Mengundurkan diri

keesokan harinya

Dinda bangun dari subuh untuk menyiapkan kopernya, sebenarnya Dinda sudah betah kerja disana namun setelah tau pemilik rumahnya seperti itu dia ingin mengundurkan diri, apalagi dengan perjodohan yang tak jelas itu.

"Pokoknya aku gak mau kerja ditempat ini lagi, mending aku cari tempat kerja lain aja daripada terkekang disini" Pikir Dinda dalam hati.

Aku pun mengecek kembali semua barang agar tidak melewatkan beberapa barang lagi, setelah itu aku berjalan ke arah pintu untuk pergi tetapi saat kubuka pintu tiba tiba di hadapanku ada pria itu lagi yang hanya membuatku muak masih untung dia anak Bu Rina kalau bukan udah aku ejek tuh.

"Ngapain kesini hah" Tanya Dinda.

"Inikan rumah saya yang beli, jadi terserah saya dong jangan mentang mentang kamu tinggal disini kamu berhak ngatur rumah ini" Jawab Dimas.

"Yaudahlah terserah kamu lagian saya mau pergi dari rumah ini" Kata Dinda sambil berjalan melewati Dimas sambil menarik kopernya.

"Kamu mau kemana, saya kan belum pecat kamu!?" Tanya Dimas yang berbalik dan melihat ke arah Dinda.

"Oh iya,saya lupa bilang,saya mau mengundurkan diri, semenjak saya ketemu anda saya jadi gak betah lagi kerja disini" Kata Dinda yang melanjutkan jalannya.

"Ibu kecelakaan,dia manggil manggil lu terus, kalau gue malah seneng kalo lu pergi tapi jangan sampe lu nyesel! sekarang mending lu jenguk ibu gue untuk terakhir kalinya" Ujar Dimas sambil berjalan ke arah Dinda dan mendekat.

"Serius?" Tanya Dinda yang berhenti berjalan karna mendengar ibu Rina kecelakaan, Dinda memang benci dengan Dimas tapi ibu Rina sangat baik dengannya jadi tak ada salahnya menjenguk ibu Rina.

"Iya...lagian ngapain gue bohong, gak ada gunanya bohong sama lu" Ucap Dimas yang memutar bola matanya.

"Kalau gitu, aku mau kesana lagian gak ada lagi kan yang mau diomongin sama kamu" Ujar Dinda yang sebenernya kesal dengan kata kata Dimas tadi tapi menahan amarahnya karena mendengar kecelakaan Ibu Rina dan tak ingin lama lama berbicara dengannya.

"Oke terserah lu kalau gitu gue antar lu aja biar kaga lama kan mana ada angkutan yang mau antar orang bau kayak lu"-Kata Dimas yang mengejek dan makin membuat amarah Dinda bangkit lagi.

"diem Lo! gue gak perlu di anter sama orang belagu kayak lu, gak guna" Ucap Dinda yang tak tahan dengan omongan Dimas.

"okay...kalau lu gak mau gue anter juga gak apa apa, biarin aja lu kesasar ke rumah sakit lain...emangnya lu tau alamat rumah sakitnya dimana?" Jawab Dimas sambil tersenyum licik.

"lu tinggal kasih tau gue dimana alamatnya!?" Kata Dinda yang kini makin kesal dengan Dimas.

"Gue bakal kasih tau kalau lu naik mobil gue dulu" Jawab Dimas yang kembali dengan senyum liciknya.

"dasar orang aneh" Kata Dinda yang terpaksa ikut Dimas ke mobilnya.

Mereka pun segera berangkat ke rumah sakit tempat dirawat Ibu Rina.

Akhirnya mereka sampai dalam waktu sekitar 45 menit Setelah sampai di rumah sakit mereka masuk ke ruangan ibu Rina.

~Di ruang rawat Bu Rina....

"Bu Rina kok bisa kecelakaan bu"-kata Dinda yang baru saja masuk dan berlari ke ranjang Bu Rina.

"Ibu ngatuk di jalan hehe...ibu kemarin malam pulang karna males di rumah Dimas doang jadi ibu nyetir mobil sendiri jadinya ibu kecelakaan tapi kayaknya ibu gak bisa hidup lama lagi, ibu kayaknya bentar lagi bakal gak ada lagi nemenin Dimas"-Kata Rina sambil menangis.

"Ibu gak boleh gitu bu...kan Dinda sekarang akan ada di samping ibu dan Dinda juga udah anggap ibu Rina kayak ibu Dinda sendiri jadi Dinda pasti jaga ibu sampai sembuh" Kata Dinda yang berusaha memberi semangat pada ibu Rina.

