Sekarang sudah pukul 17.00, Alexander Group pun sudah mulai sepi karena semua yang bekerja sudah kembali ke rumahnya masing masing untuk beristirahat dan mengisi energi untuk kembali bekerja esok hari. Sekarang hanya tersisa Eden dan Miguel saja yang masih bekerja, dengan sangat telaten Eden mengatur dan membuat jadwal meeting Miguel hingga bulan berikutnya.
Karena Eden merasa mengantuk, akhirnya ia pergi menuju pantry untuk membuat segelas kopi. Eden melihat ada seorang laki-laki yang berada di pantry dan sepertinya ia tidak asing, dan setelah lebih dekat lagi Eden melihat ternyata itu adalah Jeno.
“Hay Jen” sapa Eden.
“Eh hay Eden, kau belum pulang?” tanya Jeno.
“Hmm…aku menemani pria angkuh yang sedang lembur” keluh Eden.
“Haha, kau bisa saja. Tapi aku dengar-dengar memang dari dulu Sekretaris Presdir tidak ada yang pernah tahan semenjak pergantian kepemimpinan tuan Miguel” kata Jeno.
“Benarkah? Tapi memang benar sih itu fakta, namun aku pasti bisa bertahan karena aku butuh banyak uang untuk melunasi hutang keluargaku dan juga membayar pengobatan Nenekku” ucap Eden.
“Aku mengerti, ternyata kau bisa menyembunyikan semuanya dibalik senyum cantikmu ya Eden” ucap Jeno.
“Jika kau butuh sesuatu katakanlah padaku, aku akan membantumu Eden” lanjut Jeno.
“Terima kasih banyak Jen, padahal kita baru sekali bertemu tapi kau sudah bisa berkata seperti itu” ucap Eden.
“Kita kan sekarang menjadi teman” senyum Jeno.
“Kau mau secangkir kopi hangat?” tanya Jeno.
“Bolehkah aku meminta kopi dingin? Aku tidak suka kopi hangat” Kata Eden sambil sedikit tertawa.
“Baiklah nona cantik, kopi dingin untukmu segera datang” ucap Jeno.
Miguel yang awalnya ingin ke toilet, dan harus melewati pantry tidak sengaja mendengar percakapan antara Eden dan Jeno. Entahlah ia merasa ingin menjahili sekretarisnya, karena dari awal ia masuk sudah berani mengumpati dirinya. Beruntung Miguel mempunyai CCTV yang dapat membaca pikiran orang.
“Hey kau sekretaris pemalas, bisa-bisanya pekerjaanmu belum selesai tapi sudah meninggalkan mejamu dan berkencan di pantry kantor” tukas Miguel melirik tajam ke arah Eden dan Jeno.
“Ma-maafkan saya tuan Miguel” jawab Eden menunduk.
“Maaf tuan Miguel, saya dan nona Eden tidak sengaja bertemu di pantry. Dan kita sedang membuat kopi, apakah tuan Miguel juga ingin di buatkan secangkir kopi?” sela Jeno.
“Ya boleh, nanti minta tolong antarkan sekretaris pemalas itu untuk membawa kopinya keruanganku” jawab Miguel kemudian pergi.
Lima menit kemudian, Eden masuk keruangan Miguel dengan membawa secangkir kopi yang telah dibuat oleh Jeno. Eden sangat gugup karena berkali-kali dirinya telah dicap buruk oleh Miguel sang bos pemilik Alexander Group.
“Tu-tuan Miguel, ini kopi yang anda pesan” ucap Eden kemudian ia meletakan secangkir kopi itu di meja kerja Miguel.
“Apa kau sudah mencatat semua jadwalku untuk tiga bulan kedepan?” tanya Miguel sambil menyeruput secangkir kopi hangat yang dibawa oleh Eden tadi.
“Iya tuan, saya sudah mencatat semuanya” jawab Eden.
“Kau sudah menyiapkan bahan presentasi untuk meeting bersama seluruh kepala divisi?” Miguel bertanya lagi.
“Sudah tuan, saya sudah menyiapkan persiapkan bahan pembahasan untuk meeting bersama kepala divisi dan juga seluruh direktur bidang” jawab Eden.
“Baiklah” ucap Miguel.
“Lalu apakah saya sudah boleh pulang tuan Miguel?” tanya Eden.
“Kau ingin pulang mendahului bosmu nona Eden?” Miguel bertanya kembali dan mengangkat satu alisnya.
“Ti-tidak” Eden menjawab dengan ketakutan.
“Ya sudah, sana kembali ke mejamu” ucap Miguel.
‘Rasakan kau gadis bodoh, siapa suruh kau selalu menyenggol bosmu. Ah senangnya aku seperti punya mainan sekarang’ batin Miguel.
