Marriage With My Secretary
Eden Eleanor, seorang gadis berusia 23 tahun, ia berasal dari desa kecil di Washington dan sangat jauh dari kota. Eden merupakan anak yatim piatu, sudah hampir tiga tahun ia ditinggal oleh Ayah dan Ibunya, dan saat ini ia hanya tinggal bersama Neneknya yang merupakan seorang petani.
Karena neneknya sedang sakit dan membutuhkan banyak biaya untuk pengobatannya, Eden terpaksa meninggalkan Neneknya dan ia merantau ke kota industri North Carolina. Kota ini merupakan rumah bagi salah satu kawasan riset dan teknologi terbesar di Amerika Serikat.
Eden lulusan terbaik di universitas yang terletak di desa. Universitas ini cukup dikenal hingga ke kota, karena merupakan universitas negeri terbaik. Eden dapat bisa ke universitas tersebut karena mendapatkan beasiswa penuh hingga ia lulus.
Dan kini Eden telah mendapatkan pekerjaan di kota itu sebagai sekretaris disebuah perusahaan raksasa yang terletak di tengah tengah kota North Carolina, bahkan perusahaan itu dikenal oleh seluruh dunia karena kecanggihannya dalam dunia teknologi. Hanya berbekal pengalaman magang yang ia miliki, Eden bisa lolos interview dan dapat bekerja di perusahaan ternama itu.
“Perkenalkan tuan, nama saya Eden Eleanor, saya merupakan sekretaris baru tuan Miguel saat ini” Eden memperkenalkan dirinya pada CEO dari perusahaan itu.
“Hhmm” jawab Miguel sambil bermain game di ponselnya dan meletakan kakinya di atas meja.
‘Ternyata seperti ini sifat manusia yang angkuh, karena merasa memiliki segalanya. Bisa dibilang ini sisi buruk dari Alexander Group’ batin Eden.
“Aku mendengar umpatanmu bodoh” ucap Miguel, ia pun melempar sampah bekas permen karet yang ia makan pada Eden.
Merinding, itu yang Eden rasakan.
‘Yang benar saja ia bisa mendengar semua isi dalam pikiranku? Apakah yang ini ia bisa mendengarnya juga?’ batin Eden.
“Kau lihat kamera CCTV yang ada di sebelah sana, di sana, dan disana” ucap Miguel sambil menunjuk semua CCTV yang mengelilingi ruangannya.
Dan Eden menjawab dengan anggukan dan sedikit merasa merinding karena baru hari pertama bekerja ia sudah mendapatkan tatapan tajam dari bosnya, bukan hanya bos akan tetapi pewaris dari perusahaan itu.
“CCTV itu telah dirancang oleh orang Alexander Group yang sangat ahli di bidang IT, CCTV itu dapat membaca pikiran semua orang yang ada di ruangan ini, terutama yang selalu mengumpati diriku. Dan suara dari pikiran orang-orang itu akan masuk ke dalam earphone yang aku pakai” jelas Miguel sambil menunjukan earphone yang dipakainya, dan hampir tidak terlihat karena bentuknya yang kecil.
😀 begini lah emoji yang pantas menggambarkan ekspresi Eden saat ini. Sangat tercengang dengan pernyataan dari bosnya, dan sekarang ia bertanya-tanya dalam dirinya.
‘Apakah ini akhir dari karirku? Belum juga bekerja sudah mendapatkan serangan belati dari mulut bosku sendiri’ gumam Eden
“Tenanglah, aku memberikan satu kali kesempatan padamu, jagalah sikapmu emm…siapa namamu tadi?" Tanya Miguel.
"Ed..." belum juga Eden menjawab, Miguel sudah menyelanya lagi.
"Ya pokoknya kau jangan mencari gara-gara denganku” pekik Miguel kemudian ia kembali lanjut bermain game.
“Maafkan saya tuan, saya tidak akan mengulanginya” ungkap Eden sambil menundukan kepalanya.
“Hmm” jawab Miguel sambil mengibaskan tangannya, mengusir Eden dan juga asistennya yang berada di dalam ruangannya.
Hanya dengan kode itu, mereka pun langsung keluar tanpa memberikan salam hormat pada bosnya. Aldous sudah hafal betul dengan sikap tuannya, jika sudah seperti itu tandanya ia tidak ingin diganggu sama sekali oleh siapa pun.