"Dinda, ibu ini udah kena penyakit gula kering ditambah kecelakaan ini pasti..ibu gak akan lama lagi ibu minta kalo misalnya ibu meninggal kamu harus jagain Dimas, Dimas kamu juga harus menikahi Dinda,karena cuma Dinda yang tepat buat kamu nak" Kata Rina yang memohon tentang perjodohan itu lagi.

"Tapi aku gak mau mah, aku udah punya pasangan kok lagian pasangan aku juga mau menikah sama aku Bu, kenapa harus sama dia" Ucap Dimas yang heran kenapa ibunya begitu terobsesi ingin Dimas menikah dengan Dinda.

"mamah cuma mau Dinda yang jadi istri kamu Dimas, cuma Dinda yang bisa bikin kamu sadar kalau harta itu bukan segalanya" Kata Ibu Rina yang akhirnya batuk batuk.

"eh, bentar ya Dinda ambil minum" Dinda pun mengambil air minum dari meja di ruangan itu dan diberi ke Ibu Rina.

"Terserah mamah aja deh, aku tetap gak bakalan mau menikah sama pembantu itu Bu" Kata Dimas kesal dengan sikap ibunya itu.

"Kalo gitu, mamah gak bakal kasih sedikit pun harta mamah ke kamu kecuali kamu menikah dengan Dinda" Kata Ibu Rina yang tetap teguh dengan pilihan jodohnya.

"Kok mamah jadi begini sih, aku ini anak mamah kan!? bukan Dinda yang anak mamah kan, aku gak kenal sama dia dan aku gak cinta mah, aku bahkan gak sudi punya istri pembantu kayak dia, dia itu nantinya cuma bakal malu maluin keluarga kita aja mah" Kata Dimas yang mencoba membujuk agak tidak dijodohkan dengan Dinda lagi.

"Siapa juga yang mau nikah sama orang yang bisanya cuma menghina doang kayak kamu!? aku memang pembantu dan aku orang miskin, tapi sebenarnya aku juga gak mau jadi pembantu dan aku gak bisa memilih lahir dari orang tua yang kaya atau miskin, sedangkan kamu beruntung terlahir dari orang kaya,tapi kasian kamu gak punya etika saat berbicara !" Ucap Dimas yang tak tahan lagi dengan semua omongan Dimas yang membahas kalau aku ini pembantu.

"Bu, saya pamit ya..semoga ibu cepet sembuh" kata Dinda yang berusaha mengontrol emosinya.

Dinda pun segera keluar dari ruang Rumah sakit itu dan pergi

"Dasar baperan, masa cuma dibilang segitu aja udah marah huh" Ujar Dimas.

"Apa yang dibilang Dinda itu bener Dimas, kamu memang gak punya etika kalau ngomong" Kata Rina dengan tegas kepada Dimas.

Dimas hanya terdiam kesal dan duduk di sofa, sedangkan Dinda sudah pergi entah kemana.

Tak lama kemudian ibu Rina berbicara.

"Mamah tau kalau kamu gak suka sama Dinda, tapi cinta itu akan tumbuh pada saatnya Dimas danPacar yang kamu bilang itu Laura bukan" Kata Rina yang melembut untuk tidak emosi lagi.

"Cinta juga gak bisa dipaksain bu, dan yang tentang pacar aku itu sebenarnya Laura" Kata Dimas.

"Apa kamu masih mau menerima wanita yang sering dibayar om om" Kata Rina dengan penuh amarah.

"Mamah jangan asal ngomong dong, Laura itu gak pernah mau dibayar om om, atau mamah terhasut sama pembantu itu?" Ujar Dimas yang berdiri dari tempat duduknya.

"Lunar gak kasih tau kamu Dimas?" Kata Rina.

Lunar itu orang kepercayaan Dimas yaa

"Kasih tau apa" Tanya Dimas bingung.

Ibu Rina pun meminta tolong kepada Dimas untuk mengambil hpnya, Setelah itu Rina langsung membuka galeri dan membuka vidio, hp itu pun diberikan ke Dimas.

Dimas pun melihat Vidio itu, setelah selesai melihat Vidio itu dimas berjalan ke arah pintu dengan penuh emosi untuk segera pergi.

"Tunggu sebentar" Kata Rina.

"Ada apa lagi mah?" Tanya Dimas.

"Kamu tolong cariin Dinda juga ya, bujuk dia juga" Jawab Rina.

"Iya,kalo inget nanti" Kata Dimas yang langsung keluar tanpa berbicara lagi.

Dimas pun pergi dari rumah sakit itu untuk mencari Laura, hp ibu Rina pun dibawa Dimas karena ingin menunjukkan vidio itu ke Laura.

Terpopuler

Comments

Nur Zihane

Nur Zihane

aku mampir thour

2021-01-01

0

Grendly Sinciho

Grendly Sinciho

lnjut dlu y authorrt

2020-11-08

0

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

next like

2020-11-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!