Lalu Eden keluar dari ruangan Miguel, setelah ia keluar dari ruangan itu, Eden menghentak hentak kan kakinya karena merasa kesal. Padahal ia sudah mengerjakan semua pekerjaannya untuk tiga bulan kedepan. Akan tetapi karena bosnya yang angkuh, Eden tidak bisa pulang lebih cepat. Akhirnya Eden lebih memilih untuk duduk dikursinya kembali, namun sebelum itu ia sudah membereskan barang-barangnya agar nanti bisa tinggal pulang.
‘Dasar bos gila’ Eden mengumpat.
Waktu terus berjalan dan tanpa terasa ternyata sekarang sudah pukul sepuluh malam. Tidak sengaja Eden tertidur diatas meja kerjanya, namun ada Jeno yang menemaninya. Awalnya Jeno hanya ingin melihat Eden sudah pulang atau belum, dan ternyata Eden malah sedang asyik tertidur dimeja kerjanya. Jeno menemani Eden sambil memainkan ponselnya.
“Sedang apa kalian” tanya Miguel yang tiba tiba keuar dari ruangannya dan sudah membawa tas kerjanya, pertanda bahwa ia sudah ingin pulang.
“Aku menunggu Eden yang masih tertidur Kak” jawab Jeno.
“Dasar kau buaya, semua wanita kau dekati” ledek Miguel.
“Jika wanitanya Eden tidak masalah, mungkin sebentar lagi aku akan menjadikannya sebagai kekasihku atau mungkin langsung saja menjadi istriku” ucap Jeno.
“Dasar bocah, hidupnya hanya dipenuhi dengan kebucinan” umpat Miguel.
“Ya…daripada terjebak dengan masa lalu dan menunggu hal yang tak pasti hingga 10 tahun, padahal sudah jelas bahwa wanita itu seorang ani ani yang selalu bergandeng tangan dengan pria yang berbeda setiap harinya” sindir Jeno.
“Aku akan melaporkannya pada Kakek bahwa cucu kembarnya yang bernama Jeno seorang player yang suka bergonta-ganti pasangan. Agar kau tidak diberikan bonus mingguan oleh Kakek hahaha” ucap Miguel sambil berjalan menuju lift.
"Laporkan saja, aku tidak takut denganmu Miguel Alexander" Jeno tidak merasa takut sama sekali dengan ancaman Miguel.
Si kembar Jackson, James, Jeno, dan Jhonny merupakan adik sepupu dari Miguel. Dan mereka masih satu keluarga, bahkan ke keempat kembaran itu memiliki marga yang sama dengan Miguel, yaitu Alexander. Karena Ayah dari si kembar empat J itu merupakan adik dari Ayahnya Miguel Alexander.
Namun mereka tidak ingin menyombongkan dirinya bahwa mereka juga bagian dari keluarga Alexander. Jackson, James, Jeno, dan Jhonny hanya ingin hidup menjadi orang biasa saja. Ia tidak ingin bertindak jauh seperti Miguel yang terlibat lebih dalam di dunia bisnis.
Karena Jeno tidak tega membangunkan Eden, akhirnya ia menggendong Eden dan membawanya masuk ke dalam mobil. Jeno masih ingat dengan perkataan Eden saat berbincang di kantin siang hari, bahwa kosannya bernama Garden House. Jeno pun mencarinya melalui google maps dan ia menemukan alamatnya, langsung saja Jeno menginjak pedal gasnya untuk mengantar Eden.
Hanya membutuhkan dua puluh menit untuk sampai ke kosan Eden dengan kendaraan pribadi. Sebenarnya Jeno tidak tega untuk membangunkan Eden, kalau bisa ia sudah membawanya ke mansionnya dan menginap disana, akan tetapi resiko yang diambil sangat besar, bisa-bisa yang dikatakan oleh Miguel benar, bonus jajan mingguannya akan di stop oleh sang Kakek.
“Eden” panggil Jeno.
Eden menggeliat, dan membuka matanya. Ia sangat terkejut.
“Aku dimana?” tanyanya dengan mata yang merah, khas orang bangun tidur.
“Aku mengantarmu hingga ke depan kos, maaf tadi ketika kamu tidur dimeja kerja tidak membangunkanmu karena aku sangat tidak tega melihat wajahmu yang sangat kelelahan” jelas Jeno.
“Ah..maaf, maafkan aku Jeno, dan terima kasih sudah mengantarku sampai depan kosan” ucap Eden dan langsung turun dari mobil Jeno.
Sebenarnya Eden masih setengah sadar, ia pun langsung berjalan masuk ke dalam kosannya yang sangat sederhana. Setelah memastikan Eden hingga masuk kedalam kosannya, Jeno pun segera melanjutkan perjalanannya untuk pulang ke rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments