Istri Yang Dianggap Pembantu

Istri Yang Dianggap Pembantu

Awal bertemu

Seperti biasa rumah besar yang berada di sebelah rumahku sepi sunyi, setiap pagi aku datang kesana hanya untuk membersihkan rumah yang kotor itu.

Setiap malam pemilik rumah itu mengadakan pesta minuman disana.

Aku memang pembantu disana, tapi aku juga punya harga diri tidak seperti mereka yang hanya mementingkan keasikan daripada harga diri mereka sendiri.

Mereka sering dibicarakan oleh warga disekitar daerah itu, bahkan polisi sempat datang ke rumah itu.

Mungkin karna kekacauan yang terjadi dari rumah itu membuat warga sekitar terganggu.

Setiap pagi aku harus membersihkan kekacauan yang mereka buat

Banyak kaca botol minuman mereka yang pecah.

Aku tidak tahu siapa lelaki yang memiliki rumah ini, aku tidak pernah melihatnya karna dia hanya ada di rumah saat malam hari bersama teman temannya.

Aku hanya kenal ibu dari pemilik rumah ini, tapi sayangnya dia hanya datang di hari Minggu dan sabtu. Saat malam Minggu dan malam Senin tidak ada pesta minuman. Menurutku pemilik rumah itu takut dengan ibunya hehe

Hari ini ibu pemilik rumah ini akan datang, aku dengar dengar dia akan menjodohkan pemilik rumah ini.

Aku senang kalau lelaki itu menikah, jadi tidak akan ada lagi pesta seperti itu dan pekerjaan ku lumayan ringan.

_____________________________

"Akhirnya beres juga bersihin rumah ini " Kata Dinda dengan lega karena semua pekerjaan telah selesai, jadi Dinda bisa pergi ke acara nikah temannya.

Tak lama kemudian ada yang mengetuk pintu dengan keras tapi tak biasanya orang datang kesini pagi pagi.

"Pasti ibu pemilik rumah ini, karna biasanya sih gak ada orang yang datang pagi pagi kecuali ibu dari pemilik rumah ini, apalagi anaknya gak mungkin datang pagi dia kan sok sibuk" Pikir Dinda dalam hati sambil bergegas untuk membuka pintu.

"Iya sebentar bu " Kata Dinda yang berlari untuk membuka pintu dan yakin kalau itu adalah ibu Rina pemilik Rumah ini.

Dinda pun membuka pintu tersebut, dan terlihatlah seorang lelaki tampan dan ternyata yang datang bukan ibu Rina melainkan seorang lelaki yang Dinda tidak kenal.

"Maaf mas, siapa ya? apa temennya mas Dimas? maaf ya mas, mas Dimas lagi pergi kalau mas mau ketemu pas malem aja biasanya mas Dimas itu gak pernah Dateng pagi pagi gini " Kata Dinda sambil melihat lihat lelaki yang datang ke rumah ini.

Dimas itu nama anak dari ibu Rina yaa!

Pria tersebut langsung masuk tanpa mempedulikan perkataan Dinda, Pria itu duduk di sofa ruang tamu tanpa permisi dan terlihat santai santai saja duduk di rumah orang.

"Gak sopan banget sih tuh cowo ternyata ganteng tapi sombong, jangan jangan itu maling kali ya " Pikir Dinda dalam hati sambil berjalan menghampiri Lelaki itu.

Dinda pun sekarang sudah di depan pria itu untuk menanyakan siapa dia.

"Mas sebenarnya siapa ya, apa jangan jangan maling ?" Kata Dinda dengan bingung tapi tetap waspada.

"Bikinin saya kopi ! "Kata Pria tersebut.

"Iya mas nanti saya bikin, tapi mas siapa ya, kan saya ini disuruh jaga rumah ini jadi saya harus tau orang yang masuk rumah ini siapa" Kata Dinda yang masih bingung.

"Gue mau kopinya dibikin sekarang bukan nanti " Kata Pria itu kepada Dinda dengan suara yang seram.

"Yaudah tunggu sebentar deh " Jawab Dinda karena takut.

Dinda langsung berjalan menuju dapur, dengan wajah kesal karena pria tersebut dan berpikir untuk menelepon polisi tapi tak bawa hp karna hpnya di cas dirumahnya.

Dinda pun pasrah dan membuatkannya kopi

Tak lama kemudian Dinda datang kembali ke tempat pria itu duduk, disamping pria itu ada ibu Rina.

"Ibu kenal sama laki laki yang disebelah ibu itu? " Tanya Dinda sambil meletakkan kopi di meja dekat sofa untuk lelaki itu.

"Lah, kamu gak kenal Din? " Jawab Rina yang makin membuat Dinda bingung

"Enggak bu " ucap Dinda yang melihat kembali pria itu.

"Makanya Dimas, kamu itu jangan cuma main sama temen kamu yang gak jelas itu, sekali kali kamu dirumah dong, masa Dinda aja gak kenal sama kamu " Kata Rina memberi nasehat kepada Dimas.

"Iya mah maaf deh, lagian kan cuman pembantu " Kata Dimas.

"Dimas! Jaga omongan kamu " Ucap Ibu Rina kesal.

"oh.. jadi itu anaknya ibu? " Tanya Dinda dengan tegang karna kelakuannya tadi ke Dimas yang menyangka kalau dia itu maling.

"Iya Din " jawab Rina.

"Maaf ya mas Dimas, tadi saya kira temennya mas Dimas atau maling, eh...ternyata mas Dimas yang punya rumah ini " Ucap Dinda dengan tegang takut dipecat nantinya.

"Udahlah mah, pecat aja itu! masa gak kenal sama majikan sendiri " Kata Dimas dengan wajah santai tanpa memperdulikan Dinda yang minta maaf.

"Ini tuh gara gara kamu jarang di rumah, makanya Dinda gak kenal sama kamu " Kata Rina geram dengan anaknya itu.

"Iya deh maaf, terserah mamah aja " Kata Dimas sambil memasang wajah cemberut dan sekali kali menatap Dinda dengan tampang yang marah.

"Din nanti malam kamu siapin makan malam ya, ibu mau ngomong sesuatu sama kalian berdua, jadi Dimas juga harus ikut makan malam " Ujar ibu Rina.

"Tapi kan Dinda cuman sampai siang aja kerjanya bu " Kata Dinda dengan ragu ragu takut nanti malah dimarahi ibu Rina.

"Hari ini aja deh kamu sampai malam kerjanya, nanti ibu kasih bonus deh " Kata Rina memohon.

"Dinda masalahnya ada acara sama temen Dinda" Kata Dinda yang memang sedari tadi sudah berniat pulang untuk bersiap siap.

"Pliss, kali ini aja Din " Kata Rina memohon.

"Yaudah bu " Jawab Dinda pasrah.

Malam pun tiba, Dinda sudah mempersiapkan makanannya di meja, tak lama kemudian Dimas dan ibunya yaitu Rina datang dan langsung duduk. di kursinya masing masing.

"Wangi banget masakan Dinda, iya kan Dimas?" ujar ibu Rina yang mencium aroma masakan Dinda.

"Biasa aja tuh, lagian belum tentu enak mungkin cuma aroma aja yang enak tapi rasanya kaga" Jawab Dimas.

"Eh kamu ini Dimas, kalo ngomong dijaga Dimas, kalo gitu langsung makan aja ya " Kata Rina mengajak mereka makan.

"Iya Bu" Kata Dinda.

Mereka pun mulai makan, disaat makan hanya ada suara sendok dan piring yang bersentuhan

selesai makan pun Dinda mengambil puding yang ada di kulkas untuk dimakan.

"Ini ada puding, tadi Dinda bikin buat makanan penutupnya" ucap Dinda untuk memecahkan keheningan.

"Wah, enak nih kayaknya" Kata Rina sambil mengambil satu puding yang sudah dipotong potong oleh Dinda.

"Sebenernya ibu mau bicara sama kalian berdua" Kata Rina yang akan melahap puding.

"Mau bicara apa bu" Tanya Dinda.

"Ibu mau menjodohkan kalian berdua" Kata Rina sambil menatap Dinda dan Dimas bergantian.

Dimas yang sedang memakan puding langsung memuntahkan pudingnya

Sedangkan Dinda hanya diam tidak berbicara apa apa.

"kalian mau kan?" Tanya Rina memohon.

"Ibu yang bener aja, aku gak mungkin nikah sama pembantu kayak dia" Kata Dimas yang langsung berdiri dan pergi ke kamarnya.

"Kalau kamu Din gimana, Dimas pasti mau kok nanti kalau dibujuk" Ujar Rina.

"Ma..maaf bu, Dinda gak bisa, Dinda gak cinta sama Dimas bahkan Dinda gak kenal" Kata Dinda yang langsung membersihkan meja makan.

"Dinda gak apa apa kalo sampai dipecat,asalkan Dinda gak nikah sama dia " Kata Dinda yang akan pergi ke dapur untuk mencuci piring piring kotor tadi.

Rina hanya diam di tempat duduk, tak lama kemudian Rina pergi ke kamarnya untuk berfikir bagaimana caranya.

Dinda pun selesai mencuci semua piring dan merapihkan meja, Dinda pun segera pergi ke rumahnya agar tidak berbicara tentang perjodohan itu lagi.

Terpopuler

Comments

FbYo

FbYo

waw awal yang seru

2020-12-01

0

Elli Nurbaiti Yogi

Elli Nurbaiti Yogi

penasaran

2020-11-12

0

Grendly Sinciho

Grendly Sinciho

nyimakkk 😢😢😢

2020-11-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!