinya dan kembali menelepon Dimitri kembali.
Dimitri sudah terlihat sangat kesal mendengar suara Hp yang terus berbunyi.Dia mengambil Hpnya dari dalam saku celananya dan melihat siapa yang telah meneleponnya.
Wajahnya seketika marah melihat nama Aleandra di layar Hpnya dan dikepalanya masih melekat bayangan kemesraan kekasihnya dengan pria lain.Dia menerima panggilannya, lalu menutupnya kembali dengan perasaan kesal dia mencabut baterai Hpnya.
Tuuuut...tuuuutttt.....
"DIMITRI..."Teriaknya.’’Aku yakin dia tadi menerima teleponku tapi dia mematikannya kembali. Tapi kenapa?’’
Perasaannya mulai cemas dan takut terjadi sesuatu padanya.Berkali-kali Aleandra meneleponnya ,tapi selalu tidak aktif. Ia pun menyerah untuk meneleponnya kembali.Dia akan menanyakannya besok, karena pada akhirnya mereka berdua besok akan bertemu.[ ]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
@_white[SunFlower]_√
aku mampir y thor😉
2020-07-07
1
mawar merah
aku mampir lagu nih. seru ceritanya 😃
2020-04-15
2
Arya Pratama
betul visualnya thoor
2020-03-06
3