“Mohon maaf atas sikap tuan Miguel, nona Eden” ucap Aldous.
“Ti-tidak masalah” jawab Eden.
“Tuan Miguel memang sedikit angkuh, namun ia memiliki kepribadian yang sangat dermawan dan baik hati, namun itu juga sesuai dengan suasana hatinya” jelas Aldous.
‘Sisi gelap Alexander Group terletak pada sang pemilik perusahaan ternyata’ batin Eden.
Dan saat ini telah memasuki jam istirahat. Eden berjalan ke arah kantin seorang diri. Karena dari awal masuk Eden tidak memiliki seorang teman yang masuk dan berjuang bersama ke dalam perusahaan Alexander Group.
Dan saat di jalan, ia berpapasan dengan tiga orang perempuan dan empat orang laki-laki, Eden melihat sepertinya mereka seumuran dengannya. Namun Eden sangat malu untuk menyapa duluan, akhirnya ia berpura-pura tidak melihat siapa pun.
“Hey!” Panggilnya dan memegang sebelah pundak Eden.
“Ha-halo!” Eden menyapa balik.
Ternyata mereka yang menyapa Eden terlebih dahulu, syukurlah akhirnya sekarang Eden memiliki teman di kantor.
“Kau yang bernama Eden Eleanor kan? Kau yang menjadi sekretaris tuan Miguel?”
“I-iya, salam kenal” jawab Eden.
“Salam kenal juga, perkenalkan aku Arabella” ucap gadis yang berambut pendek dengan tinggi sekitar 165cm dan postur tubuhnya body goals.
“Aku Firenz, dan ini adikku Freya, kita berdua kembar” ucap kedua gadis kembar itu.
Firenz memiliki mata berwarna coklat dengan rambut sepunggung dan tingginya sekitar 167cm dan tubuhnya sedikit lebih berisi daripada Freya. Sedangkan Freya memiliki mata berwarna ash grey dengan rambut ikal sebahu, tingginya sama dengan Firenz namun tubuhnya sedikit lebih kurus.
“Aku Jackson, ini James, ini Jeno, dan Jhonny” kami juga kembar ucap Jackson.
‘Mereka bertiga sama, hanya warna mata dan bentuk wajahnya saja yang berbeda’ batin Eden.
“Salam kenal semuanya” ucap Eden sambil tersenyum.
“Kau ingin ke kantin bersama kami?” Tanya Freya.
“Bolehkah?” Eden malah bertanya balik.
“Tentu saja! Kau temani aku Eden, karena di antara mereka semua hanya aku yang tidak memiliki kembaran” jawab Arabella.
“Ahahahaha” mereka semua pun tertawa mendengar ucapan Arabella.
Dan akhirnya mereka telah sampai di kantin, karena mereka anak baru di Alexander Group jadi mereka sangat terkejut melihat kantinnya, yang menggunakan teknologi yang sangat canggih. Bagaimana tidak disebut canggih, biasanya dimana-mana yang bekerja melayani kantin merupakan manusia, akan tetapi di Alexander Group ini yang melayani mereka adalah robot.
“Wooow fantastic”
“Apakah aku sedang masuk ke dalam portal dunia robot?”
“Ini benar-benar menakjubkan”
“Bagaimana tidak disebut sebagai perusahaan top global? Ini pun baru kantinnya yang kita lihat”
“Huwaa..aku akan setiap hari makan di kantin”
“Makan gratis, dan fasilitas kantinnya pun seperti ini, bagaimana tidak disebut sebagai perusahaan bergengsi?”
Ucap mereka semua yang masih terkagum-kagum dengan kantin canggih dari Alexander Group. Mereka duduk dibangku kosong. Dan sebuah robot datang menghampirinya.
“Selamat datang, silahkan pesan melalui tools yang ada di meja”
Tiba-tiba sebuah cahaya muncul dari atas meja, sebuah hologram yang menampilkan semua menu makanan yang tersedia di kantin.
“Wooaah” ucap kedelapan bocah itu serentak.
Mereka memesan makan secukupnya, walaupun gratis bukan berarti bisa berbuat seenaknya dan semaunya kan. Karena Eden masih merasa kenyang, ia hanya mengambil sepiring sushi salmon dan segelas jus rasa sirsak. Dan mereka sharing atau saling berbagi makanan untuk mencoba menu yang berbeda tanpa harus memesan lagi.
Setelah mereka selesai makan dan menghabisinya tanpa tersisa sedikitpun, ke delapan karyawan baru ini saling mengenal satu sama lainnya, sambil menunggu makanan yang mereka makan turun ke dalam perut dan kebetulan jam istirahat juga masih panjang.
“Eden, kau tinggal dimana?” tanya Jeno.
“Aku tinggal di desa, dan saat ini aku tinggal di kos dekat dengan kantor” jawab Eden.
“Woow apakah seru di desamu? Dulu kami sering berkunjung kerumah nenek yang ada di desa, dan kami setiap hari bermain di sungai, itu sangat menyenangkan” ungkap Freya.
“Ya sangat seru, aku juga suka membantu Nenek berkebun” jawab Eden.
“Apakah di kosanmu masih ada yang kosong Eden? Sepertinya menyenangkan tinggal dan hidup mandiri di kosan” ucap Arabella.
“Hmm…nanti akan aku tanyakan dengan pemiliknya, aku akan sangat senang jika memiliki teman di kosan nanti” jawab Eden dengan sangat antusias.
“Eden, apakah kau sudah memiliki kekasih?” tanya Jhonny sejak awal selalu melirik ke arah Eden.
“Dasar buaya darat, kemarin kau berkata seperti itu juga pada Freya diawal pertemuan kita” sela Firenz dan melempar bongkahan es batu ke arah Jhonny.
“Guys sepertinya aku harus kembali, karena presdir memiliki jadwal meeting siang ini” ucap Eden berpamitan pada teman-temannya.
“Baiklah Eden, hati-hati dijalan” ucap mereka serentak.
Eden berjalan ke arah lift, namun ditengah jalan ia bertemu seorang anak kecil yang sedang menangis, dan membuat Eden menghampirinya dan bertanya-tanya dalam benaknya.
‘Anak siapa ini? Memang boleh bekerja sambim membawa anak di kantor?’ batin Eden.
“Hey adik kecil, mengapa kau menangis? Dimana ibumu?”
“Ice cleamku teljatuh hiks..hiks” jawab anak laki-laki itu.
“Ayok aku akan membelikanmu ice cream yang baru” ucap Eden.
Dan mereka pun akhirnya membeli ice cream di toko ice cream yang berada tepat bersebelahan dengan kantor. Eden menggandeng anak itu dan membawanya ke toko ice cream.
“Kau senang?” tanya Eden sambil menggandeng anak itu ketika sudah keluar dari toko ice cream.
Dan anak itu hanya menjawab dengan anggukan sambil menjilati ice creamnya.
“Dan sekarang dimana ibumu?” tanya Eden.
“Di lumah” jawab anak itu.
“Lalu kau kesini dengan siapa?” Eden bertanya lagi.
“Supil” jawab anak kecil itu.
“Ingin kuantar bertemu orang tuamu?” tanya Eden. Sebenarnya Eden bingung mau membawa anak ini kemana, karena Eden juga tidak kenal dengan orang tua dari anak tersebut.
“Hmm”
Eden membawa anak laki-laki itu masuk ke dalam lift karyawan, namun anak itu malah menarik Eden untuk masuk ke dalam lift milik presdir.
“Kita tidak boleh menggunakan lift ini” jelas Exen pada anak itu.
Namun ucapan Eden tidak ditanggapi oleh bocah laki-laki itu. Eden tidak menyadari bahwa bocah itu memencet tombol lift ke arah ruangan presdir. Dan ketika lift itu sampai, eden sangat terkejut, liftnya terbuka di lantai presdir, dan bertepatan dengan kedatangan presdir yang sedang keluar dari ruangannya.
“Daddy!” teriak bocah itu berlari ke arah Miguel.
Miguel sangat terkejut dengan kedatangan bocah itu, padahal ia sudah berpesan pada Mommynya untuk tidak mengirim anak ini ke perusahaan lagi. Karena terakhir kali bocah ini datang, ia telah membuat kacau meeting penting dengan salah satu koleganya.
“Tuan Miguel maafkan saya, anak ini tadi yang memencet tombol lift ke sini” ucap Ede.
‘Matilah kau Eden Eleanor’ batinnya.
Dan Eden hanya mendapatkan lirikan tajam dari Miguel, Kemudian Miguel menatap anak laki-laki itu.
