Seperti biasa, masa-masa ospek yang katanya begitu menakutkan, kini dialami Reihan, tapi itu tidak membuatnya merasa takut sedikitpun, bahkan kakak-kakak kelas mengakui keberaniannya.
Awalnya, semua berjalan lancar hingga tiba hari terakhir, kejadian itupun terjadi. "Mana uang kamu, sini!!" ucap Adrian pada salah satu siswa baru.
"Maaf, Kak. Uang ini untuk ongkos saya pulang nanti," jawab siswa itu ketakutan.
Tanpa berpikir, Adrian langsung mendekati siswa itu dan mengambil uang yang ada di sakunya. Karena siswa itu melawan, Adrian lalu mendorongnya hingga dia pun terjatuh ke tanah.
"Dari kemarin aku sudah bilang kalau hari ini, kalian harus menyetor uang padaku. Anggap saja uang ini untuk biaya keamanan kalian," ucap Adrian pada anak-anak itu.
Akhirnya, beberapa siswa yang memang sengaja dikumpulkan, mau tidak mau harus menyerahkan uang mereka. Dan mereka tidak ada yang berani melapor ke guru.
Itu bukanlah hal yang baru bagi Adrian. Dia memang sering memalak siswa baru. Itu bukan karena dia tidak mampu, tapi itu sudah kebiasaannya dan susah baginya untuk menghilangkan kebiasaannya itu.
Hingga suatu hari, Reihan dan Raka juga dikumpulkan bersama siswa lain di halaman belakang sekolah. Seperti biasa, Adrian mulai memalak mereka tanpa ampun dan uang mereka pun diambil. Awalnya, Reihan tidak peduli, tapi ketika Adrian berdiri di depannya dan mulai meminta uangnya, dia pun menolak. "Mana uang kamu?" tanya Adrian sambil menadahkan tangannya.
Reihan tidak menjawab. Bahkan, dia terlihat acuh. Selama ini, dia hanya diam melihat teman-temannya dipalak, tapi kali ini rasanya tidak mungkin dia biarkan begitu saja.
"Apa kamu tuli? Mana uang kamu, cepat kasih sini!!" ucap Adrian sambil mendekatinya. Dengan sigap, Reihan berusaha untuk menghindar. Bahkan, tubuhnya tidak bisa disentuh oleh Adrian. Karena Adrian yang terus memaksa, akhirnya dengan satu kali bantingan saja Adrian pun terkapar di tanah.
Melihat Adrian diperlakukan seperti itu, teman-temannya tidak tinggal diam. Mereka mendekati Reihan dan mencoba mengeroyoknya. Namun di sisi Reihan, sudah berdiri Raka dan tiga cowok lainnya.
Maka terjadilah perkelahian yang tidak bisa dihindarkan. Rasanya tidak sebanding kakak kelas yang hampir sepuluh orang melawan lima orang. Walau begitu, Adrian dan teman-temannya bisa dengan mudah dikalahkan.
Melihat perkelahian itu, akhirnya salah seorang siswa segera melapor ke ruang guru dan mereka pun dilerai oleh Pak Budi dan guru lainnya. "Kenapa kalian berkelahi, hah?" tanya Pak Budi dengan suara lantangnya.
"Coba lihat wajah kalian sampai babak belur seperti ini. Apa kalian mau menjadi preman?" tanyanya lagi.
"Kenapa belum ada yang mau bicara? Hei kamu, kamu tahu masalahnya, kan? Bukannya tadi kamu yang datang melapor ke ruang guru?" tanya Pak Budi pada siswa yang tadi melapor.
Dengan perasaan takut dia mencoba untuk menjelaskan. "Iya, Pak. Tadi kami dikumpulkan di belakang sekolah, lalu kami dipalak oleh Adrian. Karena Reihan tidak mau kasih uangnya, makanya Adrian memaksa mengambil dari dalam sakunya, tapi Adrian langsung dibanting oleh Reihan ke tanah. Makanya mereka marah dan akhirnya berkelahi," jelasnya sambil menunjuk Adrian dan komplotannya.
"Apa itu benar, Adrian?" Yang ditanya hanya diam dan menundukkan kepalanya.
"Jawab!! Apa itu benar?" tanya Pak Budi yang membuat seisi ruang guru menjadi kaget.
Adrian tidak menyahut. Hanya anggukan kepala yang menandakan kalau itu memang benar adanya.
"Ternyata kamu itu tidak pernah berubah. Dan kamu anak baru, ternyata kamu hebat juga bisa menjatuhkan kakak kelasmu. Kamu boleh juga," ucap Pak Budi sambil memandang ke arah Reihan.
"Adrian dan kalian tetap tinggal di sini, yang lain sekarang boleh bubar," ucap Pak Budi sambil menahan Adrian dan komplotannya.
"Kamu tidak apa-apa, kan?" tanya Raka pada Reihan ketika mereka keluar dari ruang guru.
"Tidak apa-apa," jawab Adrian kalem.
Seketika, teman-temannya datang dan berterima kasih pada mereka. Bahkan, dengan senangnya mereka bersorak sorai seakan menyambut panglima perang yang baru pulang dari arena pertempuran.
Reihan dan Raka kemudian bertemu dengan tiga cowok yang tadi membantu mereka. Andai mereka bertiga tidak ada, mungkin saja mereka berdua akan kewalahan manghadapi Adrian dan teman-temannya.
"Terima kasih atas bantuan kalian. Kalau tidak ada kalian, mungkin kami sudah dihajar habis-habisan oleh Adrian dan teman-temannya," ucap Reihan pada tiga cowok tadi sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Tidak masalah, orang seperti itu memang harus dilawan, kalau tidak kita akan terus ditindas," jawab salah satu cowok yang tidak lain adalah Ian.
"Aku Reihan dan ini Raka," ucap Reihan sambil memperkenalkan diri.
"Aku Ian, ini Rifal dan Rendi," ucapnya sambil memperkenalkan diri dan kedua temannya itu.
Sejak saat itu, mereka mulai bersahabat. Tak di sangka, mereka mempunyai hobby yang sama yaitu basket. Pantas saja tubuh mereka seolah telah terlatih, hingga dengan mudah bisa mengalahkan lawan-lawannya.
Tak hanya itu, Reihan ternyata dari kecil sudah belajar taekwondo. Jadi, dengan mudahnya dia bisa menghindar dan membanting Adrian hanya dengan satu kali gerakan.
Sejak saat itu, mereka jadi perbincangan cewek-cewek di sekolah. Walau mereka digila-gilai para cewek, tapi tidak membuat mereka menjadi cowok-cowok yang suka mempermainkan wanita. Bahkan, mereka sangat benci pada laki-laki yang suka menyakiti wanita.
Reihan sebenarnya sosok cowok yang pendiam. Dia tidak terlalu banyak bicara, tapi lebih menunjukan dengan sikap. Kalau memang dia tidak suka, maka dia akan meninggalkan tanpa harus mengatakan apapun. Sebaliknya, jika dia sudah menyayangi seseorang maka dengan sekuat tenaga dia akan melindunginya.
Selama ini, tidak ada yang bisa meraih hati seorang Reihan. Bahkan, oleh gadis tercantik di sekolah ini pun tidak mampu membuat hatinya bergetar.
Dia tidak suka dengan gadis yang terlalu terobsesi dengan dirinya, karena itu sangat mengganggunya. Sama seperti yang sering dilakukan Riana yang membuat dia merasa tidak nyaman.
Riana, gadis cantik yang jadi rebutan di sekolah. Bukan hanya di sekolahnya saja, tapi dia sudah terkenal sampai di sekolah lain karena kecantikannya. Dia adalah salah satu pendukung utama jika tim basket dari sekolahnya sedang berlaga, entah di sekolahnya atau di sekolah lain.
Karena itu, wajahnya sudah tidak asing lagi bagi tim basket dari sekolah lainnya karena terlalu seringnya dia hadir di setiap pertandingan basket antar sekolah.
Bahkan, tidak sedikit pemain basket dari sekolah lain yang pernah menyatakan cinta padanya, tapi tentu saja dia menolak karena cintanya sudah terlalu besar buat seseorang yaitu Reihan.
"Riana ... Riana ... Kamu sudah ditolak kenapa masih saja kekeh sama si Reihan, kayak tidak ada cowok lain saja," ucap salah satu temannya.
"Aku tidak peduli. Selama Reihan belum menemukan gadis yang dia suka, aku akan terus berusaha membuat dia suka padaku, lihat saja nanti," ucapnya dengan penuh keyakinan.
"Kamu itu sangat keras kepala. Kalau aku jadi Reihan, aku tidak akan menyia-nyiakan cintamu itu. Reihan itu bodoh apa, tidak bisa melihat kalau kamu itu sangat mencintai dia."
Mendengar orang yang disukainya dikatakan bodoh membuat gadis itu menjadi kesal. "Jangan bilang Reihanku bodoh, aku tidak suka," ucapnya dengan wajah cemberut.
"Maaf, maaf," ucap temannya itu dengan wajah menyesal.
Riana sebenarnya gadis yang baik. Walaupun Adrian adalah sepupunya yang notabene mempunyai reputasi yang buruk di sekolah, tapi tidak dengan Riana karena dia adalah gadis yang tidak hanya cantik, tapi juga gadis yang periang.
Tak hanya itu, Riana juga ternyata gadis yang pintar. Dia cukup berprestasi di dalam kelas. Maka, pantaslah kalau teman-temannya sangat mengsuport kalau dia berpacaran dengan Reihan. Secara, mereka berdua bagaikan raja dan ratu dari kelas mereka dan teman-teman sekelasnya pasti akan bangga jika hal itu benar-benar terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
Tidak semua cowok suka dikejar kejar sama cewek,di tempelin kayak perangko,yang ada mereka itu risih gak nyaman dengan cewek kayak gitu..
2022-08-17
0
senja
akankah Riana jadi jahat?
2020-05-08
2
Afifah Fifah
jd ingat masa sekolah dulu
2020-04-23
4