Part 4

 

Banyak siswa yang mulai mencari tahu tentang geng mereka. Setelah mendengar penjelasan panjang lebar dari Reihan, mereka mulai tertarik. Bahkan, ada dari mereka yang sudah bertekad untuk bergabung dengan geng tersebut.

 

Sementara Adrian yang mendengar tentang hal itu mulai naik darah. Dia tidak menyangka kalau juniornya akan menentangnya. "Kamu yakin kalau anak-anak kelas sepuluh dan sebelas akan bergabung dengan Reihan?" tanya Adrian pada salah seorang temannya.

"Sepertinya memang begitu, tapi yang aku dengar dari desas desus, kalau ingin bergabung dengan mereka harus memenuhi syarat."

"Syarat? syarat apa?"

"Kalau untuk itu, aku belum terlalu yakin, tapi kalau syarat yang diajukan Reihan memberatkan mereka, pasti banyak yang akan mundur dan itu pasti akan menguntungkan buat kita," jelas salah satu temannya.

"Reihan, dia memang suka cari gara-gara," ucap Adrian dengan wajah memerah.

Di dalam kelas, Reihan dan Raka sedang berdiskusi tentang masalah perekrutan anggota baru. Karena Ibu Erna sedang sakit, maka mereka harus belajar sendiri. Dan itu dijadikan peluang untuk mereka berdiskusi.

"Apa kamu yakin dengan syarat sebanyak itu bisa membuat mereka tetap memilih jadi anggota geng?" tanya Raka penasaran.

"Kita lihat saja nanti. Intinya, kita tidak bisa merekrut sembarang orang," ucapnya dengan santai.

Sementara mereka asyik berdiskusi, ada seseorang yang sedari tadi melirik ke arah mereka. Dengan senyum, dia terus mamandang sosok Reihan seolah dia kagum dan takjub dengan pesona pemuda itu.

"Sudah puas belum lihatnya?" Tiba-tiba Imelda muncul di depannya.

"Kamu kenapa, sih? Mengganggu orang saja," ucap Riana sambil memalingkan wajahnya ke tempat lain.

"Kamu itu, kan aku sudah bilang, lebih baik kamu katakan saja. Siapa tahu dengan melihat kamu yang begitu tergila-gila padanya, bisa membuat hatinya tersentuh dan mungkin saja dia akan menerima cintamu."

Mendengar perkataan sahabatnya itu, Riana hanya terdiam sambil meletakkan kepalanya di atas meja, entah apa yang sedang dipikirkannya.

*****

Akhirnya, hari yang ditunggu telah tiba. Mereka kembali berkumpul di halaman belakang sekolah. Namun kali ini, mereka yang datang lebih sedikit daripada pertemuan sebelumnya. Mereka yang hadir tidak sampai tiga puluh orang, tepatnya hanya dua puluh empat orang.

"Jadi, hanya kalian saja yang datang?" tanya Raka.

"Iya, Kak. Hanya kami saja yang datang," jawab salah satu siswa kelas sepuluh.

"Baiklah, aku akui semangat kalian," ucap Raka.

Reihan kemudian maju dan berdiri di depan mereka. "Kalian pasti sudah tahu tentang syarat yang sudah aku berikan. Apa kalian ada yang keberatan?" tanya Reihan.

"Tidak!!" jawab mereka serempak.

"Sebelumnya, untuk kalian yang sudah hadir aku ucapkan selamat karena mulai hari ini, kita semua yang ada di sini akan menjadi saudara dalam satu ikatan persahabatan." Mendengar itu mereka langsung bertepuk tangan kegirangan.

"Sebenarnya, syarat yang aku utarakan kemarin sudah cukup untuk bisa melihat kesungguhan kalian. Dan aku harap, apa yang sudah aku katakan kemarin akan menjadi pedoman untuk geng kita dan jika ada yang melanggar akan dikenakan sanksi atau akan dikeluarkan dari geng, paham!!"

"Paham!!" jawab mereka serempak.

"Baiklah, sekarang kita bersahabat," ucap Reihan sambil mengulurkan tangannya ke depan dan disambut teman-temannya dengan penuh kegembiraan.

Syarat yang diajukan Reihan waktu itu ternyata sudah cukup untuk bisa melihat kesungguhan anggota baru dan ternyata hanya sedikit saja yang bersungguh-sungguh.

 "Maaf, aku ingin bertanya." Tiba-tiba salah satu anak mengangkat tangan.

"Tanya apa?"

"Karena berhubung tidak termasuk dalam syarat yang disebutkan kemarin, jadi apa boleh kami punya pacar?" tanya anak itu dengan polosnya.

Sejenak, mereka saling memandang dan bingung mau jawab apa. Secara, mereka saja belum ada yang mempunyai pacar.

"Kalau itu tidak mengganggu kalian, silahkan saja. Asal jangan mengorbankan geng demi pacar," jawab Reihan mantap.

Mendengar jawaban Reihan, mereka langsung tersenyum, tapi tidak dengan keempat orang sahabatnya itu.