“Sudah kubilang jangan pernah datang kemari, kau menggangguku yang sedang bekerja, dasar bocah ingusan, dan berhenti memanggilku dengan panggilan itu” ucap Miguel sambil menggendong anak itu masuk ke dalam ruangannya.
‘Ooh tuan Miguel sudah menikah, keren sekali ia menikah muda, sepertinya kalau dilihat-lihat dari wajahnya ia mungkin seumuran denganku, ya..mungkin lebih tua sedikit dariku. Tapi kasihan sekali anak itu, sepertinya tuan Miguel tidak terlalu memberikannya perhatian’ batin Eden.
Di dalam ruangan Miguel, ia menatap bocah laki-laki itu dengan tajam.
“Berhenti memanggilku Daddy, Mark Alexander” ucap Miguel.
“Aku tidak mau” jawab anak itu dengan wajah merajuk.
“Aarrgghh” teriak Miguel.
Miguel pun menelpon ibunya.
“Mom, kenapa Mark diantar ke perusahaan?”
“Maafkan Mommy sayang, tiba-tiba saja Mommy dan Daddy ada kepentingan mendadak ke luar negeri, dan kami tidak bisa membawa adik kecilmu” jawab sang mommy dari balik ponselnya.
“Mommy, aku kan juga tidak bisa. Aku sedang bekerja Mom” gerutu Miguel.
“Kau tinggal suruh Aldous untuk menjaganya” ucap sang Mommy dan langsung mematikan panggilan teleponnya.
‘Haah…begini lah nasib memiliki adik yang usianya sangat jauh, seharuanya aku menjadi anak tunggal. Jarak umurku dan Mark berjarak 30 tahun, mungkin jika orang melihat Mark denganku seperti seorang Ayah dengan anak’ gumam Miguel.
“Mark kau bermain lah dengan Aldous hari ini, Kakak akan ada meeting dua puluh menit lagi” ucap Miguel dengan sedikit pasrah menghadapi adik kecilnya.
“Aku tidak mau, aku mau ikut dengan Kakak” rengek Mark.
“Mark!” teriak Miguel.
Namun tiba-tiba pintu ruangan Miguel ada yang membuka, Miguel melihat Eden yang sedang berjalan kearahnya dan memberi hormat padanya.
“Mohon maaf tuan saya mengganggu, sebentar lagi meeting dengan perusahaan Techno Z akan dimulai” ujar Eden.
“Huaaa…Daddy jahat! Aku benci Daddy! Kakak cantik apakah kau ingin menemaniku belmain? Daddy tidak ingin belmain denganku” ucap Mark yang tiba-tiba saja menangis.
Miguel dibuat pusing oleh adiknya, tidak bisa berkata-kata, betapa sangat emosinya ia melihat kelakuan adiknya. Ia memijat-mijat kepalanya tanpa henti.
“A-aku..” ucap Eden yang bingung ingin menjawab apa.
“Mark Alexander! Sudah ku bilang jangan pernah menggunakan panggilan itu” bentak Miguel.
Dan bentakan itu sukses membuat Mark matanya berkaca-kaca menahan tangisan. Eden segera menghampiri Mark dan memeluknya.
“Tuan Miguel kau sangat keterlaluan dengan anakmu! Apa kau tega berbuat kasar pada anakmu sendiri? Akan kulaporkan kau ke dinas perlindungan anak” pekik Eden.
“Hey nona, dia bukan anakku” jawab Miguel.
“Sudah gitu kau tidak menganggapnya sebagai anakmu pula, dimana hati nuranimu tuan Miguel Alexander?” ucap Eden yang semakin kesal dengan jawaban Miguel.
“No-nona Eden maaf, tuan muda Mark adalah adik dari tuan Miguel” sela Aldous.
Doeng…🙂 ‘matilah aku, matilah aku, matilah aku, selalu mencari gara-gara dengan pemilik perusahaan tempatmu bekerja, Eden sepertinya kau harus segera mencari pekerjaan lagi dan membuat surat pengunduran diri’ gumam Eden, takdir seperti mengatakan bahwa inilah akhir dari kisah hidupnya.
Lalu Eden ingin keluar begitu saja dari ruangan Miguel, namun ditahan oleh Miguel.
“Eden Eleanor, seminggu ini kau harus menemaniku lembur, tidak ada penolakan dan tidak ada alasan!” ucap Miguel.
“Ba-baik tuan” ucap Eden lalu langsung keluar dari ruangan Miguel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments