Pernikahan

Di Minggu kedepannya...

Pagi hari pun datang...

ini adalah pagi yang tidak aku harapkan, semua berlalu begitu saja, andai aku tidak bekerja di sana mungkin aku tidak akan diancam seperti ini.

Semua persiapan dari gaun, make up, dan berbagai persiapan nikah pun sudah disiapkan semua.

Aku tidak mengerti apa yang dipikirkan Dimas, padahal dia juga tidak mau menikah denganku awalnya, tapi kenapa dia sekarang ingin sekali menikah dengan aku bahkan sampai mengancam ku.

Ini adalah hari pernikahan ku, seharusnya aku bahagia tapi bagaimana lagi....

aku tidak bisa berfikir untuk mencari jalan keluar lagi, aku sudah tak bisa melakukan apa apa lagi.

Mungkin menikah dengan dimas adalah suatu kesalahan besar, namun aku bisa apa sekarang? aku tidak memiliki orang tua lagi, jadi aku harus menanggung semua masalah ini sendiri.

Entah kenapa mereka menyiapkan dua bodyguard di depan rumahku, padahal aku gak mungkin lagi buat kabur, lagipula aku mau tinggal dimana lagi kalau aku kabur.

Tok tok tok (suara ketukan pintu)

"Non sudah siap?" Tanya salah satu bodyguard.

"i..ya bentar"Jawab Dinda.

Dinda pun segera membuka pintu rumahnya.

"eh boleh beliin saya obat pusing gak, soalnya kepala saya pusing banget" Kata Dinda pada bodyguard tersebut.

"jefri sana kamu beliin obat pusing buat dia" Kata bodyguard itu ke bodyguard satunya lagi.

"Ok, tunggu sebentar" kata bodyguard itu.

Tak lama kemudian bodyguard itu pun datang membawa obat pusing untuk Dinda

Dinda pun mengambil obat pusing itu dan pergi ke dapur untuk mengambil air.

Obat itu pun segera dimakan Dinda, setelah itu Dinda pun kembali ke teras rumah menemui bodyguard itu.

"ayo Non, udah ditunggu" Kata bodyguard tersebut.

"Iya ayo" Jawab Dinda.

Dinda pun menutup pintunya kemudian mengikuti kedua bodyguard itu pergi ke acara pernikahan.

Acara nikah dilakukan dengan sederhana di rumah Dimas dan tidak mengundang banyak orang hanya keluarga terdekat saja tapi Tante Risma juga diundang.

Acaranya pun dimulai, beberapa saat kemudian Dinda dan Dimas telah dinyatakan sah sebagai suami istri.

tak lama setelah sah dinda merasa kepalanya sakit sekali, dinda pun pingsan setelah dinyatakan sah.

Dinda pun segera diangkat ke kamar tamu yang ada di rumah Dimas.

ibunya Dimas yaitu Rina sudah pulang setelah Dinda diangkat ke kamar, ibu Rina pulang diantar oleh kedua bodyguad yang mengawasi Dinda dirumah yang ditempati tadi.

Beberapa menit kemudian...

Dinda pun akhirnya sudah sadar

"Lu lebay banget sih, malu maluin aja lu tuh, untung yang diundang cuma orang terdekat aja, kalau banyak yang diundang bisa bikin nama baik gue ancur" Kata Dimas yang sedang duduk di sofa kamar tamu sambil bermain dengan hpnya.

"Lebay? gue pingsan karna gue tadi pusing banget, mungkin emang takdir itu gak berpihak ke pernikahan kita" Jawab Dinda yang kesal dengan ucapan Dimas.

"Terserahlah, yang penting kita udah nikah, dan jangan cuma repotin gue aja ya lu" Kata Dimas.

"Trus kenapa lu mau nikah sama gue?" Tanya Dinda yang bingung dengan cara pikir Dimas.

"Ya.... Lu bisa jadi pembantu gue, jadi gak usah cari pembantu lagi deh gue" Kata Dimas dengan tampang wajah mengejek.

"Maksud lu apa? jadi gue disini cuma jadi pembantu doang? gue kan bisa jadi pembantu tanpa nikah sama lu" Tanya Dinda.

"Nanti juga lu bakal tau,oh iya ini kamar lu ya,barang barang lu juga udah gue taro disini" Kata Dimas.

"Jadi kita beda kamar?" Tanya Dinda.

"Yaiyalah..masa gue tidur sama pembantu kayak lu, kecuali kalo ayah gue dateng tapi katanya sih dia datang lusa tapi gue kurang tau juga" Jawab Dimas.

"bisa gak lu jangan sebut gue pembantu lagi karna gue ini istri lu sekarang" Kata Dinda.

"Terserah lu, oh iya lu jangan terlalu sering keluar dari rumah ini" Kata Dimas.

"Kenapa emang" Tanya Dinda.

"Ya..kan biar tetangga di sekitar gak tau kalo gue udah punya istri, apalagi istri gue pembantu,nanti kalo lu mau belanja,bilang sama bodyguard gue aja" Jawab Dimas.

"lu bisa gak sih menghargai gue sebagai istri, kalau memang anda cuman mau menghina saya kenapa anda nikah sama gue hah? gak guna tau" Kata Dinda.

"Kan gue udah bilang tadi, lu itu buat jadi asisten rumah tangga disini apa lu lupa tadi gue bilang apa, punya telinga gak sih" Kata Dimas yang langsung keluar dari kamar itu dan menutup pintunya dengan kencang.

"Kenapa sih hah? hidup aku begini...kenapa aku gak bisa seperti orang lain yang bisa memilih kekasihnya sendiri dan hidup bahagia" Pikir Dinda dengan mata yang berkaca kaca.

Tak lama setelah itu dinda berdiri dan mengambil handuk dan baju di lemarinya setelah itu dinda mandi untuk melepas kesedihannya.

Setelah Dinda mandi dan membersihkan make up nya, Dinda pergi ke dapur untuk mencari makanan karena dari pagi hingga sekarang dinda belum makan.

Dinda pun sampai di dapur...

Dinda membuka tudung saji yang ternyata isinya tak ada satupun isi makanan.

"kok kosong sih isinya, kan aku baru aja jadi istrinya masa langsung beres beres sama masak, gak ada Ahlak tuh si Dimas" Pikir Dinda.

Tiba tiba Dimas datang menuju ke arah Dinda.

"Udah tau itu kosong,maka dari itu sana lu masak, gue juga udah laper tau bukan lu doang yang laper" Kata Dimas.

"Dimas... boleh gak buat hari ini aja kita pesan makanan online, soalnya aku agak gak enak badan sekarang tapi besok besok aku yang masak kok" Ucap Dinda memohon.

"Eh denger dan inget ya, lu itu gue nikahin salah satu kegunaannya buat masak, gimana sih lu gak guna dasar! udahlah terserah lu mau masak apa engga, gue udah gak mood makan dirumah, gue mau makan diluar aja" Jawab Dimas dengan nada tinggi.

"Tapi...kan aku.." Kata Dinda yang terpotong oleh perkataan Dimas.

"Kalo lu pengen pesen online silahkan pesen aja tapi pakai uang lu sendiri ya, jangan minta minta uang ke gue lagian bahan bahan masak lengkap kok di lemari sana kalo mau lebih mudah lagi lu masak mie instan aja kalo males masak, jangan bikin susah gue" Kata Dimas yang langsung pergi dari dapur dan akan makan diluar.

"Hiks hiks" entah kenapa Dinda merasa sedih dengan setiap mendengar ucapan dari Dimas.

"Kenapa sih aku harus nikah sama orang kayak dia, aku merasa bukan istri dia melainkan pembantu, bahkan bisa dibilang budak" Pikir Dinda yang makin sedih.

beberapa saat kemudian Dinda pun menghapus air mata di pipinya, setelah itu dinda mengambil bahan-bahan makanan yang ada di lemari dapur, walaupun dia agak pusing dia tetap akan memasak.

karena kalau dinda membeli makanan online memakai uangnya, saat keadaan darurat mungkin uangnya akan habis jika dipakai untuk hal yang kurang penting, jadi dinda akan memakai uangnya untuk keadaan darurat saja.

Tak lama kemudian....

Dinda selesai memasak, karna Dinda hanya memasak sayur saja jadi tidak lama.

Dinda pun segera memakannya karna sedari tadi memang lapar.

Setelah makan dia kembali ke kamarnya dan beristirahat.

malam pun tiba.

Dinda menunggu Dimas dari sore hingga sekarang di ruang tamu, Dinda kwartir dengan Dimas.

beberapa menit kemudian..

tok tok tok (suara ketukan pintu)

"iya bentar, aku buka" Kata Dinda.

Dinda pun membuka pintu dan Dimas langsung jatuh ke pelukan Dinda, Dimas terlihat seperti mabuk.

"Dimas kamu kenapa?" Tanya Dinda yang kaget dengan tingkah laku Dimas.

"aku kangen sama kamu Laura" Kata Dimas.

"Laura itu siapa?" Tanya Dinda bingung.

"kamu kan Laura sayang, masa kamu lupa kalo kamu pacar aku" Kata Dimas.

"aku Dinda bukan Laura" Kata Dinda yang menghindar dari pelukan Dimas.

"Dinda? kamu ganti nama yaa sayang, tapi jangan Dinda ya kalo kamu mau ganti nama, soalnya itu nama pembantu aku di rumah, lagian ngapain sih ganti nama jadi Dinda, jelek tau namanya" Kata Dimas tidak sadar apa yang dikatakannya.

"kayaknya dia mabuk deh, mending aku bawa dia ke kamarnya aja, nanti besok baru aku tanya siapa Laura" Pikir Dinda.

"hm..Dimas aku anter ke kamar ya" Kata Dinda.

"terserah kamu aja sayang" Kata Dimas.

Dinda pun menuntun Dimas ke kamarnya.

akhirnya mereka sampai di kamar, Dimas pun sudah berbaring di tempat tidurnya lalu Dinda melepas sepatu Dimas dan memberinya selimut.

Dinda pun berbalik untuk pergi namun, saat akan berjalan tangan kanan Dinda ditarik kuat oleh Dimas sampai akhirnya Dinda terjatuh ke tempat tidur Dimas.

"kamu mau kemana sayang,tidur bareng aku ajalah" Kata Dimas memohon.

"aku gak mau tidur bareng kamu dalam keadaan kamu yang mabuk, apalagi kamu anggap kalo aku orang lain" Pikir Dinda.

"maaf Dimas,aku harus keluar " Kata Dinda sambil melepas tangan Dimas dari tangan kanannya.

Setelah terlepas,Dinda pergi dari kamar Dimas, Dinda pun pergi ke kamarnya untuk tidur, sebelum itu dia mengunci pintu rumah terlebih dahulu.

Dinda pun sampai di kamarnya...

"kira kira Laura siapa ya,apa mungkin itu pacarnya, trus tadi Dimas malah hina nama aku, udahlah mending aku tidur aja" pikir Dinda.

Dinda pun mencoba untuk tidur, Tapi Dinda hanya memikirkan Dimas dan yang dia sebutkan Laura tadi.

"kok aku baper ya pas dipeluk Dimas, padahal kan Dimas peluk aku gara gara aku dianggap orang lain" Pikir Dinda sambil berusaha tidur lagi.

Beberapa saat kemudian, Dinda akhirnya terlelap dalam tidurnya

Terpopuler

Comments

Nur Zihane

Nur Zihane

lanjut

2021-01-01

0

Grendly Sinciho

Grendly Sinciho

cpt bgt sukanya

2020-11-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!