"Sialan itu anak, tanya-tanya soal pacar segala," gerutu Raka.

"Kita saja belum punya pacar, eh, dia anteng-anteng saja tanya-tanya soal pacar, dasar kampret," ucap Ian tak kalah jengkelnya.

"Rei, apa kamu tidak keberatan kalau ada anggota yang sudah punya pacar?" tanya Raka.

"Memangnya kenapa? Itukan hak mereka. Apa aku harus larang juga? Lalu, kalian sendiri mau sampai kapan terus menjomlo?"

"Kenapa tanya ke kita? Terus kamu sendiri, kenapa masih jomlo?" tanya Raka balik.

"Karena belum ada cewek yang aku suka," jawab Reihan singkat.

"Jadi, apa boleh kita punya pacar?" tanya Ian.

"Memangnya, aku melarang kalian untuk punya pacar, tidak kan?"

Mendengar ucapan Reihan, mereka berempat berasa mendapatkan angin segar.

"Sepertinya, Riana suka sama kamu, tapi kenapa kamu cuek dia terus?" tanya Rifal pada Reihan.

"Karena aku tidak menyukainya, itu saja."

"Kamu itu bagaimana, sih. Riana itu sangat cantik, dia itu primadona di sekolah kita, masa kamu sama sekali tidak tertarik sama dia?" tanya Raka bingung.

"Ya, aku tidak tahu. Kalau menurutmu dia itu cantik, kenapa bukan kamu saja yang dekati dia?"

"Nah, jangan-jangan kamu suka sama dia, iya?" goda Rendi sambil menunjuk ke arah Raka.

"Apaan, sih. Terus kalian sendiri, bagaimana?"

"Bagaimana, apanya?" tanya Rifal.

"Ah, bodoh amat," jawabnya uring-uringan hingga membuat mereka semua tertawa.

Setelah pertemuan itu, maka lahirlah sebuah geng yang diberi nama Geng Smantilaz yang diambil dari singkatan nama sekolah mereka, yaitu SMA 13.

Akhirnya terbentuklah geng baru di sekolah itu. Dan Reihan telah berhasil mencetak generasi awal yang nantinya akan berkembang dan akan terus diingat seluruh anggotanya.

Dengan terbentuknya geng Smantilaz yang berjumlah sekitar dua puluh sembilan orang, setidaknya sudah membuat pukulan tersendiri bagi Adrian. Dia merasa tersaingi. Dan itu membuat dia semakin benci pada Reihan dan teman-temannya.

"Mulai hari ini, kita akan berlari di lapangan sekolah setiap jam istirahat. Minimal akan kita lakukan dua kali dalam seminggu, apa ada yang keberatan?" tanya Ian lantang ketika semua anggota sudah berkumpul.

"Tidak!!" jawab mereka kompak.

"Baiklah, kalau begitu. Sebentar jam istirahat kita akan mulai berlari, siap!!"

"Siap!!"

Dan benar saja, begitu jam istirahat berbunyi, tanpa komando mereka langsung masuk ke lapangan. Sebelum berlari, mereka membuka baju seragam dan mengganti dengan baju kaos singlet berwarna hitam. Mereka terlihat sangat kompak.

Melihat cowok-cowok itu berlari di lapangan membuat cewek-cewek menatap mereka dengan takjub. Sementara itu, Adrian memandang mereka dengan senyum sinis.

"Riana, tuh lihat pacar khayalan kamu sama teman-temannya sedang lari di lapangan," ucap Imelda sambil terus memperhatikan cowok-cowok itu.

Riana hanya terpaku memandangi Reihan dengan senyum yang begitu manis tanpa mempedulikan perkataan sahabatnya itu.

"Wah, mereka sangat tampan," puji cewek lainnya.

Bagaimana mungkin cewek-cewek itu tidak terpesona melihat segerombolan cowok-cowok tampan dengan tubuh kekar bermandikan keringat yang membuat mereka terlihat sangat seksi.

Sementara cowok-cowok itu tidak menyadari, kalau mereka menjadi tontonan seisi sekolah. Mereka menjadi pusat perhatian hingga selesai lima kali putaran.

Dengan nafas yang masih ngos-ngosan, mereka duduk di atas rumput liar di samping lapangan sambil beristirahat. Sejurus, mereka terkejut ketika melihat semua orang melihat ke arah mereka, barulah mereka tersadar kalau mereka sudah menjadi pusat perhatian sedari tadi.

"Oke, mumpung jam istirahat belum selesai, ayo kita ke kantin. Hari ini, aku yang akan mentraktir kalian," ucap Reihan pada teman-temannya yang disambut dengan senyum sumringah.

Terpopuler

Comments

senja

senja

apa gak akan ada masalah kl punya pacar? kl digangguin Kaka kelas gimana? tp sepertinya gak sejauh itu ya, wkwk, terlalu berat kl gitu

2020-05-08

1

Afifah Fifah

Afifah Fifah

mau dong jd satu2 cewek di geng mereka

2020-04-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!